Anda di halaman 1dari 8

SIFAT- SIFAT NABI MUHAMMAD

ٰ ۡ ‫ّٰللاَ َو ۡالیَ ۡو َم‬


‫اۡل ِخ َر َو ذَک ََر ہ‬
‫ّٰللاَ َک ِث ۡی ًرا‬ ‫سنَ ٌۃ ِل َم ۡن کَانَ یَ ۡر ُجوا ہ‬
َ ‫ّٰللاِ ا ُ ۡس َوۃ ٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ۡد کَانَ لَ ُک ۡم فِ ۡی َر‬
‫س ۡو ِل ہ‬

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah yang menjadi teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan datangya hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”, (Q.S. Al-Ahzab, 33:21).

Pada ayat ini Allah telah memperingatkan kepada orang-orang munafik. Rasulullah adalah
tauladan bagi seluruh umat manusia. Rasulullah adalah seorang yang memiliki iman yang kuat,
penyabar, pemberani dan tabah dalam menghadapi cobaan dari Allah.

Rasulullah selalu percaya dengan sepenuh hati dan jiwanya kepada segala ketentuan-ketentuan
Allah. Rasulullah sangat memiliki akhlak, perilaku dan budi pekerti yang mulia.

Rasulullah adalah manusia paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia. Selain
membuat prestasi luar biasa dalam menyebarkan ajaran agama Islam pada jamannya, kisah
Rasulullah dalam hal duniawi juga bisa dijadikan tauladan dalam kehidupan kita saat ini.

Ajaran samawi yang diajarkan beliau, tidak hanya mencakup soal agama, namun mencakup
segala aspek kehidupan, mulai bagaimana cara berpolitik, berekonomi, berhukum, berkasih
sayang dengan sesama terlebih lagi dengan keluarga, hingga cara hidup berdampingan dengan
makhluk Tuhan yang lain, seperti hewan, tumbuhan, dan segenap alam sekitarnya.

A. Muhammad kecil yang penyayang

Kita tahu orang tua Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Abdullah dan
Aminah. ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthallib menikah dengan Aminah binti Wahab dari kabilah
Zuhrah, kemudian pergi ke Syam (Gazzah, jalur Gaza) bersama dengan kafilah perdagangan
Quraisy.

Sepulang dari perdagangan, mereka mampir ke Madinah, ‘Abdullah mampir di rumah saudara
dari ibunya dari kabilah An-Najjar karena mengeluh sakit. Dia menginap karena sakit beberapa
lamanya, kemudian akhirnya meninggal dan dikuburkan di Madinah. Pada waktu itu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih dalam kandungan, umur ‘Abdullah pada waktu
itu adalah 25 tahun. Berarti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir dalam keadaan yatim. Yang
dimaksud yatim adalah ditinggal mati oleh ayah sebelum baligh. Penyebutan yatimnya beliau
inilah yang disebutkan dalam ayat,

‫أَلَ ْم یَ ِجدْكَ یَتِی ًما فَ َآو ٰى‬

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungimu?” (QS. Adh-
Dhuha: 6)
Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari keadaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang lahir dalam keadaan yatim:

1- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan setelah ayahnya meninggal. Ini adalah
cobaan terberat pada seorang anak.

2- Dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah meneruskan jejak ayahnya
karena ketika beliau lahir, ‘Abdullah sudah meninggal dunia. Inilah salah satu hikmah kenapa
Nabi Muhammad ditakdirkan lahir dalam keadaan yatim.

3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dalam keadaan yatim menjadikan beliau lebih
respon dengan nilai-nilai kemanusiaan karena orang yang telah merasakan berbeda jauh dengan
yang belum pernah melalui masa itu. Anak orang kaya bagaimana pun respon sosialnya tidak
akan bisa merasakan perihnya kemiskinan.

4- Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam usia balita bersama ibunya tanpa
ditemani ayahnya menunjukkan peran seorang ibu dalam mendidik anak. Lihat para Nabi yang
hidup bersama ibunya seperti Nabi Ismail, Nabi Musa, dan Nabi Isa bin Maryam.

