Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI BAB 3

Anggota :
Bagas Ganendra W
M.Nabil Azhril
Aldy Kurniawan
Farhan Saputra
Dhea Maharani
Nadiya Amira
Salsabilla Raihanah

C. Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial


di Masyarakat
1. Pengertian Partikularisme :
Partikularisme adalah sistem yang mengutamakan kepentingan
pribadi di atas kepentingan umum atau aliran politik, ekonomi,
kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus,
sukuisme

a. Struktur sosial
Struktur sosial menurut Koentjiningrat merupakan prinsip prinsip
yang menggambarkan kaitan berbagai unsur masyarakat, yaitu
pranata, kedudukan sosial, dan peranan sosial.
Struktur sosial terjadi karena bertahan nya rutinitas.
Adanya struktur sosial memungkinkan seorang warga masyarakat
menjadi lurah atau bupati. Tanpa adanya struktur sosial tidaklah
mungkin seseorang berpindah dari status sosial satu ke status sosial
yang lain.
Jadi struktur sosial menyediakan ruang sosial bagi seseorang untuk
melakukan mobilitas sosial.

1). Diferensiasi social


Diferensiasi sosial
diferensiasi sosial atau perbedaan sosial adalah perbedaan anggota
masyarakat secara horizontal (tidak bertingkat) yang menunjukkan
keanekaragaman masyarakat. Misalnya. Masyarakat Indonesia yang
majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama, ras, bahasa kebudayaan,
dan sebagainya. Hal ini merupakan fakta sosial bahwa dalam
realitasnya masyarakat itu terbagi-bagi atas beberapa golongan.
bentuk diferensiasi sosial terbagi dua :
1. Diferensiasi biologis meliputi ras, umur, jenis kelamin dan
intelektual.
2. Diferensiasi menurut kondisi sosiokultural meliputi suku bangsa,
agama, klen dan profesi

a) Cakupan diferensiasi sosial


Diferensiasi sosial dapat dibedakan atas diferensiasi individual dan
kelompoknya.
1). Diferensiasi individual:
 keahlian atau profesi, setiap individua memiliki keahlian yang
berbeda.
 peran dan status seseorang dengan yang lainnya menjadi
pembeda
 latar belakang budaya dan pengalaman hidup setiap orang
berbeda
 kepribadian setiap orang juga berbeda-beda

2). Diferensiasi kelompok


 secara kelompok, diferensiasi sosial menyangkut aspek usia,
jenis kelamin, pertalian darah, dan kebudayaan.
 usia tua, muda dan anak anak termasuk unsur pembeda dalam
kelompok. Artinya, usia bukan penentu tinggi rendahnya status
sosial seseorang.
 jenis kelamin laki-laki dan perempuan hanyalah suatu
perbedaan horizontal. Kaum laki laki tidak lebih tinggi dari
perempuan atau segala.
 Ras atau warna kulit juga merupakan perbedaan horizontal.
 pertalian darah, keturunan atau faktor biologis lainnya seperti
kemiripan wajah termasuk berdimensi kelompok.
 kebudayaan merupakan perbedaan horizontal, kebudayaan
suatu masyarakat tidak lebih tinggi dari kebudayaan lainnya
atau sebaliknya.

B) kriteria terjadinya diferensiasi sosial


Kriteria terjadinya diferensiasi sosial menurut kaare svastoga ( 1989),
adaa tiga macam, yaitu (1) diferensiasi tingkatkan, (2) diferensiasi
fungsional, dan (3) diferensiasi kultural. Adanya ketimpangan antara
kebutuhan dan persediaan menjadikan diferensiasi tingkatkan.

2). Stratifikasi social


Stratifikasi sosial
Menurut Patrim A Sorokin stratifikasi sosial adalah penggolongan
kelas masyarakat secara bertingkat.
Ukuran yang dipakai sebagai dasar untuk pembentukan pelapisan
sosial :
1. kekayaan
2. kekuasaan
3. kehormatan
4. ukuran ilmu pengetahuan

Penyebab terjadinya :
Ada sesuatu yang dihargai bisa berupa kepandaian kekayaan,
kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dsb. Selama
manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang
dimiliki tersebut pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam
masyarakat
A. Relasi antar kelompok dan terciptanya stratifikasi sosial
Pada masa pemerintahan kolonial pola hubungan etnik selalu
memiliki relasi dengan stratifikasi sosial. Pola integrasi etnik yang
dikembangkan bersifat paksaan oleh pemerintah kolonial kemudian
memunculkan stratifikasi etnik menjadi hubungan kelompok etnik
dominan dan minoritas. Kelompok yang didirikan adalah kelompok
yang dianggap sebagai kelompok kelas bawah. Dalam prosesnya
dominasi tidak hanya terjadi dalam bidang ekonomi tetapi juga sosial,
politik dan budaya. Proses ini disebut oleh hegemoni (pemaksaan
ideologi) yaitu penanaman ideologi semu kepada kelas bawah oleh
kelas atas dengan tujuan menggelengkan kekuasaan.

B. Latar belakang terjadinya stratifikasi sosial


Stratifikasi timbul karena adanya interaksi di antara para anggota
masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu bila individu-individu dalam
suatu masyarakat yang berinteraksi terus-menerus dalam jangka
waktu lama, maka mereka akan cenderung membandingkan dan
menempatkan individu-individu lain dalam sebuah lapisan hierarki.

C. Unsur Stratifikasi sosial


Unsur unsur yang ada dalam stratifikasi sosial adalah
status,peran,dan kelas

a) Kedudukan (Status)
Status sosial atau kedudukan sosial menurut (Soekanto, 2009: 210)
yaitu tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
berhubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya.

Terdapat tiga macam status sosial yaitu,achieved status,ascribed


status,dan assigned status

 Achieved status adalah salah satu jenis status sosial. Hal yang
membedakan achieved status dengan status sosial lainnya ialah
ia merupakan status sosial yang diperoleh seseorang melalui
usahanya. Misalnya, seseorang bekerja keras untuk
mendapatkan nilai yang bagus sehingga mendapat peringkat
satu di kelas. Pencapaian tersebut melahirkan status sosial yang
didasari atas usahanya, dengan demikian, ia telah memperoleh
achieved status. Contoh-contoh lain dari achieved status adalah
status pendidikan seseorang, juga status jabatan seseorang di
perusahaan

 Ascribed status adalah status yang dicapai seseorang dengan


sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah ataupun
kemampuan. Status tersebut sudha diperoleh seseorang sejak
lahir. Contohnya, anak dari keluarga bangsawan yang dengan
sendirinya memperoleh status bangsawan.

 Assigned status adalah salah satu jenis status sosial. Sama


halnya dengan achieved status, assigned status juga diperoleh
melalui usaha. Namun, assigned status diberikan kepada
seseorang atas kepercayaan masyarakat di sekitarnya. Misalnya,
status seseorang sebagai tokoh masyarakat atau pahlawan.
b) Peran (Role)
Peran adalah perilaku yang diharapkan dari status yang dimiliki
seseorang. Jika status berubah, maka peran akan berubah mengikuti
status yang ada. Peran mengacu pada "Jabatan" dalam suatu
organisasi atau posisi dalam keluarga (Warsley, 1992: 186). Berikut ini
beberapa macam peran di masyarakat.

 Harapan peran,yaitu keinginan ideal yang diharapkan ada


keselarasan antara status sosial yang dimiliki dengan peran yang
dilakukan. Seorang yang berstatus pelajar diharapkan berperan
sebagai warga belajar yang pekerjaan utamanya adalah belajar

 Konflik peran, yaitu terjadinya ketidakselarasan antara status


yang dimiliki dan peran yang dilakukan. Misalnya, seorang ibu
yang menjadi wanita karier, ia dapat mengalami konflik peran.

 Peran ganda, yaitu peran yang dilakukan seseorang dengan


status yang ganda. Misalnya, seorang ibu yang ditinggal mati
suaminya. Ia akan berperan ganda, yaitu peran sebagai ibu dan
peran sebagai ayah sekaligus (single parent)

c) Kelas
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis
antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, tetapi
tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial
yang sama.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai