Anda di halaman 1dari 13

MENGUTIP ATAU MENGAMBIL SUMBER DARI LUAR

DENGAN TEKNIK PARAPHRASE DAN MERINGKAS

(PARAPHRASING, AND SUMMARIZING)

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian PAI

Dosen Pengampu Dr. H. Ajat Rukajat, M.MPd.

Disusun oleh:

Dhemas Fajar H (2110632030005)


Wamidi Fauza (2110632030006)
Ulfah Fauziyah (2110632030012)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah pada Mata Kuliah Metode Penelitain PAI yang berjudul
Mengutip atau mengambil sumber dari luar dengan Teknik paraphrase dan meringkas
(paraphrasing, and summarizing) ini tepat pada waktunya. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan
kepada dosen Dr. H. Ajat Rukajat, M.MPd selaku dosen pengampu mata kuliah, dan juga rekan-
rekan satu kelompok yang telah memberikan kontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini
kami tulis berdasarkan berbagai sumber dan informasi baik buku, jurnal, maupun informasi di
internet. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima dengan senang hati demi
penyempurnaan makalah ini. Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Karawang, 14 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B.Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Definisi Kutipan......................................................................................................3
B. Fungsi Kutipan........................................................................................................3
C. Teknik Mengutip dengan Paraphrase dan Meringkas.............................................4

BAB III PENUTUP......................................................................................................9

A. Kesimpulan...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis sebuah karya
ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan
dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah,
harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama. Di
samping itu dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk
menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip
pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca,
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan yang
terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia melakukan plagiat.
Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya
karangannya tidak dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.
Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip sama sekali, akan dipertanyakan apakah seluruh
gagasan, informasi, fakta, serta temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan orisinalnya?
Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-
kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri, sedangkan kutipan-kutipan hanya
berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.
Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti makalah adalah sebuah tuntutan untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu kita juga dilatih untuk membuat
makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam memenuhi tugas akhir (skripsi) tidak banyak
terjadi kesalahan disana-sini terkait dengan metodologi penulisannya.
Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan mempertimbangkan etika
dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui tentang kaidah-kaidah dalam
mengutip. Dalam makalah ini akan dipaparkan definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip
mengutip.
B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa definisi kutipan, paraphrase, dan ringkasan?


2. Apakah fungsi kutipan?
3. Teknik kutipan dengan paraphrase dan ringkasan?

1
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Untuk mengetahui definisi, jenis, fungsi, dan perbedaan kutipan dengan parafrase.
2. Untuk membantu ujian para mahasiswa program strata dua (magister) membuat tesis
D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-
permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai
pengambilan kutipan. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
 Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
pengambilan kutipan.
 Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang pengambilan kutipan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kutipan
Menurut Bernandus, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari
kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, dan lain sebagainya. Menurut Wasty,
kutipan adalah ambil alikan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya
tulisnya kata demi kata. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung
bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang
dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengutip adalah mengambil perkataan
atau kalimat-kalimat dari buku yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat
adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan atau pendapat sendiri. Secara umum, kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang
diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis. Di dalam
kutipan terdapat dua jenis dalam mengutip, diantaranya adalah kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung.
1. Kutipan Langsung
Menurut Rameli kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan
aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Menurut Hariwijaya kutipan langsung adalah
kutipan yang persis seperti kata-kata yang digunakan dalam bahan asli.
2. Kutipan Tidak Langsung
Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis
dengan kata-katanya sendiri.
B. Fungsi Kutipan
Tindakan mengutip bukan semata-mata meniru teks orang lain. Tindakan mengutip bukan
untuk kesombongan, bahwa penulis memajang sejumlah pustaka yang dikuasai. Akan tetapi,
sebenarnya, penulis telah melakukan tindakan dengan itikad baik, sebab penulis telah meneliti
informasi yang ada dan telah ditulis oleh orang lain. Selain itu, kutipan dapat juga berfungsi
sebagai landasan teori, sebagai penjelasan, serta sebagai penguat pendapat yang dikemukakan
penulis. Tindakan mengutip juga mempunyai tujuan tertentu yaitu selain untuk memperkuat
pendapat penulis, juga bisa membedakan dengan pendapat penulis, bahkan untuk menyanggah
pendapat seseorang.

