Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

W DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS DI RUANG BP UMUM
PUSKESMAS CIANJUR KOTA

Nama : SITI HALIMATUS SA’ DIAH


NIM : 09190000168

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN : GASTRITIS DI RUANG BP UMUM PUSKESMAS CIANJUR
KOTA

Telah Disyahkan
Pada tanggal:

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………………………....) (…………………………)

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dari
Praktikum. Dengan “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS DI RUANG BP UMUM
PUSKESMAS CIANJUR KOTA” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Lab Klinik I. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis tentang Gangguan Sistem Pencernaan dengan Gastritis.

Cianjur, 30 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................1
A. Pengertian ...............................................................................................................1
B. Penyebab ................................................................................................................1
C. Manifestasi klinik ...................................................................................................2
D. Patofisiologi ...........................................................................................................3
E. Patway ....................................................................................................................4
F. Penunjang ...............................................................................................................5
G. Penatalaksanaan .....................................................................................................5
H. Focus pengkajian keperawatan ..............................................................................5
I. Fokus Diagnosa Keperawatan ................................................................................7
J. Focus Intervensi keperawatan ................................................................................7
BAB II .............................................................................................................................11
TINJAUAN KASUS .......................................................................................................11
A. Identitas Klien .................................................................................................... 11
B. Identitas Penanggung jawab ............................................................................... 11
C. Pengkajian .......................................................................................................... 11
D. Analisa data ........................................................................................................ 14
E. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................15
F. Intervensi Keperawatan ...................................................................................... 15
G. Implementasi Keperawatan ................................................................................ 17
H. Evaluasi Keperawatan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA iv

iii
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung dan
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan karena akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung
pada lambung (Sukarmin, 2013) Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price dan Wilson, 2006).
Gastritis merupakan inflamasi mukosa gastrik, dan bisa akut maupun
kronis. Gastritis akut menyebabkan pendarahan, edema, hemoragi, dan erosi
mukosal. Gastritis kronis umumnya terjadi pada lansia dan penderita anemia
berat, dan sebagai gastritis atrofi' kronis yang menyebabkan semua lapisan
mukosa terinflamasi (Sukarmin, 2012).

B. Penyebab
Berbagai kasus yang terjadipada gastris berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemakaian obat anti inflamasi Non Steroid
Obat anti inflamasi Non Steroid seperti aspirin, asm mefenamat, aspilet dlam
jumlah besar. Obat anti inflamasi Non steroid dapat memicu kenaikan
produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi mukosa
lambung karena terjadinya difusi baik ion hidrogen ke epitel lambung. Selain
itu obat jenis ini juga dapat mengakibatkan kerusakan langsung epitel mukosa
karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya asam dapat menambah derajat
keasaman pada lambung.
b. Konsumsi Alkohol Berlebih
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada
mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada
mukosa lambung.

1
c. Banyak Merokok
Asam nikotinat pada rokok dapat mengakibatkan adhesi trombus yang
berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke
lambung mengalami penurunan produksi mukus, yang salah satu fungsinya
untuk melindungi lambung dari HB dari pada oksigen sehingga
memungkinkan penurunanperfusi jaringan pada lambung. Kejadian gastritis
pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam nikotinat yang
menurunkan rangsangan pada pusat makanan, perokok menjadi tahan lapar
sehingga asam lambung dapat langsung menaerna mukosa lambung, bukan
makanan. Karena tidak ada makanan yang masuk.
d. Pemberian Obat Kemotrapi
Obat kemotrapi mempunyai sifat dasar perusak sel yang pertumbuhannya
abnormal, kerusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh
manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan
lambung pada epitel mukosa lambung.
e. Uremia
Uremia pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme didalam tubuh
terutama saluran penaernaan (Gastrointestinaluremik). Perubahan ini dapat
memiau kerusakan pada epitel mukosa lambung.
f. Infeksi Sistemik
Pada infeksi sistemik toksis yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang
laju peningkatan metabolik yang berdampak pada peningkatan aktifitas
lambung dalam menaerna makanan, Peningkatan HCL lambung dalam
kondisi seperti ini dapat memiau timbulnya luka pada lambung.
g. Stess Berat
Stress psikologi kan meningkatakan aktifitas saraf simpatik yang dapat
merangsang peningkatan produksi asam lambung peningkatan HCL
dapatdiranaang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik
seperti epineprin.
h. Iskemia dan Syok

2
Iskemia dan Syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena
penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakbibatkan nekrosis
pada lambung
i. Konsumsi Kimia Secara Oral yang bersifat Asam atau Basa
Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, obat-obatan serangga
dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan mukosa dengan
cepat sehingga berresiko terjadi pendarahan.
j. Trauma Mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat
kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan
ketuhanan jaringan lambung. Kadang keusakan tidak sebatas mukosa, tetapi
juga jaringan otot dn pembuluh darahn lambung. Sehingga pasien dapat
mengalami perdarahan hebat. Trauma juga dapat disebabkan tertelanya benda
asing yang keras dan sulit untuk dicerna.
k. Infeksi Mikro Organisme
Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan gastrin
dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri helicobakter Pylori
(Aduwan, 2013).

C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis yang muncul berbeda sesuai dengan jenis gastritis.
Gejala klinis itu antara lain :
a. Gastritis Akut Erosif
Gastritis Akut Erosif yang berpariasi, mulai dari yang ringan asimtomatik
sampai yang sangat berat dan dapat menimbulkan kematian. Penyebab
kematian yang sangat penting adalah adanya pendarahan gaster. Gejala yang
sangat mencolok adalah:
1. Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimatomatis.
Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan
dn tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

3
3. Mual-Mual dan Muntah
4. Perdarahan Saluran cerna
5. Pada kasus yang amat ringan pendarahan bermanifestasi sebagai darah
sarar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
b. Gastritis Kronik Non Erosif
Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak
jelas.
1. Perasaan penuh, anoreksia ini diakibatkan sekresi yang berlebihan pada
lambung ketika ada makanan yang masuk sehingga kapasitas makanan
menjadi menurun karena sebagain besar telah diisi oleh mukus dan cairan
hasil sekresi.
2. Distress epigastrik yang tidak nyata ini berkaitan dengan perasaan gaster
seperti penuh. Padahal kalau dilakuakan pengecekan secara detil lambung
tidak mengalami peningkatan intralumennya.
3. Cepat kenyang. Penjelasan mengenai cepat kenyang prosesnya seperti
lambung terasa cepat penuh.
c. Gastritis Atropi
1. Nyeri epigastrik
Timbulnya nyeri pada gastritis atropi peningkatan sekresi gastrin, tetapi
justru akibat peningkatan sekresi gastrin, tetapi justru mengalami
penurunan getah lambung akibat atropi parental.
2. Anemia Pernisiosa
Penurunan ikaatan terhadap kobalamin pada intestinu dapat
mengakibatkan anemia pernisiosa sebagai dampak penurunan faktor
intrinsik dari lambung.
d. Gastritis Reaktif
1. Muntah yang berlebihan
Kegagalan atau ketidaksempurnaan hasil operasi organ abdomen dapat
mengakibatkan gangguan pada duktus enzim pencernaan. Gangguan ini
dapat merangsang refleks refluks enzim lipase dari pankreas dan garam
empedu dari hepar yang mengakibatkan pengikisan lambung.

4
2. Lemah
Lemah dapat diakibatkan oleh penurunan cairan dan nutrisi oleh muntah
yang berlebihan (Digiulio, 2014).

D. Patofisiologi
Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alkohol, obat-
obatan anti inflamasi nonsteroid, infeksi helicobakter pylori. Pengikisan ini dapat
menimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada lambang juga dapat dipicu oleh
peningkatan sekresi asam lambung. Ion H+ yang merupakan susunan utama asam
lambung diperoduksi oleh sel pariental lambung dengan bantuan enzim Ma K
ATPase. Peningkatan sekresi lambung dapat dipicu oleh peningkatan transmiiter
asetikolin, histamin,gastrin relasing peptide yang dapat meningkatkan sekresi
lambung. Peningkatan Ion H+ yang tidak diikuti peningkatan penawaranya seperti
prostagladin, HCO3+’ Mukus akan menjadikan lapisan mukosa lambung tegerus
terjadi teraksi inflamasi. Peningkatan sekresi lambung dapat memicu rangsangan
serabut aferen nervus yang menuju medulla oblongata melalui kemoreseptor yang
banyak mengandung neuro transmitter epineprin, serotin, sehingga lambung
teraktifasi oleh rasa mual dan muntah. Mual dan muntah mengakibatakan
berkurangnya asupan nutrisi, sedangkan muntah selain mengakibatkan penurunan
asupan nutrisi juga mengakibatkan penurunan cairan tubuh dan cairan dalam
darah (hipovolemia). Kekurangan cairan merangsang pusat muntah untuk
meningkatakan sekresi anti dioretik hormon (ADH) sehingga terjadi retensi
cairan, kehilangan NaCl NaHCO3 berlebihan ditambah dengan kehilangan
natrium lewat muntah, maka penderita dapat jatuh hiponatriemia. Perbaikan sel
epitel dapat dicapai apabila penyebab yang mengerus dihilangkan. Penutup celah
yang luka dilakukan melalui migrasi sel epitel dan pembelahan sel yang
dirangsang oleh insulin likegrowth factor dan gastrin (Adwan, 2013).

5
E. Pathway

F. H. Phylori Kafein
Obat-obatan (NSAID, aspirin,
sulfanomida, steroid,
digitalis
Melekat pada epitel Memproduksi
lambung bikarbonat

Menngganggu pembentukan Menghancurkan Menurunkan


sawat mukosa lambung lapisan mukosa kemampuan protektif
terhadap asam

Menurunkan barrier lambung Menyebabkan difusi kembali


terhadap asam dan pepsin asam lambung dan pepsin

Inflamasi Erosi mukosa lambung

Pendarahan Menurunkan tonus Mukosa lambung


dan peristalik lambung kehilangan integritas
jaringan
Nyeri Epigastrium
Refluk isi duodenum
ke lambung
Mensensori untuk
makan Mual Dorongan ekspulsi isi lambung ke mulut

Anoreksia
Ketidakseimban Muntah
gan nutrisi
kurang dari
Nyeri akut
kebutuhan Kekurangan volume cairan
tubuh

G. Penatalaksanaan
Orientasi pengobatan gastritis berlaku pada obat-obatan yang mengurangi jumlah
asam di lambung dapat mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis dan
memajukan penyembuhan lapisan perut meliputi:

6
a. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium dan karbnat kalsium dan
magnesium. Antasida meredakan mulas ringan atau disfepsia dengan cara
menetralisir asam di perut. Ion H+ merupakan struktur utama asam lambung.
b. Histamin (H2) blocker seperti famotidine dan ranitidine, H2 blocker
mempunyai dampak penurunan prosuksi asam dengan mempengaruhi
langsung epitel lambung dengan cara menghambat rangsangan sekresi oleh
saraf otonom pada nervus vagus.
c. Inhibitor Pompa Proton (PPI) seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole,
rebeprazole, esomprazole dan dexlansoprazole. Yang menimbulkan potensial
aksi pada saraf otonom vagus.
d. Penderita dilatih manajemen stress. Sebab stress dapat mempengaruhi sekresi
asam lambung melalui nervus vagus. Latihan mengendalikan stress bisa juga
diikuti dengan peningkatan spiritual sehingga dapat lebih pasrah ketika
mengahadapi stres (Ardian, 2013)
e. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak mempengaruhi
langsung pada peningkatan asam lambung tetapi makanan yang merangsang
seperti pedas, kecut dapat meningkatakan suasana asam pada lambung
sehingga dapat meningkatkan resiko inflamasi pada lambung.

H. Focus Pengkajian Keperawatan


1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Pola-pola fungsi kesehatan
• Pola fungsi dan tatalaksana hidup sehat
• Pola nutrisi dan metabolisme
• Pola aktivitas
• Pola eliminasi
• Pola istirahat dan tidur

7
• Pola sensori dan kognitif
• Pola persepsi diri
• Pola hubungan dan peran
• Inspeksi
• Palpasi
• Auskultasi
g. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Kepala dan leher
• Sistem integumen
• Sistem respirasi
• Sistem kardiovskuler
• Sistem gastrointestinal
• Sistem gentourinaria
• Sistem muskuloskeletal
• Sistem endokrin
• Sistem persyarafan
h. Pemeriksaan penunjang
Endoskopi : terdapat luka pada mukosa gaster
i. Program terapi
j. Analisa data
k. Prioritas diagnosa keperawatan
• Nyeri b.d mukosa lambung ter iritasi.
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
yang tidak cukup dan kehilangan cairan yang berlebih.
• Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan
dengan nyeri
l. Intervensi keperawatan
m. Implementasi keperawatan
n. Evaluasi

8
I. Focus Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Kiteria Hasil Intervensi
1 Nyeri b.d mukosa a. Klien a. Pantau keluhan
iritasi lambung mengungkapkan nyeri, perhatikan
nyeri yang dirasakan lokasi, intensitas
berkurang atau nyeri, dan skala
hilang. nyeri serta
b. Klien tidak anjurkan pasien
menyeringai untuk melaporkan
kesakitan. nyeri segera saat
c. TTV dalam batasan mulai.
normal. b. Pantau tanda-
d. Intensitas nyeri tanda
berkurang (skala vital.
nyeri berkurang 1- c. Anjurkan istirahat
10). selama fase akut.
e. Menunjukkan rileks, d. Anjurkan teknik
Istirahat tidur, distraksi dan
peningkatan aktivitas relaksasi.
dengan cepat. e. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberin
tindakan.
f. Berikan obat
sesuai indikasi mis
: antasida.
g. Obat
antikolinergik
(Belladonna,
atropine).
2 Ketidakseimbangan a. Keadaan umum a. Anjurkan pasien
nutrisi kurang dari cukup. untuk makan
kebutuhan tubuh b. Turgor kulit baik. dengan porsi yang
b.d kurangnya c. BB meningkat. sedikit tapi sering.
intake makanan. d. Klien tidak mual dan b. Berikan makanan
muntah. yang lunak.
c. Lakukan oral
hygiene
d. Timbang BB
dengan teratur.
e. Auskultasi bising
usus.
f. Tentukan
makanan yang
tidak membentuk
gas.

9
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. W
Umur : 59 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gg. Bakti IV RT. 01 RW. 08 Kel. Sawah Gede Kec. Cianjur
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Tanggal masuk puskesmas : 27 Agustus 2022
Tanggal pengkajian : 27 Agustus 2022
DX Medis : Gastritis

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. J
Umur : 67 th
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Gg. Bakti IV RT. 01 RW. 08 Kel. Sawah Gede Kec. Cianjur
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru

C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit di ulu hati, merasa kembung dan
sesak.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien datang ke puskesmas cianjur kota pada
tanggal 27 agustus 2022 didapatkan data subjektif pasien mengatakan
mengeluh sakit dibagian ulu hati, perutnya seperti diperas dan merasa

10
kembung juga sedikit sesak. Kesadaran compos mentis, klien tampak lemas
dan menahan nyeri. TD : 110/80 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 80x/menit,
pernafasan 20x/menit.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit
yang sama sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan tidak ada keluarga yang
mempunyai penyakit yang sama
5. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah
: Garis Keturunan

: Pasien
-------- : Tinggal Serumah
X : Sudah meninggal

6. Pemeriksaan Sistem Tubuh


a. Status kesehatan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnt

11
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 36,5 ºC
TB : 154 cm
BB : 60 kg
b. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, pola nafas normal. fokal
fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa. suara paru
sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
c. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, ictus cordis tampak pada
itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, pulse teraba kuat,
batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru reguler, tidak
terdengar gallop.
d. Sistem pencernaan
Abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/
menit. Suara lambung tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di
abdomen bagian kiri, tidak terasa pembesaran hepar, tak teraba adanya
massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak putik dan kotor.
e. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri
pinggang, tidak terpasang alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas, tidak
ada benjolan.
f. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik

g. Sistem genetalia
Klien tidak terpasang DC
h. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor
kulit baik, tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak

12
ada pembengkakan pada sendi,tidak menggunakan alat bantu, tidak ada
fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi di
tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
i. Sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang,
tidak ada luka, tak ada edema, tidak ada memar, benjolan,lesi.
j. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, pupil isokor 3 mm, gerak
bola mata bebas ke segala arah, GCS 15, Kesadaran compos mentis,
orientasi waktu, tempat, orang normal. Brudzinki negatif, kaku kuduk
negatif.
7. Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)
a. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan atau penyakit
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya.
2) Perrilaku untuk mengetahui masalah kesehatan
Pasien mengatakan jika sakit selalu memakan obat herbal dan berobat
ke puskesmas.
3) Faktor-faktor risiko sehubungan dengan kesehatan
Pasien mengatakan kurang nafsu makan

b. Pola ADL (Activity Daily Living)


N Jenis ADL Sebelum sakit Setelah sakit
o
1 Pola Nutrisi Dan
Metabolisme
a. Makan
- frekuensi 3x/hari 3x/hari
- jenis Nasi, lauk- pauk, Nasi, lauk- pauk,
sayur. sayur.

- porsi 1 porsi ½ porsi


- keluhan - terkadang
terasa mual

13
b. Minum
- frekuensi 6-8 gelas/hari 3-5 gelas/hari
- jenis Air mineral Air mineral
- jumlah ±1500 ml ± 900 ml
- keluhan - Kurang minum

2 Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urine
- frekuensi 7-8x/hari 5-6x/hari
- pancaran kuat Lemas

- jumlah BAK ±1000 cc ±200 cc sekali


sekali BAK
BAK
- bau Amoniak Amoniak
- warna Kuning Kuning

b. Eliminasi
Alvi/Feses
- frekuensi 1x/hari 1x/hari
-konsistensi lembek lembek
-warna kecoklatan kecoklatan
-keluhan - -

3 Pola Aktivitas
- mobilitas rutin Guru, mengajar Bed rest
siswa
- waktu senggang Menghabis Menonton
kan waktu tv
dengan
keluarga,

- mandi Mandiri Mandiri


- berpakaian Mandiri Mandiri
- berhias Mandiri Mandiri
- toileting Mandiri Mandiri
- makan dan minum Mandiri Mandiri
- tingkat Mandiri Mandiri
ketergantungan

14
4 Pola Istirahat Tidur
- Jumlah 7-8 jam/hari 5-6 jam/hari
- pengantar tidur - -
- gangguan tidur - Kurang nyaman

c. Pola Kognitif Perseptual


Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan
mengerti apa yang dibicarakan, berespon dan berorientasi dengan baik dengan
orang- orang sekitar.
Selama sakit : selama sakit pasien masih dapat berkomunikasi dan berespon
dengan baik
d. Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri : pasien tidak pernah mengeluh dengan kondisi tubuhnya.
2) Identitas diri : pasien masih dapat mengenali dirinya sendiri.
3) Peran diri : pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai
pedagang.
4) Ideal diri : pasien selalu mengatakan ingin hidup dengan baik, sehat, dan ingin
melihat anaknya bahagia. Dan saat ini ibu berharap ingin cepat sembuh.
5) Harga diri : di rumah pasien sangat dihargai oleh anak, menantu, dan keluarga.
e. Toleransi Stres Koping
Sebelum sakit : jika mengalami masalah pasien selalu bercerita dengan anak
anaknya atau keluarganya dan menyelesaikan masalah secara bersama sama.
Selama sakit : selama sakit jika mengalami masalah masih selalu bercerita pada
anaknya. Dan jika merasa tidak nyaman atau sakit pasien selalu mengatakan pada
anaknya.
f. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan. Pasien memiliki 1anak perempuan dan 2 laki-
laki.
g. Pola Hubungan peran
Sebelum sakit : hubungan pasien dengan anak anaknya maupun keluarga lainnya
sangat baik dan tidak ada masalah. Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dan
bekerja sebagai guru.
Selama sakit : hubungan pasien dengan anak dan keluarganya tetap baik dan tidak
ada masalah.
h. Pola Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : sebelum sakit pasien selalu sholat 5 waktu.
Selama sakit : selama sakit pasien sholat 5 waktu.

8. Terapi Obat
• Ranitidine 2x1
• Antasid 3x1
• Paracetamol 3x1
• B. Com 2x1

15
D. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1 DS : Nyeri akut Lambung teriritasi


- Pasien mengatakan nyeri pada
ulu hati.
- Pasien mengatakan perut sakit .
- Pasien mengatakan apabila
sering telat makan perut akan
terasa sakit.
DO:
- Nyeri tekan pada daerah ulu hati
- Pasien tampak meringis
kesakitan sambil memegang
perutnya.
- Adanya nyeri tekan pada
abdomen.
- Skala nyeri 4-5 (sedang)
- TTV:
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5˚C
RR : 20x/menit

2 DS : Resiko Output yang


- Pasien mengatakan mual dan Kekurangan cairan berlebihan
muntah setelah habis makan.
- Pasien mengatakan kepalanya
terasa pusing
- Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang
- Pasien mangatakan badannya
terasa lemas

DO :
- Pasien tampak pucat dan lesu
- Mukosa bibir kering
- Kulit pasien terlihat kering

16
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d mukosa iritasi lambung
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya
intake makanan.

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/j No. NOC NIC TTD
am Diagnosa
(DP)
Sabtu, Nyeri akut Pain Control Pain management
27/8/2022 b.d mukosa Setelah di lakukan a. Observasi tingkat
Jam 10.25 iritasi Tindakan nyeri klien
lambung keperawatan secara
selama 30 menit/24 konferhensif baik
jam klien meliputi
diharapkan nyeri frekuensi, lokasi,
berkurang atau intensitas, reaksi.
menghilang dengan b. Observasi TTV
Kriteria hasil : c. Ajarkan teknik
a. Klien relaksasi nafas
mengatakan dalam.
rasa nyeri d. Edukasi keluarga
berkurang untuk
atau hilang. memberikan
b. TD: 90/60- suasana nyaman.
140/90 e. Jelaskan sebab-
mmHg. sebab nyeri
Nadi: 60- kepada klien.
100x/m. f. Kelola obat
RR: 16- analgesik
24x/m. g. Menghindari
c. Nyeri: skala makanan yang
0-2. dapat menaikan
d. Wajah klien asam lambung/
tidak pantangan-
meringis. pantangan
e. Klien makanan.
merasakan
nyaman
Ketidaksei Setelah di lakukan a. Observasi
mbangan Tindakan kebutuhan nutrisi
nutrisi keperawatan klien seperti
kurang dari selama 30 menit/24 makan dan
kebutuhan jam klien minum.
tubuh b.d diharapkan dapat b. Kaji nafsu
kurangnya menunjukkan tidak makan klien saat
intake adanya pemberian diit.
makanan. ketidakseimbangan

17
nutrisi kurang dari c. Kaji hal-hal yang
kebutuhan. menyebabkan
Kriteria Hasil : klien malas
a. Nafsu makan.
makan baik. d. Anjurkan klien
b. Porsi untuk makan
makan porsi sedikit tapi
dihabiskan. sering.
c. Berat badan e. Anjurkan dan
normal, ajarkan
sesuai melakukan
dengan kebersihan mulut
tinggi sebelum makan.
badan. f. Kolaborasi
dengan tim gizi
dalam pemberian
Tinggi Kalori
Tinggi Protein
(TKTP).
g. Pengajian
makanan: Diet
cair dengan susu
sereal (3x200cc)

G. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/jam No. Diagnosa Implementasi TTD
Sabtu, Nyeri akut b.d a. Mengukur tanda-tanda
27/8/2022 mukosa iritasi vital klien:
Jam 11.10 lambung TD = 110/60 mmHg
Nadi = 82 x/m
RR = 24 x/m
Suhu = 36,70 C
b. Menanyakan keluhan
yang dirasakan klien
c. Menjelaskan agar
pasien tidak memakan
makanan yang pedas
dan asam
d. Memberikan lingkungan
yang nyaman.
Klien tersenyum
e. Mengobservasi klien
secara non verbal.
Klien tertidur

18
f. Memberikan terapi obat
ranitidin

a. Mengobservasi
keadaan umum
klien.
Ketidakseimbangan b. Mengobservasi
nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh klien.
b.d kurangnya c. Membantu klien
intake makanan. untuk makan siang.
d. Klien mengatakan
perut terasa mual.

H. EVALUASI
Hari/Tgl/jam No. Diagnosa Evaluasi TTD
Sabtu, 1. Nyeri akut b.d S : klien mengatakan
27/8/2022 mukosa iritasi perutnya terkadang
Jam 11.10 lambung masih terasa nyeri.
Skala nyeri 2

O : klien tampak
tenang dan nyaman

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

2. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari

19
kebutuhan tubuh S : klien mengatakan
b.d kurangnya lemas dan perutnya
intake makanan. terasa mual

O : klien tampak
menahan sakit dan
mengkerutkan dahi

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi
dilanjutkan

20
DAFTAR PUSTAKA
Deden, Dermawan, T. R. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Depkes RI. 2018. Angka Kejadian Gastritis. Depertemen Kesehatan RI
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept and
Practice. Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier
Doenges, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa Made Karyono, Ni
Made Sumawarti, Edisi. 3. Jakarta: EGC
Gordon, N. F. 2009. The Cooper Clinik and Research Institute Fitness Series.
Fajar Interpratama Offset Gomez-Mejja, Luis R and David B. Balkin and Robert L.
Cardy. 2012. Managing Human Resources. New Jersey: Pearson Education inc
Publishing as Prentice Hall
Hardi. K & Huda. A.N. 2015. Aplikaso Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc (2nd ed). Yogyakarta: Mediaction
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi. 3 Jilid 2. Jakarta: FKUI
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2005. Perilaku Kesehatan : Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Leskonfi, Depok

iv

Anda mungkin juga menyukai