Anda di halaman 1dari 9

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

‫ َأ ْش َه ُد َانْ الَ اِل َه‬،ُ‫ت َأعْ َمالِ َنا َمنْ َي ْهدِىاهللُ َفالَ مُضِ َّل لَ ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َها ِد َى َله‬ ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّيَئ ا‬ ُ ْ‫هلل مِن‬ ِ ‫هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬
ِ ِ َ‫اِنَّ ْال َحمْ د‬
‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َوالَ ُه‬ َ ‫اركْ َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى الِ ِه َو‬ َ ‫ اَللّ ُه َّم‬،ُ‫ك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد اَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه الَ َن ِبىَّ َبعْ دَ ه‬
ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫ ِاالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْي‬.

ُ ‫ َيااَ ُّي َها الَّ ِذي َْن ا َم ُن ْوا ا َّتقُ ْوا هللاَ َو ْل َت ْن‬: ‫ان الرَّ ِجيْم‬
ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ مَّا َق َّد َم‬
‫ت لِغَ ٍد‬ ِ ِ ‫ْط‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬.‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬
َ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ َ ‫هللا ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو ِاي‬
ِ ‫َّاي ِب َت ْق َوى‬
َ ‫هللا َف َق ْد َف‬ ِ َ‫َأمَّا َبعْ ُد َف َيا عِ َباد‬
ُ َ َ
)18 :‫َواتق ْوا هللاَ اِنَّ هللاَ خ ِب ْي ٌر ِب َما تعْ َمل ْو َن (الحسر‬ ُ َّ

Hadirin rahimakumullah

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat
hadir dalam keadaan sehat wal'afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rahimakumullah

Kata "Isra" dari bahasa Arab, berarti berjalan malam. Menurut istilah, Isra adalah perjalanan Nabi
Muhammad pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis
di Palestina. Mi'raj berarti naik ke atas. Menurut istilah Mi'raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari
Masjid Al-Aqsa menuju Arasy untuk menghadap Allah SWT.

Allah SWT menceritakan kisah ini pada surat Bani Israil, ayat 1 :

َ ‫ِى َأسْ َر ٰى ِب َع ْب ِدهِۦ َل ْياًل م َِّن ْٱل َمسْ ِج ِد ْٱل َح َر ِام ِإلَى ْٱل َمسْ ِج ِد ٱَأْل ْق‬
‫صا ٱلَّذِى ٰ َب َر ْك َنا َح ْولَهُۥ ِل ُن ِر َيهُۥ مِنْ َءا ٰ َي ِت َنٓا ۚ ِإ َّنهُۥ ه َُو ٱل َّسمِي ُع ْٱلبَصِ ي ُر‬ ٓ ‫ُسب ٰ َْح َن ٱلَّذ‬

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram menuju
ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya dari tanda-tanda
kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Hadirin rohimakumulloh

Setelah mengalami kedukaan, karena dua orang yang amat dicintai dan dihormati telah meninggal dunia,
Allah SWT ingin menghibur dan memuliakan Nabi Muhammad SAW, Allah telah mengutus Malaikat Jibril
untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap-Nya. peristiwa ini terjadi setelah sebelas
tahun Muhammad menjadi Nabi.

Setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril membaringkan Nabi Muhammad SAW.
Dada Nabi Muhammad dibelah, kemudian dibersihkan sifat-sifat buruk dan menggantikanya dengan sifat
baik ke dalam dadanya. Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril menaiki Buraq, yaitu kendaraan yang
sangat cepat. Perjalanan mereka pertama menuju Masjidil Aqsa di palestina. Selama di perjalanan
mereka singgah di lima tempat yaitu:

Pertama, Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwaroh. Kedua, Kota madyan, yaitu tempat
persembunyian Nabi Musa dari Fir'aun. Ketiga, Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima Kitab
Taurat. Keempat, Bethlehem,yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS. Kelima, Masjidil Aqsa di Palestina, yaitu
tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah
Makkah dan Madinah.

Pada tiap persinggahan, Nabi Muhammad SAW selalu melakukan shalat dua rakaat. Sesampainya di
Masjidil Aqsa, disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak.

Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril
mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Setelah menjadi imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama
Malaikat Jibril. Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat jibril singgah
di tujuh lapis langit yaitu:

Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam As. Langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Ishaq As.
Langit ketiga bertemu Nabi Yusuf As. Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris As. Langit kelima
bertemu dengan Nabi Harun As. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa As. Langit ketujuh bertemu
dengan Nabi Ibrahim As

Hadirin rahimakumullah

Setelah melewati tujuh lapis langit tersebut Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur Yaitu tempat
Malaikat melaksanakan Thawaf. Kemudian naik ke Sidratul Muntaha dan dalam perjalanan ini Malaikat
Jibril tidak ikut serta.

Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah SWT memerintahkan
kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu.

Ketika hendak turun Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa AS, dan beliau bercerita tentang
perintah shalat yang diterimanya, dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut Nabi Musa menyuruh Nabi
Muhammad SAW untuk menghadap Allah kembali guna meminta keterangan. Nabi Muhammad berulang
kali menghadap Allah untuk memberikan keringanan, akhirnya Allah memberikan keringanan perintah
shalat kepada Nabi Muhammad menjadi 5 waktu setiap harinya. Allah memberikan pahala yang sama
bagi umat Nabi Muhammad seperti melaksanakan shalat sebanyak 50 waktu setelah peristiwa itu Nabi
dikembalikan ke Makkah.

Pagi harinya Nabi berniat menceritakan hal tersebut kepada kaum Quraisy. Nabi Muhammad bertemu
dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal mengumpulkan kaum Quraisy.Kesempatan itu tidak disia-
siakan untuk meyakinkan kaum kafir Quraisy tentang kebohongan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal
menyeru kaum Quraisy untuk berkumpul. Setelah kaum Quraisy berkumpul Nabi Muhammad
menceritakan segala kejadian yang dialaminya dalam Isra Mi'raj. Ceramah Nabi Muhammad tersebut
disambut dengan ejekan dan cemoohan, Abu Jahal menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti
ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan kebohongan. Kemudian menemui Abu Bakar dan
menceritakan apa yang mereka dengar dari Nabi Muhammad. Mereka bertanya kepada Abu Bakar
"Apakah Abu Bakar mempercayainya?' dengan tegas Abu Bakar menyatakan "bahwa dia meyakini apa
yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW'. Kemudian Nabi Muhammad SAW memberikan gelar
Assidiq kepada Abu Bakar hingga menjadi Abu Bakar Assidiq.

Hadirin rahimakumullah

Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami peristiwa yang tidak pernah dirahasiakannya.
peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad dalam waktu yang singkat telah tersiar ke seluruh kota
Makkah, ejekan dan cemoohan sering diterima Nabi Muhammad mengenai peristiwa yang dialaminya.
Sebagai contoh, waktu Nabi Muhammad duduk di Masjidil Haram dan bertemu dengan Abu Jahal, Abu
Jahal duduk disamping Nabi Muhammad SAW, serta berkata dengan nada mengejek "Apa kabar pagi ini
Muhammad? Adakah sesuatu yang engkau anggap penting yang engkau terima dari Tuhanmu?, Nabi
Muhammad menjawab "Ya tadi malam aku telah diisra'kan " Abu Jahal bertanya "Kemana?" Nabi
menjawab "Ke Baitul Maqdis". Kata Abu Jahal "Kemudian pagi ini engkau telah ada disini?'" Nabi
Muhammad menjawab "Ya". Mendengar jawaban itu Abu Jahal tertawa dan mengejek serta Nabi
Muhammad berkata "Beranikah engkau menceritakan perkataanmu itu kepada penduduk Makkah? Saya
akan mengumpulkan mereka disini, lalu sampaikan perkataanmu kepada mereka! Nabi menjawab
"Baiklah saya akan menerangkan peristiwa ini kepada mereka peristiwa ini".

Setelah penduduk Makkah berkumpul di Masjidil Haram, kemudian Nabi menceritakan peristiwa Isra
Mi'raj dari awal sampai akhir, tidak ada sedikitpun yang terlewat, kejadian ini menjadikan mereka yang
sudah masuk islam berbalik menjadi murtad. Tetapi bagi umat islam yang kuat imannya tidak
tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu sebab mereka telah yakin akan kebenaran Nabi
Muhammad. Lain halnya dengan Abu Bakar, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain.
Setelah didatangi oleh orang-orang yang merasa sangsi dengan peristiwa Isra dan Mi'raj ia mendatangi
Nabi Muhammad SAW dan meminta penjelasannya kepadanya peristiwa yang diceritakan oleh Nabi
Muhammad SAW langsung diterimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan
As Siddiq.

