4. Level 4, seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari
pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar
belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi:
dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem
keluarga dengan lingkungan luar.
Proses pengumpulan informasi yang dilakukan terus menerus dan untuk dapat
mengartikan data/informasi yang diperoleh dan digunakan kemampuan profesional.
Sumber-sumber data yang diperlukan berasal dari: pengkajian keluarga; observasi
rumah dan lingkungannya; pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga; data
sekunder:hasil lab/X-ray. Ada dua tahap dalam pengkajian, yaitu:
1. Pengkajian tahap I
a. Data umum
ii. Alamat
v. Suku
vi. Agama
c. Lingkungan
i. Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
i. Fungsi afektif
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
2. Pengkajian tahap II
a. Mengenal masalah
i. Pengertian
ii. Penyebab
b. Mengambil keputusan
i. Akibat
d. Modifikasi lingkungan
i. Lingkungan fisik
Pengertian lain dari diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan
sesuai dengan kewenangan perawat.
Pendapat lain tentang definisi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari
individuatau kelompok, dan perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi serta
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan (Gordon, 1976
dalam Capenito, 2000).
Gordon (1976) dalam Capenito (2000) menyatakan bahwa definisi diagnosis keperawatan
adalah masalah kesehatan aktual dan potensial. Berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat mampu serta mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan berdasarkan standar praktik keperawatan dan etik keperawatan
yang berlaku di Indonesia.
Diagnosis keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi
tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis
digunakan dalam proses pemecahan masalah, karena melalui identifikasi masalah dapat
digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan.
Di samping itu, dengan menentukan atau menginvestigasi etiologi masalah, maka akan
dijumpai faktor yang menjadi kendala atau penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda
dan gejala akan dapat digunakan untuk memperkuat masalah yang ada.
Bp. X memiliki anak yang mengalami diare sejak semalam yaitu An. F berumur 6 tahun.
Berak cair sudah 5 kali dan muntah 2 kali, badan lemah. Diagnosis keperawatan yang
dapat dirumuskan pada keluarga Bp. X ini adalah gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit pada An. F keluarga Bp. X.
Diagnosis keperawatan keluarga tersebut merupakan tipe aktual, karena sudah terdapat
tanda dan gejala bahwa An. F sudah terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Diagnosis keperawatan keluarga tipe aktual yang dapat dirumuskan dari kasus di atas
sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola napas.
3. Gangguan pola tidur.
4. Disfungsi proses keluarga.
5. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
Kategori diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga
sudah baik dan mengarah pada kemajuan. Meskipun masih ditemukan data yang
maladaptif, tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk memperbaiki
kondisinya, maka diagnosis keperawatan promosi kesehatan ini sudah bisa diangkat.
Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiagaan
meningkatkan”…… (Nanda, 2010).
Tipe diagnosis keperawatan keluarga promosi kesehatan yang dapat dirumuskan dari
kasus di atas adalah kesiagaan meningkatkan:
1. Nutrisi
2. Komunikasi
3. Pembuatan keputusan
4. Pengetahuan
5. Religiusitas
Resiko kekurangan volume cairan, Resiko terjadinya infeksi, Resiko intoleran aktivitas,
Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua, Resiko distres spiritual.
Penulisan diagnosis keperawatan perlu ditambahkan inisial anggota keluarga yang sakit
dan kepala keluarga. Tujuannya untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan
karena tepat sasaran.