Anda di halaman 1dari 43

TUGAS

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Disusun Oleh:

Rian Miswanda Sihombing 5192230001

DOSEN PENGAMPU:

DAUD,S.Pd.M.Si

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas khadirat ALLAH SWT,tuhan pemilik segala ilmu
pengetahuan,atas segala rahmatnya,maka selesailah tugas saya ini yaitu CBR {critical
book review}.

Tujuan untuk menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “ilmu sosial dan budaya dasar”,saya sadar tugas ini masih banyak
kekurangan ,baik dari segi penulisan maupun dari segi kata-kata.karena keterbatasan
ilmu yang saya miliki.mohon maaf atas kekurangan dari tugas ini

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan


berupa manfaat ilmu pengetahuan bagi kita semua,bagi penulis dan pembaca.

MEDAN, oktober 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG.....................................................................................4
1.2. TUJUAN.........................................................................................................4
1.3. MANFAAT.....................................................................................................4
1.4. IDENTITAS BUKU........................................................................................5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...............................................................................6
BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN..........................................................6
BAB 3 MANUSIA DAN PERADABAN..............................................................9
BAB 4 MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN SEBAGAI MAKLUK SOSIAL
..............................................................................................................................12
BAB 5 MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM.......................................15
BAB 6 MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESEDERAJATAN......................19
BAB 7 MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI....................................26
BAB 8 MANUSIA DAN LINGKUNGAN..........................................................33
BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU...............................................41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................43

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

CBR [critical book review] adalah kegiatan membaca,memahami,serta


mengkritisi suatu tulisan,dalam hal ini untuk memahami bahasan yang mau di bahas
dalam buku tersebut,kemudian laporan mengenai bahasan tersebut.
Cbr ditunjukkan kepada mahasiswa agar lebih giat memilih serta membaca
buku-buku dari berbagai penulis serta sehingga meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam menilai dan mengkritik suatu buku.

Cbr juga ditunjukkan kepada mahasiswa agar lebih telaten dalam


membandingkan kualitas suatu buku dengan buu lainnya dengan baik.

1.2. TUJUAN

− Untuk merivew buku

− Untuk menilai kelebihan dan kelemahan buku

− Untuk meningkatkan mutu dalam merivew buku

− Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah “ILMU SOSIAL DAN
BUDAYA DASAR”

1.3. MANFAAT

− Meningkatkan keterampilan mahasiswa baik dalam membaca buku maupn


mengetik.

− Membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dalam


mengerjakan critical book reviu.

− Meningkatkan keterampilan dalam mamilih buku yang lyak di reviuw.

1.4. IDENTITAS BUKU

Judul buku : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Penulis : Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi

Penerbit : KENCANA
Kota terbit : JAKARTA

Tahun terbit : 2017

ISBN : 978-602-7985-35-3

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang berarti cinta,
karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta, budhayah,
yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal.

Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengo- lah dan mengubah alam. Pengertian budaya
atau kebudayaan menurut ahli, sebagai berikut:

R. Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konigurasi tingkah


laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

A. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN

Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog)


menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu
sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan
aktivitas manusia yang berpola.

B. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA

Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam
ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa
kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk maupun berupa sistem
pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebu- dayaan.
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi berbagai ma- salah yang dihadapinya. Di dalamnya
terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat.

C. SIFAT-SIFAT BUDAYA

Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti
di Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi
setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan
diartikan secara spesiik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu
akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang
berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.

D. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan
terdiri atas pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih
lazim disebut sebagai adat istiadat.

1. Manusia sebagai pencipta dan penggunaan kebudayaan

Tercipta atau wujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara
manusia dan segala isi alam raya ini.manusia yang telah di lengkapi tuhan dengan
akal dan pikiran menjaadi mreka khalifah di mukA bumi dan siberikan kemampuan
yang disebutkan oleh supartono dalam Rafael raga magan.manusia memiliki daya
antaralain akal,inteligensia,danintuisi,perasaan dan emosi,kemauan ,fantasi,dan
perilaku.

Dalam melindung diri dari lingkungan alam,pada taraf permulaan manusia


bersikap menyerah dan semata-mata bertindak dalam batas-bay=tas dalam
melindungidirinya.keadaan yang berbeda pada masyarakat yang telah
kompleks,dimana taraf kebudayaan lebih tinggi.

2. Pengaruh budaya terhadap linkungan

Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam


kaidah lingkungan terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak
variable yang saling berhubungan dalam keseluruhan system.

Dengan demikian dapat disimpulkan,bahwa kebudayaan yang berlaku dan


dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasikan terhadap pola tata
laku,norma,dan nilai aspek hidup lainnya yang akan menjadi cirri khas suatu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.

3. Proses dan perkembangan kebudayaan

Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupanseseorang bersipat


kompleks dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga jadi wrisan sosial.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor – faktor


isik.misalnya iklim,topograi,sumber daya alam dan lain nya.terjadi keserasian antara
lingkungan isik dengan kebudayaan yang terbentuk dalam lingkungan itu.kemudian
ada keserasian juga antara kebudayaan dan masyarakat yang satu dengan
kebudayaan. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan- perubahan di
segala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang
dianut suatu kelompok sosial akan bergeser.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebu- dayaan adalah dengan
adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku reguler (yang tampak) yang
ditampilkan oleh para peng- anut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang
ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut di dalam kelompok
sosialnya. Yang diperlukan di sini adalah kontrol sosial yang ada di masyarakat, yang
menjadi suatu “cambuk” bagi ko- munitas yang menganut kebudayaan tersebut.
Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana
yang tidak sesuai.

4. problematika kebudayaan

Beberapa problematika kebudayaan:

a) Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem


kepercayaan

b) Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut


pandang

c) Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan

d) Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar

e) Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru

f) Sikap Etnosentrisme

Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalahgunakan


oleh manusia

5. Perubahan kebudayaan

Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu:

a) Perubahan lingkungan alam

b) Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain

c) Perubahan karena adanya penemuan (discovery)


d) Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan materiel yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di
tempat lain

e) Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodiikasi cara hidupnya


dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas

Namun perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia
adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan
kemanusiaan. Sebaliknya, yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta
kebudayaan tersebut.

