Anda di halaman 1dari 6

KISAH NABI YUSUF

Disusun oleh:

NAMA:

1. MOHAMAD NAUFAL HANAFI

2. FATA ANUGRAH

3.YOGI BRIANTORO

KELAS : XII IIS 4

MAPEL : AQIDAH AKHALAK

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 4 KEDIRI


2020
Alamat: Jl. Melati No. 14 Ds. Krecek Kec. Badas Kab. Kediri Telp. (0354)
395260 Kode Pos 64218 website:www.man4kediri.sch.Id
Email:man4kediri@yahoo.id
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.untuk
memenuhi tugas Aqidah Ahklak kelas XII.
1. pendahuluan

Kisah Nabi Yusuf alaisalam (AS) merupakan salah satu nabi yang kisahnya diabadikan Alquran
dalam satu surat utuh yakni Surat Yusuf. Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Ya'qub yang nasabnya
tersambung ke Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam AS.Nabi Yusuf lahir di Syam dari rahim Rahil, istri
kedua Nabi Yakub AS. Yusuf dikenal orang yang bijaksana, tampan, dan bisa menafsirkan mimpi.

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Orang mulia anak orang mulia anak orang
mulia adalah Yusuf ibnu Ya’qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim. Hadis ini diketengahkan oleh Imam Bukhari
secara munfarid. Imam Bukhari meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Muhammad, dari Abdus Samad
dengan sanad yang sama.

. » ‫اس َأ ْك َر ُم َقا َل « َأ ْك َر ُم ُه ْم عِ ْن َد هَّللا ِ َأ ْت َقا ُه ْم‬ِ ‫َعنْ َأ ِبى ه َُري َْر َة – رضى هللا عنه – َقا َل سُِئ َل َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َأىُّ ال َّن‬
.‫ك‬ ‫َأ‬
َ ُ‫ْس َعنْ َه َذا َنسْ ل‬ َ ‫ َقالُوا َلي‬. » ِ ‫ِيل‬ ‫هَّللا‬ ِ ‫ْن َن ِبىِّ هَّللا ِ اب‬
ِ ‫ْن َخل‬ ِ ‫اس يُوسُفُ َن ِبىُّ هَّللا ِ ابْنُ َن ِبىِّ هَّللا ِ اب‬ِ ‫ َقا َل « َفَأ ْك َر ُم ال َّن‬. ‫ك‬
َ ُ‫ْس َعنْ َه َذا َنسْ َأل‬
َ ‫َقالُوا َلي‬
َ ُ ْ ُ ُ
‫ َقا َل « َف ِخ َيا ُرك ْم فِى ال َجا ِهلِ َّي ِة ِخ َيا ُرك ْم فِى اِإلسْ الَ ِم ِإذا َفقِهُوا‬. ‫ َقالوا َن َع ْم‬. » ‫ب َتسْ لونِى‬ ُ ‫َأ‬ ْ ِ ‫» َقا َل « َف َعنْ َم َعاد‬
ِ ‫ِن ال َع َر‬

Imam Bukhari mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah menceritakan
kepada kami Abdah, dari Ubaidillah, dari Said ibnu Abu Said, dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, "Siapakah orang yang paling terhormat?" Rasulullah Saw.
bersabda: Orang yang paling terhormat di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Mereka berkata, "Bukan itu yang kami tanyakan kepada engkau." Rasulullah Saw. bersabda: Orang
yang paling mulia adalah Yusuf Nabi Allah anak Nabi Allah anak Nabi Allah anak kekasih Allah.
Mereka berkata, "Bukan itu yang kami tanyakan kepada engkau." Rasulullah Saw. bersabda, "Apakah
kalian menanyakan kepadaku tentang orang-orang Arab yang paling mulia?" Mereka menjawab,
"Ya." Rasulullah Saw. bersabda: Orang-orang yang terpandang dari kalian di masa Jahiliah adalah
orang-orang yang terpandang pula di masa Islam jika mereka mengerti (yakni masuk Islam).

Dalam Surat Yusuf ayat 4, Allah SWT berfirman:

‫ْس َو ْال َق َم َر َراَ ْي ُت ُه ْم لِيْ ٰس ِج ِدي َْن‬ ِ ‫ا ِْذ َقا َل ي ُْوسُفُ اِل َ ِب ْي ِه ٰ ٓيا َ َب‬
ُ ‫ت ِا ِّنيْ َراَي‬
<َ ‫ْت اَ َح َد َع َش َر َك ْو َكبًا َّوال َّشم‬

Artinya: Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Ulama tafsir telah membahas
tentang makna mimpi ini, bahwa ungkapan sebelas bintang dimaksudkan adalah saudara-saudara
Nabi Yusuf yang jumlah keseluruhannya ada sebelas orang; jumlah anak Nabi Yaqub ada dua belas
orang termasuk Nabi Yusuf.
Takwil mimpi Nabi Yusuf ini baru terealisasi sesudah selang empat puluh tahun kemudian, pendapat
lain mengatakan sesudah delapan puluh tahun. Yang demikian itu terjadi ketika Nabi Yusuf
mempersilakan kedua orang tuanya untuk menduduki kursi singgasananya, sedangkan semua
saudaranya berada di hadapannya.

Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf "Wahai
ayahku, inilah tabir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu
kenyataan.”(Yusuf: 100)

Di dalam sebuah hadis disebutkan nama bintang-bintang yang sebelas tersebut.Dari Jabir yang
menceritakan bahwa seorang Yahudi yang dikenal dengan nama Bustanah datang menghadap Nabi
Saw., lalu bertanya, "Hai Muhammad, ceritakanlah kepadaku bintang-bintang yang dilihat oleh Yusuf
dalam mimpinya bersujud kepadanya, apa sajakah nama-nama bintang-bintang tersebut?"
Rasulullah Saw. diam sesaat, tidak menjawab sepatah kata pun. Lalu Jibril a. turun dan menceritakan
kepada Nabi Saw. semua nama bintang itu. Maka Nabi Saw. menyuruh agar lelaki Yahudi itu
dipanggil menghadap.

Setelah lelaki Yahudi itu sampai, maka Nabi Saw. bertanya, "Apakah engkau mau beriman jika aku
sebutkan kepadamu nama bintang-bintang itu?" Lelaki Yahudi itu menjawab, "Ya." Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Jiryan, Tariq, Zayyal, Zul Kanfat, Qabis, Wassab, Amudan, Faliq, Misbah, Daruh, Zul
Farag, Diya, dan Nur. Lelaki Yahudi itu berkata, "Memang benar, demi Allah, itulah nama bintang-
bintang tersebut."

Di dalam riwayatnya ditambahkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

"Setelah Yusuf melihat mimpinya itu dan ia menceritakannya kepada ayahnya Ya’qub, maka Ya’qub
berkata kepadanya, "Ini merupakan suatu perkara yang berpecah belah, lalu Allah
menghimpunkannya kembali sesudah itu.” Matahari adalah ayahnya, sedangkan bulan adalah
ibunya.Allah SWT berfirman:

ٰ ٓ
ِ ‫ك َك ْي ًدا ۗاِنَّ ال َّشيْط َن ِلاْل ِ ْن َس‬
ٌ‫ان َعد ٌُّو م ُِّبيْن‬ َ ‫ك َع ٰلى ا ِْخ َو ِت‬
َ َ‫ك َف َي ِك ْيد ُْوا ل‬ َ ‫َقا َل ٰي ُب َنيَّ اَل َت ْقصُصْ رُءْ َيا‬

Ayahnya berkata "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu,
maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia.” (QS. Surat Yusuf: 5)

Allah Swt menyebutkan tentang perkataan Nabi Yaqub kepada anaknya yaitu Nabi Yusuf setelah
menceritakan kepadanya apa yang telah dilihatnya dalam mimpinya itu. Mimpi itu berarti bahwa
kelak semua saudara Yusuf akan tunduk dan menghormatinya dengan penghormatan yang sangat
besar; karena kelak mereka akan bersujud kepadanya demi menghormati, mengagungkan, dan
memuliakannya.Mendengar penuturan Yusuf, ayahnya Yaqub merasa khawatir bila Yusuf
menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya, karena mereka pasti akan merasa dengki
terhadapnya, lalu mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakannya.Di dalam sebuah hadis
dari Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Apabila seseorang di antara kalian melihat (dalam mimpinya) sesuatu yang disukainya, hendaklah ia
membicarakannya. Dan apabila ia melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia beralih ke sisi
yang lain (dalam tidurnya), lalu hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan
hendaklah ia minta perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimptnya itu, dan janganlah ia
membicarakannya kepada seorang pun; maka sesungguhnya mimpi buruknya itu tidak akan
membahayakannya.Jadikanlah menyembunyikan tujuan sebagai sarana untuk meraih hal-hal yang
didambakan, karena sesungguhnya semua orang yang beroleh kenikmatan itu ada yang iri
kepadanya.Kasih sayang Ya'qub kepada Yusuf membuat iri hati saudara-saudaranya. Hal ini
dikisahkan dalam Alquran. "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai
oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat).
Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata."Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke
suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja. dan
sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik.” Seorang di antara mereka berkata,
"Janganlah kalian bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh
beberapa orang musafir, jika kalian hendak berbuat.”Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa
saudara Yusuf yang tertua adalah Rubel, dialah yang mengatakan demikian. Menurut As-Saddi,
orang yang mengusulkan demikian adalah Yahuza; sedangkan menurut Mujahid adalah Syamun As-
Safa.Setelah mereka bersekongkol untuk mengambil Yusuf dan akan membuangnya ke dasar sumur
—seperti pendapat yang diutarakan oleh saudara tertua mereka Rubel—, lalu mereka datang
menghadap ayah mereka (yaitu Yaqub a.s.) dan mereka berkata:

"Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. (Yusuf: 11)

Apa yang disebutkan oleh ayat ini merupakan pendahuluan, sekaligus sebagai pengakuan akan
kejujuran mereka, padahal mereka bermaksud lain dari itu, karena di dalam hati mereka terpendam
rasa dengki dan iri hati, mengingat cinta kasih ayah mereka lebih besar kepada Yusuf daripada
kepada mereka.

Biarkanlah dia pergi bersama kami. (Yusuf: 12)

Berkata Yaqub, "Sesungguhnya kepergian kalian bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khawatir
kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kalian lengah darinya.” Mereka berkata, "Jika ia benar-
benar dimakan serigala, sedangkan kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian
adalah orang-orang yang merugi." Allah Swt. menceritakan perihal Nabi Yaqub, bahwa ia berkata
kepada anak-anaknya dalam jawaban permintaan mereka yang meminta kepadanya agar
membiarkan Yusuf pergi bersama mereka ke tempat penggembalaan ternak di padang sahara.

Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka
masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur), Kami wahyukan kepada Yusuf,
"Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan-perbuatan mereka ini,
sedangkan mereka tiada ingat lagi.”

Allah Swt. menceritakan bahwa setelah Yusuf dibawa oleh saudara-saudaranya dari sisi ayahnya
sesudah mereka mendesaknya.

dan mereka sepakat untuk memasukkannya ke dasar sumur. (Yusuf: 15)


Hal ini menggambarkan tentang perbuatan mereka yang sangat jahat, yaitu sepakat untuk
mencampakkan Yusuf ke dasar sumur tersebut. Mereka berpura-pura mengambil Yusuf dari sisi ayah
mereka sebagai penghormatan mereka kepadanya, untuk menenangkan hatinya serta untuk
menggembirakannya.Menurut suatu pendapat, sesungguhnya Yaqub a.s. ketika melepas Yusuf pergi
bersama mereka terlebih dahulu memeluk, menciumi, dan mendoakannya.Kemudian mereka datang
kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata, " Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,
lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami
adalah orang-orang yang benar.” Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran)
dengan darah palsu. Yaqub berkata, "Sebenarnya diri kalian sendiri yang memandang baik
perbuatan (yang buruk) ini; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang
dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan.”Kemudian datanglah kelompok
orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air mereka, maka dia menurunkan
timbanya, dia berkata, "Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka
menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang
murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.Lalu si
pembeli berkata, "Siapakah yang akan membeli anak ini sebagai penghibur hatinya?" Maka Yusuf
dibeli oleh raja yang muslim.Orang yang membelinya dari negeri Mesir itu adalah Aziz negeri Mesir,
yakni perdana menterinya..Wallahu A'lam Bishshawab.

1. Kesimpulan
Kisah Nabi Yusuf yang diceritakan dalam al-Quran mengkisahkan perjalanan hidup dari kecil
hingga pengutusannya sebagai seorang rasul. Lika-liku perjalanan kehidupan Nabi Yusuf penuh
dengan nilai akhlak tinggi. Awal kisah dimulai dari kecil ketika dia bermimpi melihat matahari,
bulan dan 11 bintang bersujud kepadanya. Cobaan pertama ketika saudara-saudaranya
memasukannya kedalam sumur. Hingga pada akhirnya dia ditemukan oleh para musafir dan
membawanya ke kota sebagai seorang budak, dan dia dijual ke al-Azi>z Mesir. Lantas disini
perjalanan baru dimulai, dan cobaan terbesar ketika Zulaikha menggoda untuk melayaninya.
Disini Yusuf menolak karena tanda yang diberikan Allah kepadanya, hingga pada akhirnya hal
itu diketahui oleh al-Azi>z dan keputusan al-Azi>z menyebabkan dia masuk penjara. Dan ketika
berada dipenjara menjadi titik balik kehidupan Nabi Yusuf. Ketika raja Mesir bermimpi dan
Nabi Yusuf mampu menta’birkan mimpinya sehingga Nabi Yusuf diangkat sebagai seorang
pembesar Mesir (Bendahara negara). Ketika masa kekeringan disitulah drama bertemunya
Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya dimulai. Mulai dari saudara meminta bahan makanan ke
Nabi Yusuf hingga pada peristiwa siasat penahanan Bunyamin. Hingga pada akhirnya
pengakuan Nabi Yusuf kepada para saudaranya tentang jatidirinya.

Anda mungkin juga menyukai