5- Allah Ta’ala menakdirkan Nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai anak
yatim hingga peranan kasih sayang ayah tidak mempengaruhi tarbiyahnya, tetapi langsung
diambil alih oleh Allah, sebagaimana dinyatakan Allah kepada Musa ‘alaihis salam,

‫طنَ ْعتُكَ ِلنَ ْفسِي‬


َ ‫ص‬
ْ ‫َوا‬

“Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.” (QS. Thaha: 41)

6- Ada juga pelajaran penting, beliau dilahirkan dalam keadaan yatim agar bisa menghibur anak
yatim lainnya di setiap zaman dan tempat, bahwa menjadi yatim bukanlah musibah.1

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Dari Ummu Said binti Murrah Al Fihri, dari ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,

َ ‫س ْفیَانُ فِي ْال ُو ْس‬


ِ ‫طى أ َ ِو الَّتِ ْي یَ ِل ْي‬
‫اإل ْب َها ُم‬ ُ َّ‫شَك‬- ‫ أ َ ْو َك َه ِذ ِه ِم ْن َه ِذ ِه‬،‫أَنَا َوكاَفِ ُل ْالیَتِی ِْم فِي ْال َجنَّ ِة َك َهاتَی ِْن‬

“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau
bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah
dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari )

Dari Sahl ibnu Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

َ ‫سبَّابَ ِة َو ْال ُو ْس‬


‫طى‬ ْ ِ ‫أَنَا َوكاَفِ ُل ْالیَتِی ِْم فِي ْال َجنَّ ِة َه َكذَا” َوقَا َل بِإ‬
َّ ‫صبَعَ ْی ِه ال‬

1
As-Sirah An-Nabawiyah fii Dhau’ Al-Mashadhir Al-Ashliyyah. Cetakan ketiga, tahun 1424
“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau
merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya]. (HR. Bukhari )2

B. Muhammad sang penggembala yang sabar


Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggembala kambing bersama saudara
susuannya di perkampungan Bani Sa’ad, lalu ketika itu malaikat datang dan membelah dada
beliau.

Dalam hadits disebutkan,

… ‫ب َم ْملُ ْوءٍ ثَ ْل ًجا ث ُ َّم‬ ٍ ‫ت ِم ْن ذَ َه‬


ٍ ‫ط ْس‬ َ ‫ ِب‬-‫ْض‬ ٌ ‫ف بُي ُْو ِتنَا ن َْر َعى ِب ِه َما َلنَا ِإ ْذ أت َانِي َر ُجالَ ِن – َع َل ْي ِه َما ثِ َيابٌ ِبي‬َ ‫َف َب ْينَ َما أَنَا َم َع أَخٍ ِلي خ َْل‬
‫طنِي بِذَلِكَ الث َّ ْلجِ َحتَّى أَ ْنقَيَاه‬ْ َ‫سالَ قَ ْلبِي وب‬َ ‫ط َر َحاهُ ث ُ َّم َغ‬ َ ً‫استخ َر َجا ِم ْنهُ َعلَقَة‬
َ َ‫س ْودَا َء ف‬ ْ َ‫شقَّاهُ ف‬ َ َ‫طنِي ث ُ َّم ا ْست َْخ َر َجا قَ ْلبِي ف‬
ْ َ‫شقَّا ب‬
َ َ‫أ َ َخذَانِي ف‬
ُُ …

Artyinya :
“Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku (saudara angkat)
menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua orang lelaki—mereka mengenakan
baju putih—dengan membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan es. Kedua orang
itu menangkapku, lalu membedah perutku. Keduanya mengeluarkan hatiku dan membedahnya,
lalu mereka mengeluarkan gumpalan hitam darinya dan membuangnya. Kemudian keduanya
membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu sampai bersih.” 3

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

» َ‫ط أل َ ْه ِل َم َّكة‬ ْ َ ‫ فَقَا َل أ‬. » ‫ّٰللاُ َن ِبیًّا ِإۡلَّ َر َعى ْالغَن ََم‬
َ ‫ص َحابُهُ َوأ َ ْنتَ فَقَا َل « نَ َع ْم ُك ْنتُ أ َ ْر َعاهَا َعلَى قَ َر ِاری‬ َّ ‫ث‬ َ ‫َما بَ َع‬

“Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing.” Mereka para sahabat bertanya,
“Apakah engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Iya, saya telah menggembala dengan
imbalan beberapa qirath (mata uang dinar, pen.) dari penduduk Mekah.” (HR. Bukhari, no.
2262)

Nabi lain yang menjadi penggembala kambing adalah Nabi Musa ‘alaihis salam sebagaimana
disebutkan dalam ayat,

.‫آربُ أ ُ ْخ َرى‬
ِ ‫ي فِی َها َم‬ ُّ ‫اي أَت ََو َّكأ ُ َعلَ ْی َها َوأَه‬
َ ‫ُش بِ َها َعلَى َغن َِمي َو ِل‬ َ ‫ص‬َ ‫ع‬ َ ‫قَا َل ه‬
َ ‫ِي‬

“Musa berkata, “Ini adalah tongkatku. Aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun)
dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” (QS. Thaha:
18)

2
Fikih Sirah Nabawiyah. Cetakan kelima, 2016. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Zaid. Penerbit Darus Sunnah
3
Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
Faedah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Menjadi Pengembala Kambing

1- Kenapa sampai para nabi menjadi penggembala kambing? Ibnu Hajar menyebutkan bahwa
hikmah di balik penggembalaan kambing sebelum masa kenabian tiba adalah agar mereka
terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika
umat manusia. Kalau sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur
manusia kelak saat menjadi seorang nabi.4

2- Dengan menggembala kambing akan dilatih untuk sabar dalam menyantuni dan mengayomi.
Karena ketika kambing dalam jumlah banyak lantas terpisah, maka harus ada kemampuan untuk
mengatur kambing-kambing tersebut karena ada yang sifatnya taat dan ada yang membangkang.
Maka ada pengalaman mengatur orang yang punya tabiat yang berbeda

3- Menunjukkan sifat tawadhu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau mau
mengungkap masa lalu beliau yang hanyalah orang biasa. Biasanya jika seseorang dahulu miskin
dan susah, kalau memiliki sifat sombong saat ini, ia tidak akan mau mengungkit masa lalunya.

4- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penggembala kambing untuk mengajarkan bahwa
seseorang itu baiknya tidak bergantung pada orang lain.

C. Muhammad yang ma’shum ( terjaga )

Ada satu peristiwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih kecil, yaitu
pembelahan dada beliau.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang menggembalakan kambing milik


keluarga Halimah binti Abi Dzuaib dari Kabilah As-Sa’diyah, tiba-tiba beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam didatangi dua malaikat, lalu keduanya membelah dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan mengeluarkan bagian yang kotor dari hatinya. Peristiwa ini telah dijelaskan oleh
Anas bin Malik dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan,

‫ع ْن قَ ْل ِب ِه فَا ْست َْخ َر َج‬


َ ‫ص َر َعهُ فَش ََّق‬ َ َ‫ان فَأ َ َخذَهُ ف‬ ِ ‫سلَّ َم َو ُه َو یَ ْلعَبُ َم َع ا ْل ِغ ْل َم‬
َ ‫ّٰللاُ َعلَ ْی ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫سلَّ َم أَت َاهُ ِجب ِْری ُل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللاُ َعلَ ْی ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫ّٰللا‬ ُ ‫أَ َّن َر‬
‫اء زَ ْمزَ َم ث ُ َّم َأل َ َمهُ ث ُ َّم أ َ َعادَهُ فِي َمكَانِ ِه َو َجا َء‬
ِ ‫ب ِب َم‬ ٍ ‫ت ِم ْن ذَ َه‬ َ ‫سلَهُ فِي‬
ٍ ‫ط ْس‬ َ ‫ان ِم ْنكَ ث ُ َّم َغ‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْی‬ ُّ ‫ب فَا ْست َْخ َر َج ِم ْنهُ َعلَقَةً فَقَا َل َهذَا َح‬
َّ ‫ظ ال‬ َ ‫ْالقَ ْل‬
‫ْال ِغ ْل َمانُ یَ ْسعَ ْونَ إِلَى أ ُ ِم ِه یَ ْعنِي ِظئْ َرهُ فَقَالُوا إِ َّن ُم َح َّمدًا قَدْ قُتِ َل فَا ْست َ ْقبَلُوهُ َوه َُو ُم ْنت َ ِق ُع اللَّ ْو ِن‬

َ ‫َس َوقَدْ ُك ْنتُ أ َ ْرئِي أَث َ َر ذَلِكَ ْال ِم ْخیَ ِط فِي‬


‫صد ِْر ِه‬ ٌ ‫قَا َل أَن‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Malaikat Jibril ketika beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam sedang bermain dengan beberapa anak. Jibril kemudian menangkapnya,