3
Fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau membuktikan
kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur,
pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan
dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan
akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan
yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.
C. Teknik Mengutip dengan Paraphrase dan Meringkas
1. Paraphrase
Secara etimologi atau bahasa, kata parafrase berasal dari bahasa Yunani yang berarti
cara ekspresi tambahan. Dalam ilmu bahasa, paraphrase adalah pengungkapan kembali suatu
konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama tetapi tidak mengubah makna yang
dimilikinya. Menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, parafrase adalah cara
mengekspresikan apa yang sudah ditulis.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa
pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi lain
tanpa mengubah pengertian. Atau disebut juga penguraian kembali kalimat atau teks atau
karangan dalam bentuk susunan kata lain, yang maksudnya adalah untuk dapat menjelaskan
makna yang tersembunyi. Dapat disimpulkan bahwa paraphrase adalah upaya menyajikan
kembali atau penulisan ulang sebuah konten yang sudah dibuat oleh orang lain
menggunakan kata-kata sendiri tanpa mengubah maknanya.
Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, paraphrase merupakan
“cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan
menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.”
Pengutipan yang dilakukan dalam teknik menulis parafrase merupakan kutipan yang
menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama. Sehingga dapat
diaplikasikan saat menulis buku. Dan aktivitas tersebut ialah legal. Selain membuat
gagasan lebih mudah untuk dimengerti, paraphrase dapat juga digunakan untuk menjaga
koherensi dan keutuhan alur tulisan.
1) Menurut OWL Purdue, sebuah website yang banyak memberikan ulasan tentang
menulis buku akademis, paraphrase didefinisikan sebagai berikut:
kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan
kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru,
2) merupakan cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang lain,

4
3) sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan
dengan sebuah ringkasan.

Teknik menulis paraphrase merupakan sebuah keahlian yang sangat berharga karena:

1) paraphrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari sebuah


paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.
2) Paraphrase membantu penulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang
terlalu sering.
3) Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah praphrase membantu
penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber yang akan ia kutif.

Langkah-langkah memparafrase:

1) Membaca teks asli dengan cermat


2) Membuat catatan (note) dengan menuliskan kalimat yang akan dikutip dengan versi
sendiri.
3) Mengubah kata kunci dengan struktur kalimat.
4) Menggunakan sinonim.

Contoh Paraphrase:

 Contoh 1
Kalimat asli : Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada
tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.
Parafrase : Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa
perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati, 2000, hlm 55).
 Contoh 2
kalimat asli : Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum
pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.
Parafrase : Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum pernah
mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).

Sebagai pemula, hasil diatas masih diijinkan. Namun jika telah belajar dan memiliki
keahlian lebih, baik Booth maupun panduan dari OWL universitas Purdue menjelaskan
bahwa parafrase yang sangat mirip dengan naskah aslinya masih dianggap sebagai

5
melakukan plagiasi, sekalipun sumber aslinya dicantumkan disana. Ini merupakan hal yang
sangat pelik dan memerlukan banyak latihan. Sebagai contoh simaklah contoh 3 & 4:

 Contoh 3
Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat Anda melakukan
ringkasan. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan
sangatlah tipis sehingga Anda tidak menyadari jika Anda berpindah dari
melakukan teknik ini menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan
plagiasi. Apapun tujuanmu, teknik ini sangat mirip dengan naskah asli dianggap
sebagai melakukan plagiasi, meskipun Anda telah menuliskan sumbernya (Booth
et al., 2005, hlm 203).
Paragraf dibawah ini dianggap hasil plagiasi karena parafrase yang sangat mirip
dengan naskah aslinya:
Paraphrase:
Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan paraphrase
terlibat didalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya
sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia
melakukan ringkasan, paraprase atau plagiasi. Meski demikian, parafrase yang
sangat dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun
sumber aslinya dicantumkan disana.
Naskah Asli:
Sangatlah sulit untuk membedakan antara ringkasan, parafrase dan plagiasi.
Anda berisiko melakukan plagiasi jika Anda melakukan parafrase yang sangat
mirip, meskipun Anda tidak bermaksud untuk melakukan plagiasi dan
mencantumkan sumber naskah aslinya.

Kata-kata dalam paragraf diatas masih dapat dilacak sumbernya oleh seorang
pembaca yang teliti, jika ia pernah membaca sumber tersebut. Berikut ini adlah contoh
parafrase yang aman dan tidak dianggap sebagai plagiasi:

Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan


plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka menggira melakukan ringkasan, saat
mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip dengan naskah asli, suatu aktifitas

6
yang disebut plagiasi. Bahkan saat aktifitas tersebut dilakukan dengan tidak
sengaja dan sumber pustakanyapun dituliskan (hlm 203).
 Contoh 4
Naskah Asli:
Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat
membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang
berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari
manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh
sebab itu, Anda harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yanag sama
persis dengan materi sumber saat kallian menulis buku atau catatan. Lester, James
D. Writing Research papers. 2 nd ed. (1976): 46-47.
Parafrase yang legal:
Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk
mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Karena masalahnya
bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk meminimalkan
pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis (Lester 46-47).
Parafrase versi plagiat:
Mahasiswa sering menggunakan terlalu banyak kutipan langsung saat
mereka menulis buku atau catatan. Sebagai akibatnya, ada banyak kutipan
langsung dalam paper tugas akhir mereka. Seharusnya hanya sekitar 10% paper
berisi kutipan langsung. Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi
jumlah materi yang dikopi saat melakukan catatan.
2. Meringkas
Berbeda dengan teknik menulis parafrase, ringkasan merupakan cara mengutip tidak
langsung dengan mengambil intisari dari sebuah tulisan. Meringkas, yang kemudian
hasilnya kita sebut ringkasan, perlu kita gunakan untuk menulis buku, selain adanya
parafrase.
Dalam ringkasan, penulis mengungkapkan gagasan yang sama, namun tidak
memberikan penjelasan secara detail. Ringkasan merupakan pernyataan singkat tentang
poin-poin yang penting. Dengan kata lain, ringkasan merupakan parafrase gagasan utama
dari sebuah naskah asli. Sebagai contoh, ringkasan untuk naskah asli dalam contoh 1 & 2
di atas adalah sebabagi berikut:
 Contoh 1
Naskah Asli:

7
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan ringkasan
atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan
ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah
dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke malakukan
plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli
dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan
sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Ringkasan:
Batas-batas antara ringkasan, parafrase dan plagiasi sangatlah tipis, sehingga
membuat seseorang tergelincir melakukan plagiasi, sekalipun ia telah
mencantumkan sumber aslinya.
 Contoh 2
Naskah Asli:
Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat membuat
catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam
tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang
diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh sebab itu, kalian
harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yanag sama persis dengan
materi sumber saat kallian menulis catatan. Lester, James D. Writing Research
papers. 2nd ed. (1976): 46-47.
Ringkasan:
Mahasiswa sebaiknya hanya melakukan sedikit catatan bagi kutipan langsung dari
sumber asli untuk membantu meminimalkan jumlah materi yang dikutip secara
langsung dalam paper ilmiah (Lester 46-47).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kutipan berarti menyalin pernyataan/paragraf sesuai sumber aslinya, dengan mencantumkan
pengarang. Parafrase menjelaskan pernyataan orang lain dengan menggunakan kata-kata dan
struktur kalimat sendiri. Sedangkan ringkasan berarti menyingkat suatu pernyataan, dari
penjelasan panjang ke pendek.
Adapun tujuan kutipan, parafrase, dan ringkasan, antara lain: (1) Mendukung kredibilitas,
atau klaim tulisan karya ilmiah, (2) Memberikan sudut pandang tentang suatu objek, (3)
Memperlihatkan posisi penulis tentang persetujuan atau penolakan sesuatu, (4) Menghargai
penulis lain, dan memperlihatkan bahwa kata-kalimat bukan milik sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Louisville. (2022). “What is the difference between quotation, paraphrase, and summary?” dalam
https://louisville.edu/writingcenter/for-students-1/common-writing-questions-1/what-is-the-
difference-between-quotation-paraphrase-and-summary diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 08.08
WIB

Purdue Online Writing Lab. (2021). “Quoting, Paraphrasing, and Summarizing” dalam
https://owl.purdue.edu/owl/research_and_citation/using_research/quoting_paraphrasing_and_summ
arizing/index.html diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 08.09 WIB

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. 2003. Ridwan. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.

Writing Center. (2022). “When to Summarize, Paraphrase, and Quote” dalam


https://writingcenter.gmu.edu/guides/when-to-summarize-paraphrase-and-quote diakses pada 10
Oktober 2022 pukul 08.07 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai