NIM : 1811015034
Mata Kuliah : Etika dan Hukum Kesehatan
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat
penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam
tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Obat)
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah. Secara efektif pemberlakuan Pajak Rokok ini diterapkan
pada tahun 2014. Dasar Pengenaan Pajak Rokok adalah cukai rokok
dan besarnya tarif ditetapkan sebesar 10 persen dari cukai rokok. Pajak
Rokok masuk dalam kategori pajak provinsi yang menjadi
penyempurna kebijakan dan peraturan pajak daerah dalam bentuk
perluasaan objek pajak daerah. Artinya, Pajak Rokok ini nantinya akan
menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Terdapat alokasi
(earmark tax) paling sedikit 50 persen dari hasil penarikan Pajak
Rokok, dipakai untuk mendanai fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat dan penegakan hukum. Di bidang kesehatan keputusan ini
diambil sebagai langkah pengimbangan antara konsumsi rokok dengan
kesehatan masyarakat. dan di bidang penegakan hukum terkait
permasalahan rokok illegal. Tingginya kesadaran bahaya rokok di
negara maju juga memacu perusahaan rokok mengalihkan pasar ke
Indonesia. Anak-anak dan generasi muda menjadi target potensial
mereka sebagai kunci kelanggengan bisnis. Anak-anak dan generasi
muda dapat diubah menjadi perokok pemula, menggantikan perokok
lama yang berhenti merokok atau meninggal karena penyakit akibat
rokok. (Sumber : Linda Dwi, November 2014)
Uang Pajak Rokok untuk Atasi Defisit Anggaran BPJS Kesehatan, menurut saya
percuma semua dokter/medis/tenaga kesehatan lainnya mempromosikan dan
berusaha mencegah penyakit maupun dampak negative lain akibat merokok jika
ternyata cukai rokok itu sendiri bermanfaat untuk biaya kesehatan. Para perokok
malah lebih senang lagi unutk merokok, karena dipikirnya dengan mereka
merokok akan membantu biaya kesehatan yang seharusnya merokok itu dicegah
agar tidak menimbulkan penyakit bagi perokok aktif maupun pasif.
CURRENT ISSUE 4 : Salah Diagnosa, Dikira Intoleransi Gluter Ternyata
Bayi Ini Idap Tumor Otak. (detik Health)
I. Latar Belakang
3. Seorang bayi bernama Lavaya harus menjalani Orang tua tetap optimis
Lavaya mengidap 40 kali operasi di serta berdoa untuk
tumor otak. otaknya, beberapa hasil yang terbaik
operasi bahkan kepada anaknya.
berlangsung selama 14
jam dalam upaya
menyingkirkan tumor
itu
4. Menghadiri Kedua orang tua Lavaya
pemakaman memakai meminta semua orang
pakaian serba hitam yang hadir dalam
sebagai tanda duka. pemakaman -
mengenakan baju
berwarna pink sebagai
penghargaan kepada
puteri kecilnya.
Sumber : https://www.liputan6.com/health/read/3636848/banyak-murid-terindikasi-infeksi-
hepatitis-a-satu-sekolah-diliburkan
CURRENT ISSUE 2
Seorang petugas cukai Belgia memperlihatkan obat tiruan yang disita di Bandara
Brussels, 3 Oktober 2008.
Para peneliti memeriksa lebih dari 350 penelitian yang menguji 400 ribu sampel
obat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara keseluruhan,
hampir 14 persen adalah obat tiruan, sudah kadaluarsa atau berkualitas rendah dan
pasti tidak seaman dan seefektif yang diharapkan oleh para pasien.
“Obat berkualitas rendah memiliki sedikit atau tidak sama sekali bahan aktif (dan)
bisa memperpanjang kesembuhan penyakit, mengakibatkan kesalahan perawatan
dan menyumbang pada resistensi obat,” kata penulis studi utama, Sachiko Ozawa
dari Universitas California Utara di Chapel Hill.
Sebagian besar penelitian mengenai obat palsu atau obat tidak aman dilakukan di
Afrika dan sebagian penelitian untuk analisa terbaru dilakukan di sana.