4
Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari. Cetakan keempat, Tahun 1432 H. Ibnu Hajar Al-Asqalani. Penerbit Dar Thiybah.
menelentangkannya, lalu Jibril membelah dada beliau. Jibril mengeluarkan hatinya, dan
mengeluarkan dari hati beliau segumpal darah beku sambil mengatakan “Ini adalah bagian setan
darimu”. Jibril kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam-zam,
lalu ditumpuk, kemudian dikembalikan ke tempatnya. Sementara teman-temannya menjumpai
ibunya (maksudnya orang yang menyusuinya) dengan berlari-lari sembari mengatakan,
“Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh”. Kemudian mereka bersama-bersama
menjumpainya, sedangkan dia dalam keadaan berubah rona kulitnya (pucat). Anas mengatakan,
“Saya pernah diperlihatkan bekas jahitan di dadanya.” (HR. Muslim, no. 162)

Sebagian ulama menjadikan ayat,

َ َ‫أَلَ ْم نَ ْش َر ْح لَك‬
َ‫صد َْرك‬

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” (QS. Asy-Syarh: 1), sebagai dalil
pembelahan dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat kecil.

Pembelahan dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat kecil menurut pendapat para
peneliti terjadi ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia empat tahun. 5

Menurut Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizahullah, pembelahan dada yang kedua adalah saat
malam Mi’raj. Ketika itu Jibril mendatangi Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu membelas
dada beliau dan mencucinya dengan air zam-zam. (HR. Bukhari, no. 349 dan Muslim, no. 163).

Peristiwa pembelahan dada lainnya terjadi ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia
sepuluh tahun lebih beberapa bulan. 6

Faedah yang Bisa Dipetik

1- Apa yang dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dibelahnya dada
beliau lalu dibersihkan dengan air zam-zam menunjukkan bahwa beliau sudah dipersiapkan
untuk menerima amanat yang berat.

2- Pembedahan dada ini untuk menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbeda
dengan lainnya.

5
Ar-Rahiq Al-Makhtum. Cetakan kesepuluh, Tahun 1420 H. Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri. Penerbit Darul Wafa’ dan Dar At-Tadmuriyah.
6
As-Sirah An-Nabawiyah fi Dhau’ Al-Mashadir Al-Ashliyyah. Cetakan ketiga, Tahun 1424 H. Prof. Dr. Hadyu Rizqullah Ahmad. Penerbit Dar
Zidni.
3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah maksum sejak kecil karena bagian dari setan telah
dihilangkan dari beliau. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam akan tumbuh besar dalam keadaan tidak terdapat jatah setan dalam kehidupannya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan, “Pembelahan dada ini terjadi pada masa kecil. hingga
beliau tumbuh dalam kondisi yang sempurna karena terlindung dari godaan setan.” (Fath Al-
Bari, 7:205)

4- Akal itu sangat terbatas. Kala memahami peristiwa ini, akal tidak bisa menjangkau, maka akal
harus ditundukkan dibanding dalil.

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Perisitiwa pembedahan dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan peristiwa luar biasa lainnya yang di luar jangkauan akal, tugas kita
adalah taslim (menerima) tanpa menentangnya karena peristiwa semacam itu mungkin terjadi.”
(Fath Al-Bari, 7:205)

Jika ada yang melakukan takwil (memalingkan ke makna lain) dan mengingkari hakikatnya, itu
tanda lemahnya iman pada Allah, juga lemah keyakinannya pada nubuwah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan benarnya risalah beliau. Karena tugas kita adalah
meyakini semua berita dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik yang kita ketahui hikmah
dan sebabnya ataukah tidak. (Fiqh As-Sirah An-Nabawiyyah, hlm. 47)

D. Muhammad sang pemberani sekaligus lemah lembut

Keberanian adalah sifat terpuji yang banyak diinginkan. Walaupun tidak semua orang memiliki
keberanian. Berani tak melulu maju bergerak mengambil tindakan. Karena mengalah pun bisa
menaklukkan.

Sulit kita temukan seseorang yang begitu sempurna. Bersifat santun dan lemah lembut, namun
juga memiliki keberanian. Pemaaf juga memiliki ketegasan. Berkasih sayang sekaligus juga
seorang pejuang di medan perang. Kalau ada orang yang mampu mengompromikan sifat-sifat
yang terlihat bertentangan ini dengan sempurna, maka dialah Muhammad bin Abdullah .

Kita mengenal Nabi Muhammad dengan kesantunannya, dengan kerendahan hatinya, dengan
kasih sayangnya.

Keberanian di Medan Perang


Datang ke medan perang, sudah menunjukkan bagaimana kuatnya mental dan keberanian
seseorang. Banyak kaki yang gemetar, hati-hati yang kokoh sekejap menjadi pudar, karena batas
kehidupan dan kematian begitu dekat. Antara perisai dan sebilah pedang. Terlebih perang jarak
dekat. Bertatap muka dengan musuh. Setiap kayuhan pedang musuh adalah kesempatan hidup
atau jemputan ajal.

Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Kuperhatikan diri kami saat Perang Badar.
Kami berlindung pada Rasulullah. Beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan
orang yang paling banyak ditimpa kesulitan”. (Riwayat Ahmad 619 dan Ibnu Abi Syaibah
32614).
Dari Ibnu Ishaq, ada seseorang bertanya kepada al-Bara’ bin Azib radhillahu ‘anhu, “Apakah
kalian lari dari sisi Rasulullah di Perang Hunain?” al-Bara’ menjawab, “(Ya) Akan tetapi
Rasulullah tidak berlari mundur, walaupun orang-orang Hawazin adalah pemanah handal. Ketika
menghadapi mereka, awalnya kami berhasil memukul mundur mereka. Orang-orang pun
berpaling menuju harta rampasan perang. Ternyata, mereka (suku Hawazin), dengan tiba-tiba
menghujani kami dengan anak panah sehingga orang-orang (para sahabat) kalah. Aku
menyaksikan Rasulullah bersama Abu Sufyan bin Harits yang memegang tali kendali keledai
putih beliau. Beliau meneriakkan,
َّ ‫أَنَا النَّبِي الَ َكذِبْ أَنَا ا ْبنُ َع ْب ِد ْال ُم‬
ْ‫طلِب‬

“Aku seorang nabi tidak dusta. Aku putra Abdul Muththalib.” (HR. al-Bukhari 2709 dan Muslim
1776).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya, “Ini adalah puncak keberanian
yang sempurna. Dalam keadaan perang sengit, pasukan tengah terpukul mundur, dan hanya
dengan menunggangi keledai, hewan yang tidak bisa berlari kencang, tidak mampu dipakai
bergerak maju mundur untuk menyerang atau melarikan diri, beliau menerobos musuh sambil
meneriakkan nama beliau. Hal itu, agar orang yang tidak mau mengenal beliau sampai hari
Kiamat sudah tahu tentang beliau…” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/357).
Ya, beliau sebut namanya di tengah keadaan sengit itu, seolah hendak menegaskan ‘akulah nabi
putra Abdul Muthalib yang kalian cari itu’. Sedikit pun beliau tidak gentar.

Menantang Tokoh-Tokoh Quraisy


Urwah bin az-Zubair bertanya kepada Abdullah bin Amr bin al-Ash, “Berapa sering engkau lihat
orang-orang Quraisy mengintimidasi Rasulullah karena ia menampakkan permusuhannya?”
Abdullah bin Amr berkata, “Aku pernah melihat dalam sebuah majelis mereka, pada suatu hari
pembesar-pembesar mereka berkumpul di Hijir Isma’il. Mereka memperbincangkan Rasulullah.

Mereka berkata, “Kita tidak pernah melihat kesabaran kita dalam menghadapi sesuatu, lebih
besar kecuali terhadap orang ini (Muhammad). Ia menganggap bodoh orang-orang pintar kita,
menghina bapak-bapak kita, mencela agama kita, memecah belah persatuan kita, dan mencela
Tuhan-Tuhan kita. Sungguh kita telah sabar kepadanya atas suatu perkara yang besar,” atau,
sebagaimana yang mereka katakan.

“Ketika mereka sedang berbincang-bincang seperti itu, muncullah Rasulullah berjalan. Beliau
mengusap rukun Yamani. Sambil mengelilingi Baitullah, beliau melewati mereka. Ketika
mereka melihat Nabi, lewat mereka menghinanya dengan kata-kata mereka.”

Abdullah bin Amr melanjutkan, “Aku mengetahui hal itu dari ekspresi wajah beliau. Kemudian
beliau berlalu. Ketika beliau melewati mereka untuk kali kedua, mereka kembali mencelanya
seperti semula. Dan aku bisa mengetahui hal itu dari wajahnya. Beliau tetap berlalu (tidak
memperdulikannya). Lalu beliau melewati mereka untuk kali ketiga, mereka kembali
mencelanya seperti semula. Maka Rasulullah bersabda,

ُ ‫ أَ َما َوالَّذِي نَ ْف‬،‫ت َ ْس َم ُعونَ َيا َم ْعش ََر قُ َري ٍْش‬


ِ‫س ُم َح َّم ٍد ِب َي ِد ِه لَقَدْ ِجئْت ُ ُك ْم ِبالذَّبْح‬

“Dengarlah wahai orang-orang Quraisy, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam
genggamannya, sungguh aku datang untuk menyembelih kalian!!”

Maka kata-kata itu menjadikan mereka ngeri. Sehingga, tidak ada seorang pun dari mereka
kecuali seakan-akan di atas kepalanya ada seekor burung yang hinggap”. (HR. Ahmad 6739).
Begitulah saking terdiamnya, burung pun bisa hinggap karena mengira mereka patung.

Keberanian Yang Menenangkan


Seorang pemimpin hendaknya bersikap tenang dalam situasi mencemaskan bahkan genting
sekalipun. Ketika pemimpin kalut, maka rakyat pun semakin bingung.

Suatu hari, ada suara gaduh menyentak Kota Madinah. Penduduknya pun terkejut, khawatir, dan
bertanya-tanya apa gerangan yang menimpa kota.

َ ‫ع أَ ْه ُل ْال َمدِينَ ِة ذَاتَ لَ ْيلَ ٍة فَا ْن‬


َ‫طلَق‬ َ ‫اس َولَقَدْ فَ ِز‬ِ َّ‫اس َو َكانَ أ َ ْش َج َع الن‬ ِ ‫اس َو َكانَ أَجْ َودَ ال َّن‬ َ ْ‫س َّل َم أَح‬
ِ ‫سنَ ال َّن‬ َ ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫َكانَ َر‬
َ ْ َ َ
َ ‫ت َوه َُو َعلى فَ َر ٍس ِألبِي طل َحة ع ُِر‬
‫ي‬ َ َ
َّ ‫سبَقَ ُه ْم إِلى ال‬
ِ ‫ص ْو‬ َ ْ‫اجعًا َوقَد‬ ِ ‫سل َم َر‬َّ َ
َ ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو‬ َّ َ ِ‫سو ُل هللا‬ َّ َ
ُ ‫ت فَتَلقا ُه ْم َر‬ ِ ‫ص ْو‬
َّ ‫َاس قِبَ َل ال‬ ٌ ‫ن‬
ُ ‫طأ‬
َّ ‫سا يُ َب‬
ً ‫ قَا َل َو َجدْنَاهُ َبحْ ًرا أَ ْو ِإنَّهُ لَ َبحْ ٌر قَا َل َو َكانَ فَ َر‬,‫ْف َوه َُو َيقُو ُل لَ ْم ت ُ َراعُوا لَ ْم ت ُ َراعُوا‬ ُ ‫ي‬‫س‬َّ ‫ال‬ ‫ه‬
ِ ‫ق‬
ِ ُ ‫ن‬‫ع‬ُ ‫فِي‬

dari Anas binMalik radhiyallahu ‘anhu,ia berkata: Rasulullah adalah orang yang paling berbudi
tinggi, dermawan, dan pemberani. Pernah di suatu malam, penduduk Madinah dikejutkan oleh
suara yang sangat dahsyat. Orang-orang kemudian berangkat menuju ke arah suara tersebut.
Rasulullah bertemu mereka saat hendak kembali pulang. Ternyata beliau telah mendahului
mereka menuju ke arah suara tersebut. Waktu itu beliau naik kuda milik Abu Thalhah, di
lehernya terkalung sebuah pedang. Beliau bersabda, ‘Kalian tidak perlu takut, kalian tidak perlu
takut’. Anas berkata, ‘Kami mendapatkan kuda tersebut cepat larinya padahal sebelumnya adalah
kuda yang lambat berlari’.” (Shahih Muslim 2307-48).

Beliau orang terdepan yang melindungi rakyatnya dari ancaman bahaya. Kemudian
menenangkan mereka di saat mereka takut dan kebingungan.7

7
https://kisahmuslim.com/5281-kepahlawanan-dan-keberanian-rasulullah-%EF%B7%BA.html

Anda mungkin juga menyukai