Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENYUNTING KARANGAN ILMIAH

Dosen Pengampu :
Armet, M.Pd

Disusun Oleh :
Fadhil Daifullah (21100004)
Wahyu Irsa Aditya (21100047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hinayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, yang berjudul “Menyunting Karangan Ilmiah”. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima


kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
baik terlibat secara langsung maupun tidak. Harapan kami, semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 November 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Konvensi Naskah ...................................................................................... 3
B. Pelengkap Pendahuluan ............................................................................. 4
C. Naskah Utama ........................................................................................... 6
D. Pelengkat Penutup ....................................................................................... 7
E. Penyuntian Bahasa Karangan ....................................................................... 8
BAB III.............................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karangan ilmiah merupakan karya yang sangat di minati kaum intelek,
banyak pengetahuan yang didapat dari kita membacanya atau pun saat kita
menulisnya. Selain itu, Karangan ilmiah juga dapat membuat penulis menjadi
terkenal dengan melalui karyanya tersebut dan bisa memberikan gagasan atau
hasil dari observasi kepeda pembaca.

Di dalam penulisan Karangan ilmiah tidak luput dengan pengeditan


yang mana dalam pengeditan itu berfungsi sebagai penyempurna tulisan atau
proses memperbaiki tulisan yang sekiranya harus di perbaiki, karena dengan
pengeditan tulisan bisa dipahami dengan baik dan tidak membingugkan
pembaca. Oleh karena itu, pengeditan sangatlah penting dalam penulisan
Karangan ilmiah maupun yang lain. Secara redaksional, editor memperbaiki
kata dan kalimat supaya lebih logis, mudah dipahami, dan tidak rancu. Oleh
karna itu pemakalah akan sedikit memaparkan sedikit tentang penyuntingan
Karangan ilmiyah.

B. Rumusan Masalah
Di dalam pembuatan makalah ini, telah dibuat yang menjadikan
rumusan masalah mengenai makalah tentang “Menyunting Karangan Ilmiah”,
yaitu:
1. Bagaimana Konvensi naskah?
2. Apa Pelengkap Pendahuluan?
3. Apa Naskah Utama?
4. Apa Pelengkap Penutup?
5. Apa Penyuntingan Bahasa Karangan?

1
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini memiliki tujuan agar pembaca menambah
wawasan mengenai pembahasan makalah “Menyunting Karangan Ilmiah” ini.
Mengenali secara rinci mengenai menyunting karangan ilmiah, sehingga
diharapkan makalah ini dapat membantu pembaca dalam penyuntingan
maupun dalam pembelajaran penyuntingan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konvensi Naskah
Konvensi naskah dalam konteks penulisan ilmiah adalah seperangkat aturan
dan pedoman yang harus diikuti oleh penulis untuk memastikan bahwa naskah yang
dihasilkan memenuhi standar tertentu. Konvensi ini mencakup berbagai aspek
mulai dari format umum, tata bahasa, kutipan, hingga penyusunan daftar pustaka.
Tujuannya adalah menciptakan konsistensi, kejelasan, dan kemudahan pemahaman
bagi para pembaca serta memfasilitasi penelusuran informasi.

Berikut adalah beberapa aspek penting dari konvensi naskah:

1. Format Penulisan:
Konvensi naskah mencakup format penulisan yang harus diikuti,
termasuk tata letak halaman, margin, jenis huruf, dan ukuran kertas. Ini
memastikan bahwa naskah memiliki tampilan yang seragam dan
profesional.
2. Gaya Penulisan:
Gaya penulisan mencakup penggunaan kalimat, pemilihan kata, dan
gaya bahasa secara umum. Setiap bidang ilmiah atau jurnal seringkali
memiliki preferensi terhadap gaya penulisan tertentu, seperti APA, MLA,
atau Chicago.
3. Kutipan dan Referensi:
Konvensi naskah memandu penggunaan kutipan dan referensi. Ini
mencakup cara mengutip sumber secara tepat dan konsisten, serta
penyusunan daftar pustaka yang rapi dan lengkap.
4. Tata Bahasa dan Ejaan:
Aspek ini menekankan pada penggunaan tata bahasa yang benar dan
ejaan yang konsisten. Kesalahan tata bahasa atau ejaan dapat mengganggu
pemahaman dan kesan profesional naskah.

3
5. Daftar Pustaka:
Konvensi naskah memuat pedoman tentang cara menyusun daftar
pustaka atau referensi. Ini mencakup format, urutan, dan informasi yang
harus disertakan untuk setiap jenis sumber, seperti buku, artikel jurnal, atau
sumber daring.
6. Plagiarisme dan Etika Penulisan:
Konvensi naskah juga melibatkan pemahaman etika penulisan dan
kebijakan mengenai plagiat. Penulis diharapkan untuk memberikan kredit
yang pantas kepada ide atau temuan orang lain dan menjaga integritas
ilmiah.
7. Struktur Naskah:
Beberapa konvensi naskah juga mencakup struktur umum naskah,
seperti pengaturan judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan,
dan kesimpulan.

Menyadari dan mengikuti konvensi naskah sangat penting dalam dunia


akademis dan penelitian. Hal ini tidak hanya membuat naskah lebih mudah
dipahami, tetapi juga menunjukkan tingkat profesionalisme dan kredibilitas
penulis. Oleh karena itu, penulis disarankan untuk selalu merujuk pada panduan
gaya penulisan yang relevan dan memastikan bahwa naskah mereka mematuhi
konvensi yang berlaku.

B. Pelengkap Pendahuluan
Pelengkap pendahuluan adalah istilah yang mungkin merujuk pada unsur-
unsur tambahan atau bagian tertentu yang mendukung atau melengkapi bagian
pendahuluan dalam suatu karangan atau makalah. Dalam konteks penulisan ilmiah
atau karangan akademis, pendahuluan biasanya mencakup pernyataan masalah,
latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis. Pelengkap
pendahuluan dapat mencakup beberapa elemen tambahan yang dapat memperkaya
dan memberikan konteks lebih lanjut. Beberapa contoh pelengkap pendahuluan
yang mungkin termasuk:

4
1. Tinjauan Pustaka:
Sebuah bagian yang merinci penelitian terdahulu yang relevan
dengan topik yang dibahas dalam makalah. Tinjauan pustaka memberikan
landasan teoritis dan konteks untuk penelitian yang dilakukan.
2. Kerangka Konseptual:
Penjelasan mengenai kerangka konseptual atau teoritis yang
digunakan untuk menganalisis data atau menyusun pemahaman terhadap
suatu fenomena.
3. Rumusan Masalah:
Selain hanya menyebutkan pernyataan masalah, dapat disertakan
penjelasan lebih lanjut mengapa masalah tersebut penting dan relevan untuk
diteliti.
4. Tujuan Penelitian:
Penjelasan lebih rinci tentang apa yang ingin dicapai melalui
penelitian tersebut.
5. Manfaat Penelitian:
Penjelasan mengenai potensi manfaat atau dampak dari hasil
penelitian yang diharapkan.
6. Batasan Penelitian:
Menetapkan batasan-batasan tertentu pada penelitian untuk
mengklarifikasi ruang lingkup dan konteks penelitian.
7. Metodologi Penelitian:
Penjelasan singkat mengenai metode atau pendekatan yang akan
digunakan dalam penelitian, meskipun sebagian besar informasi metode
biasanya ditempatkan di bagian tersendiri.
8. Definisi Konsep Penting:
Penjelasan lebih lanjut tentang beberapa konsep kunci yang
mungkin tidak dikenal oleh semua pembaca.

Pelengkap pendahuluan dapat bervariasi tergantung pada jenis karangan atau


makalah yang ditulis, disiplin ilmu, atau kebijakan redaksi yang berlaku. Tujuannya
adalah untuk memberikan informasi tambahan yang mendukung pemahaman
pembaca dan menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk isi karangan.

5
C. Naskah Utama
Naskah utama atau "isi utama" merujuk pada bagian utama atau inti suatu
karangan atau makalah. Ini adalah bagian di mana penulis menyajikan argumen
utama, analisis, temuan penelitian, atau pemikiran pokok yang mendukung tujuan
atau hipotesis yang diajukan dalam pendahuluan. Naskah utama biasanya
menyusun mayoritas konten dari keseluruhan karangan dan memberikan pembaca
pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Karakteristik naskah
utama dapat bervariasi tergantung pada jenis karangan atau makalah yang ditulis.
Beberapa unsur yang umumnya ditemukan dalam naskah utama termasuk:

1. Pembahasan Tema Utama:


Penjelasan dan analisis mendalam tentang tema utama atau
pertanyaan penelitian yang diajukan.
2. Argumen atau Pernyataan Posisi:
Penyajian argumen atau pernyataan posisi yang didukung oleh
bukti, logika, atau data yang relevan.
3. Pengembangan Pemikiran:
Pengembangan ide atau konsep yang dijelaskan dalam naskah,
seringkali dengan menggunakan contoh, ilustrasi, atau analisis mendalam.
4. Referensi dan Kutipan:
Penggunaan referensi atau kutipan dari literatur yang mendukung
argumen atau memperkuat poin yang dibuat oleh penulis.
5. Metode atau Pendekatan Penelitian:
Penjelasan lebih lanjut mengenai metode atau pendekatan yang
digunakan dalam penelitian, termasuk rincian tentang desain penelitian,
instrumen, dan prosedur yang digunakan.
6. Penelitian:
Jika makalah merupakan laporan penelitian, naskah utama akan
mencakup presentasi temuan penelitian dan interpretasinya.
7. Analisis dan Diskusi:
Analisis mendalam dan diskusi hasil atau konsep yang diuraikan
dalam makalah, seringkali dengan membahas implikasi atau relevansi
temuan.

6
Naskah utama biasanya diakhiri dengan kesimpulan yang merangkum
temuan atau argumen utama, dan memberikan pandangan singkat tentang arah
penelitian atau pemikiran yang mungkin diambil setelah membaca naskah tersebut.
Jadi, dapat dikatakan bahwa naskah utama adalah inti dari sebuah karangan atau
makalah, menyajikan inti dari pemikiran dan informasi yang ingin disampaikan
oleh penulis.

D. Pelengkat Penutup
Pelengkap penutup mungkin mengacu pada unsur-unsur atau bagian
tambahan yang ditempatkan pada akhir penutup suatu karangan untuk memberikan
informasi tambahan atau memperkuat kesimpulan yang telah disampaikan. Ini bisa
mencakup beberapa elemen yang memberikan rangkuman, menyoroti implikasi,
memberikan arahan lanjutan, atau memberikan pesan akhir kepada pembaca.
Namun, istilah ini mungkin tidak selalu digunakan secara khusus dalam setiap
konteks penulisan. Beberapa unsur yang mungkin termasuk dalam pelengkap
penutup bisa melibatkan:

1. Rangkuman Kesimpulan:
Penyajian kembali kesimpulan utama atau poin-poin penting yang
telah dibahas dalam naskah.
2. Implikasi dan Relevansi:
Pemikiran lebih lanjut tentang implikasi dari temuan atau argumen
yang telah disajikan, dan relevansinya terhadap konteks lebih luas.
3. Pesan Akhir atau Tantangan:
Penyampaian pesan akhir, seringkali berbentuk tantangan atau
pertanyaan kepada pembaca untuk merangsang pemikiran lebih lanjut.

4. Saran untuk Penelitian atau Tindakan Selanjutnya:


Jika topiknya bersifat penelitian, penambahan saran atau ide untuk
penelitian lanjutan atau tindakan selanjutnya.

7
5. Ringkasan Kontribusi:
Penekanan pada kontribusi atau nilai tambah yang diberikan oleh
penelitian atau pemikiran yang diuraikan dalam karangan.
6. Kaitan dengan Poin Pembuka atau Pendahuluan:
Merangkum atau menyusun kembali kaitan antara apa yang telah
dibahas dalam naskah dengan apa yang telah diungkapkan dalam
pendahuluan.
7. Pernyataan Penutup yang Kuat:
Penutup yang kuat atau pernyataan akhir yang memberikan kesan
yang berbekas pada pembaca.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua karangan atau makalah


menggunakan istilah "pelengkap penutup" secara eksplisit. Namun, elemen-elemen
ini dapat secara alamiah menjadi bagian dari penutup untuk memastikan bahwa
karangan memiliki kesan yang kuat dan memberikan pemahaman yang lengkap
kepada pembaca.

E. Penyuntian Bahasa Karangan


Istilah penyuntian bahasa karangan tidak umum digunakan dalam konteks
penulisan ilmiah atau bahasa Indonesia. Mungkin ada kesalahan dalam penggunaan
kata atau pengejaan. Namun, kami akan mencoba memberikan penjelasan
mengenai beberapa istilah yang mungkin relevan:

1. Penyuntingan Bahasa Karangan:


Proses penyuntingan bahasa karangan mencakup revisi atau
perbaikan terhadap aspek-aspek bahasa, seperti tata bahasa, ejaan, diksi, dan
struktur kalimat. Tujuan dari penyuntingan bahasa adalah untuk
meningkatkan kejelasan, keterbacaan, dan ketepatan ekspresi dalam suatu
karangan.
2. Penyuntingan Naskah:
Penyuntingan naskah mencakup proses perbaikan kesalahan
gramatikal, ejaan, dan gaya penulisan. Penyunting juga dapat memberikan

8
saran untuk perubahan struktur kalimat atau paragraf guna meningkatkan
alur dan pemahaman pembaca.
3. Revisi Karangan:
Revisi karangan melibatkan pengeditan dan perubahan terhadap isi
dan struktur karangan. Ini termasuk pembaruan informasi, pengembangan
argumen, dan penyesuaian susunan paragraf.
4. Proofreading (Penelitian Cetakan):
Proofreading adalah proses membaca naskah untuk mencari
kesalahan ejaan, tata bahasa, dan ketidaksesuaian format. Tujuan utamanya
adalah untuk memastikan bahwa naskah bebas dari kesalahan yang mungkin
terlewat selama proses penyuntingan.

Setiap langkah tersebut dapat dilakukan oleh seorang penulis sendiri atau
oleh penyunting profesional, tergantung pada kebutuhan dan tingkat ketelitian yang
diinginkan. Penyuntingan dan revisi yang cermat sangat penting dalam memastikan
bahwa suatu karangan, terutama yang bersifat ilmiah, memiliki kualitas yang baik
dan dapat dipahami oleh pembaca dengan baik.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Konvensi naskah adalah seperangkat aturan yang meliputi format
penulisan, gaya penulisan, kutipan, tata bahasa, daftar pustaka, dan etika
penulisan. Mematuhi konvensi naskah penting untuk menciptakan
konsistensi, kejelasan, dan kemudahan pemahaman bagi pembaca.
Pelengkap pendahuluan melibatkan elemen tambahan yang
mendukung atau melengkapi bagian pendahuluan, seperti tinjauan pustaka,
kerangka konseptual, dan definisi konsep penting. Memberikan konteks
lebih dalam dan memperkaya pemahaman pembaca terhadap topik yang
dibahas.
Naskah utama merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah,
menyajikan argumen utama, analisis, temuan penelitian, atau pemikiran
pokok. Menyertakan pembahasan tema utama, argumen, pengembangan
pemikiran, referensi, dan analisis mendalam.
Pelengkap penutup dapat mencakup rangkuman kesimpulan,
implikasi, pesan akhir, saran untuk penelitian selanjutnya, dan kaitan
dengan pendahuluan. Bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lengkap, menyoroti implikasi temuan, dan memberikan kesan yang
berbekas pada pembaca.
Proses penyuntingan bahasa melibatkan perbaikan terhadap tata
bahasa, ejaan, diksi, dan struktur kalimat untuk meningkatkan kejelasan dan
keterbacaan. Penting untuk memastikan kesesuaian gaya penulisan dan
kelancaran ekspresi.

B. Saran
Kami tahu bahwa banyak sekali kekurangan dan kelemahan kami
tim penulis dalam mempersiapkan makalah ini, baik dari segi tutur kata
maupun kalimat dalam pembahasan yang kami buat, jadi kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca dan terlebih-lebih kepada

10
bapak dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia agar makalah ini bisa
sempurna dan berguna untuk diteladani pada pembuatan makalah
selanjutnya.

11
Daftar Pustaka

Arifin, Z. dan Tasai S. Amran. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:


Akademika Presindo.
Rahardi, R Kunjana.2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
Suhardjono. Nono. 2001. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Dikgutentis.

12

Anda mungkin juga menyukai