Anda di halaman 1dari 9

3.

Prinsip penatalaksanaan FFC


Jawab: Ayi, Dea, Nabila, Aulia (kes: Risa)

Information Sharing (Berbagi Informasi) : Pertukaran informasi terbuka, objektif, dan tidak
bias.

Respect and Honoring Differences (Menghormati dan Menghormati Perbedaan) : Hubungan


kerja ditandai dengan penghormatan terhadap keragaman, tradisi budaya dan bahasa, dan
preferensi kepedulian.

Partnership and Collaboration (Kemitraan dan Kolaborasi) : Keputusan yang sesuai secara
medis yang paling sesuai dengan kebutuhan, kekuatan, nilai, dan kemampuan semua yang
terlibat dibuat bersama oleh pihak yang terlibat, termasuk keluarga di tingkat yang mereka pilih.

Negotiation (Negosiasi) : Hasil yang diinginkan dari rencana perawatan medis bersifat fleksibel
dan tidak selalu mutlak.

Care in Context of Family and Community (Pengasuhan dalam Konteks Keluarga dan
Komunitas) : Perawatan medis langsung dan pengambilan keputusan mencerminkan anak dalam
konteks keluarga, rumah, sekolah, aktivitas sehari-hari, dan kualitas hidup dalam komunitas.
Sumber : Family-Centered Care: Current Applications and Future Directions in Pediatric Health
Care
Matern Child Health Journal (2017)

6. Faktor yg mempengaruhi FCC dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan dengan penyakit


kronik
Jawab: Ayi, Zea, Dea (kes: Azizah)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Upaya Perawatan Penderita Tuberkulosis Paru
Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang dalam perilaku kesehatan dalam hal ini upaya
perawatan penderita Tuberkulosis Paru dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal (Notoatmodjo, 2005).
Faktor internal meliputi perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, dan sugesti.
Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non fisik dalam
bentuk sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

1. Perhatian
Sesuatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian kita. Misalnya
jika ada segerombol orang yang berkerumun di rel kereta api, maka kita juga akan tertarik untuk
melihat apa yang dilihat oleh gerombolan orang tersebut.

2. Pengamatan
Seseorang memiliki indera penglihatan yang dapat melakukan pengamatan terhadap suatu hal.
Pengamatan tersebut akan diproses untuk menghasilkan sebuah tindakan yang akan dilakukan.
Pengamatan terhadap suatu hal yang pernah dilakukan seseorang akan dilakukan kembali oleh
pengamat jika dianggapnya suatu hal yang bermanfaat baginya.

3. Persepsi Menurut Rosentock dalam teory Health Belief Model (HBM) didasarkan pada
pemahaman bahwa untuk dapat melakukan tindakan kesehatan, seseorang merasa bahwa kondisi
kesehatan negatif (misalnya, Tuberkulosis) dapat dihindari, memiliki ekspekstasi yang positif
bahwa dengan mengambil tindakan yang di anjurkan ia akan menghindari kesehatan yang negatif
(misalnya, menggunakan masker agar tidak menularkan kuman ke orang lain), percaya bahwa
dia berhasil dapat mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (yaitu dia dapat
menggunakan masker). Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) terbagi dalam empat konstruksi
keyakinan inti yang di dasarkan pada persepsi bahwa terhadap ancaman dan manfaat bersih yang
terdiri dari persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat dan persepsi hambatan
(Rosentock,1997).
4. Motivasi
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya,
melainkan makhluk yang mempunyai daya- daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak, yaitu
motivasi. Oleh karena itu, motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of
behaviour). Motivasi adalah penentu (determinant) perilaku yang akan mempengaruhi perilaku
seseorang, seorang yang ingin sembuh dengan cepat dan dapat beraktifitas kembali akan
meminum obat secara teratur dan mau melakukan tindakan perawatan dengan baik.

5. Fantasi
Khayalan, angan-angan, gambaran yang bukan nyata tentang sesuatu hal. Fantasi terhadap
sesuatu akan membuat seseorang bertindak sesuai fantasinya, atau bahkan tidak dapat
merealisasikannya.

6. Sugesti
Pengaruh dari seseorang yang kita anggap hebat akan berpengaruh juga terhadap tindakan kita.
Seseorang yang memunyai sugesti bahwa periksa di dokter Y pasti akan sembuh, maka dia akan
periksa ke dokter tersebut terus.

7. Lingkungan
Fisik Faktor lingkungan selain langsung mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi
lingkungan, dan perilaku sebaliknya juga mempengaruhi pelayanan kesehatan. Intervensi
terhadap lingkungan fisik dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan.

8. Sosial
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga.
Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-
anggota lainnya. Kehidupan sosial senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma sosial
tertentu, maka tindakan setiap individu anggota kelompok didalam suatu jaingan normatif,
demikian pula tindakan seseorang tersebut terhadap masalah kesehatan.
9. Budaya
Setiap budaya mempunyai norma-norma atau nilai-nilai yang dianut setiap anggotanya sebagai
nilai-nilai yang baik atau buruk. Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan
mempersepsikan orang-orang diluar kelompoknya sebagai sama saja.

10. Ekonomi
Masalah ekonomi keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam tindakan kesehatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

7. Perubahan yg terjadi kos keluarga dg anggota keluarga yg memiliki penyakit kronik


Jawab: Nabila, Niki, Aulia (kes: Ayi)

Keluarga yang hidup dengan penderita sakit kronis menghadapi tantangan berat dalam hidup
mereka berupa stress, kecemasan dan kemarahan akibat rutinitas pengobatan yang harus
mereka lakukan (Denham & Looman, 2010).

1) Pola komunikasi keluarga Anggota


keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan mendapatkan
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.

2) Struktur kekuatan keluarga


Tn.R menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat.

3) Struktur peran (formal & informal) :


Formal : Tn.R sebagai Kepala Keluarga, Ny.A sebagai anak, Tn.j sebagai menantu, An.Z sebagai
cucu Informal : Tn.R dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.

4) Nilai dan norma keluarga


Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan sakit
keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS
atau petugas kesehatan yang terdekat.

5. ) Fungsi Keluarga
1) Keluarga afektif Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
2) Fungsi sosial Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang baik.
3) Fungsi perawatan keluarga Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk
pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan. Dalam merawat Tn. R masih
memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
4) Fungsi reproduksi Tn.R sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah tua
tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai istri.
5) Fungsi ekonomi Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk
anak dan biaya untuk berobat.

9. Indikator keberhasilan pelaksanaan FFC, level kemandirian keluarga


Jawab: Risa, Ayi, Sarmila (kes: Anisa)
Menurut Makhfudli (2009:188), ada beberapa kriteria kemandirian keluarga berdasarkan tingkat
kemandirian , diantaranya :
1) menerima petugas kesehatan,
2) menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga ,
3) keluarga tahu dan dapat mengungkapan masalah kesehatannya dengan benar,
4) kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran ,
5) melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran ,
6) melakukan tindakan pencegahan secara aktif , dan
7) keluarga mampu melakukan tindakan promotif secara aktif.
Menurut Makhfudli (2009:188), kemandirian keluarga dalam program Perawatan Kesehatan
dibagi menjadi empat tingkat dari keluarga mandiri tingkat satu (paling rendah) sampai keluarga
mandiri tingkat empat (paling tinggi).

1) Keluarga Mandiri Tingkat I


1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan.

2) Keluarga Mandiri Tingkat II


1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. 19
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3) Keluarga Mandiri Tingkat III


1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan.
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4) Keluarga Mandiri Tingkat IV


1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan.
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. - Psikoterapi individual.
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. - Rehabilitasi psikiatri.
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif. - Latihan keterampilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai