Anda di halaman 1dari 68

KonseP

Asuhan keperawatan keluargA

Prodi Keperawatan
Profesi Ners STIKES Abdi Nusantara
Isnaeni, M.Kes. 2020
Keperawatan keluarga
• Proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam
lingkup praktik keperawatan
• Pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai
fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
• Merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang
tersedia di keluarga dan sumber- sumber dari profesi lain, termasuk pemberi
pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010).
Tujuan

• Tujuan Umum
• Kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

• Tujuan Khusus, keluarga mampu ;


• Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
• Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga.
• Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan
• Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
• Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
CONTOH (pernyataan /
KEMAMPUAN KELUARGA
jawaban keluarga)
Mengenal masalah kesehatan  Persepsi, pengertian, tanda-gejala, penyebab
(MENGENAL)
Mengambil keputusan secara tepat Akibat, komplikasi, dampak, sifat dan luasnya
(MEMUTUSKAN) masalah, info yg salah, alternatif tindakan, ungkapan
yg akan dilakukan
Memberi perawatan pada anggota Pemenuhan kebutuhan sehari-hari, diet, keadaan,
keluarga yang sakit perkembangan / pencegahan kegawatan/ keparahan,
(MERAWAT) sumber-sumber yang ada/ diperlukan, penularan, cara
pemberian obat
Memodifikasi lingkungan yang kondusif Mengatur lingkungan fisik dan psikologis utk mampu
(MODIFIKASI LINGKUNGAN) mempertahankan kesehatan dan memelihara
pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota
keluarga, hygiene sanitasi, pencegahan injuri
 Memanfaatkan fasilitas pelayanan  Memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas
kesehatan pelayanan kesehatan lain. Keberadaanya, pengalaman,
keterjangkauan, hambatan
Sasaran Keperawatan Keluarga (Depkes)
1. Keluarga sehat
Memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Keluarga risiko dan rawan kesehatan


Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga
dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan

3. Keluarga yg memerlukan tindak lanjut


Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
TINGKAT PRAKTIK
KEPERAWATAN KELUARGA

Tingkat pertama
• Keluarga sebagai konteks
• Asuhan keperawatan berfokus pada individu
• Keluarga sebagai latar belakang
• Keluarga dikonseptualisasikan sebagai lapangan
• Sumber utama ; dukungan keluarga
• Contoh masalah : Pemenuhan nutrisi kurang pada keluarga
Tn K khususnya An. L
Tingkat ke dua
• Keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah
anggota keluarga secara individu

• Masing-masing klien yang dilihat sebagai unit yang


terpisah dari unit yang berinteraksi

• Contoh masalh : Risiko bersihan jalan nafas pada


keluarga Tn. X terutama An Y dan An Z
Tingkat ke tiga
• Sub sistem keluarga sebagai klien
• Fokus pengkajian pada sub sistem keluarga
• Keluarga inti, keluarga besar, dan sub sistem lain
sebagaiunit analisis dan asuhan
• Contoh hubungan orang tua – anak, interaksi
perkawinan, perhatian
• Contoh masalah : Pola komunikasi tidak efektif pada
keluarga Tn P terutama An Q dengan An R behubungan
dengan sibling
Tingkat ke empat
• Keluarga sebagai klien
• Keluarga sebagai fokus pengkajian dan asuhan
• Keluarga sebagai bagan depan
• Anggota keluarga secara individu sebagai latar belakang /
konteks
• Menggunakan sistem pengkajian dan asuhan lebih lanjut
• Contoh masalah : Koping keluarga tidak efektif
A B A B

K C
K D
C D

A B A B

K D C
K D
C
Asuhan Keperawatan Keluarga
• Pengkajian
• Diagnosa Keperawatan
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Evaluasi
PENGKAJIAN
• Tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data
tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah
kesehatan (Yura dan Walsh, 1998)
• Suatu tindakan peninjauan situasi manusia untuk memperoleh data tentang
klien dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien,
penetapan kekuatan, dan kebutuhan promosi kesehatan klien.
• Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan data. Pengumpulan
data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan, dan kesehatan klien
• Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Tujuan pengkajian
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien;
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien;
3. Menilai keadaan kesehatan klien;
4. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya.
Karakteristik data
• Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah secara
adekuat. Misalnya, klien tidak mau melaksanakan diet DM, kaji secara
mendalam mengapa klien tidak mau (alasan-alasan yang diungkapkan menjadi
data pelengkap).
• Akurat
Data akurat untuk menghindari kesalahan, mengklarifikasi data yang ditemukan
melalui keluhan klien adalah benar, divalidasi sekiranya meragukan, tidak boleh
langsung membuat kesimpulan tentang suatu, dokumentasikan apa adanya
sesuai data yang ditemukan pada saat pengkajian.
• Relevan
Relevan dengan kondisi klien dan keluarga, perlu memahami penyakit yang
diderita klien
Sumber Data
• Data primer
• Langsung Klien dan keluarga
• Data sekunder
• Dari orang terdekat dari klien (keluarga), seperti orang tua, petugas
kesehatan, atau pihak lain yang mengerti kondisi klien selama sakit
• Sumber data secara umum :
a. Klien dan keluarga.
b. Orang terdekat.
c. Catatan klien.
d. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan).
e. Konsultasi.
f. Hasil pemeriksaan diagnostik.
g. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
h. Perawat lain.
i. Kepustakaan.
Metode pengumpulan data
• Wawancara
• auto anamnese, yaitu wawancara dengan klien dan keluarga secara langsung;
• allo anamnese adalah wawancara dengan keluarga atau orang terdekat
dengan klien dan keluarga.
• Observasi
• Konsultasi, dengan tenaga ahli / spesialis
• Pemeriksaan fisik, head to toe, dg inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
• Pemeriksaan penunjang; hasil lab, Rontgen,
Komponen pengkajian
Friedman (2003), komponen pengkajian keluarga terdiri atas :
1. Pengenalan keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Lingkungan
4. Struktur keluarga (struktur peran, nilai, komunikasi, kekuatan)
5. Fungsi keluarga (fungsi afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan,
ekonomi, reproduksi)
 Fungsi perawatan kesehatan ; 5 tugas kesehatan keluarga
6. Koping keluarga
Fungsi Perawatan Kesehatan,
Ada 5 tugas kesehatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG
KESEHATAN (Freeman, ’81)
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang
sakit dan tidak dapat membantu dirinya karena cacat atau
karena usianya masih terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan yang menunjukan pemanfaatan dengan
baik fasilitas kesehatan yang ada
KOMPONEN
KEMAMPUAN KELUARGA
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan secara tepat
3. Memberikan perawatan terhadap anggota yang mempunyai
masalah kesehatan
4. Memodifikasi lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
5. Pemanfaatan sumber yang ada / fasilitas kesehatan
KOMPONEN
KEMAMPUAN KELUARGA
1. Mengenal
2. Memutuskan
3. Merawat
4. Memodifikasi lingkungan
5. Pemanfaatan fasilitas kes fassos
Mengenal masalah kesehatan
• Pemahaman rasional masalah kesehatan
• Pengetahuan tentang tanda dan gejala
• Pengetahuan tentang penyebab / faktor risiko

Mengambil keputusan secara tepat


 Pengetahuan tentang akibat / dampak masalah
 Pengetahuan tentang alternatif tindakan
 Pemahaman tentang untung-rugi setiap alternatif
 Ungkapan tindakan yang akan dilakukan
Memberikan perawatan
• Cara memenuhi kebutuhan sehari-hari
• Cara memberikan obat
• Cara mencegah penularan
• Cara mencegah keparahan

Modifikasi lingkungan
 Penataan lingkungan pemukiman (fisik, psikologis, sosial)
 Pentingnya modifikasi lingkungan dgn kesehatan