Hadirin rahimakumullah

Adapun Tamsil dalam Isra, yaitu :

1. Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus, beliau bertanya kepada
Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibaratmu yang gemar beramal jariah, yang
kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT".

2. Melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya, Nabi Muhammad bertanya : "Siapakah
mereka itu Ya Jibril?" Dijawabnya: "mereka itu ibaratmu yang enggan bershalat, yang kelak akan
menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya".

3. Melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya, Nabi bertanya: "Apakah itu Ya jibril?"
dijawabnya: "itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa dengan digodok oleh Raja Fir'aun,
karena ia mempertahankan imannya kepada Allah Swt sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala.

4. Melihat orang yang di hadapannya ada dua hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah
kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memakan makanan busuk. Nabi bertanya: "Ya Jibril
siapakah mereka itu?" Jibril menjawab :"Ya Rasulullah itu ibarat umatmu yang suka membiarkan
nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala".

5. Nabi Muhammad SAW melihat orang-orang yang gagah perkasa,orang itu menengok dan melihat
kekirinya merasa sedih dan menangis tersedu-sedu, tetapi bila menengok dan melihat kekanannya dia
berseri-serigembira dan tersenyum senyum. Nabi bertanya: "Siapakah orang itu Ya Jibril?" jawab jibril:
"dia itu bapakmu yang pertama yaitu Nabi Adam As. Bila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat
anak cucunya berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila mereka menengok kekanan merasa gembira,
karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh".

Hadirin rahimakumullah

Hikmah Isra Mi'raj yaitu :

a. Menghilangkan perasaaan sedih dalam diri Nabi Muhammad SAW yang disebabkan oleh
meninggalnya pembelanya yang utama yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah. Allah SWT
ingin meyakinkan utusanNya itu bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat
dikalahkan oleh apapun dan siapapun.

b. Allah hendak memperlihatkan kemahakuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin
bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi musuh yang menghalangi penyiaran agama
Islam.

c. Allah mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan para Nabi dan Rasul
terdahulu, agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.

d. Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas kejayaan bangsa-bangsa terdahulu yang
hancur luluh karena kedurhakaan kepada Allah dan RasulNya.

e. Menguji para pengikut Nabi, apakah mereka itu akan tetap beriman kepada agama yang selama ini
dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.

f. Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dengan hadirat Allah Swt.

g. Allah menyampaikan perintah melakukan Shalat kepada Nabi dan umatnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

