Kita berada di bangsa yang sangat kaya akan keberagaman, sesuai dengan semboyan bangsa
kita “Bhineka Tunggal Ika”, yang artinya berbeda-beda tetapi satu. Hal ini menunjukan
bahwa bangsa kita memiliki keragaman baik itu keragaman hayati maupun keragaman
budaya. Indonesia memang memiliki begitu banyak keanekaragaman atau bisa dibilang
memiliki banyak ketidaksamaan, tetapi ketidaksamaan ini muncul banyak keanekaragaman
yang dapat membuat rasa untuk menghargai perbedaan orang lain dan sifat toleransi yang
tinggi. Kita memang berbeda, tetapi bukan berarti kita tidak layak untuk mendapatkan
perlakuan yang setara dan adil. Kita semua itu layak untuk mendapatkannya dan itu adalah
hak kita untuk mendapatkannya.
Tujuan Pembelajaran :
3. Peserta didik mampu memahami dan menghargai keragaman yang terdapat pada
masyarakat
A. PERBEDAAN
Kehidupan sosial yang damai dan harmonis adalah keinginan hampir seluruh rakyat.
Kebanyakan dari kita menginginkan kehidupan sosial yang damai dan harmonis agar tidak
menimbulkan perpecahan karena adanya perbedaan di Indonesia. Perbedaan sosial adalah
pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan atau kelompok baik
secara horizontal maupun vertikal. Dalam perbedaan secara horizontal disebut Diferensiasi
sosial, sedangkan secara vertikal disebut Stratifikasi sosial.
1. Diferensiasi Sosial
Dalam struktur sosial keanekaragaman masyarakat ada yang bersifat horizontal
disebut diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu difference,
yang berarti perbedaan. Sehingga dapat disimpulkan, diferensiasi sosial adalah pembedaan
masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang sifatnya sama, sejenis, dan tidak ada
kelompok yang lebih tinggi derajat sosialnya. Diferensiasi merupakan wujud keberagaman
yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja Indonesia, ada banyak keragaman yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia dan bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik dari suku, adat-
istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya.
Stratifikasi terdiri dari kata dasar ‘strata’ yang diartikan sebagai ‘tingkatan’. Secara
konsep, stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara vertikal atau
hirarkis. Setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan tertentu, misalnya guru, pemimpin
perusahaan, pegawai negeri, dan tokoh masyarakat. Setiap kedudukan tersebut tentu saja
dibebani dengan hak dan kewajiban. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sosial
berupa perbedaan tingkatan sosial. Dengan kata lain, perbedaan kedudukan menimbulkan
stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial adalah
adanya perbedaan tingkatan kelas dari yang tertinggi sampai terendah.
1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran keturunan
3. Ukuran kekuasaan
4. Ukuran ilmu pengetahuan
c. Stratifikasi Campuran
Dalam Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang
membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk
melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contohnya : Seorang yang berasal dari
kasta brahmana, ketika ia pindah ke Jakarta status brahmananya akan menghilang atau
tidak diakui.
B. KESETARAAN
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama dan
tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu sama lain. Bagi manusia bermakna
bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki tingkatan dan
kedudukan yanhg sama, terlebih di mata Tuhan. Tingkatan atau kedudukan seorang
manusia sebenarnya bersumber dari pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan
kedudukan yang sama tanpa adanya perbedaan. Serta manusia merupakan mahkluk mulia
dan tinggi derajatnya bila dibandingakan dengan mahkluk lain ciptaan Tuhan. Prinsip
kesetaraan sangat tak menginginkan adanya perlakuan yang diskriminatif. Perlakuan
diskriminatif hanya akan menciptakan perpecahan bukan keharmonisan dalam kehidupan
sosial. Prinsip kesetaraan yaitu :
Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan
masyarakatnya. Masing-masing anggota masyarakat dapat menjalani hidup secara baik
sesuai kodrat dan posisi sosialnya. Dalam harmoni sosial, kita dapat menemukan dialog,
toleransi, konsistensi dalam pembangunan, yang didasarkan pada pluralisme, keberagaman,
kompetisi dan kreativitas. Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai
dengan solidaritas. Secara etimologi, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan.
Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.