Memanfaatkan sumber yang ada


 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Pemanfaatan fasilitas sosial
 Hambatan dalam rangka pemanfaatan sarana
G. Fungsi perawatan kesehatan
• Kemampuan mengenal masalah kesehatan (pengertian,
tanda, gejala, penyebab, persepsi terhadap masalah)
• Kemampuan mengambil keputusan secara tepat (sifat
dan luasnya masalah, yang dirasa, pasrah, dampak/
akibat, sikap negatif, kurang percaya, info yang salah,
alternatif tindakan, ungakapan yang akan dilakukan)
• Kemampuan merawat anggota yang sakit (pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, keadaan, perkembangan /
pencegahan kegawatan/ keparahan, sumber-sumber
yang ada/ diperlukan, penularan, cara pemberian obat)
• Kemampuan memodifikasi lingkungan (sumber yang ada,
untung-rugi hygiene sanitasi, upaya pencegahan injuri,
penataan lingk., pembagian tugas/kekompakan)
• Kemampuan pemanfaatan sumber daya / fasilitas
kesehatan (keberadaan fasilitas kesehatan, untung-rugi,
kepercayaan/ pengalaman terhadap petugas, terjangkau,
pemanfaatan fassos, hambatan pemanfaatan)
Analisa data
• Merupakan pengelompokan data berdasarkan masalah keperawatan yang
terjadi
• Menginterpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan yang
memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan
klien, serta sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan
alternatif pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan
keperawatan
• Penulisan analisis data dalam bentuk tabel terdiri atas tiga kolom, yaitu
pengelompokan data, kemungkinan penyebab (etiologi), dan masalah
keperawatan. Data yang dikelompokkan berdasarkan data subjektif dan
objektif.
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif:    
 Ibu P menderita kencing manis sejak pertengahan tahun 2019 ketidakmampuan keluarga Risiko defisit nutrisi:
 Keluarga tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda-tanda dalam merawat anggota kurang dari kebutuhan
dan perawatan penderita kencing manis keluarga yang menderita tubuh pada Ibu P keluarga
 Keluarga tidak pernah mendapat informasi tentang kencing manis diabetes mellitus Bp. J
 Ibu P tidak menjalankan diet DM
 Keluarga mengatakan belum tahu tentang diet DM
 Menurut informasi yang didapat keluarga dari dokter yang memeriksa,
Ibu P harus mengurangi konsumsi gula dan makanan yang manis-
manis
 Menurut pendapat Ibu P berat badannya turun terus untuk beberapa
bulan ini.
Data objektif:
 BB: 54 kg
 BBR : 101% (normal)
 Kebutuhan kalori seharusnya :1620 kal
 Nadi: 80 X/menit.
 Pernafasan : 16 x/menit.
 Gula darah : 226 mg/dl

  Data dari food record:    


Dalam waktu 5 hari, didapatkan komposisi karbohidrat 72%, protein 10% dan
lemak 18%, rata-rata 920 kalori/hari.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
• Suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau
risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok, dan perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi serta memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan (Gordon, 1976 dalam Capenito, 2000).
• Diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan
keperawatan untuk mencapai hasil bagi perawat (Nanda, 2011)
• Keputusan klinik tentang semua respon individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, menjadikan interpretasi
ilmiah
• Interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan
perawat untuk membuat rencana, melakukan implementasi serta evaluasi.”
• Penulisan pernyataan diagnosis keperawatan pada umumnya meliputi
tiga komponen, yaitu komponen P (Problem), E (Etiologi), dan S
(Simptom atau dikenal dengan batasan karakteristik)
• Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan
pernyataan problem saja tanpa etiologi dan symptom (Siti Nur
Kholifah, Depkes)
Katagori diagnosa
• Aktual

• Risiko

• Potensial mencakup promosi kesehatan / sejahtera /


wellness
Diagnosa Aktual
• Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas
• Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan
sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan
sudah dapat ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil pengkajian
keperawatan.
• Bp. X memiliki anak yang mengalami diare sejak semalam yaitu An. F berumur
6 tahun. Berak cair sudah 5 kali dan muntah 2 kali, badan lemah. Diagnosis
keperawatan yang dapat dirumuskan pada keluarga Bp. X ini adalah
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. F keluarga Bp. X.
Contoh diagnose Aktual
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
• Gangguan pola napas.
• Gangguan pola tidur.
• Disfungsi proses keluarga.
• Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• Gangguan menelan
• Gangguan pola tidur
• Disfungsi proses keluarga
• 0001  Bersihan Jalan Napas Tidak • 0077  Nyeri Akut
Efektif • 0078  Nyeri Kronis
• 0005  Pola Napas Tidak Efektif • 0079  Nyeri Melahirkan
• 0018  Berat Badan Lebih • 0080  Ansietas
• 0019  Defisit Nutrisi
• 0081  Berduka
• 0020  Diare
• 0082  Distres Spiritual
• 0029  Menyusui Tidak Efektif
• 0092  Ketidakberdayaan
• 0030  Obesitas
• 0053  Disorganisasi Perilaku Bayi
• 0093  Ketidakmampuan Koping
Keluarga
• 0054  Gangguan Mobilitas Fisik
• 0094  Koping Defensif
• 0055  Gangguan Pola Tidur
• 0095  Koping Komunitas Tidak
• 0056  Intoleransi Aktivitas
• 0057  Keletihan Efektif
• 0069  Disfungsi Seksual • 0096  Koping Tidak Efektif
• 0071  Pola Seksual Tidak Efektif • 0097  Penurunan Koping Keluarga
• 0076  Nausea • 0098  Penyangkalan Tidak Efektif
• 0110  Defisit Kesehatan Komunitas
• 0111  Defisit Pengetahuan
• 0114  Ketidakpatuhan
• 0115  Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
• 0116  Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
• 0117 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
• 0118  Gangguan Interaksi Sosial
• 0119  Gangguan Komunikasi Verbal
• 0120  Gangguan Proses Keluarga
• 0121  Isoloasi Sosial
• 0124  Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
• 0125  Penampilan Peran Tidak Efektif
• 0126 Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
Diagnosa risiko
• menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu,
keluarga, komunitas
• didukung oleh berbagai faktor resiko yang berkontribusi pada
peningkatan kerentanan.
• Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko”
(NANDA, 2012-2014).
• Risiko kekurangan volume cairan
• Risiko konstipasi
• Risiko intoleran aktifitas
• Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
• Risiko distress spiritual
• 0031  Risiko Berat Badan Lebih • 0103 Risiko Ketidakberdayaan
• 0032  Risiko Defisit Nutrisi • 0127 Risiko Gangguan Perlekatan
• 0033 Risiko Disfungsi Motilitas • 0128  Risiko Proses Pengasuhan Tidak
Efektif
Gastrointestinal
• 0134  Risiko Alergi
• 0034  Risiko Hipovolemia
• 0032  Risiko Berat Badan Lebih
• 0036  Risiko Ketidakseimbangan Cairan
• 0135  Risiko Bunuh Diri
• 0037  Risiko Ketidakseimbangan • 0136  Risiko Cedera
Elektrolit • 0137  Risiko Cedera Pada Ibu
• 0038  Risiko Ketidakstabilan Kadar • 0138  Risiko Cedera Pada Janin
Glukosa Darah • 0139  Risiko Gangguan Integritas
• 0039  Risiko Syok Kulit/Jaringan
• 0072  Risiko Disfungsi Seksual • 0142  Risiko Infeksi
• 0073  Risiko Kehamilan Tidak • 0143  Risiko Jatuh
• 0144  Risiko Luka Tekan
Dikehendaki
• 0145  Risiko Mutilasi Diri
• 0100  Risiko Distres Spiritual
• 0146  Risiko Perilaku Kekerasan
Diagnosa potensial
mencakup promosi kesehatan/ sejahtera/ wellness
• Penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan
keinginan untuk meningkatkan keejahteraan mewujudkan potensi
kesehatan manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus,
misalnya melalui nutrisi dan olahraga.
• Diagnosis promosi kesehatan dapat dapat digunakan di seluruh status
kesehatan.
• Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase:
“Kesiapan meningkatkan”…… (NANDA, 2012-2014).
• Agar tidak membingungkan dengan label sejahtera maka label promosi
kesehatan dan sejahtera disatukan menjadi label Promosi Kesehatan
• 0025 Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan
• 0026 Kesiapan Peningkatan Nutrisi
• 0058  Kesiapan Peningkatan Tidur
• 0070  Kesiapan Persalinan
• 0089  Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
• 0090  Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
• 0091  Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
• 0112  Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
• 0113  Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
• 0122  Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
• 0123  Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
Formulasi diagnosa keperawatan keluarga
• Penulisan pernyataan diagnosis keperawatan pada umumnya meliputi tiga
komponen, yaitu komponen P (Problem), E (Etiologi), dan S (Simptom atau
dikenal dengan batasan karakteristik)
• Formulasi penulisan 3 bagian  Masalah berhubungan dengan
Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala
• Formulasi penulisan 2 Bagian (2 Parts Format) , untuk diagnosis resiko
dan diagnosis promosi kesehatan
 Masalah berhubungan / dibuktikan dengan Faktor Resiko
 Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala

• Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan pernyataan


problem saja tanpa etiologi dan symptom (diagnosis tunggal)
PERENCANAAN
• Sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan
melibatkan anggota keluarga.
• Suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi
masalah-masalah klien
Pertimbangan dalam menyusun perencanaan
• Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
• Rencana keperawatan harus realistik.
• Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah
instansi kesehatan.
• Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
Tujuan perencanaan
• Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga.
• Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan pada
keluarga.
• Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan
evaluasi.
• Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
• Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
• Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
• Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
• Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam melakukan
evaluasi keperawatan keluarga.
Diagnosa ditemukan
1. Nyeri kronis pada keluarga Tn. K khususnya Tn. K
2. Bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. K khususnya An. M
Prioritas masalah
• Kriteria
• Bobot
• Pembenaran

Kriteria Bobot Jumlah Pembenaran

Sifat masalah : 1
Kemungkinan diubah : 2
Potensi untuk dicegah : 1
Menonjolnya masalah : 1
Kriteria
1. Sifat masalah 3. Potensial untuk dicegah
• Aktual  3 • Tinggi  3
• Risiko  2 • Cukup  2
• Potensial 1 • Rendah  1
/ promkes / kesiapan
2. Kemungkinan untuk di 4. Menonjolnya masalah
ubah • Segera 2
• Mudah 2 • Tidak segera  1
• Sebagian  1 • Tidak dirasa  0
• Tidak dapat  0
Faktor penentu prioritas
• Sifat masalah : sesuai label
• Kemungkinan diubah : pengetahuan, sumber
daya keluarga, perawat, masyarakat
• Potensi untuk dicegah : kepelikan masalah,
lamanya masalah, tingkat kegawatan /
keparahan, berat ringanya masalah, tindakan
yang sedang dilakukan,
• Menonjolnya masalah : persepsi keluarga
melihat masalah (murni pendapat keluarga)
Pembenaran
• Alasan penentuan sub kriteria
• Dampak terhadap kesehatan keluarga
• Ditunjang oleh data hasil pengkajian
• Apa dampaknya bila tidak diselesaikan

Bobot
• Sifat masalah : 1
• Kemungkinan diubah :  2
• Potensi untuk dicegah :  1
• Menonjolnya masalah :  1
Cara perhitungan

• Skor / angka tertinggi x bobot


• Jumlahkan skor
• Skor tertinggi artinya prioritas
• Jumlah skor tertinggi = 5
KRITERIA SKO
R BOBO
T SKORIN
G PEMBENARAN
 a. Sifat masalah:        Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Risiko       memang belum terjadi, tapi pada Ibu P rata-
2 1 2/3x1=2/3 rata asupan kalori kurang dari kebutuhan
tubuh, yaitu 920 kalori.
        Ibu P merasa makanan yang telah
b. Kemungkinan       dikonsumsi sudah cukup untuk dirinya,
masalah dapat 1 2 1/2x2= 1 meskipun Ibu P mempunyai keinginan
diubah: sebagian untuk sembuh dan ada perawat yang
memberikan informasi tentang diet untuk
penyakit kencing manis.
c. Potensial masalah       Masalah lebih lanjut belum terjadi, adanya
untuk dicegah: tinggi 3 1 3/3x1=1 keinginan Ibu P untuk sembuh serta
adanya dukungan dari keluarga
d. Menonjolnya 0 1 0/2x1=0 Keluarga tidak merasakan sebagai
masalah: Masalah masalah
tidak dirasakan
Total skor     2 2/3  
Nyeri kronis pada keluarga Tn, K khususnya Tn. K
KRITERIA SKOR BOBO
T SKORIN
G PEMBENA
 a. Sifat masalah: Aktual 3   3/3 X 1 = 1 Tn. K sering mengeluh nye
  belakang, T : 160/100, bila
1 perawatan secara adekuat
komplikasi
  2   2/2 X 2 = 2 Keluraga Tn. Sudah meng
b. Kemungkinan masalah dapat diubah:Mudah,   setahun terakhir, secara e
2 mampu untuk berobat, me
Tn. Kmenginginkan penya
sembuh, keluarga antusia
Tn. K.
c. Potensial masalah untuk dicegah: tinggi 3   3/3 X 1 =1 Hipertensi yang diderita ole
1 dalam katagori HT ringan.
perlu dilakukan tindakan pe
atau rujuan. Perawatan ya
cukup dg rawat jalan kondi
Perumusan tujuan
• S : Perilaku pasien yang diamati.
• P : Kondisi yang melengkapi pasien.
• K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.
• K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
• W: Waktu yang ingin dicapai

• Tujuan yang dirumuskan ada dua, yaitu


 tujuan jangka panjang dan
 tujuan jangka Pendek.
Contoh…
• Tujuan jangka panjang.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 minggu,
jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif kembali.
• Tujuan jangka pendek
 dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah
(mengenal, memutuskan, merawat, modifikasi lingk, menggunakan
fasilitas kesehatan)

Setelah pertemuan 3 x 45 menit, keluarga dapat mengenal masalah


pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA, penyebab,
dan tanda serta gejalanya
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
DX INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR

1 Setelah dilakukan Tujuan Khusus : Setelah      


tindakan keluarga melakukan kunjungan 5 x Diskusikan dengan keluarga:
mampu merawat 60 menit keluarga dapat  Pengertian perubahan
anggota keluarga mencapai: perfusi jaringan perifer
yang mengalami  Tuk 1 : pada penderita DM
penurunan aliran Keluarga mampu  Penyebab terjadinya
arterial. mengenal masalah perubahan perfusi
- Keluarga dapat jaringan perifer
perubahan perfusi jaringan menyebutkan
pengertian perubahan 
Berikan kesempatan
keluarga untuk
perifer dengan Verbal perfusi jaringan perifer, menjelaskan kembali
menyebutkan:   yaitu perubahan
  sirkulasi aliran darah tentang pengertian
1. Menyebutkan perubahan perfusi
pengertian tentang   tepi
   jaringan perifer dan
perubahan perfusi
 Verbal - Penyebab perubahan penyebabnya
jaringan perifer pada
penderita DM perfusi jaringan perifer  Berikan penguatan pada
karena peningkatan keluarga apabila dapat
2. Menjelaskan penyebab viskositas atau menjelaskan kembali
terjadinya perubahan kekentalan darah akibat hasil diskusi
perfusi jaringan perifer tingginya kadar gula
PELAKSANAAN
• implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik
• upaya perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga, dan
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,
emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka
mencari bantuan
• melaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga
• selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal dan
nonverbal pihak keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga
• Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan ( memberikan informasi; memberikan kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan )
• Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
(mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan; mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga; mengidentifikasi tentang konsekuensi
tipe tindakan )
• Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
(mendemonstrasikan cara perawatan; menggunakan alat dan fasilitas yang ada
di rumah; mengawasi keluarga melakukan perawatan)
•  Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat ( menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga;
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin)
•  Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
(mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga; membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada)
Tahap tindakan keperawatan keluarga
1. Tahap persiapan
a. Review tindakan keperawatan, identifikasi
b. Pengetahun dan keterampilan yg diperlukan
c. Komplikasi yg mungkin timbul
d. Menyiapkan alat yg diperlukan, waktu-tenaga-alat
e. Lingkungan yang kondusif
f. Identifikasi aspek etika-hukum-dan risiko tindakan
Tahap Perencanaan

• mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan


fisik untuk mengetahui status kesehatan klien;
• merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan
intervensi keperawatan;
• mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau
memulihkan kesehatan;
• melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan,
mendukung, dan mengajarkan kepada klien atau keluarga;
• merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan klien;
• mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis;
• partisipasi dengan konsumer atau tenaga kesehatan lain dalam
meningkatkan mutu pelayanan.
Katagori tindakan keperawatan
• Tindakan Independen
Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan klien dan keluarga secara mandiri  Wawancara,
Observasi dan pemeriksaan fisik, Melakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana, Tindakan terapeutik ditujukan untuk
mengurangi, mencegah, dan mengatasi masalah klien., Tindakan
edukatif, Tindakan merujuk.
• Tindakan Interdependen
Tindakan keperawatan interdependen menjelaskan suatu kegiatan
yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya, tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
• Tindakan Dependen
Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis.
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA HARI/
TANGGAL
KEPERAWATAN
    Implementasi Tuk 1 Kamis, 1-2-
1 Perubahan perfusi jaringan Mendiskusikan pengertian perubahan perfusi jaringan perifer pada 2016
perifer pada Bp. Ib dan Ibu penderita DM dengan keluarga.
Y keluarga Bp. Ib b/d  Respon : Keluarga aktif menyampaikan pengertian yang diketahui,
ketidakmampuan keluarga keluarga hanya diam, keluaraga menagatakan belum tahu, Tn, S
untuk merawat anggota menagtakan perfusi perifer adalah alairan darah
keluarga yang mengalami  Mendiskusikan dengan keluarga penyebab terjadinya perubahan
penurunan aliran arterial. perfusi jaringan perifer.
 Memberikan kesempatan untuk bertanya pada keluarga, Bp. Ib
menanyakan bagaimana caranya untuk mengurangi kesemutan.
 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali
tentang pengertian perubahan perfusi jaringan perifer dan penyebabnya.
 Memberikan penguatan pada keluarga apabila dapat menjelaskan
kembali hasil diskusi.