Hampir 1 dari 5 obat-obatan yang diuji di Afrika adalah obat palsu atau berpotensi
tidak aman dipakai, kata para peneliti dalam laporan di JAMA Network Open.
Sepertiga penelitian lainnya dilakukan di Asia, dimana sekitar 14 persen obat-
obatan di sana sudah tidak aman dikonsumsi atau palsu.
Antibiotik dan anti-malaria merupakan obat yang sangat sering dipakai dalam
analisis. Secara keseluruhan, sekitar 19 persen obat anti-malaria dan 12 persen
antibiotik sudah dipalsukan atau tidak aman dikonsumsi.
Meski obat palsu atau obat yang tidak memenuhi standar produksi, tidak
diragukan lagi dapat merugikan pasien, analisis terbaru masih belum bisa
menyimpulkan berapa banyak orang yang menderita efek samping serius atau
meninggal akibat mengonsumsi obat palsu.
Para peneliti mencoba mengkaji dampak ekonomi dari obat-obatan palsu tersebut
dan menemukan kerugian bisa mencapai $10 miliar hingga $200 miliar.
“Verifikasi dahulu obat tersebut sebelum membeli dan bantu para pembuat
kebijakan untuk mengetahui masalahnya, hingga mereka bisa memperbaiki rantai
pasokan obat-obatan global,” kata Ozawa.
Sumber : https://www.voaindonesia.com/a/satu-dari-8-obat-penting-kemungkinan-
palsu-/4558361.html
CURRENT ISSUE 3
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45563324
CURRENT ISSUE 4
Jakarta - Seorang bayi asal Grimsby, Inggris harus menyerah pada penyakit yang
diidapnya, setelah dokter salah diagnosis yang menyebut bayi berusia dua tahun
itu mengalami intoleransi gluten, yaitu kondisi di mana tubuh tidak mampu
mencerna protein gluten.
Namun, kedua orang tuanya, Aleisha Cullen dan Luke Howard memaksa para
dokter untuk terus menyelidiki gejala yang dialami puterinya itu.
Dikutip dari Daily Mail, ketika berusia enam bulan, Lavaya pun menjalani
pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) yang kemudian ditemukan
adanya tumor otak sebesar kepalan tangan di kepalanya.
Sontak hal ini membuat mereka terkejut dan segera Lavaya dipindah ke Sheffield
Children's Hospital. Lavaya harus menghabiskan waktu selama 18 bulan di bawah
perawatan rumah sakit.
Kondisinya pun semakin memburuk, ia harus bernapas dan makan melalui selang
yang lansgung ke ususnya karena tidak dapat menelan atau mengolah makanan di
perutnya.
"Aku mencintaimu Lavaya Mai, terbanglah puteri spesialku," tulis sang ibu di
akun media sosialnya.
Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4227651/salah-diagnosis-dikira-
intoleransi-gluten-ternyata-bayi-ini-idap-tumor-otak
CURRENT ISSUE 5
Namun, pihak RS menolak hal tersebut lantaran beralamat Kota Palu. Sehingga, si
pasien harus memayar hingga jutaan kepada rumah sakit tempatnya dirawat.
"Kami pun dengan terpaksa minta keluar, usai dirawat inap selama dua hari. Kami
bayar sebesar Rp1,7 juta," jelas Tullah.
Terpisah, Humas RSUD Lasinrang Pinrang Yanti Masud tak menampik adanya
pemungutan biaya itu. Hanya saja, hal itu dilakukan lantaran diagnosa korban itu
terindikasi penyakit dalam dan harus dirawat di ruang Eterna.
"Biaya yang dikenakan berdasarkan data di RS itu Rp 1,3 juta. Teman-teman
perawatan mungkin berpikir bahwa penyakit korban saat dirawat tidak ada
hubungannya dengan bencana alam di sana, makanya dibuatkan administrasi
pembayaran sebagaimana pasien pada umumnya," kata Yanti.
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2018/10/08/korban-gempa-dan-tsunami-di-
sulteng-dipungut-biaya-oleh-rumah-sakit-begini-kisahnya