BAB 3 MANUSIA DAN PERADABAN

A. PENGERTIAN PERADABAN

Peradaban merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-


bagian atau unsur kebudayaan yang di- anggap halus, indah, dan maju. Misalnya
perkembangan kese- nian, IPTEK, kepandaian manusia, dan sebagainya di mana tiap
bangsa di dunia memiliki karakter kebudayaan yang khas maka tak heran bila sebuah
negara hanya unggul IPTEK-nya saja atau keseniannya saja.

Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebu- dayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu yang tecermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, dan spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.

Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap ke arah yang semakin


kompleks. Di mana unsur-unsur kebudayaan ter- integrasi menjadi satu sistem
budaya dan memiliki keterkaitan antara ketujuh unsur kebudayaan universal yaitu
sistem teknolo- gi, peralatan, sistem mata pencaharian, organisme, sosial, religi, dan
bahasa.

B. HAKIKAT HIDUP MANUSIA

Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang
akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Karena kebudayaan itu sendiri diperoleh
manusia dari proses belajar pada lingkungan juga hasil pengamatan langsung.
C. PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.


Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam ma- syarakat akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi ma- syarakat
yang bersangkutan.

Menurut Selo Soemardjan (1915-2003), perubahan sosial adalah perubahan yang


terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi
sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola peri- laku di
antara kelompok dalam masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.

D. TEORI – TEORI MENGNAI PEMBANGUAN, KETERBELAKANGAN,


DAN KETERGANTUNGAN.

Robert McIver (1980) perubahan-perubahan sosial meru- pakan perubahan dalam


hubungan-hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
Pengertian ini dapat ditegaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan hubungan- hubungan sosial.
Ketidakseimbangan ini terjadi misalnya, karena ada unsur-unsur dalam masyarakat
yang berubah cepat, tetapi ada juga unsur-unsur dalam masyarakat yang terkait
dengan unsur yang berubah jadi cepat namun tetap berubah jadi lambat. Keadaan
demikian disebut cultural lag.

E. MODERNISASI INDONESIA

Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar ke sebagian besar ke dunia
Barat dalam lima abad berikutnya. Kini gejala modernisasi telah menjalar
pengaruhnya ke seluruh dunia. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di
Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke-18, yang mengubah cara
produksi tradisional ke modern.

Schorrl (1980), mengatakan bahwa modernisasi adalah pro- ses penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat
yang berbeda-beda, tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih
baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima
oleh masyarakat yang bersangkutan.

Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-
ciri sebagai berikut:

− Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.

− Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi,

− sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi.

− Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi manusia.

− Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.

− Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.

− Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta


orientasi kebendaan yang berlebihan.

− Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan


menumpuk kekayaan.

F. PERADABAN INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI SIDANG


GLOBALISASI

Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini adalah masyarakat modern
yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya
sederajat dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan kemerosotan
mutu lingkungan hidup akibat arus ilmu dan teknologi modern maupun menghadapi
tren global yang membawa daya tarik kuat ke arah pola hidup yang bertentangan
dengan nilai-nilai luhur bangsa.

BAB 4 MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN SEBAGAI MAKLUK SOSIAL

A. INDIVIDU DAN MASYARAKAT

1. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK INDIVIDU

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur isik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Sese- orang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah
tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu.

2. MANUSIA SEBAGAI MAKLUK SOSIAL

Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal
orang lain melalui perilaku manusia tersebut sela- lu terkait dengan orang lain.
Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengaruhi faktor
dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan
keinginan mendapat respons positif dari orang lain (pujian). Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk
hidup berkelompok dengan orang lain.

Tanpa bantuan manusia lain, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.

3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERHUBUNGAN DENGAN


LINGKUNGN HIDUP

Berkenaan hubungan antara manusia dengan alam, maka paling tidak ada tiga
paham, yaitu: (1) paham determinisme; (2) paham posibilisme; dan (3) paham
optimisme teknologi. Huntington berpandangan bahwa iklim sangat menentukan
perkembangan kebudayaan manusia. Karena iklim di permukaan Bumi ini bervariasi,
maka kebudayaan itu pun sangat beraneka ragam.

Pada perkembangan dan kemajuan IPTEK seperti kita alami dewasa ini, “seolah-
olah” penerapan serta pemanfaatannya itu memberikan “kemungkinan” terhadap
kemampuan manusia memanfaatkan alam lingkungan. Pada suasana yang demikian,
dapat berkembang pandangan “posibilisme optimis teknologi” yang secara optimis
memberikan kemungkinan kepada penerap- an teknologi dalam memecahkan
masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan.

B. PENGERTIAN MASYARAKATA DAN CIRI-CIRINYA

Penggunaan kata “masyarakat” sering kali tercampuradukkan dalam kehidupan


sehari-hari. Di satu waktu kita menggunakan kata “masyarakat” sesuai dengan
makna kata “masyarakat” itu sendiri, tetapi, terkadang kita menggunakan kata
“masyarakat” untuk makna yang bukan sebenarnya, seperti kata “rakyat” kita
gunakan juga istilah “masyarakat” untuk menggantikannya. Se- baliknya, kita
menggunakan kata “rakyat” untuk menggantikan kata “masyarakat”.

Berdasarkan pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir
sampai mati ia selalu terikat dengan masyarakat. Sepanjang hayat dikandung badan,
kita tidak akan lepas dari masyarakat, mencari nafkah, serta menerima pengaruh
dari lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Karena tiap orang ada dalam konteks
sosial yang disebut masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama
mengenal diri sendiri selaku anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada
diri masing-masing menjadi dasar interaksi sosial yang mewujudkan masyarakat
sebagai wadahnya.

C. MASYARAKAT KOTA DAN DESA

Masyarakat risiko” atau risk society adalah masyarakat yang seluruh sendi
kehidupannya dibangun di atas kesadaran akan risiko. Tentu saja hal ini bukan berarti
kehidupan mereka semua berisiko. Tetapi kesadaran akan risiko dan bagaimana
merespons risiko mewarnai dan memengaruhi seluruh proses sosial mereka.

Pemikiran Beck dan Giddens tentang konsep masyarakat risiko memiliki


perspektif yang sama dan berbeda. Kesamaannya, terletak pada munculnya risiko
sebagai efek atau akibat dari ke- majuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mempersiapkan kehidupan manusia di masa yang akan datang. Mereka melihat
istilah ini baru muncul ketika manusia sudah melewati moderni- tas, yaitu ketika
ilmu pengetahuan dan teknologi menguasai kehidupan manusia. Ketika manusia
berpikir tentang kesejahtera- an yang lebih baik, maka mereka berusaha mencari jalan
keluar melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun akibat dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka muncul efek yang bersifat bumerang
(boomerang effect), yaitu risiko yang berakibat pada manusia.

D. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL

Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan


pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru
akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan atau kelompok-kelom-
pok manusia bekerja sama, saling berbicara dan sebagainya untuk mencapai tujuan
bersama mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa
interaksi sosial adalah proses-proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan
sosial yang dinamis.

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat juga
dinamakan proses sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan orang perorangan dengan sekelompok manusia.
Apabila dua orang bertemu interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling
menegur, berjabat tangan, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas
semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial.

E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Pengertian gaya hidup dalam beberapa hal pengertiannya sama dengan kultur
(culture). Gaya hidup dapat juga disebut subkultur (subculture), yaitu strata gaya
hidup yang berbeda dari yang lain dalam kerangka budaya pada umumnya.

Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern atau dari


masyarakat desa ke masyarakat kota memiliki implikasi terhadap akar sosial
seseorang.

BAB 5 MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

A. HAKIKAT NILAI MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

1. Nilai dan Moral sebagai Materi Pendidikan.

 Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari
hakikat sesuatu, salah satu di antaranya adalah aksiologi, bidang ini di sebut filsafat
nilai, yang memiliki dua kajian utama yaitu estetika dan etika. Begitu kompleksnya
persoalan aksiologi (nilai), maka pembahasan makalah ini di fokuskan hanya pada
kawasan etika.

 Nilai moral diantara pandangan Objektif dan Subjektif Mansia.

 Manusia sebagai mahluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia
memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang
nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai. Baik dan buruk, benar dan
salah bukan hadirkarena hasil presepsi dan penafsiran manusia, tetapi ada sebagai
sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam kehidupanya.

2. Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder.

 Kualitas adalah sebuah sifat, kualitas menentukan tinggi rendahnya derajat


sesuatu, kualitas melekat dan hadir serta terlihat karena adanya objek.

 Menurut Frondizi (2001, hlm. 7-10) Kualitas di bagi dua:

 Kualitas Primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi
ada, seperti panjang dan beratnya batu sebelum batu itu di pahat (menjadi patung
misalnya).

Kualitas Sekunder, yaitu kualitas yang bisa di tangkap oleh panca indra seperti
warna, rasa, bau dan sebagainya.  

3. Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan.

 Sesuatu di pandang bernilai arena sesuatu itu berguna maka di sebut nilai
kegunaan, bila benar di pandang bernilai maka di sebut nilai kebenaran, indah di
pandang bernilai maka di sebut nilai keindahan (estetis), baik di pandang bernilai
maka di sebut nilai moral (etis), religius di pandang bernilai maka di sebut nilai
keagamaan.

Nicholas Rescher (1969, hlm. 14-19) yang menyatakan adanya 6 klasifikasi nilai,
yaitu klasifikasi nilai yang di dasarkan atas:

a) Pengakuan, yaitu pengakuan subjek tentang nilai yang harus di miliki


seseorang atau suatu kelompok.

b) Objek yang di permasalahkan, yaitu cara mengevaluasi suatu objek dengan


berpedoman pada sifat tertentu objek yang di nilai.

c) Keuntungan yang di peroleh, yaitu menurut keinginan, kebutuhan, kepentingan


atau minat seseorang yang di wujudkan dalam kenyataan

d) Tujuan yang akan capai, yaitu berdasarkan tipe tujuan tertentu sebagai reaksi
keadaan yang di nilai.
e) Hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan:

f) Hubungan yang di hasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik, di
mana nilai tertentu secara herarkis lebih kecil dari nilai lainya. 

4. Pengertian Nilai.

 Menurut Cheng (1955): Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang
seharusnya di miliki. (dalam Lasyo, 1999, hlm. 1)

Upaya mereduksi nilai dengan kondisi psikologis terjadi apabila nilai di


hubungkan dengan hal-hal sebagai berikut:

a) Sesuatu yang menyenangkan atau kenikmatan.

b) identik dengan yang di inginkan.

c) Merupakan sasaran perhatian.

 Makna Nilai Bagi Manusia.

 pendefinisian nilai sangat bervariasi. Namun ada yang dapat di simpulkan dari
penjelasan di atas, nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu  dipandang dapat
mendorong manusia karena di anggap berada dalam diri manusia atau nilai itu
menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai
lebih di pandang sebagai kegiatan menilai.

B. PROBEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL.

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral.

Kehidupan modern sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi


menghasilkan berbgai perubahan, pilihan, dan kesepakatan, tetapi mengandung
berbagai resiko akibat kompleksitas kehidupan yang di timbulkan adalah
munculnya “nilai-nilai modern” yang tidak jelas dan membingungkan anak
(individu). 

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral.


 Pertemanan yang paling berpengaruh timbul dari teman sebaya , karena di antara
mereka relatif lebih terbuka, dan intensitas pergaulanya relatif sering, baik di sekolah/
kampus maupun di lingkungan masyarakat. 

3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu.

Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin


hubungan dengan anak-anak adalah memberitahu sesuatu pada mereka: memberitahu
apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukanya, dimana
harus di lakukan, seberapa sering harus melakukan dan juga kapan harus
mengakhirinya.  

4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral.

 Media-media tersebut justru menyuguhkan berbagai pandangan hidup yang


sangat fariativ pada anak. Hasilnya sangat dramatis, baik dari radio, film, televisi,
VCD 

5. Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral.

Berpikir adalah hasil kerja otak, namun otak tidak bekerja secara sederhana,
dalam pengertian stimulus respons, dan juga tidak menyimpan “fakta” secara
sederhana sebagai referensi masa depan. Berdasarkan hasil penelitian Gazzaniga
(dalam kama Abdul Hakam, 2000, hlm. 39) “Otak kita adalah suatu organ yang
sangat mengagumkan untuk menemukan dan menciptakan makna. Dalam keadaan
terjaga namun tertidur, otak kita tetap berusaha membuat pengalaman
lahir (outer) dan pengalaman batin (inner)”.  

6. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral.

 Informasi baru yang akan di hasilkan, (yang dapat mengubah keyakinan, sikap,
dan nilai) sangat tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:

a) Bagaimana informasi itu di perkenalkan (proses input).

b) Oleh siapa informasi itu disampaikan (hal ini berhubungan dengan kredibilitas
si pembawa informasi) .

c) Dalam kondisi yang bagaimana informasi itu di sampaikan atau di terima.


d) Sejauh mana tingkat disonansi kognitif yang terjadi akibat informasi baru
tersebut (yaitu tingkat dan sifat konflik yang terjadi dengan keyakinan yang telah
ada).

e) Level penerimaan individu yaitu motifasi individu untuk berubah.

f) Level kesiapan individu untuk menerima informasi baru serta mengubah


tingkah lakunya (terhadap kematangan individu serta kekayaan pengalaman masa
lalunya). (Kama, 2000, halm. 19).

C. MANUSIA DAN HUKUM. 

Di sepakati bahwa manisua adalah mahluk sosial, adalah mahluk yang selalu
berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dalam konteks hubungan
dengan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dapat
berhubungan secara harmonis dengan individu lain di sekitarnya. Hukum dalam
masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita mungkin menggambarkan
hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat.

 Mochtar Kusumaatmadja, (2002, hlm. 3) mengatakan “Ketertiban adalah tujuan


pokok dan pertama dari segala hukum, kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan
syarat pokok (fudamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur , ….,
ketertiban sebagai tujuan utama hukm, merupakan fakta objektif yang berlaku bagi
segala masyarakat manusia dalam segala bentuknya”. 

D. HUBUNGAN HUKUM DAN MORAL.

 Kualitas hukum terdapat pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa molaritas
hukum tampak kosong dan hampa. (Dahlan Thaib, hlm. 6). Namun demikian
pebedaan hukum dan moral sangat jelas, setidaknya seperti yang di ungkapkan oleh
K. Bertnes yang menyatakan bahwa selain itu ada empat berbedaan antara hukum
dan moral yaitu:

 Pertama , Hukum lebih di kondifikasikan daripada molaritas, artinya di bukukan


secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum
memiliki kepastian dan objektif  di bandingkan dengan norma moral, sedangkan
moral bersifat lebih subjektif  dan akibatnya lebih banyak “diganggu” oleh diskusi-
diskusi yang mencari kejelasan tentang yang harus di anggap etis dan tidak etis.
Kedua, meski hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum
membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga
sikap batin seseorang.

Ketiga,  Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang


berkaitan dengan molaritas. Hukum untuk sebagian besar dapat di paksakan ,
pelanggar akan terkena hukumannya.tapi norma etis tidak bisa di paksakan, sebab
paksaan hanya menyentih bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari
dalam. Satau satunya sanksi di bidang molaritas adalah hati nurani yang tidak tenang.

Keempat, hukum di dasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas


kehendak negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum
adat, namun hukum itu harus di akui oleh negara. Molaritas didasarkan pada norma-
norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis
atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum, tapi tidak pernah
masyarakat mengubah atau menghapus norma moral.

BAB 6 MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESEDERAJATAN

A. MAKNA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.

1. Makna Keragaman.

Keragaman berasal dari kata ragan yang menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) artinya:

1. Tingkah laku.

2. Macam, jenis.

3. Lagu: musik.

4. Warna, corak, ragi.

5. (ling) laras (tata bahasa).

2. Makna Kesederajatan.

Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya adalah
sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan di
sini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia
tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki. 

B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA.

1. Suku Bangsa dan Ras.

Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai merauke
sangat beragam. Di indonesia, terutama bagian barat mulia dari sulawesi adalah
termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali batak
dan toraja yang termasuk Mongoloir Tua (Proto Malayan Mongoloid). Sebelah timur
indonesia termasuk ras Austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan klompok
terbesar yang tidak termasuk kelompok pribmi adalah tepat golongan Chia yang
termasuk Astratic Mongoloid.

2. Agama dan Keyakinan.

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit di ukur secara tepat dan rinci.
Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang
tepat tentang agama. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukan bahwa agama
berpusat pada Tuhan atau Dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak
boleh di abaikan (Psikologi Agama: 14). Dalam praktiknya fungsi agama dalam
masyarakat anatara lain adalah: 

1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan


melarang.

2. Berfungsi penyelamat.

3. Berfungsi sebagai perdamaian.

4. Berfungsi sebagai sociao control.

5. Berfungsi sebagai pemupuk masa solidaritas.

6. Berfungsi transformatif.

7. Berfungsi kreatif.

8. Berfungsi sublimatif.

3. Ideologi dan Politik.


Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
dan kepercayaan yang fundamental. Keragaman masyarakat indonesia dalam ideologi
dan politik dapat di lihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama.
Meskipun pada dasarnya indonesia hanya mengakui satu ideologi , yaitu pancasila
yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa indonesia.

4. Tata Krama.

Tata krama yang di anggap dari Bahasa Jawa yang berarti “Sopan Santun, basa-
basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan
cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di
mana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi
nilai-nilai dan norma secara turun-temurun dan berkesinambungan dari generasi ke
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada di dalam suatu suku bangsa yang
sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

5. Kesenjangan Ekonomi.

Bagi sebgian besar negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu
perhatian yang perlu di tingkatkan. Namun pada umumnya, masyarakat kita berada di
golongan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah
pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di hindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial.

Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam


tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini terlihat dan di rasakan
dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.Hal inilah yang
dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun
juga membahayakan bagi keturunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bisa menjadi
sebuah pemicu perang antar etnis atau suku. 

C. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAM


A, BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL.

 Manusia secara kodrat di ciptakan sebagai mahluk yang mengusung nilai


harmoni. Perbedaan yan mewujud baik secara fisik maupun mental, sebenarnya
merupakan kehendak tuhan yang seharusnya di jadikan sebagai sebuah potensi untuk
menciptakan sebuah kehidupan yang menjujung tinggi toleransi. Di kehidupan
sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarisi perilaku dan kegiatan kita.
Berbagi kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi. Bahkan mampu untuk saling
menyesuaikan (fleksibel) dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini di sebabkan oleh sifat
dasar yang selalu di miliki oleh masyarakat majemuk yang sebagai mana di jelaskan
oleh Van de Berghe:

a) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali


memiliki kebudayaan yang berbeda.

b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang


bersifat non-komplemeter.

c) Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang


nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

d) Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.

e) Secara relatif integritas sosial tumbuh di antara paksaan dan saling


ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

 Realitas di atas harus di akui dengan sifat terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaan sikap di kesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah
yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti: 

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara


manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh virus paradoks
yang ada dalam globalisasi.Perilaku distriminatif terhadap etnis atau klompok
masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain.

2. Eksklusivisme, resialis, bersumber dari suprioritas diri, alasanya dapat


bermacam-macam, antara lain; keyakinan bahwa secara kodrati ras/ sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.

 Ada beberapa hal yang dapat di lakukan untuk memperkecil masalah yang di
akibatkan oleh pengaruh negatif keragaman, yaitu:
a) Semangat Religius.

b) Semangat nasionalisme.

c) Semangat pluralisme.

d) Semangat humanisme.

e) Dialog antar-umat beragama.

f) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi antar


agama , media masa dan harmonisasi dunia. 

D. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI.

 Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap


seseorang atau kelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status, dan kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia,
orientasi seksual, pndangan ideologi dan politik.

 Pasal 281 ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: “Setiap orang
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”
Sementara pasal 3 UU No. 30 1999 tentang HAM menegaskan bahwa “… setiap
orang di lahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat…”.
hukum yang mengatur HAM pada dasarnya menunjukan bahwa diskriminasi telah
menjadi sebuah realitas yang problematik, sehingga:

a) Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi telah terjadi di


berbagai belahan dunia, dan

b) Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk


dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.

 Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapa faktor penyebab, antara lain adalah:

a) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan terutama


ekonomi.

b) Tekanan dan intimidasi biasanya di lakukan oleh orang yang dominan terhadap
kelompok atau golongan yang lebih lemah.
c) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

 Dari kajian yang di lakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan
bubarnya sebuah negara, dapat di simpulkan adanya enam faktor utama yang secara
gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:

1. Kegagalan kepemimpinan.

Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya bagi sebuah negara modern.
Keutuhan wilayah negara amat di tentukan oleh kemampuan para pemimpin dan
masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.

2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama.

Krisis di sektor ini selalu merupakan alamat signifikan dalam mengawali lahirnya
krisis yang lain (politik, pemerintah, hukum dan sosial).

3. Krisis politik.

Krisis politik merupakan perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga


menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi.

4. Krisis sosial.

Krisis sosial di mulai dengan adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya
konflik kekerasan di antarakelompok-kelompok masyarakat.

5. Demoralisasi tentara dan polisi.

Demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas
makna pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bhayangkari negara.

6. Intervensi asing.

Intervensi internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil


keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan
politik dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi. 

1. Manusia Beradab dalam Keragaman.


Dalam hal ini maka terdapat teori yang menunjukan penyebab konflik di tengah
masyarakat antara lain:

a) Teori hubungan masayarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering


muncul di tengah masyarakat di sebabkan ketidak percayaan dan permusuhan di
antara kelompok yang berbeda.

b) Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak
lain di sebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu.

c) Teori kesalah pahaman antar budaya, teori ini melihat konflik di sebabkan
ketidak cocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara budaya yang berbeda.

d) Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadinya konflik


adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang munculan sebagai masalah sosial-
budaya dan ekonomi.

2. Faktor-faktor Terjadinya Perubahan sosial Budaya

Faktor yang berasal dari luar

a) Akulturasi/cultural contac 

b) Difusi

c) Penetrasi

d) Invasi

e) Asimilasi

f) Hibridisasi

g) Milenarisme

Perubahan yang Terjadi Karena Pengaruh dari Dalam.

a) Sistem Pendidikan yang Maju.

− Inovasi

− Discovery

− Invention,

− Enkulturasi atau pembudayaan ialah salah satu proses manusia mempelajari


dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya.
b) Menghargai hasil karya orang lain.

c) Adanya keterbukaan di dalam masyarakat.

d) Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation).

e) Penduduk yang heterogen.

BAB 7 MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI.

A. PENGERTIAN MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI.

1. Sains

Menurut Medawar (1984) Sains (dari istilah inggris Science) berasal dari
kata: sienz, ciens, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.

 Menurut kamus umum bahasa indonesia, sains adalah “ilmu yang teratur


(sistematik) yang dapat di uji atau yang di buktikan kebenarannya, berdasarkan
kebenaran atau kenyataan semata (misal: fisika, kimia, biologi)”

1. Konsep Teknologi.

Teknologi adalah realitas/ kenyataan yang di peroleh dari dunia ide, teknologi
dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang di
sempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal
adalah teknologi.

 Ada tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu:

1. Teknologi Modern.

Jenis teknologi modern mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 

− Padat modal,

− Mekanis elektris,

− Menggunakan bahan impor,

− Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.

2. Teknologi Madya.

Jenis madya ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 


− Padat karya,

− Dapat di kerjakan oleh keterampilan setempat,

− Menggunakan alat setempat.

− Berdasarkan alat penelitian.

3. Teknologi Tradisional.

Teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

− Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja).

− Menggunakan keterampilan setempat.

− Manggunakan alat setempat.

− Menggunakan bahan setempat.

− Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan.

 Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan


sumber daya alam untuk memecahkan masalah yang di hadapinya dalam kehidupan.

B. MAKNA SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA.

1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI.

Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahan baru tersebut, kita dapat


memperoleh hasil, misalnya: 

a) Penggunaan teknik ukir, orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat
membuat zat-zat radio aktif, di mana zat ini dapat di manfaatkan untuk maksud
damai.

b) Penggunaan teknologi hutan, hutan mempunyai banyak fungsi kertas, industri


kayu lapis/bahan bangunan, berfungsi untuk tempat penyimpanan air, objek
pariwisata, dll.

 Penerapan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Misalnya


antara lain:

a) Dengan teknik modern, dari teknik mengendalikan aliran air sungai, petani
mendapatkan kemudahan dalam memperoleh air. Bendungan dapat di manfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu
rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya.

b) Dengan teknik modern dapat di buat berbagai macam-macam media


pendidikan, seperti OHP, slide, film setrip, TV, dan lain-lain. Yang mempermudah
para pendidik melaksanakan tugasnya.

 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan tersedianya


sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah dan meningkatkannya kemakmuran
materi dan kesehatan masyarakat.

2. IPTEK dan NILAI.

 Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi, maka di tuntut


adanya keahlian untuk, menggunakan, mengelola, dan senantiasa menyesuaikan
dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap mental
dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.

 Teknologi mempunyai dua komponen utama yaitu:

a) Hardware ascept, meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi


sebagai bentuk objek fisikal atau material.

b) Software ascept, meliputi sumber inforasi yang memberikan penjelasan


mengenai hal-hal peralatan fisik atau material tersebut.

C. MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK IPTEK.

 Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat di
manfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain: 

1. Dalam bidang pertanian, perternakan, dan perikanan.

a) Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong
dan penanam, alat pengolahan hasil pertanian, dan alat penyemprot hama. Dengan
alat-alat tersebut di harapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih
efisien dan efektif.

b) Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga


dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil,
sehingga produksi pangan dapat di tingkatkan.
c) Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan
teknik pemuliaan yang semakin canggih dapat di temukan bibi-bibit unggul seperti
jenis padi VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam
broiler, sapi perah, dll.

d) Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yang besar serta tidak
berbiji.

e) Teknologi pengolahan pasca panen, seperti pengalengan ikan, buah-buahan,


daging, dll.

f) Budi daya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan


manusia. 

2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi yang mutakhir,


bermacam-macam obat, penggunaan benda radioaktif untuk pengobatan dan
diagnosis. Contoh obat yang mengandung radio aktif adalah isoniazid yang
mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC.

3. Dalam bidang telekomunikasi.

Manusia telah membuat televisi, radio, telepun uang dapat di gunakan untuk
berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat.

4. Dalam bidang pertahanan dan pertanian.

Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih,
sehingga dapat mempertahankan wilayahnya dengan baik.

D. DAMPAK PENYALAH GUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN.

 Dampak-dampak negatif yang di sebabkan oleh kemajuan teknologi di


antaranya:

a) Meledaknya bom di Hirosima dan Nagasaki mengakhiri perang dunia II.


Bahaya yang di timbulkan adalah radiasi yang di timbulkan oleh sinar alpha, beta,
dan gamma, serta partikel neutron kainnya hasil pembelahan inti. Efek yang di
timbulkan oleh radioaktif adalah terjadinya struktur zat serta reaksi kimianya,
sehingga merusak sel tubuh.
b) Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya
seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas, juga dengan bentuk
kepulan asap, kebisingan suara.

c) Kegiatan pertambangan, berupa kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran


buangan penambangan, pencemaran udara, dan rusaknya lahan-lahan akibat
pertambangan.

d) Kegiatan transportasi, berupa epulan asap, naiknya shu udara kota, kebisingan
dari kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar kendaraan bermotor terutama
minyak bumi dan kapal tanker.

e) Kegiatan pertanian, terutama akibat residu pemakaian zat kimia yang


memberantas hama seperti insektisida, pestisida, herbisida, dll.

 Suatu zat di katakan polutan apabila:

a) Kadarnya melebihi kadar normal.

b) Berada pada tempat yang tidak semestinya.

c) Berada pada waktu yang tidak tepat.

Sifat-sifat polutan adalah merusak untuk sementara, dan setelah bereaksi dengan
zat lingkungannya tidak merusak lagi dan merusak setelah jangka waktu tertentu.

 Bencana polusi dapat dibagi menjadi 4:

a) Yang langsung mengganggu kesehatan manusia.

b) Efek tak langsung pada manusia, misalnya efek korosif dari polusi udara atas
gedung-gedung.

c) Efek langsung yang meruak kehidupan manusia, seperti onggokan pupuk


kandang dan selokan macet.

d) Efek tak langsung terhadap masyarakat, misalnya, usaha pertambangan


minyak bumi di wilayah lepas pantai, penebangan hutan yang berlebihan.

 Pencemaran lingkunn apat berupa:

a) Pencemaran air tanah.

b) Pencemaran udara.
c) Pencemaran suara.

d) Pencemaran benda-benda radioaktif. 

1. Pencemaran Air dan Tanah.

a) Zat kimia seperti limbah industri, pupuk buatan dan detergen, dapat berakibat
buruk terhadap tanaman dan tumbuhan serta organisme lainnya.

b) Sampah plastik tidak dapat hancur, sehingga menurunkan porositas tanah.

c) Zat-zat limbah industri.

d) Berbagai sampah organik yang di buang ke suangai, kolam atau parit yang
akan mengalami pembusukan.

e) Terjadi pembusukan yang berlebihan di perairan yang menyebabkan


terjadinya penimbunan senyawa.

f) DDT merupakan insektisida yang dulu banyak di gunakan petani.

Sifat-sifat DDT:

− Bila masuk kedalam tubu organisme tidak dapat di uraikan lagi.

− Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lainnya melalui rantai
makanan.

− Dapat merusak jaringan.

− Bila masuk ke dalam tubuh bisa menghambat pengapuran pada cangkang


telur.

− Dapat menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot. 

1. Pencemaran Udara.

Pencemaran udara terutama di sebabkan oleh pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna dari pabrik, minyak, batu bara, dsb. Gas-gas yang merupakan pencemar
udara adalah CO, CO2, NO, NO2, SO, dan SO2.

 Pencemaran Suara.

Penyebabnya adalah suara yang bising terus-menerus. Satuan kekuatan suara


adalah disebel (dB). Percakapan normal: 40 dB

a) Keributan = 80 dB
b) Suara kereta api = 95 dB

c) Mesin motor 5 PK = 105 dB

d) Petir = 120 dB

e) Pesawat jet lepas landas = 150 dB

 Gangguan yang timbul terutama pada sistem pendengaran yang selanjutnya


dapat mempengaruhi sistem lainnya, seperti:

a) Perubahan tekanan darah.

b) Perubahan denyut nadi.

c) Kontraksi perut, gangguan jantung, stres, dll.

 Pencemaran Sosial dan Budaya.

1. Klonasi/Kloning.

Tujuan klonasi dapat di rangkum seperti tersebut di bawah ini:

a) Memberi anak yang baik pada pasangan yang tidak mempunyai anak.

b) Menyediakan jaringan atau organ fetus untuk transplantasi.

c) Mengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya.

d) Sebagai bagian dari eugenetika positif dengan membuat genotipus yang di


anggap unggul sebanyak-banyaknya.

e) Merealisasi teori dan memuaskan rasa ingin tahu ilmiah.

f) Memperoleh sempel dengan eugenotipus yang sama untuk penelitian,


misalnya, tentang peran relatif pengaruh lingkungan dan genetika pada genotipus
manusia.

g) Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk pekerjaan yang sama dengan
ciri-ciri tertentu. 

2. Efek Rumah Kaca.

Efek rumah kaca trjadi di sebabkan oleh adanya pencemaran udara yangbanyak
mengandung zat-zat yang mengubah suhu udara. Dengan adanya efek rumah kaca ini
sinar ultra violet yang dapat membahayakan manusia tidak di saring lagi oleh ozon,
sehingga akan langsung menuju bumi dan selanjutnya akan diam dan bersirkulasi di
bumi, begitu seterusnya.

BAB 8 MANUSIA DAN LINGKUNGAN.

A. PENGERTIAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN.

1. Pengertian Manusia.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam
dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun
negatif. 

2. Pengertian Lingkungan.

Lingkungan adalah suatu media di mana mahluk hidup tinggal, mencari


penghidupannya, dan mencari karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan mahluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan kompleks dan riil.

B. KORELASI ANTAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN.

1. Pengertian Ekologi.

Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi, misalnya:

a) Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik


manusia dengan lingkungannya.

b) Ekologi ialah study ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan mahluk hidup.

c) Ekologi adalah biologi lingkungan.

2. Lingkungan Hidup Manusia.

Komponen-komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang


mempengaruhi mahluk hidup diantaranya:
a) Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, dimana
tumbuhan memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral

b) Udara atau gas yang membentuk atmosfer.oksigennya di perlukan untuk


bernafas , gas karbon dioksidanya di perlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis.

c) Air, baik untuk tempat tinggal mahluk-mahluk hidup yang tinggal di dalam
air, maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari
udara.

d) Cahaya, terutama cahaya matahari yang banyak mempengaruhi keadaan


mahluk hidup.

e) Suhu atau tmperatur, merupakan faktor lingkungan yang sering besar


berpengaruhnya terhadap mahluk hidup.

 Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:

a) Produsen, kelompok inilah yang merupakan mahluk hidup yang dapat


menghasilkan makanan dari zat-zat anorganik.

b) Konsumen, merupakan kelompok mahluk hidup yang menggunakan atau


memakan zat-zat anorganik atau makanan yang di buat oleh produsen.

c) Pengurai, adalah mahluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa


atau mahluk hidup yang sudah mati.

 Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut:

a) Rantai makanan, yakni siklus makanan antara produsen, konsumen, dan


pengurai baik di darat, laut, maupun udara.

b) Habitat dimana mahluk hidup mempunyai tempat hidup tertentu, dalam


keadaan tertentu.

c) Populasi, menurut batasan ekologi adalah jumlah seluruh individu dari jenis
spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu.

d) Komunitas, semua populasi dari semua jenis mahluk hidup yang saling
berinteraksi di suatu daerah.

e) Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya


membentuk ekosistem. Ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi. 
C. PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA.

 Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dengan hasil pemburuan,
mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan. Mereka belum
mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam
kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai
berkurang, mereka berpindah ke tempat yang cukup masih banyak binatang.

 Akan tetapi lambat laun dengn bertambahanya jumlah populasi mereka, cara
hidup semacam itu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka
mulai mengenal cara bercocok tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan
membuka hutan untuk di buat ladang yang di tanami dengan umbi-umbian atau
tanaman lain sebagai bahan makanan. Rumah mereka pada saat itu terbuat dari kayu
dan beratap daun-daunan. Dan dalam mencari tempat mereka selalu memperhatikan
sumber air, di tepi sungai atau danau. Selain bercocok tanam mereka mulai
memelihara binatang.

D. SUMBER ALAM

Sumber alam dapat di golongkan ke daam dua bagian yakni:

a) Sumber alam yang dapat di perbaharui (renewable resources) atau di sebut


sumber alam biotik.

b) Sumber alam yang tidak dapat di perbaharui (nonrenewable resources) atau


di sebut sumber alam abiotik.

 Sumber alam biotik mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau


bertambah, misalnya tumbuhan dapat berkembang biak melalui biji atau spora, dan
hewan menghailkan keturunan dengan telur atau melahirkan.

1. Penggunaan Sumber-Sumber Alam

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan


dan keinginan. Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk mengelola sumber alam
tersebut.

a) Pertanian dan Tanah.

Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur bahan makanan yang
begitu tinggi dan siap untuk di gunakan untuk tanaman.
Hutan dapat di golongkan ke dalam dua golongan yakni: hutan pelindung,
merupakan hutan yang diadakan untuk melindungi erosi tanah, kehilangan humus,
dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu
hutan yang di tanami untuk hasil produksi.

Air sebagai sumber alam yang terdapat di mana-mana, air merupakan 4/5 dari
permukaan bumi.

b) Bahan Tambang.

Pemakaian baja di dunia pada tahun 1967 diperkirakan mencapai 144 kg per
kapita. Di amerika pada tahun  yang sama diperkirakan mencapai 568 kg per kapita.

1. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL.

a) Masalah Erosi dan Banjir.

Erosi merupakan gejala alamiah dan sering di sebut sebagai erosi geologi.
Peristiwa erosi terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi karena dengan bantuan
air di sungai yang mengikis permukaan sungai.

2. Pencemaran Lingkungan.

a) Pencemaran Tanah.

b) Pencemaran Air.

c) Pencemaran Udara.

d) Pencemaran Suara.

3. Kehutanan

Hutan di indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap


karbondioksida. Fungsi hutan yang lain berfungsi sebagai pengatur tata air, iklim,
pencegah erosi, penyubur tanah, dsb. Pembangunan dalam pembangunan kehutanan
diarahkan untuk mengembangkan perekonomian negara dan memenuhi kebutuhan
dalam dan luar negeri.

Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah indonesia untuk meningkatkan produksi


hutan antara lain:

1. Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah (departemen


kehutanan).
2. Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan.

3. Menebang hutan secara selektif.

4. Melakukan peremajaan tanaman.

5. Melakukan rehabilitasi dan reboisasi terhadap hutan yang rusa.  

E. IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP.

1. Pandangan Baru Terhadap Lingkungan.

Pada tahun 1950-an , di Los Angels, Amerika Serikat asap kabut tanaman. Asbut
tersebut terdiri atas ozon, peroksi asetil nitrat (PAN), nitrogenoksida, dan zat lain
yang berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksida.
Pemanasan gelobal pada dekade ke-20 telah menimbulkan:

a) Peningkatan suhu.

b) Perubahan iklim terutama curah hujan.

c) Peningkatan intensitas dan kekuatan badai.

d) Kenaikan suhu dan permukaan air laut.

e) Dampak Perkembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,


serta Perubahan Sosial Ekonomi Terhadap Masalah Lingkungan Hidup.

f) Dampak Positif Bagi Lingkungan Hidup.

Bidang industri:

a) Diperluasnya lapangan pekerjaan dengan berdirinya industri baru.

b) Perkembangan industri bertambah baik dengan penelitian dan pengembangan


di bidang transportasi, elektronika, dan industri rekayasa.

c) Berkembangnya tanaman dengan bahan baku industri.

d) Diciptakannya mesin daur ulan, sehingga sampah sumber pencemaran


lingkungan bisa dikurangi.

e) Peningkatan industri exspor migas an nonmigas.

Bidang pertanian:

1. Bertambahnya varietas baru dan unggul.


2. Peningkatan hasil peroduksi pertanian.

3. Dikenal dan di pakainya alat pertanian modern.

4. Dikenalnya sistem pemupukan dan obat hama.

5. Pemberantasan hama dengan pesawat terbang di perkebunan.

6. Dampak Negatif bagi Lingkungan Hidup.

Bidang Lingkungan Alam:

a) Lahan pertanian, perkebunan, perternakan dan kehutanan semakin sempit


karena dibangun banyak perumahan.

b) Rusaknya lingkungan alam karena di bangun industri pabrik.

c) Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tak terkendali.

d) Untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya manusia mengexplorasi


alam.

e) Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah.

f) Penyemprotan pestisida berimbas ke mahluk hidup lain yang terkena racun


tanah.

g) Terjadinya pencemaran udara akibat dari pembakaran hutan.

h) Terjadinya pencemaran air dari limbah industri.

i) Terjadinya pencemaran udara dari asap inustri dan kendaraan.

j) Terjadi pencemaran tanah dan bau pada sampah industri. 

F. MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYANYA.

Menurut kajian medis (Gazzaniga, Perry, Le Delux, Festinger: 1985) menyatakan


bahwa:

a) Setiap anak memiliki 100-200 miliyar sel otak yang siap mengembangkan
beberapa triliun informasi.

b) 7 bulan terhadap kandungan bereaksi terhadap rangsangan bayi.

c) Baru lahir menunjukan reaksi emosi.

d) Otak berkembang dan menyimpan setiap rangsangan.


e) Volume otak = Ketika Lahir + 350 gram.

f) Sel otak tidak bertambah tetapi mempunyai pikiran untuk bercabang dan
membuat ranting.

g) Bila di pakai cabang dan ranting itu semakin rimbun, bila tidak di pakai akan
mati.

h) Pertumbuha otak tuga tergantung gizi.

i) Tergantung bagaimana otak di program (rangsangan): sentuhan, pelukan,


gendongan.

 Beberapa paham tentang hubungan manusia dengan lingkungan muncul, seperti:

a) Paham kosmogini,

b) Paham determinisme,

c) Paham posibilisme,

d) Pahan optimisme teknologi.

e) Paham ketuhanan,

Pemikiran MIT project team menyatakan problema lingkungan sosial terdiri dari:
Penduduk;

a) Produksi pertanian;

b) Sumber sumber alam;

c) Produksi industri;

d) Polusi.

Teori-teori untuk menyelesaikan problematika antara lain :

a) Teori MODERNISASI: menganggap kualitas hidup manusia ditentukan


karekter mental psikologis dan sosial budaya sendiri.

b) Teori HUMAN CAPITAL (pengembangan SDM): memandang bahwa


lingkungan sosial tergantung penguasaan iptek warga masyarakat.

c) Teori DEPENDENCY (ketergantungan): yang mengatakan bahwa


keterbelakangan di sebabkan eksploitasi pihak luar, oleh karena itu lingkungan sosial
harus di dasarkan atas kemampuan sendiri.
d) Teori DETERMINANISME GEOGRAFI: yang memandang bahwa kondisi
lingkungan geografis menentukan corak dan kualitas hidup masyarakat (Sudardja
Adiwikarta: 1998)
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

Kelebihan di buku ini terletak pada contoh-contoh fenomena sosial yang terjadi
di masyarakat, yang beubungan dengan materi bahasan buku. Dengan mengambil
contoh kehidupan sehari-hari sebagai pendukung materi, pembaca jadi lebih mudah
dalam memahami pembahasan karena telah disertakan contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan
karena buku ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar dan juga
tujuan pembelajaran.
Akan tetapi dalam ini banyak penulisan kalimat yang kurang baik
karena beberapa penempatan kata ada yang salah sehingga mahasiswa harus pandai
menelaah maksud dari buku tersebut
Kelemahan kelemahan dari buku ini adalah terletak pada beberapa penjelasan
yang terlalu singkat sehingga ada pembaca tidak mengerti. Beberapa penjelasan yang
dimuat dalam buku sulit untuk dipahami dikarenakan penjelasan gambar kurang
lengkap
 .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar menjelaskan materi secara detail dan
mudah dipahami. Buku ini banyak memuat materi materi tetapi sebagian dai materi
tersebut tidak dijelaskan secara lengkap. Buku ini cocok diggunakan dosen dosen
sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

6.2. Saran
Penjelasan dari buku ini dijelaskan secara singkat, sehingga sebagian Mahasiswa
sulit unuk memahami isi dari buku mekanika ini baik dari segi materi, gambar dan
juga penyelesaian soal soal. Untuk itu, perlu ada buku referensi yang memuat
penjelasan materi yang lebih lengkap dan juga penjelasan penjelasan soal yang
mudah dipahami dan dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi. 2006. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta : KENCANA

Anda mungkin juga menyukai