    Tuk 2  
 Menjelaskan pada keluarga akibat terjadinya masalah perubahan perfusi  
jaringan perifer pada penderita DM, yaitu akan terjadi mati rasa dan risiko Kamis, 1-2-
terjadinya cidera. 2016
 Memotivasi keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk mengatasi
perubahan perfusi jaringan perifer.
 Memberikan penguatan apabila keputusan keluarga sudah tepat.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA HARI/
TANGGAL
    Tuk 3  
 Menjelaskan tentang manfaat rendam kak.i  
 Menjelaskan tentang cara rendam kaki.  
 Mendiskusikan tentang manfaat dari senam kaki.  
 Mengajarkan pada keluarga senam kaki untuk penderita DM. Jumat, 16–2-
 Menganjurkan pada keluarga untuk mempraktikkan senam kaki yang telah 2016
diajarkan.
 Mendiskusikan cara mencegah masalah akibat penurunan sensitifitas.
 Mendemonstrasikan cara mencegah akibat penurunan sensitifitas pans-
dingin.
 Menganjurkan keluarga untuk redemonstrasi.
 Menganjurkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan.

    Tuk 4  
 Memotivasi keluarga untuk membantu menyiapkan air hangat untuk  
Ibu Y dan Bp. Ib untuk menghindari injury.  
 Melakukan kunjungan yang tidak direncanakan untuk mengevaluasi  
kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan selama Jumat, 16–
melakukan rendam kaki dan senam kaki. 2- 2016
 Memberikan penghargaan apabila keluarga sudah melakukan
tindakan yang positif.
EVALUASI
Tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan

• Tujuan
• mengakhiri rencana tindakan keperawatan;
• memodifikasi rencana tindakan keperawatan;
• melanjutkan rencana tindakan keperawatan.
Proses Evaluasi
• Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan
teknik-teknik perawatan tertentu. Metode evaluasi yang dilakukan,
misalnya dengan melakukan wawancara pada klien dan keluarga.

• Afektif (status emosional)


Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit diukur. Metode yang
dapat dilakukan adalah observasi respon verbal dan nonverbal dari klien
dan keluarga, serta mendapatkan masukan dari anggota keluarga lain. 

• Psikomotor (tindakan yang dilakukan)


Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan suatu
tindakan atau terjadinya perubahan perilaku pada klien dan keluarga.
Metode Evaluasi
• Observasi
Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari anggota keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan.
• Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan
Perawat perlu memeriksa kembali laporan atau catatan keperawatan yang
telah ditulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi
keperawatan.
• Wawancara atau angket
Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditujukan pada keluarga
untuk mengetahui kemajuan kondisi kesehatannya. Pengambilan data
dilakukan dengan metode wawancara.
• Latihan/simulasi/redemonstrasi
Perawat mengevaluasi kemampuan perawat dalam melakukan suatu
tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta
keluarga untuk melakukan kembali
NO DIAGNOSA EVALUASI HARI/
KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TANGGAL
     Subjektif: Jumat,
Perubahan perfusi jaringan Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang perubahan jaringan 16 Februari
1
perifer pada Bp. Ib dan Ibu perifer. 2007
Y keluarga Bp. Ib b/d  Keluarga dapat menyebutkan penyebab terjadinya perubahan perfusi
ketidakmampuan keluarga jaringan perifer dan penyebab dari perubahan perfusi jaringan perifer
untuk merawat anggota tersebut.
keluarga yang mengalami  Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang manfaat rendam kaki .
 Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang cara rendam kaki
penurunan aliran arterial
 Keluarga dapat menjelaskan tentang manfaat dari senam kaki.
 Keluarga dapat menjelaskan urutan dari senam kaki untuk penderita DM.

    Objektif:  
 Keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan dan menanyakan
penjelasan yang belum jelas.
 Keluarga dapat mempraktekkan senam kaki sesuai urutan yang benar.
    Analisa:  
Tujuan sebagian tercapai.
    Perencanaan:  
 Berikan motivasi pada keluarga untuk terus melakukan rendam dan senam
kaki setiap hari pagi dan sore.

Anda mungkin juga menyukai