‫ َوَأ ْش َه ُد َأنّ َسيِّدَ َنا‬،‫اإلكرام‬ ْ ‫الل َو‬ ِ ‫لج‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِالَ َه ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك َله‬،‫ريم‬ ‫َأ‬
ِ ‫ َو ْف َه َم َنا‹ ِب َش ِري َْع ِة ال َّن ِبيّ ال َك‬،‫هلل الّذي َهدَ ا َنا ُس ُب َل ال ّسالَ ِم‬ ِ ‫لحمْ ُد‬ َ ‫هلل ْا‬ ِ ‫لحمْ ُد‬ َ ‫ْا‬
،‫ َف َيا ُّي َها اِإل ْخ َوان‬:ُ‫ َأمَّا َبعْ د‬،‫سان إلَى َي ْو ِم ال ِّدين‬ ِ ْ‫إح‬ ‫ب‬
ِ ‫عين‬
َ ‫اب‬
ِ َّ
‫ت‬ ‫ال‬‫و‬ َ ‫ه‬
ِ ‫حاب‬
ِ ْ‫أص‬ ‫و‬َ ‫ِه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫و‬ َ ‫د‬ ٍ ‫م‬
ّ ‫ُح‬
َ ‫م‬ ‫ِنا‬
‫د‬ ‫ي‬ِّ ‫س‬ َ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ْ‫ك‬ ‫بار‬
ِ ‫و‬ َ ‫م‬
ْ ِّ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬ ‫ل‬ِّ ‫ص‬
َ ‫م‬
َّ ‫ه‬
ُ ّ ‫ل‬ ‫ال‬ ،‫ه‬ ُ ‫ل‬ ‫سو‬ ‫ر‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ُ ُ
‫د‬ ‫ب‬ْ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ً
‫د‬ ‫م‬
َّ ‫ُح‬
َ ‫م‬ ‫ا‬ َ
‫ن‬ ‫ي‬
َّ ‫ب‬ َ
ِ ‫َو‬
‫ن‬
‫ َيا َأ ُّي َها‬:‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِح ْي ْم‬
ِ ِ ِ‫م‬ ْ‫س‬ ‫ب‬ ،}‫ْم‬‫ي‬ ‫ج‬
ِ َّ‫الر‬ ‫ان‬ِ َ
‫ط‬ ْ
‫ي‬ ‫ش‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِن‬
َ ِ ِ‫م‬ ‫هلل‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ُ
‫ذ‬ ْ
‫ُو‬‫ع‬ ‫َأ‬ : ‫م‬ ‫ي‬
ْ ِ ‫ر‬ َ
‫ك‬ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ‫ان‬
ِ ْ‫ر‬ ُ ‫ق‬ ‫ل‬‫ا‬ْ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫الى‬ ‫ع‬
َ َ ُ َ ‫ت‬ َ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫ق‬َ ، ْ‫ن‬ ْ
‫ُو‬‫ح‬ ‫ل‬
ِ ْ
‫ف‬ ُ
‫ت‬ ‫م‬‫ك‬ُ
ْ َ َّ ‫ل‬ ‫ع‬ َ ‫ل‬ ‫ه‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫اع‬
َ َ ِ َ
‫ط‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫و‬ َ ِْ
‫ق‬ َ
‫ت‬ ‫ب‬ ْ‫ي‬ ِ‫س‬ ْ
‫ف‬ َ
‫ن‬ ‫و‬ َ ْ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ي‬ ‫ص‬
ُ ‫أو‬ْ
ُ َّ َ ً َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ ُ ُ
‫ يُصْ لِحْ لك ْم عْ َمالك ْم َو َيغفِرْ لك ْم ذنو َبك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هللا َو َرسُول ُه فقد فاز ف ْوزا َعظِ يمًا وقال تعالى َيا ا ُّي َها ال ِذي َْن آ َمن ْوا‬،‫ِين َمنوا اتقوا هللا َوقولوا ق ْو َسدِيدا‬ َ ْ ُ َ ‫َأ‬ ُ َ ً ‫اًل‬ َ ُ ُ ُ َّ ُ ‫َآ‬ َ ‫الَّذ‬
‫صدَقَ هللاُ ال َعظِ ي ُم‬ ُ ْ ‫َأ‬ َّ ُ َ َ
َ .‫اتق ْوا هللاَ َحق تقا ِت ِه َوال تم ُْوتنَّ ِإال َو نت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬ َ ُ َّ ُ َّ

Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu
wata'ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada kesempatan ini kita kembali memperingati
peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui apa makna Isra' Mi'raj, bagaimana kisah
perjalanan Nabi dalam Isra' Mi'raj? Dan apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra' Mi'raj
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?

Isra' Mi'raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata'ala memberikan keistimewaan pada
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril
mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil
Aqsa menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala sang pencipta Alam
semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat Isra' ayat 1:

‫ار ْك َنا َح ْولَ ُه ِل ُن ِر َي ُه مِنْ آ َيا ِت َنا ِإ َّن ُه ه َُو ال َّسمِي ُع ْالبَصِ ي ُر‬ َ ‫ان الَّذِي َأسْ َر ٰى ِب َع ْب ِد ِه َل ْياًل م َِن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمسْ ِج ِد اَأْل ْق‬
َ ‫صى الَّذِي َب‬ َ ‫ُسب َْح‬

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam
Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar
dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian
memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana
semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra' Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar
oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab:
"Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-
baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi." Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan
Nabi Adam 'alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril
memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad
mengucapkan salam kepada Nabi Adam 'alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam
kepada Nabi Muhammad.

Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di
langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, di langit keempat, Nabi
bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam,
di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi
Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri.
Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Setelah itu,
Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah
subhanahu wa ta'ala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang
arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk bertawaf di
dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu,
Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi
Muhammad dan umatnya."

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Allah mewajibkan
kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardhu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima
dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu
dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan
mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah
membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu wata'ala,
mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi
shalat sepuluh kali. Kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa
mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan
akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa
tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab,
saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah.
Hadirin rahimakumullah

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan,
keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra' Mi'raj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas
orang Quraisy ingkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum
muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat
hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra' Mi'raj Nabi, beliau mengatakan:
sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku
tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq,
Abu Bakar yang sangat jujur.

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra' Mi'raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah
Nabawiyah: 'Irdlu Waqâi' wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan, pertama, Isra' Mi'raj adalah
kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Dewi Khadijah sebagai
istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta
wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy.
Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala.
Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wata'ala.
Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapapun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan
agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majelis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan
memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba'i dalam kitabnya,
Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra' Mi'raj
dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi setiap Muslim menghadap (mi'raj)
kepada Allah subhanahu wata'ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu'. Dengan shalat
yang khusyu', seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga ia malu untuk
menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk
berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal
tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk
Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Isra' Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan
beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama
manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah
terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar
mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial,
politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar
angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah
umat dan bangsa.

Keempat, dalam perjalanan Isra' Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram
dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian
dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela
agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang
dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqsa Palestina. Baik dengan diplomasi
politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu
dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra' Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.
Allahumma Aamin.

َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫مان الرَّ حِي ْم‬


‫ِين‬ ِ ْ‫هللا الرَّ ح‬ ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ْطان الرَّ ِجي ْم‬ ِ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ ُ ‫ أع‬.‫ َو ْأد َخلَ َنا وِإيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة عِ َبا ِد ِه المُْؤ ِم ِني َْن‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم م َِن ال َفاِئزين اآل ِمنِين‬
ِ ‫ُوذ ِبا‬ ِ
‫ك بَرٌّ َرُؤ ْوفٌ َر ِح ْي ٌم‬ َ ‫ت و ِذ ْك ِر‬
ٌ ِ‫ إ ّن ُه َتعاَلَى َجوّ ا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫الح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َو َن َف َعنِيْ َوِإيّا ُك ْم ِباآليا‬،‫آن ال َعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َولك ْم فِي القُر‬ ً ‫آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسد‬
َ ‫ِيدا با َ َر‬

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

َ ‫ َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد‬،‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َرفِ ْاَأل ْن ِب َيا ِء َو ْالمُرْ َسلِي َْن‬ ‫ُأ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى‬ َّ ‫ َوال‬،‫ْن‬ ِ ‫ َو ِب ِه َنسْ َت ِعيْنُ َعلَى م ُْو ِر ال ُّد ْن َيا َوال ِّدي‬،‫ْال َحمْ ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َس ِّي َد َنا م َُحـم ًَّدا َع ْب ُده‬.‫ك ْال َح ُّق ْالم ُِبيْن‬ ٰ
َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإل َه ِإاَّل هللا َوحْ دَه اَل َش ِر ْي‬،‫ْن‬
ُ ِ‫ك لَ ُه ْال َمل‬ ٍ ‫ٰالِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬
ِ ‫لى َي ْو ِم ال ِّدي‬ َ ‫ان ِإ‬
‫ِق ْال َوعْ ِد ْاَأل ِميْن‬
ُ ‫َو َرس ُْولُ ُه صاد‬

‫ِي اَسْ ٰرى ِب َع ْبدِهٖ لَ ْياًل م َِّن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام ِالَى‬ ْٓ ‫ ُسب ْٰح َن الَّذ‬:‫ َف َقا َل هللاُ َت َعالَى‬.‫ ِا َّتقُوا هللاَ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتم ُْو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬.‫َأمَّا َبعْ ُد َف َيا َأ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن‬
ْ ۗ ٰ َ ‫ْال َمسْ ِج ِد ااْل َ ْق‬
‫صا الَّذِيْ ٰب َر ْك َنا َح ْول ٗه لِن ِر َي ٗه مِنْ ا ٰي ِت َنا ِان ٗه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع البَصِ ْي ُر‬
َّ ُ َ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam kepada Rasulullah menjadi dua hal yang penting untuk
mengawali majelis ini. Hal penting selanjutnya adalah berwasiat takwa yang menjadi kewajiban bagi
khatib untuk senantiasa sampaikan kepada jamaah karena memang menjadi rukun dalam khutbah
Jumat. Apabila rukun dalam Jumat ditinggalkan, termasuk wasiat taqwa, maka konsekuensinya adalah
tidak sah ibadah shalat Jumat yang dilaksanakan.

Oleh karena itu mari kita tingkatkan dan kuatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT sebagai wujud
penghambaan kita kepada-Nya yang menumbuhkan rasa takut pada diri kita untuk melanggar perintah-
perintah-Nya. Kuatnya ketakwaan juga bisa diukur dari kemampuan kita menjalankan seluruh perintah
Allah SWT. Takwa akan menjadikan kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung dan
masuk ke dalam surga Allah SWT. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Naba 31:

‫از ۙا‬
ً ‫اِنَّ ل ِْل ُم َّت ِقي َْن َم َف‬

Artinya: "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (ada) kemenangan (surga)"

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 3:

‫ب َو ُيقِ ْيم ُْو َن الص َّٰلو َة َو ِممَّا َر َز ْق ٰن ُه ْم ُي ْنفِقُ ْو َن‬


ِ ‫ۙ الَّ ِذي َْن يُْؤ ِم ُن ْو َن ِب ْالغَ ْي‬

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,"

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa orang yang bertakwa itu percaya kepada hal yang tak tampak
mata dan juga tidak bisa dirasa dan direkam oleh indra serta tak bisa dinalar secara akal manusia. Hal ini
disebut dengan istilah ghaib. Orang yang bertakwa juga dicirikan dengan konsistensinya dalam
menjalankan shalat sebagai ibadah vertikal menyembah Allah SWT.

Dua hal ini, yakni percaya pada hal yang ghaib dan menjalankan shalat, menjadi dua hal relevan dengan
keberadaan kita saat ini berada di bulan Rajab. Di bulan inilah sebuah peristiwa ghaib yang tak masuk
akal dan hanya dipercayai oleh orang-orang yang beriman terjadi, yakni peristiwa Isra Mi'raj Nabi
Muhammad saw. Peristiwa ini menjadi peristiwa ghaib yang harus diterima oleh keimanan terlebih
dahulu sebelum akal kita.

Pengertian Isra ini sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjid al-Haram di Kota Makkah
ke Masjid al-Aqsa di Palestina yang berjarak lebih kurang 1.500 kilometer. Sedangkan Mi'raj adalah
perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha yakni tempat di langit yang bersifat ghaib,
tidak mungkin dijangkau oleh pancaindra manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran. Dua
perjalanan ini ditempuh Nabi Muhammad hanya dalam satu malam.

Peristiwa agung ini telah diterangkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 1:

‫صا الَّذِيْ ٰب َر ْك َنا َح ْولَ ٗه لِ ُن ِر َي ٗه مِنْ ٰا ٰي ِت َن ۗا ِا َّن ٗه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْالبَصِ ْي ُر‬
َ ‫ِي اَسْ ٰرى ِب َع ْبدِهٖ لَ ْياًل م َِّن ْال َمسْ ِج ِ‹د ْال َح َر ِام ِالَى ْال َمسْ ِج ِ‹د ااْل َ ْق‬
ْٓ ‫ُسب ْٰح َن الَّذ‬

Artinya: "Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad mendapatkan 'oleh-oleh' yang sangat monumental dan
menjadi hal yang paling sering disebut pada bulan Rajab yakni perintah shalat lima waktu. Maka kurang
lengkap rasanya jika peringatan Isra Mi'raj yang sering dilakukan masyarakat di Indonesia tidak
mengangkat dan membahas tentang shalat. Baik pembahasan tentang shalat dari perspektif fiqih,
tasawuf, kesehatan, maupun dari perspektif lain yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT.

Pembahasan tentang shalat ini penting untuk diingatkan kembali kepada umat Islam pada bulan Rajab
ini sebagai upaya untuk menguatkan kembali kesadaran bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan bagi
umat Islam. Bukan hanya sekedar kewajiban saja. Mengapa kita butuh? Karena shalat menjadi satu
media penting untuk mendekatkan diri dan menyembah Allah SWT. Dengan shalat kita telah
menunjukkan komitmen untuk menjalankan misi utama diciptakannya manusia ke dunia yakni untuk
beribadah. Hal ini sudah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Ad-Dzariyat ayat 56:

َ ‫ت ْال ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬


‫س ِااَّل لِ َيعْ ُبد ُْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam pelaksanaan shalat sendiri, penting untuk diingat oleh kita semua untuk senantiasa
mengedepankan kualitas shalat. Bukan hanya kuantitas shalat saja. Kewajiban shalat yang difokuskan
kepada kuantitas atau jumlah saja akan menjadikan diri terbebani dalam menjalankannya. Jika
kewajiban shalat kita kerjakan dengan mengedepankan kualitas, maka shalat yang dilakukan akan
benar-benar bisa dinikmati dan akan berdampak pada perilaku serta kualitas kehidupan kita.

Rasulullah pernah mengingatkan dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

‫صلُّ ْو َن‬
َ ‫ُصلّ ْو َن َوالَ ُي‬ ِ ‫يَأتِى َعلَى ال َّن‬
َ ‫اس َز َمانٌ ي‬

Artinya: "Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal
sebenarnya mereka tidak shalat".

Hadits ini mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjalankan perintah ini dengan sempurna mulai
dari aspek fiqihnya sampai dengan aspek hakikat dari shalat itu sendiri. Dari sisi fiqih kita harus
mengetahui syarat dan rukun shalat dan beberapa hal lain terkait seperti cara berwudhu, waktu-waktu
shalat dan sejenisnya. Terminologi shalat ini sendiri adalah:

َ ‫اِئط َم ْخص ُْو‬


‫ص ٍة‬ َ ‫َأ ْق َوا ٌل َوَأ ْف َعا ٌل َم ْخص ُْو‬
َ ‫ص ٌة ُم ْف َتت َِح ٌة ِبال َّت ْك ِبي ِْر م ُْخ َت ِت َم ٌة ِبال َّتسْ لِي ِْم ِب َش َر‬

Artinya: "Ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu".

Sementara dari sisi hakikat, shalat memiliki dimensi ibadah rohani yang di dalamnya berisi doa-doa
untuk mendatangkan ketenangan dan ketentraman jiwa. Allah berfirman:

‫ك َس َكنٌ َل ُه ْم َوهَّللا ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬


َ ‫صاَل َت‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَي ِْه ْم ِإن‬
َ ‫َو‬

Artinya: "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. At-Taubah 103).

Selain berbuah ketenangan jiwa, shalat juga akan membuahkan ketentraman bagi orang lain. Kenapa?
Karena orang yang melakukan shalat dengan benar akan membuahkan komitmen untuk tidak berbuat
hal yang keji dan mungkar. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 45:

‫ب َواَق ِِم الص َّٰلو ۗ َة اِنَّ الص َّٰلو َة َت ْن ٰهى َع ِن ْال َفحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َۗولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْك َب ُر َۗوهّٰللا ُ َيعْ لَ ُم َما َتصْ َنع ُْو َن‬
ِ ‫ْك م َِن ْالك ِٰت‬
َ ‫ا ُ ْت ُل َمٓا ا ُ ْوح َِي ِالَي‬

Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu dan
tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh,
mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Mari di bulan Rajab ini kita jadikan peristiwa Isra Mi'raj sebagai media untuk lebih menguatkan keimanan
dan ketakwaan kepada hal-hal yang ghaib serta menjadikan shalat sebagai ibadah yang benar-benar
bisa membuahkan hasil nyata yang berdampak pada kehidupan diri dan masyarakat sekitar. Upaya ini
dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas shalat yang kita lakukan. Semoga Allah mengabulkan
harapan-harapan kita. Amin
‫ ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغفِر ُْوه‬،‫ َوَأسْ َت ْغفِ ُر هللاَ لِيْ َولَ ُك ْم‬،‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا‬

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahi wassholatu wassalaamu 'alaa rosuulillahi sayyidinaa wamaulaanaa muhammadibni


abdillahi amma ba'duhu.

