Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alfina Damayanti

NIM : A1R19002
Prodi : D3 Keperawatan/Semester 5
Matkul : Keperawatan Keluarga

1. Teori Florence Nightingale.

Teori keperawatan Florence Nightingale dikenal juga dengan keperawatanmodern


(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Menurut Nightingale
keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan danperbaikan kondisi lingkungan.  

 Aplikasinya di keperawatan keluarga

a) Pengkajian Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada :


 Lingkungan Fisik
pengkajian keperawatan keluarga mengenai data lingkungan yang berhubungan dengan
karakteristik rumah. Di dalamnya dilakukan pengkajian mengenai gambaran tipe tempat
tinggal rumah, gambaran kondisi rumah, dapur, kamar mandi, mengkaji pengaturan
tempat tidur, mengkaji keadaan umum kebersihan sanitasi rumah.

 Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)


F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Pengkajian yang biasanya dilakukan
kepada pasien di lingkungan psikologi adalah pengkajian mengenai pola komunikasi
dalam keluarga seperti bagaimana kualitas dan frekuensi yang terjadi dalam keluarga,
bagaimana pesan emosional dapat tersampaikan dalam keluarga serta bagaimana koping
setiap individu dalam keluarga tersebut.
 Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat dapat melakukan pengkajian
berupa seperti  bagaimana struktur peran dalam keluarga, bagamana berjalannya fungsi
keluarga sosialisasi serta bagaimana hubngan atau cara keluarga beradaptasi dengan
lingkungan sosial.
b) Implementasi
implementasi dilakukan sebagain upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan
yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi
kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
c) Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.dilakuakan
evaluasi apakah dengan perubahan lingkungan tersebut individu menjadi lebih baik.

2. Teori Sister Calista Roy

Model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan


kesehatannya dengan cara perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang
maladaptive. Calista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi
yang memiliki beberapa pandangan dan keyakinan serta nilai yang dimilikinya.

 Aplikasinya di keperawatan keluarga

a) Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian
tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang
perilaku klien sebagai suatu system adaptif  berhubungan dengan masing-masing mode
adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu
pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap
masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien
tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat.
Jika ditemukan ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian
tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal,
kontekstual dan residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan,
obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi
social; mekanisme koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik
b) Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :
 Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan
dengan 4 mode adaptif .dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa pada kasus
Tn. Smith adalah “hypoxia”.
 Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang
tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode
diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan
oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.
 Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan
stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani mengalami
nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini,
diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan
fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas”
c) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah
ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga
ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara
keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan
adaptasi meningkat. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang
optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus
dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan
jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal,
kontekstual dan residual.
d) Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi
fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping
seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi
meningkat.
e)  Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan
perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

3. Teori Betty New Men


a) Pengkajian

Yang perlu dikaji pada keluarga adalah :

 Care atau inti


 Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
2) Pendidikan keluarga. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan
terkait dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan upah minimum  regional, dibawah atau diatas
sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah
terjangkau komunitas atau tidak.
b) Diagnosis keperawatan keluarga

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor yang


ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :

 P ( problem atau masalah )


 E ( etilogi atau penyebab)
 S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
c) Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit melalui pemeriksaan
tekanan darah
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi
yang berisiko
5) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan apabila menjadi penyebab stressor
6) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
d) Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya :
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan
3) Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4) Sebagai advokat yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
keluarga.
e) Evaluasi dan penilaian
1) Menilai respons verbal dan nonverbal keluarga setelah dilakukan intervensi
2) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
4. Teori Dorthea Orem
 Asuhan Keperawatan Keluarga menurut Dorthea Orem
a) Pengkajian / Riwayat keperawatan Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem
diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan,
berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga. Menurut
Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang
meliputi : Universal self care Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia,
proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus
kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang
bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga,
standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social.
 Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan
akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu
kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan,
mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas,
lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan
perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam
keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan perubahan informasi dan
sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan
kepercayaan dan pola
 Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti:
kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara permanen maupun temporer,
sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang lain. Kebutuhan ini meliputi :
1. Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.
2. Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan dalam
keluarga.
3. Menyadari dampak dari patologi penyakit
4. Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif
5. Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya dan mengatasi
hal tersebut.
6. Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek
pengobatan, dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan.
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yang telah
diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand pada individu
anggota keluarga dan pada struktur dan fungsi keluarga.
Contoh : komunikasi antara suami istri, komunikasi pada anak, perilaku interpersonal
anggota keluarga.
c) Perencanaan Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan :
1. Membina dan menjaga hubungan perawat – keluarga (individu, keluarga dan
kelompok) sampai keluarga pulang.
2. Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat.
3. Berespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan kontrak dan
asistennya.
4. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung pada keluarga
5. Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari- hari kien, perawatan
kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan yang di butuhkan atau
yang sedang diterima.
d) Implementasi
Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan
saling melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan kata lain perawat bertindak dalam
berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan keluarga. Dalam implementasi rencana
keperawatan, perawat dan keluarga bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu
mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga.
e) Evaluasi Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia
mengemukakan bahwa keluarga membutuhkan kemandirian dalam hal mengatai masalah
kesehatannya. Oleh karena itu evaluasi difokuskan pada tingkat :
1. Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care-nya.
2. Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan sampai sejauh mana
perkembangan kemandirian keluarga
3. Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika keluarga tidak
mampu.
Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan
dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi / keterlibatan keluarga dan keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai