Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS KASUS

PENGGUNAAN ZAT ADITIF

Disusun Oleh :

Sang Ayu Kompyang Puja Yanti : A1G120148

Silvi Magistra Odam : A1G120153

Sry Ayu Ade Syarifah : A1G120158

Sulfiana : A1G120159

Sulvitriani Abidin : A1G120160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OELO

KENDARI

2023
PENDAHULUAN

A. Pengertian Zat Aditif


Zat aditif adalah zat yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan yang
berfungsi sebagai pewarna, penyedap rasa, pemanis, dan pengawet pada
makanan. Zat aditif berupa bahan tambahan pangan (BTP) yang digunakan
sebagai bahan campuran pada makanan.
Zat aditif tentunya mempunyai manfaat, salah satunya agar dapat menjaga
makanan tetap segar, tahan lama, serta meningkatkan cita rasa dan mempercantik
tampilan makanan.
Zat aditif terbagi menjadi dua yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintesis
(buatan). Zat aditif alami merupakan zat tambahan dalam makanan dengan
menggunakan bahan yang aman bagi tubuh, sedangkan zat aditif buatan yaitu zat
tambahan dalam makanan dengan menggunakan zat sintetis dan tentunya
berbahaya bagi tubuh.
Zat aditif buatan jika digunakan secara terus-menerus dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Hal ini disebabkan dalam
pengolahannya zat aditif diolah dengan proses kimiawi dan atau terdapat bahan-
bahan yang mengandung unsur kimia. Sehingga jika digunakan secara terus-
menerus dan secara berkepanjangan maka kemungkinan akan mempengaruhi
organ tubuh yang dapat menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Untuk
lebih lanjutnya kita akan memahami penggunaan zat aditif melalui analisis kasus.
B. Tujuan Analisis Kasus Penggunaan Zat Aditif
Dengan dilakukannya analisis kasus terhadap penggunaan zat aditif
diharapkan kita dapat mengetahui manfaat dan bahaya penggunaan zat aditif,
serta kita dapat selektif terhadap sesuatu yang menggunakan zat aditif.
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Informasi Kata Kunci


Dampak penggunaan zat aditif sintesis secara berlebihan.
B. Analisis Permasalahan dan Pertanyaan
Mengapa zat aditif sintsis berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam
jangka panjang?
C. Analisis Penyebab Masalah
Zat aditif sintesis berbahaya dikunsumsi secara berlebihan dalam jangka
panjang karena zat aditif sintesis diolah secara kimiawi dan dalam pengolahannya
menggunakan campuran bahan yang tidak aman sehingga dapat menyebabkab
gangguan terhadap tubuh. Berikut diuraikan beberapa zat dan bahaya zat aditif;
1. Pewarna makanan

Warna Kandungan zat Gejala


Merah Amaranth Pemberian 3% amaranth dapat
menyebabkan perkembangan tumor.
Kuning Tartrazin Pemberian di atas 30-300 mg dapat
menyebabkan ruam kulit, asma, hidung
meler, dan kulit lebam.
Biru Brilliant blue FCF Kadar berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan sel-sel saraf dan kanker,
kerusakan kromosom, reaksi alergi dan
perubahan perilaku.
Hijau / ungu Rhodamin B Dapat menyebabkan gejala pembesaran hati
kemerahan dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan
hati, gangguan fisiologis tubuh atau bahkan
timbulnya kanker hati.
2. Penyedap rasa

Zat aditif Gejala


MSG (Monosodium Glutamat) Dapat merusak otak anak-anak, mengalami
kesulitan secara emosional, dan lemah dalam
belajar.
Excitotoxin Dapat terjadi regeneratif syaraf otak seperti
penyakit Parkinson, huntington, ALS, alzaimer
(pikun), diabetes, stroke, cedera otak, tumor otak,
hipertensi.
BHT (Butylated Hydroxytoluene) Dapat menyebabkan keracunan pada hati.
3. Pengawet

Zat aditif Gejala


Formalin Jika dihirup akan menyebabkan iritasi dan rasa terbakar pada
hidung dan tenggorokan. Jika dikonsumsi dapat
menyebabkan kanker.
Boraks Dapat menyebakan gangguan susunan saraf pusat, fungsi
ginjal dan hati.
Natrium benzoat Dapat menyebabkan penyakit kulit, gangguan pencernaan,
hepatitis, turunnya kadar kalsium dan kalium dalam tubuh
bahkan kanker.
4. Pemanis buatan