Bapak/ibu sekalian. Peristiwa Isra Miraj merupakan dua kejadian yang berbeda. Dilaksanakan pada
waktu malam. Isra perjalan di bumi sedangkan miraj perjalanan kenaikan kelangit ke tujuh.

Isra merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa
(Yerussalem) atau di palestina. Inilah perjalanan Nabi dari masjid ke masjid.

Sedangkan Miraj merupakan kisah peristiwa perjalanan Nabi dari bumi (Masjidil Aqsha) naik ke langit
ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian).

Diceritakan, Nabi menggunakan kendaraan buroq dalam perjalanannya. Untuk menerima perintah Allah
SWT menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam. Dengan rincian :

1. Zuhur dikerjakan 4 rakaat


2. Asar dikerjakan 4 rakaat
3. Maghrib dikerjakan 3 rakaat
4. Isya dikerjakan 4 rakaat
5. Subuh dikerjakan 2 rakaat

Total keseluruhan bilangan rakaat sehari semalam 17 rakaat dalam pelaksanaan sholat 5 waktu.
Pada peristiwa Isra Miraj ini banyak hikmah yg dapat kita pelajari diantaranya :

1. Munculnya kewajiban shalat bagi setiap pemeluk agama Islam atau umat Muslim.
Sholat lima waktu menjadi kewajiban setiap muslim yang sudah masuk Akil baliqnya.
Sebagaimana disebut dalam Alquran.

‫ت َعلَى ْالمُْؤ ِم ِني َْن ك ِٰتبًا م َّْوقُ ْو ًتا‬ ْ ‫ض ْي ُت ُم الص َّٰلو َة َف ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ قِ َيامًا وَّ قُع ُْو ًدا َّو َع ٰلى ُج ُن ْو ِب ُك ْم ۚ َفا َِذا‬
ْ ‫اط َمْأ َن ْن ُت ْم َفاَقِ ْيمُوا الص َّٰلو َة ۚ اِنَّ الص َّٰلو َة َكا َن‬ َ ‫َفا َِذا َق‬

Apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berdzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya),
baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah
sholat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya sholat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah
ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An-Nisa : 103).

2. Nabi Muhammad SAW diberikan gambaran surga dan neraka sebagai balasan bagi setiap perbuatan
manusia yang hidup di dunia.

Gambaran bagi manusia yang beriman dan beramal saleh akan memperoleh balasan surga kenikmatan
yang tertinggi yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya yang taat.

Sebaliknya gambaran api neraka sebagai bentuk balasan/ganjaran bagi hamba-Nya yang ingkar.

Sebagaimana di gambarankan dalam Alquran dalam surat Thoha.

‫ُوت فِي َها َواَل َيحْ َي ٰى‬ ِ ‫ِإ َّنهُۥ َمن َيْأ‬
ُ ‫ت َر َّبهُۥ مُجْ ِرمًا َفِإنَّ لَهُۥ َج َه َّن َم اَل َيم‬

"Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya
baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup". (QS. Thoha : 74)
ٓ
‫ت ْٱل ُعلَ ٰى‬ َ َ‫ت َفُأ ۟و ٰل‬
ُ ‫ِئك لَ ُه ُم ٱلد ََّر ٰ َج‬ َّ ٰ ‫َو َمن َيْأ ِتهِۦ مُْؤ ِم ًنا َق ْد َع ِم َل ٱل‬
ِ ‫صل ٰ َِح‬

"Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah
beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)."
(QS. Thoha : 74)

Kesimpulannya peristiwa Isra Miraj merupakan bermulanyal dari kewajiban sholat 5 waktu serta
kekuasaan Allah dengan mengangkat Rasulullah SAW ke langit ketujuh diperlihatkan surga dan neraka
sebagai ganjaran perbautan manusia baik dan buruk di dunia.

Demikian pidato singkat yang saya dapat sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Kepada
Allah saya mohon ampunan. Semoga peringatan isra miraj yang dilakukan dapat menjadi pengingat kita
akan kewajiban kita sholat 5 waktu.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai