Anda di halaman 1dari 6

Judul Makalah : "Menciptakan Situasi yang Menyenangkan"

Dosen Pengampu : Hj. Yuliani Khilfah, M.Pd.

Matkul : Tafsir & Hadis Tarbawi

Kelompok 8

Nama Anggota
Ahmad Syukriansyah
1901150006
Muhammad Noor Rahman
1901150010
Abdul Aziz Al Fatah
1901150035
1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Suasana belajar yang kurang menyenangkan merupakan salah satu faktor kurangnya minat
belajar siswa. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada pencapaian dari proses belajar
tersebut.menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah memunculkan suasana yang
menyenangkan bagi siswa ketika siswa belajar dengan begitu siswa akan lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, maka belajar pun pada akhirnya tidak dimaknai oleh anak
sebagai aktivitas yang tidak bersahabat, tidak ramah dan jauh dari kegembiraan.

A. Tafsir Hadits al-Bukhari no. 67 tentang memberi kemudahan

َ ‫ال َحدَّ َثنَا ُشعْ َب ُة َق‬


‫ال َحدَّ َث ِني َأ بُو‬ َ ‫يد َق‬ َ ‫َحدَّ َثنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن ب ََّشار َق‬
ْ ‫ال َحدَّ َثنَا ي‬
ٍ ‫َح َيى ب ُْن َس ِع‬ ٍ
‫ال َي ِّس ُروا َواَل ُتعَ ِّس ُروا َوب َِّش ُروا‬
َ ‫التَّ َّياح عَ ْن َأ َن ِس بْن َما ِل ٍك عَ ْن الن َِّب ِّي َص َّلى اهَّلل ُ عَ لَ ْي ِه َو َس َّل َم َق‬
ِ ِ
‫َواَل ُتن َِّف ُروا‬

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah Telah
menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan
jangan membuat orang lari.""

B. Mufrodatnya

1. Telah menceritakan :‫حدثُنَا‬

2. Permudahlah : ‫يسروا‬

3. Jangan persulit : ‫ال تعسروا‬

4. Berlah kabar gembira :‫بشروا‬

5. Jangan membuat orang lari :‫التنقروا‬

C. Kandungan Hadits

Menurut Imam Nawawi yang dikutip Ibnu Hajar al-„Asqalani, jika hanya menggunakan kata
‫( يسروا‬berilah kemudahan), maka orang hanya memberikan kemudahan sekali dan sering
mempersulit orang lain, karena itu Rasulullah SAW menambahkan dengan kata ‫( لتعسرواَو‬janganlah
mempersulit) dengan maksud untuk mengingatkan bahwa memberikan kemudahan bagi orang lain
harus selalu dilakukan oleh setiap orang dalam setiap situasi dan kondisi. Begitu juga sabda Nabi SAW
‫( لتنفرواَو بشروا‬berilah kegembiraan dan janganlah menakut-nakuti). Sebab menyampaikan berita buruk
pada awal pembelajaran dapat menyebabkan orang tidak tertarik untuk mendengarkan nasihat yang
diberikan kepadanya. Beliau menyimpulkan bahwa isi kandungan hadits tersebut meliputi:

1. Kita harus berlaku ramah terhadap orang yang baru masuk Islam dan jangan mempersulitnya. Dan
salah satu bentuknya adalah Islam menempatkan posisi orang yang baru masuk Islam (Muallaf) sebagai
golongan yang mustahik, dengan tujuan untuk menarik dan memantapkan hati mereka terhadap agama
Islam.

2. Lemah lembut dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, agar dapat diterima dengan baik.

3. Menggunakan metode bertahap dalam mengajarkan ilmu, karena segala sesuatu yang diawali dengan
kemudahan, maka akan dapat memikat hati dan menambah rasa cinta terhadap ilmu yang akan
dipelajari.

B. Tafsir Hadits al-Bukhari no. 3303 tentang bertahap dalam


memberi pelajaran

‫الزهْ ِر ِّي عَ ْن عُ ْر َو َة عَ ْن عَ ا ِئ َش َة َر ِض َي‬


ُّ ‫ان عَ ْن‬ ُ ‫ار َحدَّ َثنَا ُس ْف َي‬ ُ ‫اح ْال َّب َّز‬ ْ َ
ٍ ‫َحدَّ ث ِني ال َح َس ُن ب ُْن َص َّب‬
=َ ‫اه َو َق‬
‫ال‬ ُ ‫يثا لَ ْو عَ دَّ ُه ْالعَ ادُّ َأَل ْح َص‬ َ َ ‫اهَّلل ُ عَ نْهَ ا َأ َّن الن َِّب َّي َص َّلى اهَّلل ُ عَ لَ ْي ِه َو َس َّل َم ك‬
ً ‫ان يُ َح ِّد ُث َح ِد‬
‫الزب َْي ِر عَ ْن عَ ا ِئ َش َة َأ َّنهَ ا‬ َ ‫اب َأ َّن ُه َق‬
ُّ ‫ال َأ ْخ َب َر ِني عُ ْر َو ُة ب ُْن‬ َّ
ٍ َ‫الل ْي ُث َحدَّ َث ِني يُ و ُن ُس عَ ْن اب ِْن ِشه‬
‫ول اهَّلل ِ َص َّلى‬ َ َ َ َ ‫َقالَ ْت َأ اَل يُ عْ ِج ُب َك َأ بُو ُفاَل ن َج‬
ِ ‫اء ف َجل َس ِإ لى َجا ِن ِب ُح ْج َر ِتي يُ َح ِّد ُث عَ ْن َر ُس‬ ٍ
‫ام َق ْب َل َأ ْن َأ ْق ِض َي ُس ْب َح ِتي َولَ ْو َأ دْ َركْتُ ُه‬ ُ ‫اهَّلل ُ عَ لَ ْي ِه َو َس َّل َم يُ ْس ِمعُ ِني َذ ِل َك َوكُن‬
َ ‫ْت ُأ َس ِّب ُح َف َق‬
َ ‫ول اهَّلل ِ َص َّلى اهَّلل ُ عَ لَ ْي ِه َو َس َّل َم لَ ْم َيكُ ْن َي ْس ُردُ ْال َح ِد‬
‫يث ك َ َس ْر ِدكُ ْ=م‬ َ ‫لَ َردَ دْ ُت عَ لَ ْي ِه ِإ َّن َر ُس‬

Telah bercerita kepadaku Al Hasan bin Shabbah Al Bazzar telah bercerita kepada kami Sufyan
dari Az Zuhriy dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah menyampaikan suatu hadits yang seandainya diulang oleh seseorang pasti aku
mengingatnya. Dan Al Laits berkata, telah bercerita kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab bahwa dia
berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anhu
bahwa dia berkata; "Tidakkah kamu heran dengan Abu Fulan, yang dia datang lalu duduk di
samping kamarku menyampaikan suatu hadits yang katanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, dia bermaksud memperdengarkannya kepadaku yang saat itu aku sedang bertasbih
(berdzikir), lalu dia pergi sebelum aku menyelesaikan dzikirku. Seandainya aku sempat
menemuinya tentu aku akan menolaknya (tidak membenarkannya) karena Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyampaikan hadits secara berturut-turut
sebagaimana yang kalian sampaikan (maksudnya menyampaikan hadis sekian banyak dalam
satu waktu)."

Mufrodat

1 Telah bercerita kepadaku : ‫حدثني‬

2. Mengabarkan kepadaku : ‫أخبرني‬

3. Tidaklah kamu heran : ‫ال يعجبك‬

4. Menyelesaikan : ‫أقضي‬
َ

5. Menemuinya : ‫أ ْد َركتُه‬

*Kandungan Hadits

Menurut Syaikh Muhammad Naquib Al-Atas, pendidikan suatu proses penanaman sesuatu ke
dalam diri manusia mengacu pada metode dan sistem penanaman secara bertahap, dan kepada
manusia penerima proses dan kandungan pendidikan itu sendiri. Seperti halnya dalam proses
penurunan Alqur'an yang berjalan jalan bertahap dalam radikalisme berbahaya dan tradisi-
tradisi berbahaya dan memberantas segala bentuk kemungkaran yang dilakukan oleh umat
manusia pada masa pra Islam (Jahiliyyah).

Ibnu Khaldun pun menghendaki bahwa seorang pendidik diharuskan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang perkembangan kerja akal secara bertahap, dan Ibnu Khaldun
mengijinkan agar pendidik menggunakan metode mengajar yang menyesuaikan diri dengan
tahap-tahap perkembangan peserta didik. Ibnu Khaldun memandang peserta didik sebagai yang
belajar (muta'alim) atau seorang anak yang perlu bimbingan (wildan).

Di sini Al Qur'an juga menggunakan cara bertahap dalam menancapkan akidah yang benar,
ibadah, hukum, ajaran kepada etika luhur dan membangkitkan keberanian orang-orang yang
berada di sekitar Rasulullah agar selalu bersabar dan berteguh hati. Dalam semua hal,
Rasulullah menjelaskan Al Qur'an Al Karim, memberikan fatwa kepada manusia, melerai pihak-
pihak yang berselisih, menegakkan dan mempratekkan ajaran-ajaran Al Qur'an, semua itu
merupakan sunah.

C. Tafsir hadits dalam Kitab Lu'lu wal Marjan (LM) no. 1796 tentang memilih waktu yang
efektif
‫ يَا َأ بَا عَ ْب ِد‬:‫ال لَ ُه َر ُج ٌل‬ ٍ ‫َّاس ِفي كُ ِّل َخ ِم‬
َ ‫ َف َق‬،‫يس‬ َ ‫ان يُ َذكِّ ُر الن‬
َ َ ‫ود ك‬
ٍ ُ‫اهلل ب ِْن َم ْسع‬
ِ ‫حديث عَ ْب ِد‬
‫يَمنَعُ ِني ِم ْن ذ ِل َك َأ ِّني َأ كْ َر ُ=ه َأ ْن ُأ ِم َّلكُ ْم َوِإ ِّني‬ َ ‫الر ْحمن لَ َو ِددْ ُت َأ َّن َك َذكَّ ْر َتنَا كُ َّل يَ ْو ٍم َق‬
ْ ‫ َأ َما ِإ َّن ُه‬:‫ال‬ ِ َّ
‫آم ِة‬
َ ‫الس‬ َ ‫ َم َخ‬،‫ان الن َِّبي صلى اهلل عليه وسلم يَ تَ َخ َّو ُلنَا ِبهَ ا‬
َّ ‫افة‬ َ َ ‫ ك َ َما ك‬،‫َأ َت َخ َّو ُلكُ ْم ِب ْال َم ْو ِع َظ ِة‬
ُّ
‫عَ لَ ْينَا‬

. Terjemahan:

Abdullah bin Mas'uud r.a. biasa memberi nasihat pada orang-orang tiap hari Kamis, dan ketika
ditanya oleh seseorang: Hai Abu Abdirrahman aku ingin sekira anda dapat memberi ajaran dan
nasihat itu tiap hari. Jawab Ibn Mas'uud: Sesungguhnya yang mencegah diriku untuk memberi
nasihat kepada kalian tiap hari itu, karena aku kuatir menjemukan kalian, maka aku jarang-
jarang memberi nasihat kepada kalian sebagaimana Nabi saw. dahulu berbuat sedemikian
kepada kami kuatir menjemukan kami. (H.R. Bukhari, Muslim).

3. Mufrodat:

1. ‫ = يُ َذ ِّك ُر‬memberi nasehat

2. ُ ‫ = لَ َو ِد ْد‬aku ingin
‫ت‬

3. ‫ = يَ ْمنَ ُعنِي‬yang mencegah diriku

4. ‫ = أُ ِملَّ ُك ْم‬untuk memberi nasihat kepada kalian

5. ‫ = أَتَخَ َّولُ ُك ْم‬aku kuatir menjemukan kalian

Kandungan Hadits :

Hadits tersebut Menjelaskan tentang metode/tata cara menyampaikan sebuah nasehat, agar
nasehat yang kita berikan kepada seseorang jangan terlalu banyak diulang-ulang, karena hal
tersebut membuat seseorang yang menerina nasehat akan terbiasa dan bosan. Sebab nasihat
yang menjemukan itu sama sekali tidak berguna tidak berpengaruh atau berbekas, bahkan
kemungkinan menyebabkan dosa, yaitu jika yang dinasihati ngomel, karena jemunya.

Adapun beberapa cara yang dapat menjadi panduan guru ataupun calon guru dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, diantaranya :

1. Jalinlah kedekatan dengan siswa

2. Hargai setiap karya siswa

3. Pilihlah metode yang tepat dalam mengajar

4. Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Menarik

Anda mungkin juga menyukai