Kandungan Dampak
Ciclamat Menyebabkan kanker pada kandung kemih
Sorbitol Dapat menyebabkab kembung, diare dan sakit perut.
Zakarin Menyebabkan iritasi, asma, hipertensi, insomnia, dan
rambut rontok.
Siklamat Menyebabkan resiko terkena kanker perut
D. Altenatif Pemecahan Masalah
1. Lebih sering mengonsumsi zat aditif alami.
2. Mengonsumsi zat aditif yang telah lulus pemeriksaan kesehatan oleh
BPOM.
3. Mengurangangi mengonsumsi makanan siap saji.
4. Menggunakan zat aditif alami dan zat aditif buatan secara seimbang.
E. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Alternatif Pemecahan Masalah
1. Lebih sering mengonsumsi zat aditif alami
a Kekuatan
- Mengonsumsi zat aditif alami dapat melindungi kualitas gizi
pada makanan.
- Menggunakana bahan alami yang aman bagi tubuh.
- Tidak menyebabkan obesitas.
b Kelemahan
- Memerlukan waktu lama dalam mengolahnya.
- Tidak tahan lama atau mudah rusak.
- Bahan sulit untuk didapatkan.
2. Mengonsumsi zat aditif yang telah lulus pemeriksaan kesehatan oleh
BPOM.
a Kekuatan
- Bahan tambahan pangan telah lulus uji kelayakan konsumsi.
- Aman dan legal untuk dikonsumsi, serta mempunyai jaminan
keamanan.
b Kelemahan
- Meskipun telah lulus uji tidak boleh dikonsumsi secara
berlebihan.
- Banyak beredar pemalsuan BPOM pada makanan sehingga
harus lebih berhati-hati memilih makanan.
3. Mengurangi mengonsumsi makanan siap saji.
a Kekuatan
- Terdorong mengonsumsi makanan yang sehat.
- Nilai gizi yang masuk dapat diperhitungkan.
b Kelemahan
- Memerlukan banyak waktu dalam mengolah makanan.
- Kandungan kalori dan karbohidrat dapat menyebabkan
lonjakan gula darah.
4. Menggunakan zat aditif alami dan zat aditif buatan secara seimbang.
a Kekuatan
- Mengurangi resiko terpapar penyakit.
- Tidak perlu khawatir kesehatan akan terganggu.
b Kelemahan
- Kerepotan dalam menyiapkan stok BTP yang mengandung zat
aditif alami dan zat buatan.
- Kesulitan dalam membedakan bahan-bahan yang mengandung
zat aditif alami dan zat aditif buatan.
F. Alternatif Efektif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang paling efektif adalah menggunakan zat
aditif alami dan zat aditif buatan secara seimbang. Alternatif tersebut dipilih
karena mengurangi dampak bahaya dari penggunaan zat aditif itu sendiri. Di
mana jika dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kedua zat aditif
tersebut untuk membuat makanan akan mengrangi resiko terpapar penyakit.
Pada dasarnya dikehidupan sekarang tidak mungkin kita terlepas dari
penggunaan zat aditif buatan, sebab di masa sekarang berbagai bahan campuran
makanan pasti mengandung zat aditif buatan. Jika kita harus menggunakan zat
aditif alami akan memakan waktu yang banyak dilihat dari segi mendapatkan
bahan pokok, pengolahannya, dan cara membuat itu akan memerlukan banyak
biaya dan memakan waktu yang lama sehinga kita tidak mungkin memproduksi
zat aditif setiap hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif paling efektif
untuk mengatasi penggunaan zat aditif adalah dengan menggunakan zat aditif
alami dan zat aditif buatan secara seimbang (selang-sling) sehingga organ-organ
tubuh tidak terlalu lelah dalam menghadapi zat-zat yang kurang baik yang masuk
ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Praja, D. I. (2015). Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya. Garudhawaca.

Cut, K. (2016). Dampak Kesehatan Penggunaan Zat aditif Makanan Ditinjau dari Aspek
Manfaat dan Kehalalannya. Syarah, 5(1), 27-40.

Yamin, M. (2020). Mengenal Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif pada Makanan
terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2).

Karunia, F. B. (2013). Kajian penggunaan zat adiktif makanan (pemanis dan pewarna)
pada kudapan bahan pangan lokal di pasar Kota Semarang. Food Science and
Culinary Education Journal, 2(2).

Rorong, J. A., & Wilar, W. F. (2019). Studi Tentang Aplikasi Zat Aditif Pada Makanan Yang
Beredar Di Pasaran Kota Manado. Techno Science Journal, 1(2), 39-52.

Utama, S. P., Sari, R. K., & Mahardhani, A. S. (2021). PRODUK KOSMETIK PALSU: MINAT
PEMBELIAN BERDASARKAN PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN FAKTOR
PRIBADI. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, 15(2), 191-199.

Astuti, R. W., Hairida, H., & Rasmawan, R. DESKRIPSI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA MATERI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN KELAS VIII SMP NEGERI 11
PONTIANAK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 8(3).

Lestari, D. A. (2022, Oktober 27). https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/jenis-pemanis-


buatan/. Retrieved from https://hellosehat.com/:
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/jenis-pemanis-buatan/

Sendari, A. A. (2019, Juni 3). https://www.liputan6.com/hot/read/3982584/5-jenis-


pemanis-buatan-yang-bisa-berbahaya-bagi-tubuh-waspadai-konsumsinya.
Retrieved from https://www.liputan6.com/:
https://www.liputan6.com/hot/read/3982584/5-jenis-pemanis-buatan-yang-
bisa-berbahaya-bagi-tubuh-waspadai-konsumsinya

Faryanti, H., & Panjaitan, R. G. P. (2016). Respon siswa terhadap film animasi zat
aditif. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(3).

Anda mungkin juga menyukai