Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEHAMILAN
TOPIK : MENGIDENTIFIKASI MASALAH GIZI PADA IBU HAMIL

DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK

DISUSUN OLEH :
SYIFA NURFAZRINA
2350351076

PEMBIMBING:
SITI NUR ENDAH. M. KEB

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini

tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk

memenuhi tugas state Kehamilan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagianpengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam

penyusunan tugas laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari kata sempurna. Sehingga penulis selaku penyusun sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan

laporan ini.

Sukabumi, 22 November 2023

Syifa Nurfazrina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas SDM seharusnya dimulai sedini mungkin sejak
janin dalam kandungan. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat
menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat
ditentukan sejak masa janin dalam kandungan. Bila keadaan kesehatan dan status
gizi ibu hamil baik, maka besar peluang janin yang dikandungnya akan baik dan
keselamatan ibu sewaktu melahirkan akan terjamin. Ibu hamil adalah salah satu
kelompok yang paling rawan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang dialami ibu
hamil sebelum atau selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Masalah gizi yang dialami ibu hamil seperti kekurangan
energi kronis (KEK), anemia, dan kurang yodium (Mawaddah dan Hardinsyah,
2008).
Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu periode
pertumbuhan. Kondisi kesehatan di masa lampau sekaligus keadaan kesehatan ibu
saat ini merupakan landasan suatu kehidupan baru (Bobak et al, 2004). Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya akan meningkat dari sebelumnya. Peningkatan energi dan zat
gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat
hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Rahmaniar, 2003).
Kebutuhan nutrisi selama kehamilan meningkat untuk nutrisi tertentu. Untuk
memenuhi tuntutan gizi yang tinggi selama kehamilan, seorang wanita harus hati-
hati dalam membuat pilihan makanan. Kebutuhan energi bervariasi dengan
perkembangan kehamilan. Dalam trimester pertama, wanita hamil tidak
memerlukan energi tambahan, tetapi saat kehamilan berlanjut, kebutuhan
energinya meningkat. Wanita hamil membutuhkan tambahan 340 kalori setiap hari
selama trimester kedua dan tambahan 450 kalori setiap hari selama trimester
ketiga (DeBruyne et al, 2008).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi
seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi
yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun
(Rahmaniar et al, 2011)
B. Tujuan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kekurangan energi kronis (KEK) didefinisikan sebagai keadaan

ketika wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang

berlangsung lama atau menahun. Kekurangan energi kronis (KEK) ditandai

dengan lingkar lengan atas <23,5 cm. kekurangan energi kronis pada wanita

usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung secara terus menerus dan dalam

waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Selain lingkar

lengan terhadap batasan lain untuk mendefinisikan kekurangan energi

kronis, yaitu jika indek masa tubuh (IMT) <18,5 kg/m. IMT dikategorikan

dalam tiga tingkatan, yaitu underweight ringan (mild), underweight sedang

(moderate), dan underweight berat (serve) (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah

Kurniawati, 2019).

Tabel 2.3 klasifikasi KEK berdasarkan IMT

Tingkat KEK IMT kg/m

Normal >18,5

Tingkat I 17,0-18,4

Tingkat II 16,0-16,6

Tingkat III <16,0

Sumber: (Fillah Firah Dieny,dkk, 2019)

2
3

Tabel 2.4 klasifikasi KEK menggunakan dasar lILA (cm)

Klasifikasi Batas ukur

KEK <23,5 cm

Normal 23,5 cm

Sumber: (Fillah Firah Dieny. dkk, 2019)

B. Etiologi KEK

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian kekurangan energi

kronis (KEK) diantaranya terdapat faktor penyebab langsung dan faktor

penyebab tidak langsung. Factor penyebab langsung yaitu tingkat konsumsi

energi, tingkat konsumsi protein, penyakit infeksi dan usia menarche.

Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pengetahuan tentang gizi pra

konsepsi dan aktivitas fisik (Labuan, 2019).

1. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:

a) Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan

tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar

pendapatan untuk makan, sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi

akan berkurang belanja untuk makanan. Pendapatan merupakan faktor

yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin

banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang


4

diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar

pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah,

sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya.

b) Pendidikan Ibu

Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur

penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan

tingkat pendidikan tinggi diharapkan pengetahuan / informasi tentang

gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.

c) Faktor pola konsumsi

Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung

sumber besi heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non

heme (nabati), menu makanan juga banyak mengandung serat dan

fitat yang merupakan faktor penghambat penyerapan besi

(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

d) Factor perilaku

Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya

wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan

anak-anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit

3000 kalori / hari Jika ibu tidak punya kebiasaan buruk seperti

merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang kelak dilahirkannya

juga baik dan sebaliknya (Arisman, 2007).

2. Faktor Biologis

Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :


5

a) Usia Ibu Hamil

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua

mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang

terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan

antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan

dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan

(Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih

dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status

gizi ibu hamil akan lebih baik

b) Jarak kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2

tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat

mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak

akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya

lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.

(Aguswilopo, 2004 : 5). Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan

menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk

memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup

untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan

mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan

janin/bayi berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 )


6

c) Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup (viable).(Mochtar, 1998).

d) Berat badan saat hamil

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata

untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat

makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan

lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan selama hamil.sekitar

12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg

dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( Erna,

dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12

kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II

sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan

ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

C. Tanda dan Gejala KEK

Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah
satu atau beberapa criteria sebagai berikut :
 Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
 Tinggi badan ibu < 145 cm
 Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 k
 Indeks masa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17, 00
 Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)
7

D. Patofisiologi KEK

Patofisiologi kekurangan energi kronis terjadi melalui beberapa

tahapan, yaitu pada tahapan awal akan terjadi ketidak cukupan zat gizi,

terutama energi dan protein. Jika keadaan ini berlangsung dalam jangka

waktu yang lama maka cadangan jaringan akan digunakan, Tahap kedua

adalah terjadinya kemerosotan jaringan karena penggunaan cadangan terus

menerus yang ditandai dengan penurunan berat badan, Ketiga terjadi

perubahan biokimia dan dapat dideteksi dengan pemeriksaan

laboratorium.

Wanita yang mengalami KEK pada masa kehamilan dapat

mengalami anemia, komplikasi pada masa kehamilan, perdarahan dan

mudah terserang penyakit infeksi, pengaruh kurang energi kronis pada

proses persalinan dapat mengakibatkan proses pada persalinan menjadi

sulit dan lama, persalinan sebelumnya waktunya (prematur), dan

persalinan melalui operasi. Ibu yang kek akan mengakibatkan janin yang

dikandungnya keguguran, abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia

pada bayi, mati dalam kandungan (asfiksia intrapartum), dan berat badan

lahir rendah BBLR, kekurangan energi kronis pada ibu menyusui dapat

berpengaruh pada kualitas dan volume Asi.(Dieny, Ayu and Dewi

Marfu’ah Kurniawati, 2019).

E. Komplikasi KEK

KEK jika tidak segera ditangani maka sangat beresiko mengalami

gangguan alat reproduksi, anemia, dan rentang terkena penyakit, pada


8

masa kehamilan dapat terjadi keguguran, anemia, dan IUFD, pada saat

melahirkan menyebabkan perdarahan, anemia, persalinan lama dan

infeksi, sadangkan dampak pada bayi yaitu cacat lahir, kematian perinatal

dan berat lahir rendah atau BBLR (berat kurang dari 2500 gr). Bayi yang

dilahirkan BBLR akan mengalami hambatan perkembangan dan

kemunduran pada fungsi intelektualnya, dan akan mempunyai resiko

kematian (Diantoko, 2019). Dampak jangka panjang dari KEK akan

seperti rantai tidak terputus. Hal yang dapat dilakukan untuk memutus

rantai lingkaran tersebut adalah dengan pencegahan KEK pada calon

pengantin (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019).

Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan

fungsi reproduksi. Hal ini dapat diketahui apabila seseorang mengalami

anorexia hervosa maka berat badannya akan menurun yang bisa

menyebabkan perubahan pada hormon-hormon tertentu dalam tubuh yang

berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus akibatnya perubahan

siklus ovulasi dan menstruasi. Wanita dengan ekonomi rendah dan

kekurangan gizi buruk akan menyebabkan kelahiran dengan BBLR dan

reproduksi Asi sedikit. Data kesehatan nasional dan survei pengujian ilmu

gizi, wanita umur 11-15 tahun konsumsi energi bervariasi yaitu:

1. Terendah 1329 kali dan tertinggi 1958 kali.

2. Umur 11-15 tahun : 2200 kali.

3. Umur 15 tahun ke atas :1900 kali.

(Sibagariang., 2010).
9

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien ibu hamil dengan KEK yaitu:

Perbaikan gizi pada wanita hamil merupakan paradigma baru dalam

menangani masalah gizi ibu hamil di Indonesia, yang didasari oleh

keterlambatan ibu hamil yang pada kontak pertama dengan pelayanan

antenatal (Labuan, 2019).

a. Melakukan konseling

Calon pengantin perlu diberikan konseling mengenai resiko yang

ada dan ditawarkan intervensi yang mungkin memperbaiki prognosis

kehamilan. Konseling berupa kesehatan reproduksi, usia ibu, lifestyle

yang beresiko, diet, olahraga, kekerasan dalam rumah tangga, konseling

kondisi medis spesifik, seperti diabetes, penyakit ginjal, hipertensi dan,

epilepsi, serta kondisi kejiwaan dan masalah psikis yang mungkin

berpengaruh (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019)

b. PMT Bumil

Diharapkan agar diberikan kepada semua ibu hamil yang ada.

Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia

kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang

Tinggi Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan

Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka

kejadian BBLR di Indonesia.Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20


10

gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan gizi janin.

c. Konsumsi tablet Fe selama hamil

Kebutuhan bumil terhadap energi, vitamin maupun mineral

meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir

trimester kedua dimana terjadi proses hemodelusi yang menyebabkan

terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi konsentrasi

hemoglobin darah. Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi

dengan pemberian tablet besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang

bukan saja membutuhkan suplemen energi juga membutuhkan

suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang meningkat pada masa

kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya konsumsi

serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi

G. Deteksi dini kekurangan energi kronis (KEK)

a) Dilakukan pada kontak pertama dengan pelayanan kesehatan dengan

mengukur lingkar lengan atas (LILA) dengan memakai pita LILA.

b) Ibu hamil, wanita usia subur, remaja dengan LILA <23,5 cm berarti

menderita resiko KEK, harus dirujuk ke puskesmas/sarana pelayanan

kesehatan lainya, untuk mendapatkan konseling dan PMT ibu hamil.

c) Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh kader.

d) Konseling dapat dilakukan oleh kader atau petugas gizi di Puskesmas

atau disarana kesehatan lain (Diantoko, 2019)


11

H. Anjuran Diit

1. Perbaikan nutrisi

Pentingnya masa kehamilan dalam menunjang kesehatan bayi yang

sehat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

 Pemantauan status gizi dan kesehatan melalui pemeriksaan di

Posyandu atau Polindes dengan menggunakan KMS ibu hamil

dan pita LILA

 PMT bagi ibu hamil (pemberian makanan tambahan kudapan

atau makanan biasa dengan komposisi energi 600-700 kkal dan

protein 15-20 gram selama 90 hari makan) sasaran keluarga

miskin program JPS-BK untuk mengatasi masalah KEK.

 Melengkapi pola makan yang bervariasi untuk nutrisi yang

seimbang. Hindari makanan siap saji yang tidak sehat pada 6

bulan sebelum kehamilan.

 Minum vitamin yang diberikan bidan/ dokter, (kadar besi 60 mg,

asamfolat 250 ug), dikonsumsi minimal 90 tablet selama

kehamilan (Dr. Suparyanto, M.Kes. 2011).

 Cermati jumlah konsumsi makanan, sehingga terhindar dari

kondisi makanan berlebih.

 Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung pengawet.

Makanan yang diawetkan seperti makanan kaleng, instan dan

minuman dengan bahan kimia merupakan jenis makanan yang

mengandung dalam proses regenerasi sel tubuh.


12

I. Pathway

J.

A.

Tanda Gejala
1. Berat badan <40kg
2. LILA kurang dari 23,5cm
3. Tinggi badan <145cm
4. Ibu menderita anemia dengan Hb <11gr%.
5. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai
6. Bibir tampakpucat.
7. Nafaspendek.
8. Denyut jantungmeningkat.
9. Susah buang airbesar.
10. Nafsu makanberkurang.
11. Kadang-kadangpusing.
12. Mudahmengantuk.

Bahaya Pada Janin : Bahaya Pada Ibu :


1. Abortus 1 . Anemia
2. bayi lahirmati 2 . Pendarahan
3. kematianneonatal 3 . berat badan ibutidak
4. cacatbawaan bertambah secara
5. anemia padabayi normal
6. asfiksia intrapartum 4. terkena penyakit
7. BBLR infeksi.

Persalinan sulit dan lama

Persalinan sebelum waktunya

Pendarahan setelah persalinan

Penanganan KEK

1. Pemberian PMTBiskuit

2. Suplementasi Zat Besi(Fe)

Bagan 2.1
Sumber : Agria (2012)
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, O. and Arisiningsih, ayunigtiyas dian (2017) gizi pra konsepsi,


kehamilan, dan menyusui. 1st edn. Edited by H. Kusuma Rahayu. Malang: UB
Press.
Dean, S. V. et al. (2014) Preconception care: Nutritional risks and interventions.
DeVilbiss, E. A. et al. (2019) Preconception Folate Status And Reproductive
Outcomes Among A Prospective Cohort Of Folate-Replete Women.
Kementerian Kesehatan RI (2015) Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi calon
Pengantin.
Oktaviani (2018) Kualitas Diet, Status Gizi Dan Status Anemia Wanita Prakonsepsi
Antara.
Olivia Anggraeny, Ayuningtyas, D. A. (2017) Gizi Prakonsepsi, Kehamilan
dan Menyusui.
Sari, R. N. (2012) Konsep Kebidanan. 1st edn. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sibagariang., E. ellya (2019) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Edited by Agus
Setiawan. jakarta: CV. Trans Info Media.
Simatupang, A. M. (2019) Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis.
Stephenson, J. et al. (2018) Before The Beginning: Nutrition And Lifestyle

In The Preconception Perio

13

Anda mungkin juga menyukai