Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL DISKUSI

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh :
LT-1A / Kelompok 2
Agus Indrawan (33120003)
Calista Anggya Larissa P. (33120008)
David Ricardo (33120009)
Dwi Setiawan (33120010)
Muhammad Hanif Hidayat (33120016)
Rama Aji Santosa (33120020)
Siti Shobikhatul Lami’ah (33120022)
Yofie Bintang Oseana (33120023)

PRODI D3 TEKNIK LISTRIK


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
"Mengapa umat islam tidak mudah bersatu, sejak kapan dan siapa golongan yang
memecah belah islam menurut sejarah islam ?”

Awal mula perpecahan umat islam


Perpecahan besar islam pertama kali dimulai dari masa kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib. Dimulai dari :
1) Perang Saudara
Perang saudara ini adalah perang antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan
Tolkhah Ibnu Ubaidillah, Zubair Ibnu Awam, dan Ummul Mukminin.
2) Peristiwa Perang Siffin
Perang Siffin ini merupakan perang antara pasukan Muawiyah bin Abu Sofyan
dengan pasukan Ali bin Abi Thalib.
3) Peristiwa Kalbalak
Peristiwa ini adalah peristiwa yang dimana Al Husain bin Ali terbunuh secara
kejam.

1. Perang Saudara
Antara pasukan Ali bin Abi Tholib dan Tolkhah Ibnu Ubaidilaah, Zubair Ibnu Awam, dan
Ummul Mukminin.
o Antara pasukan Ali bin Abi Tholib dan Tolkhah Ibnu Ubaidilaah, Zubair Ibnu Awam,
dan Ummul Mukminin. Perang tersebut termasuk perang kecil yang sebagai bentuk
pemberontakan aibat adanya ketidaksetujuan yang dilakukan ali bin abu tholib. Lalu.
Karena adanya kesalahpahaman lalu diprovokasi.
o Dari peristiwa tersbut muncul adanya dendam kepada pihak Ali bin Abi Thalib

2. Perang Siffin
Perang antara pasukan Muawiyah bin Abu Sofyan dengan pasukan Ali bin Abi Tholib
o Pada masa itu terjadi persengketaan politik antara kelompok Ali (pemimpin pada
masa itu) dengan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
o Dalam perang tersebut, kemudian terjadi tahkim, semacam deklarasi damai. Dan
dalam tahkim tersebut, kelompok Ali ditipu oleh kelompok Mu’awiyah.
o Akhirnya, Ali lengser secara politik dan terbunuh Lalu muawiyah berkuasa dan
membentuk dinasti bani ummaiyah
o Dari situ muncul kelompok khawarij (kecewa kepada ali bin abi thalib) dan kelompok
syi’ah (setia kepada ali bin abi thalib)

3. Peristiwa Karbalak
o Peristiwa yang dimana Al Husain bin Ali terbutuh secara kejam. Ini menjadi
pelopor menanamkan luka dikedua pihak
o Muawiyah meninggal lalu kekuasaan di lanjutkan anaknya yang bernama Yazid
bin Muawiyah (puncak dendam). Sampai sampai ketika khotbah jumat, Yazid
mewajibkan khotip menutup khotbahnya dengan cacian terhadap ali bin abi
tholib. Jika melanggar dipenggal kepala si khotib. Itu berlangsung sampai
kholifah ke 6 yaitu Umar bin Abdul Aziz.
o Umar bin Abdul Aziz mengubah tradisi yang sejak kepemimpinan yazid. Umar
membacakan dekrit bahwa tidak boleh lagi mencaci maki ali dan keturunannya
lagi. Sejak saat itulah khonflik sunni-syiah mulai mereda.

Dari persengketaan politik itulah, kemudian Islam mengalami perpecahan yang besar.
Yang awalnya terjadi adalah perselisihan dan perpecahan politik kemudian perselisihan itu
melebar ke dalam ranah-ranah yang lain. Kemudian muncul yang disebut kelompok
Khawarij, kelompok ini yang kecewa kepada Ali karena dinilai tidak tegas pada saat terjadi
perselisihan dengan Mu’awiyah. ada juga kelompok Syi’ah. Kelompok ini adalah kelompok
yang setia kepada Ali bin Abi Thalib.

Kesimpulan
 Q : Mengapa umat islam tidak mudah bersatu?
A : karena umat islam selalu memelihara konflik / dendam hingga ke anak dan seluruh
keturunannya. Setiap ada perbedaan selalu asal menyalahkan dan menuduh pihak lain
dianggap kafir, syirik, bid’ah, sesat dll.
 Q: Sejak kapan ?
A : saat masa kepemimpinan khalifah Ali bin Abi thalib
 Q : siapa golongan yang memecah belah umat islam
A : umat islam yang asal narik kesimpulan, menyalahkan pihak lain, meperbesar
masalah, dan tidak berpikir bahwa yang kita perangi itu adalah saudara kita sendiri
(sesama umat islam)
Note
Q.S Al imron ayat 103

103. Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-
Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

Islam memang tidak melarang perbedaan pendapat. Sebaliknya, dari


perbedaan itu diharapkan lahir persatuan dan kedamaian. Tepatnya berbeda itu boleh,
cerai-berai itu dilarang dalam IslamI’tashimu bihablillah jami’an wala tafarraqu,
berpegang teguhlah kepada tali Allah dan jangan bercerai berai.

Pertanyaan dan Jawaban Diskusi


Berikut adalah pertanyaan dan jawaban yang telah dilakukan, antara lain :
1. Apakah golongan sunni dan siah apakah masih ada ? lalu apakah golongan
tersebut masih terpecah belah atau tidak ?
-
2. Dizaman ini masih terjadi perdebatan pendapat antar umat islam, bagaimana
sikap kalian ?
-
3. Kesalahpahaman atau ketidaksetujuan apa yang terjadi di perang saudara
sampai menimbulkan pembentukan antara pasukan ali bin abi tholib dan
tolkhah ibnu ubaidillaah ?
- Balas dendam atas darah Utsman. Mereka mengklaim bahwa Imam Ali as adalah
pembunuh Utsman dan juga mendukung pembunuh Utsman. Thalhah dan Zubair
pun mengenalkan diri sebagai penuntut darah Utsman. Imam Ali as dalam
menanggapi klaim ini, menjelaskan bahwa mereka sendirilah yang membunuh
Utsman [5] dan berkata bahwa balas dendam ini mereka lakukan supaya ia tidak
ditanyai terkait pembunuhan Utsman
4. Apakah pertentangan antar konflik umat islam masih berlanjut hingga masa
kini? kalau ada apa penyebabnya?
-
5. Apa penyebab perang karbala ?
- 1. Adanya pertentangan soal Kekhalifahan dari Keturunan Abi Hasan dan
Muawiyah
Berbeda dengan penyebab Perang Salib yang juga dipengaruhi pula oleh agama,
akar dari mengapa perang ini bisa terjadi terdapat pada unsur kelicikan yang
terdapat pada Muawiyah, yang mengatakan bahwa dirinyalah seorang khalifah di
muka bumi yang memimpin umat Islam. Namun, pernyataan tadi diumumkan
secara sepihak, tanpa dibicarakan terlebih dahulu dengan keluarga Khalifah
sebelumnya. Pernyataan ini sempat membuat umat muslim bingung, namun
mereka lebih memilih Hasan, terutama karena Hasan merupakan salah satu
anggota Nabi Muhammad. Untuk mengantisipasi tindakan ini, Hasan kemudian
membuat perjanjian dengan Muawiyah.
Namun, beberapa saat kemudian perjanjian tersebut dilanggar. Hasan dari awal
sudah tidak percaya dengan Muawiyah, beliau mengira pasti cepat atau lambat
Muawiyah akan menghiraukan perjanjian ini. Pendapat ini didukung dengan
adanya tulisan dari Syaikh Al-Mufid yang menyatakan bahwa Muawiyah
merupakan orang yang bengis, yang pernah berkata bahwa “ Aku pernah berjanji
memberikan sesuatu kepada Hasan, namun aku telah memenuhinya. Sekarang aku
tidak akan pernah lagi memenuhi janji yang telah aku utarakan, karena semua
sudah berada pada telapak kaki ku”. Cukup berbeda sebab dengan konflik yang
disebabkan karena penyebab konflik Ambon.
2. Dibunuhnya Hasan Bin Ali
Kelicikan Bani Ummayah diperkuat dengan tragedi meninggalnya Hasan Bin Ali.
Hasan Bin Ali bukan meninggal secara alami karena suatu penyakit atau serangan
dari hewan buas, namun beliau meninggla dengan cara dibunuh. Hal ini
melahirkan suatu kebencian terhadap Bani Ummayah dari Keluarga Ali, karena
tidak ada kaum lain yang memiliki kebencian mendalam selain dari Bani
Ummayah. Dengan hal ini, sang adik Husein, tidak bisa tinggal diam begitu saja,
mengingat Umaiyah mengangkat anaknya sendiri sebagai seorang khalifah, tanpa
persetujuan dari umat Islam, dan juga tanpa adanya bai’at untuk menggantikan
sang kakak. Khalifah Yazid tidak diakui oleh umat Islam sendiri, yang mana sang
ironis sekali mengingat seorang khalifah merupakan pemimpin bagi seluruh umat
Islam yang ada di muka bumi.

3. Pengangkatan Yazid Bin Muawiyah Secara Sepihak Sebagai Khalifah


Umat Islam
Sepeninggalan Hasan Bin Ali, kekhalifahan Muawiyah yang seharusnya jatuh
kepada adiknya yatu Husein Bin Ali, malah ditahtakan kepada sang anak Yazid
bin Muawiyah. Kekhalifahan Yazid dipenuhi dengan segala pertentangan yang
datang dari segala penjuru. Yazid yang saat itu sudah menjadi seorang Khalifah
meminta kepada gubernur Madinah, untuk membai’at Husein (yang mana
merupakan Khalfah yang sah) kepada Yazid. Tentunya hal ini ditolak mentah-
mentah oleh Gubernur Madinah, karena orang-orang madinah tidak akan pernah
mambai’at orang-orang yang licik seperti Yazid. Sebab Politik ini sama dengan
konflik yang terjdi karena latar belakang konflik Israel Palestina yang juga
disebabkan karena penyebab perang Israel dan Palestina.
Tidak berhenti pada itu saja, gejolak amarah Yazid juga memuncak ketikda
Husein mengumpulkan para pengikutnya untuk membangun sebuah organisasi
keagamaan, namu juga memiliki visi atau tujuan politik yang kental dan kuat. Hal
ini dikhawatirkan oleh Yazid, karena bisa menggulingkan rezimnya yang telah ia
dapat dari sang ayah.

4. Sejarah yang Memiliki Memori Pahit Antara Sunni dan Syi’ah


Perang Karbala bukan merupakan perang yang baru. Pertentangan kaum Sunni
dan Syi’ah sudah lama terjadi, jauh sebelum perang ini terlahir. Memori pahit
mengenai peperangan yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib yang berperang
melawan Muawiyah Bin Abu Sofyan, kembali dilanjutkan degan peperangan
anaknya yaitu Husein Bin Ali dan Yazid bin Muawiyah. Memori-memori buruk
yang tertuang kembali pada generasi berikutnya merupakan sebuah warisan yang
terpaksa mengisi kepala-kepala generasi penerus. Hal ini menyebabkan umat
muslim sangat berat untuk bersatu, dikarenakan tindakan buruk yang dilakukan
oleh para aktor sejarah di masa lampau. Kita bisa melihat pada perang tersebut,
ada faktor juga yang mempengaruhi selain agama yaitu perbedaan budaya, dan
juga penyebab konflik antar ras.

Anda mungkin juga menyukai