Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS KASUS

BAHAN PENGAWET MAKANAN

Disusun Oleh:

Sang Ayu Kompyang Puja Yanti : A1G120148

Silvi Magistra Odam : A1G120153

Sry Ayu Ade Syarifah : A1G120158

Sulfiana : A1G120159

Sulvitriani Abidin : A1G120160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OELO

KENDARI

2023
PENDAHULUAN

A. Bahan Pengawet Makanan


Bahan pengawet makanan yaitu bahan tambahan yang dicampurkan atau
ditambahkan pada makananan yang bertujuan untuk memperlambat pembusukkan
pada makanan. Jenis-jenis bahan pengawet dibedakan menjadi dua yaitu bahan
pengawet alami dan bahan pengawet buatan. Bahan pengawet alami seperti garam,
gula, lemon, bawang putih, cabai dan cuka. Sedangkan bahan pengawet buatan iaalah
bahan yang mengandung unsur kimia seperti nitrat, nitrit, sulfit, asam sorbat, asam
benzoate, asam propionate, dan nisin.
Penggunaan bahan pengawet pada makanan dapat memberikan manfaat
diantaranya menjadikan makanan tahan lama (tidak cepat busuk), menjaga kualitas
makanan, dan juga dapat mempertahankan mutu makanan. Cara pengawetan
makanan terdiri pengawetan tradisional yaitu pengawetan dengan cara pengeringan,
pendinginan, pembekuan, pengasapan, penggaraman, dan fermentasi. Sedangkan
cara pengawetan modern yaitu cara pengawetan dengan menggunakan teknologi
seperti gelombang mikro yang berfungsi untuk mengawetkan makanan dengan
melakukan proses pengeringan fungsinya merusak membrane sel mikroorganisme.
B. Tujuan Analisis Kasus Bahan Pengawet Makanan
Dengan dilakukannya analisis kasus terhadap penggunaan bahan pengawet
makanan diharapkan kita dapat mengetahui jenis, manfaat dan bahaya penggunaan
bahan pengawet buatan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan
dampak buruk bagi kita. Kemudian dengan adanya analisis kasus ini kita dapat lebih
selektif untuk mengonsumsi jajanan disekitar kita yang memungkinkan
menggunakan bahan pengawet berbahaya dalam pembuatannya.
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Informasi Kata Kunci


Penggunaan bahan pengawet pada makanan
B. Analisis Permasalahan
Problematika penggunaan bahan pengawet oleh pedagang nakal?
C. Analisis Penyebab Masalah
Bahan pengawet kerap digunakan oleh pedagang dikarenakan oleh beberapa
faktor yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Meraih banyak keuntungan.
Penggunakan bahan pengawet berbahaya dapat mengurangi biaya produksi.
Bahan baku yang digunakan lebih sedikit sehingga tidak mengeluarkan
banyak biaya.
2. Menghemat tenaga dan waktu
Karena pada satu kali pembuatan dapat menghasilkan jumlah yang banyak
dan efek dari bahan pengawet dapat membuat makanan menjadi tahan lama.
3. Membuat makanan bertahan lama
Meskipun makanan tidak disimpan diruang yang bersuhu rendah atau tinggi
tidak mempengaruhi kondisi makanan.
4. Merubah tekstur makanan menjadi lebih baik dan menarik perhatian
konsumen.

Meskipun pedagang meraih keuntungan dari bahan pengawet tersebut,


konsumen merasakan beberapa kerugian yaitu dapat menyebabkan kematian sel
yang diakibatkan penggunaan dalam jumlah besar pada tubuh sehingga menyebakan
keracunan hingga kematian serta dapat menyebabkan munculnya jenis penyakit
lainnya.

Tabel:
Kulit Iritasi ,kulit kemerahan, dan alergi kulit.
Mata Iritasi, mata merah dan berair, dan kebutaan.
Hidung Mimisan
Saluran pernapasan Sesak napas, suara serak, batuk kronis, dan sakit
tenggorokan.
Salurran pencernaan Iritasi lambung, mual, muntah, dan diare.
Hati Kerusakan hati.
Paru-paru Radang paru-paru karena zat kimia(pneumonitis)

Saraf Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitive, sukar


konsentrasi, dan mudah lupa.
Organ reproduksi Kerusakan tetis, ovarium, gangguan menstruasi, dan
infertilitas sekunder.
Ginjal Kerusakan ginjal.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


1. Bahan pengawet tidak diperjual belikan secara bebas. Kecuali ada izin dari
pemerintah.
2. Pemberian sanksi hukum/denda berat terhadap pelaku.
3. Membarikan edukasi terhadap produsen dan konsumen secara menyeluruh.
E. Analisis Kekuatan dan Kelemahana Pemecahan Masalah
1. Bahan pengawet tidak diperjual belikan secara bebas. Kecuali ada izin dari
pemerintah.
a Kekuatan
- Bahan pengawet tidak beredar lagi dikalangan masyarakat.
- Para pedagang tidak lagi menggunakan bahan pengawet berbahaya
tersebut.
- Pengawetan dilakukan dengan menggunakan bahan pengawet alami dan
atau tradisional.
b Kelemahan
- Sulit mendapatkan izin.
2. Pemberian sanksi hukum/denda berat terhadap pelaku.
a Kekuatan
- Dapat memberikan efek jera terhadap pedagang nakal tersebut.
b Kelemahan
- Hukum di Indonesia masih terbilang lemah, meskipun telah ada
peraturan perundang-undangan, namun masih tetap bisa dilanggar atau
bahkana ada istilah hukum dibeli.
- Banyak aparat yang terlibat melindungi pelaku.
- Pelaku acuh tak acuh terhadap peraturan yang ada.
3. Membarikan edukasi terhadap produsen dan konsumen secara menyeluruh.
a Kekuatan
- Menambah pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan pengawet
pada makanan.
- Memberikan kesadaran terhadap masyarakat agar lebih berhati-hati
memilih bahan pangan dan makanan.
b Kelemahan
- Meskipun telah mengedukasi masyarakat masih bandel dan tidak peduli
terhadap nasehat yang diberikan.
- Kurangnya tindakan dan kesadaran dari masyarakat meskipun telah
dilakukan sosialisasi.
F. Alternatif Efektivitas Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang kami pilih adalah bahan pengawet tidak
diperjual belikan secara bebas, kecuali ada izin dari pemerintah. Karena untuk
mengatasi masalah ini harus di cegah dari pusat langsung agar bahan pengawet
berbahaya tidak beredar dipasaran dan penggunaannya pun dapat tertahan. Jika
bahan pengawet sudah tidak beredar maka pedagang pun sudah tidak bisa lagi
menggunakan bahan tersebut dan beralih kepada bahan pengawet alami yang sehat
atau menggunakan pengawetan secara tradisional sehingga kesehatan konsumen
pun dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, J. (2018). Pengawet Alami untuk Makanan. Universitas Brawijaya Press.

Lubis, N. D. A. (2009). Pengawetan makanan yang aman.

Nababan, R., Sidauruk, J., Habeahan, B., & Hutagaol, D. (2021). Perlindungan Konsumen
Terhadap Penggunaan Bahan Pengawet Makanan Menurut Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jurnal Visi Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(2), 122-135.

SAHUSILAWANE, M. M. (2013). ANALISIS ZAT PENGAWET BERBAHAYA DALAM BERBAGAI


PRODUK OLAHAN JAJANAN YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR (Doctoral
dissertation, Universitas Hasanuddin).

Fitri Rahmawati, M. P., & Busana, F. T. PENGAWETAN MAKANAN DAN PERMASALAHANNYA.

Berliana, A., Abidin, J., Salsabila, N., Maulidia, N. S., Adiyaksa, R., & Siahaan, V. F. (2021).
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Berbahaya Boraks dan Formalin Dalam
Makanan Jajanan. Jurnal Sanitasi Lingkungan, 1(2), 64-71.

Anda mungkin juga menyukai