Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia telah memasuki abad ke 21 yang merupakan era informasi dan

teknologi yang berkembang pesat. Kemajuan sains dan teknologi yang

berjalan sangat cepat menuntut manusia untuk terus melakukan

pengembangan kualitas diri. Matematika sebagai disiplin ilmu yang telah

berkembang sangat lama, mempunyai peranan besar dalam terjadinya

kemajuan tersebut. matematika memiliki cabang-cabang ilmu yang berperan

untuk berbagai disiplin ilmu yang lain.

Pembelajaran matematika bukan hanya dimaksudkan untuk mencapai

tujuan di ranah kognitif. Pembelajaran matematika yang baik adalah mampu

mengadakan keseimbangan pencapaian ranah kognitif dengan ranah afektif

dan psikomotorik. Pembelajaran matematika perlu dirancang untuk

membangun pemahaman konsep, pemecahan masalah, aplikasi dan pola

berfikir matematis. Materi-materi matematika disekolah perlu dimaksudkan

untuk membangun pola fikir siswa menjadi kritis, analitis, logis, sistematis,

disiplin dan konsisten.

Tujuan lain yang tidak kalah penting dalam pembelajaran matematika

adalah mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Sumantri (2007:190)

menyatakan matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian

makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. kemampuan komunikasi

1
2

dalam pembelajaran matematika menjadi hal yang penting untuk kita latih

kepada siswa, sehingga mereka mampu menyampaikan ide-ide dalam bentuk

symbol matematika serta mampu memahami substansi dari setiap symbol

yang ada. NCTM (2000) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi dalam

matematika perlu dibangun agar siswa dapat : 1) Merefleksi dan

mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika dalam

berbagai situasi. 2) Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik

dan secara aljabar. 3) Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan

matematik termasuk peranan definisi dalam berbagai situasi matematika. 4)

Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, menulis,

menginterprestasikan dan mengevaluasi gagasan matematik. 5) Mengkaji

gagasan matematik melalui konjektur dan alasan yang

meyakinkan.

Kemampuan komunikasi matematis akan menjadi hal yang berguna

bagi anak ketika dia kembali ke dalam kehidupannya sehari-hari. Kita semua

tahu, di dunia ini banyak sekali informasi serta data yang disajikan dalam

bahasa matematika seperti grafik, diagram dan symbol lainnya. Contoh

sederhana yang lain, ketika kita pergi belanja kemudian ada diskon yang

ditawarkan dalam persentase, kita dapat membaca informasi-informasi

tersebut hanya jika kita memiliki kemampuan matematika yang cukup.

Peressini dan Bassett (dalam NCTM, 1966) berpendapat bahwa “tanpa

komunikasi dalam matematika kita akan memiliki sedikit keterangan, data,

dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi

matematika”.
3

Pembelajaran matematika harus ditargetkan untuk mencapai

ketuntasan pada semua aspek dalam diri siswa, bukan hanya sebatas

ketuntasan sampai target materi terpenuhi. Pada sebagian besar siswa di

sekitar kita memiliki kecenderungan tidak suka mata pelajaran matematika

dengan alasan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit.

Pengalaman ini dialami sendiri oleh penulis ketika masa Program Pengalaman

Lapangan (PPL). Ketika pembelajaran berlangsung, sering ditemui siswa yang

sudah merasa cemas, takut dan tidak percaya bahwa dirinya bisa untuk

mengerjakan tugas yang diberikan sebelum mencoba menyelesaikan tugas

tersebut. Ketakutan serta kecemasan tersebut merupakan hal yang bersifat

subjektif pada masing-masing individu. Kecemasan akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa, seperti hasil penelitian Ekawati (2015).

Tingkat ketakutan dan kecemasan dapat diatasi dengan membangun

kepercayaan diri pada siswa atau yang disebut self-efficacy. Efikasi diri (self-

efficacy) dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya memberikan

kontribusi terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi mata pelajaran

Matematika meskipun tidak hanya dipengaruhi oleh faktor efikasi diri saja

(Maryam, 2013:10). Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat

menguasai sebuah situasi dan memberikan hasil yang menguntungkan

(Santrock, 2012: 363). Bandura (dalam Santrock, 2007) didukung hasil

penelitian Musmuliadi & Saafudin (2018), bahwa Self Efficacy merupakan

sebuah faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya seorang siswa,

Self-efficacy juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


4

Juhrani, Suyitno dan Khumaedi (2017) dalam penelitiannya

mendapatkan kesimpulan bahwa siswa dengan self-efficacy tinggi dapat

menggunakan semua indikator komunikasi matematis dengan

maksimal. Sedangkan siswa dengan self-efficacy sedang dan rendah belum

bisa mengungkapkan ide-ide matematis secara maksimal. Sementara itu,

berdasarkan penelitian oleh Nurdiana, Pujiastuti, dan Sugiman (2018) bahwa

peserta didik dengan self-efficacy yang semakin tinggi maka semakin baik

dalam pencapaian indikator komunikasi matematis.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebur, maka penulis termotivasi

untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika

berdasarkan Self-Efficacy”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan efektif, maka objek-objek penelitian

perlu dibatasi. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini

adalah :

1. Kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini merupakan

komunikasi secara lisan dan tertulis.

2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi program

linier dengan sub materi menentukan nilai optimum.

3. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 2 Mojoagung.
5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, rumusan

masalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam


menyelesaikan soal matematika dengan self efficacy tinggi ?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dengan self efficacy sedang ?
3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dengan self efficacy rendah ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam

menyelesaikan soal matematika dengan self-efficacy tinggi.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam

menyelesaikan soal matematika dengan self-efficacy sedang.

3. Untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam

menyelesaikan soal matematika dengan self-efficacy rendah.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sumbangan

ilmiah yang menambah khasanah ilmu pengetahuan, serta wawasan dan


6

referensi khusunya yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi

matematis siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam rangka pengembangan kurikulum

sekolah, serta sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran

yang lebih baik, terutama pembelajaran matematika.

b. Bagi Guru

Adanya hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengetahui

kondisi individu siswa yang berkaitan dengan tingkat self-efficacy

siswa serta kemampuan komunikasi matematis siswa. Selain itu, juga

memberikan gambaran kepada guru tentang hambatan-hambatan yang

dialami siswa dalam mengkomunikasikan pengetahuan matematikanya,

sehingga dapat dicari solusinya.

c. Bagi peneliti lain

Memperkaya pengetahuan dibidang pendidikan, serta dapat

dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian serupa lebih

lanjut.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Analisis adalah suatu usaha menelaah/mengamati secara detail tentang

sesuatu hal dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya

untuk dikaji lebih lanjut.


7

2. Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan seseorang

dalam menyatakan gagasan/ide atau suatu peristiwa menggunakan simbol,

model dan bahasa matematika.

3. Self-efficacy adalah suatu keyakinan seseorang tentang kemampuannya

mengendalikan diri dalam menyelesaikan suatu persoalan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai