i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Serta
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta. Dalam karya
tulis ilmiah ini, kelompok 9 memberi judul “Pengaruh Makanan Berminyak atau Tinggi
Lemak terhadap Penyakit Lambung di Lingkungan Kampus Universitas Hasanuddin”. Tujuan
dari karya tulis ilmiah ini tidak lain agar masyarakat dan mahasiswa dapat lebih
memerhatikan kesehatan tubuh dan lebih memerhatikan kandungan makanan yang ingin
dikonsumsi.
Semua manusia tidak luput dari kesalahan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, segala
sesuatu tidak dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ilmiah ini
maka dari itu, kelompok 9 bersedia menerima saran dan keritik dari pembaca yang dapat
memperbaiki karya tulis ilmiah yang dibuat. Semoga dengan karya tulis ilmiah ini dapat
meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................5
A. Karakteristik Makanan Berminyak......................................................................5
B. Konsep Dasar Penyakit Lambung........................................................................6
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).........................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................10
A. Jenis Penelitian...................................................................................................10
B. Sumber Data.......................................................................................................10
C. Populasi dan Sampel..........................................................................................10
E. Teknik Analisis Data..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan berminyak adalah makanan yang digoreng atau dimasak dengan minyak
berlebih dianggap sebagai makanan berminyak dan mengandung banyak kadar
lemak. Makanan berminyak termasuk kentang goreng, keripik kentang, pizza, burger, ayam
goreng, dan masih banyak lagi. Makanan yang diolah dengan cara digoreng dan mengandung
lemak yang tinggi dapat menyebabkan sfingter esofagus melemah. Hal ini rentan membuat
asam lambung naik kembali dari perut ke kerongkongan. Selain itu, gorengan dan makanan
berlemak juga dapat menghambat proses pengosongan perut (kembung). Ahli kesehatan
menyarankan setiap orang untuk tidak mengonsumsi makanan berminyak secara berlebihan.
Produksi minyak goreng Indonesia mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2020-
2021. Penurunannya mencapai satu juta ton. Pada tahun 2021-2022, penurunannya diprediksi
lebih parah lagi, mencapai 2 juta ton. Padahal, menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
konsumsi minyak goreng per kapita Indonesia meningkat. Awalnya sekitar 10,33 liter per
tahun menjadi 11,58 liter per tahun. Konsumsi minyak goreng di Indonesia memang cukup
tinggi, keenam di dunia.
Menurut konsultasi ahli gizi, dalam sehari sebaiknya mengkonsumsi minyak goreng
lebih dari dua sendok makan, satu sendok makan sekitar 10 gram dan dua sendok makan
sekitar 20 gram. Dari hasil penelitian itu disimpulkan bahwa mengkonsumsi minyak goreng
dalam setahun sekitar 7,3 kg. Tentunya di era globalisasi ini, semua orang menginginkan
sesuatu yang cepat/instan karena terlalu sibuk dengan apa yang mereka kerjakan. Akibatnya,
mereka sering melupakan porsi makanan yang harus mereka makan. Dalam situasi seperti itu,
makanan alternatif dapat berupa makanan yang digoreng, yang disiapkan dengan cepat dan
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Tidak sedikit penjual yang berada disekitaran kampus
dengan berbagai varian gorengan, dengan begitu sangat memudahkan masyarakat dan juga
mahasiswa Universitas Hasanuddin untuk mengonsumsinya. Seperti yang kita ketahui
bersama, beberapa gorengan mengandung karbohidrat dan protein yang sangat bermanfaat
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi, jika dikonsumsi dengan porsi banyak dan
terlalu sering juga dapat menganggu kesehatan tubuh.
1
Saat ini kebanyakan orang kurang peduli dengan kesehatannya, terutama kesehatan
lambung. Penyakit lambung yang paling sering terjadi di masyarakat adalah asam lambung.
Penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau
kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai
gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.
Asam lambung adalah cairan atau senyawa dalam lambung, termasuk asam klorida,
natrium klorida, dan kalium klorida, yang bersifat asam. Senyawa ini bertindak sebagai
desinfektan atau agen bakterisida dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Itu juga dapat
merangsang usus, hati dan pankreas untuk mencerna makanan.
Penyakit asam lambung dapat memengaruhi semua orang di segala usia, terkadang
terjadi tanpa alasan yang pasti. Umumnya, hal ini terjadi karena faktor gaya hidup, tetapi bisa
juga karena beberapa penyebab yang sulit untuk dicegah. Penyakit asam lambung juga bisa
menyerang bayi, biasanya terjadi karena otot LES (lower esophageal sphincter) masih dalam
tahap pertumbuhan.
Asam lambung dapat menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada dan
bahkan menjalar ke leher, yang juga disebut dengan mulas. Ini bisa menjadi lebih buruk
ketika berbaring atau membungkuk. Jika penyakitnya kambuh, gejalanya bisa berlangsung
selama beberapa jam dan memburuk setelah makan. Ketika ini terjadi, Seseorang mungkin
juga mengalami sensasi asam atau pahit di mulut dan bahkan memuntahkan makanan atau
cairan dari perut. Selain itu, gejala asam lambung juga dapat menyebabkan kesulitan
menelan, batuk kronis tanpa dahak terutama dimalam hari, dan bau mulut. Apabila seseorang
dengan kelainan saluran pencernaan tidak diobati dengan baik, penyakit tersebut dapat
bertambah parah bahkan hingga merenggut nyawa seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya
perbaiki pola makan serta kebiasaan yang buruk.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), Indonesia menempati urutan
ke empat dengan jumlah penderita asam lambung terbanyak setelah negara Amerika, Inggris
dan Bangladesh. Insiden asam lambung di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan
Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya
(Kemenkes RI, 2012). Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah pasien yang keluar karena
2
meninggal akibat penyakit asam lambung sebanyak 1,45% dari jumlah pasien yang keluar
(Dinkes Sulsel, 2011).
Pada periode Januari 2018- Desember 2018 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
terdapat 115 pasien terdiagnosis asam lambung, didapatkan umur yang rentan terkena yaitu
kelompok umur 18 – 45 tahun sebanyak 55 kasus (50.50%), lebih banyak pada jenis kelamin
laki-laki sebanyak 59 kasus (54.13%) , keluhan utama terbanyak yang dikeluhkan adalah
nyeri uluhati/perut dan kembung sebanyak 68 keluhan (17.34%). Kebanyakan penyebabnya
itu karena mengonsumsi makanan berminyak secara sering dan berlebihan.
Dari penelitian ini didapatkan salah satu mahasiswa atas nama saudari R.R yang
bertempat tinggal disekitaran kampus Universitas Hasanuddin pernah mengalami penyakit
asam lambung yang cukup lama mengatakan “Saya terkena penyakit asam lambung saat
berumur 13 tahun dan juga pernah dirawat di rumah sakit akibat terlalu sering mengonsumsi
jajanan gorengan didepan sekolah, dokter menyarankan saya untuk mengurangi porsi
makanan berminyak, lebih banyak mengonsumsi makanan yang direbus dan dibakar,
menggunakan minyak goreng rendah lemak jika sangat ingin mengonsumsi makanan yang
digoreng, dan juga banyak minum air putih. Belakangan ini penyakit asam lambung saya
kambuh, akibat banyaknya aktifitas sehingga jalan keluar saya untuk makan itu membeli
gorengan sekitaran kos, Saat kambuh saya kesusahan beraktifitas, bahkan bergerak sedikitpun
membuat perut saya sangat nyeri, tetapi untungnya saya tidak sampai masuk ke rumah sakit”.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa makanan berminyak sangat berpengaruh negatif bagi
penyakit asam lambung jika tidak memerhatikan batasan konsumsinya.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara pencegahan agar makanan berminyak dan berlemak yang berlebihan
dapat dikurangi dalam tubuh?
C. Tujuan Penelitian
Dari penelitian ini bertujuan untuk memastikan hubungan antara makanan yang
mengandung minyak berlebihan sangat berdampak buruk terhadap penyakit asam
lambung
3
dan Menerapkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi makanan
berminyak yang berlebihan.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti diharapkan mampu menerapkan aspek-aspek yang terdapat dalam karya tulis
ini, mampu memberikan pembekalan kepada masyarakat sekitar tentang bahaya
mengonsumsi makanan berminyak secara berlebihan, Serta memberikan solusi agar
makanan berminyak dapat dikurangi untuk dikonsumsi dan diharapkan agar masyarakat
dan mahasiswa mampu mengontrol dan menerapkan hidup sehat dengan pengurangan
mengonsumsi makanan berminyak, menanamkan dalam diri sendiri bahwa makanan
berminyak secara sering dan berlebihan dapat memicu kambuhnya penyakit asam
lambung bagi para penderita yang dapat berakibat maag kronis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kacang
2. Ikan
5
3. Minyak Zaitun
Sedangkan Jenis lemak yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan tubuh yaitu
lemak jenuh dan lemak trans.
Beberapa contoh makanan berlemak yang tidak baik untuk Kesehatan tubuh:
2. Produk susu
Trigliserida : 95,62%
Asam lemak bebas : 4,00%
Air : 0,20%
Phosphatida : 0,07%
Aldehid : 0,07%
Karoten : 0,03%
Lambung memegang peranan yang sangat penting dalam proses pencernaan, sehingga
kesehatannya harus dijaga untuk mencegah gangguan dan membuatnya dapat berfungsi
secara normal. Penyakit lambung merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh
manusia, gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu pemicu gejala. Penyakit lambung
merupakan penyakit yang umum terjadi, dengan prevalensi lebih dari 50%. Dinilai terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pengaturan makanan dalam perut (metabolisme
pencernaan) dilaksanakan oleh sejumlah hormon dan syaraf yang ada disepanjang sistem
pencernaan,
6
karena ada gangguan dari pengaturan syaraf dan hormonal inilah yang menyebabkan
peningkatan pengeluaran asam lambung yang mengakibatkan luka pada lambung (Endang,
2011). Penyakit lambung merupakan penyakit yang tidak sepele. Jika tidak ditangani, dapat
menyebabkan penyakit lain dan menyebabkan kematian. Penyakit ini bukan penyakit
menular, tetapi harus tetap kita waspadai, secara awam, mungkin terkesan penyakit ringan
karena hanya menimbulkan gejala reflux, perlu ditangani dengan tepat karena gejala tersebut
dapat sangat mengganggu sehingga menurunkan kualitas hidup penderitanya. Berikut adalah
macam- macam penyakit pada lambung.
Gastritis, sering disebut maag, adalah peradangan lambung yang disebabkan oleh
peningkatan sekresi asam lambung dan iritasi/cedera lambung.
a. Gejala, saat seseorang mengalami gastritis perut terasa penuh hingga menyebabkan
kembung, nafsu makan berkurang, adanya perasaan mual dan mau muntah sesudah makan,
dan perasaan tidak nyaman saat menelan.
b. Penyebab, gastritis dapat disebabkan oleh konsumsi makanan berlemak terlalu sering,
Stress, mengkonsumsi alkohol, merokok, Infeksi, bakteri atau virus yang mengeluarkan
endotoksin, sekresi caira pankreas atau empedu yang mengalir kembali ke lambung,
radiasi dan terlambat makan.
c. Solusi pengobatannya yaitu jika gastritis tidak terlalu parah dapat diberikan obat antasida
dan istirahat yang banyak, serta diberikan makanan yang sudah dihaluskan seoerti bubur.
Hindari makan- makanan yang berminyak, berbumbu banyak seperti merica, cabe, dan
asam-asaman, serta perbanyak minum air putih.
Dispepsia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di
perut bagian atas atau dada, biasanya setelah makan. Dispepsia terjadi ketika otot-otot dari
organ saluran pencernaan atau saraf-saraf yang mengendalikan organ-organ tersebut tidak
berfungsi dengan baik. Dispepsia adalah penyakit kronis yang biasanya berlangsung
bertahun- tahun, bahkan bisa seumur hidup.
a. Gejala, saat mengalami penyakit ini biasanya ditandai dengan nyeri dan tidak nyaman pada
area dada, perasaan panas di dada, dan perut terasa penuh/ mudah kenyang.
7
b. Penyebab, karena menelan udara (aerofagi), alir balik/refluks asam dari lambung, iritasi
lambung, kanker lambung, peradangan kandung empedu, ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya, kelainan gerakan usus, kecemasan atau depresi.
c. Solusi, bila ditemukan penyebabnya, dokter akan mengobati gejala- gejalanya. Antasid
atau penghambat H2 seperti cimetidine, ranitidine atau famotidine dapat dicoba untuk
jangka waktu singkat. Jika orang tersebut terinfeksi helicobacter pylori dilapisan
lambungya, maka biasanya diberikan bismuth subsalisilate dan antibiotik seperti
amoxicillin atau metronidazole.
Penyakit GERD ini merupakan fenomena biasa yang dapat timbul pada setiap orang
sewaktu-waktu.
a. Gejala, Keluhan bersumber di esofagus. Dua keluhan utama penderita ialah rasa nyeri
terbakar dibelakang tulang dada (heartburn) yang menyebar ke leher, umumnya terjadi 30 –
60 menit setelah sarapan, dan sering diduga kelainan jantung koroner. Rasa ada
makanan/minuman balik ke mulut (regurgitasi) sehingga mulut terasa asam dan pahit.
Keluhan ini juga sering terjadi pada malam hari, karena saat berbaring kemungkinan asam
lambung membalik ke atas lebih mudah terjadi, mual atau muntah, Suhu badan naik/demam,
kembung pada perut, kejang perut.
b. Penyebab, makanan dan obat-obatan yang menjadi penyebab harus dihindari, sama seperti
merokok, kopi, alkohol, minuman yang mengandung asam seperti jus jeruk, minuman cola,
dan saus salad yang berbahan dasar cuka,dan bahan-bahan lain yang secara kuat merangsang
perut untuk menghasilkan asam atau yang menghambat pengosongan perut harus dihindari.
c. Solusi,
8
3. Lansoprazole, Obat ini bisa meredakan gejala akibat naiknya asam lambung seperti
nyeri ulu hati, kesulitan menelan, dan batuk berkepanjangan.
4. Ranitidin, Obat ini digunakan untuk menangani gejala dan penyakit akibat produksi
asam lambung yang berlebihan. Inflamasi ini kemudian dapat berujung pada beberapa
penyakit, seperti tukak lambung, tukak duodenum, sakit maag, nyeri ulu hati, serta
gangguan pencernaan.
5. Domperidone merupakan obat golongan anti- emetik yang dapat meredakan rasa
mual, muntah, gangguan perut, rasa tidak nyaman akibat kekenyangan, serta refluks
asam lambung. Obat ini diresepkan oleh dokter untuk penggunaan jangka pendek.
4. Jika mengonsumsi makanan yang digoreng harus tetap dibarengi dengan sayur-sayuran.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini data yang akan digali bersumber dari
pernyataan dan perkataan atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk
penjelasan dengan kata-kata, bukan berupa angka-angka. Sehingga yang menjadi tujuan dari
penelitian kualitatif adalah diharapkan penelitian ini dapat memastikan dampak buruk
makanan berminyak dan tinggi lemak terhadap penyakit lambung pada masyarakat dan
mahasiswa.
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Data primer
Data Primer atau data dasar dalam penelitian ini diperlukan untuk memberikan
pemahaman yang jelas, lengkap, dan komprehensif terhadap data sekunder yang
diperoleh langsung dari sumber pertama yakni responden, meliputi data: Pengaruh
makanan berminyak atau tinggi lemak terhadap penyakit lambung.
Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang mendukung kelengkapan data primer yang
dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber-sumber yang telah ada meliputi data
dari RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
10
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 2 orang Mahasiswa dan 1 orang Ibu rumah
tangga yang bertempat tinggal disekitaran Universitas Hasanuddin yang memiliki
riwayat penyakit asam lambung cukup lama.
12
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan berminyak adalah makanan yang digoreng atau dimasak dengan minyak
berlebih dianggap sebagai makanan berminyak dan mengandung banyak kadar
lemak. Makanan berminyak termasuk kentang goreng, keripik kentang, pizza, burger,
ayam goreng, dan masih banyak lagi. Makanan yang diolah dengan cara digoreng dan
mengandung lemak yang tinggi dapat menyebabkan sfingter esofagus melemah. Hal
ini rentan membuat asam lambung naik kembali dari perut ke kerongkongan. Selain itu,
gorengan dan makanan berlemak juga dapat menghambat proses pengosongan perut
(kembung)..Makanan yang digoreng, berminyak, dan berlemak bisa menyebabkan mulas
dan masalah asam lambung gastroesophageal reflux disease (GERD). Itu karena gorengan
menyumbat otot halus esofagus bagian bawah. Akibatnya menjadi celah asam lambung
naik. Untuk membantu mencegah asam lambung naik adalah meredakan stres dengan
yoga atau meditasi, mengunyah permen karet setelah makan, dan mengenakan pakaian
yang longgar. Perubahan pada pola makan dan gaya hidup dapat menjadi cara mencegah
asam lambung naik yang efektif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, S. D., Rumpiati, R., & Ningsih, R. E. M. L. (2017). Hubungan pola makan dengan
kejadian gastritis pada remaja. Global Health Science, 2(2).
Singh, H., Giawa, M. M., & Simbolon, N. Z. Y. (2020). Model Jaringan Syaraf Tiruan
Dalam Pengenalan Penyakit Asam Lambung. Jurnal Sains dan Teknologi, 2(1), 39-
42.
Aminah, S., & Mahyuni, R. (2021). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Asam
Lambung Menggunakan Metode Teorema Bayes. Jurnal Cyber Tech, 4(1).
Susanto, E. S., Herfandi, H., & Rizky, M. (2022). SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA
PENYAKIT ASAM LAMBUNG. Mnemonic: Jurnal Teknik Informatika, 5(2), 184-190.
Indah, M., & Dewi, S. V. (2018). Rancangan Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Lambung
Menggunakan Metode Forward Chaining. Journal of Informatics and Computer
Science, 4(2), 147-157.
14