Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mererapkan ilmu
Matematika, yang sesungguhnya penerapanya kerapkali kita lakukan.
Misal dikegiatan ekonomi, transaksi jual-beli di warung atau dipasar.
Penerapan tersebut diantaranya penerapan persamaan diferensial.
Persamaan diferensialdigunakan untuk menyatakan hubungan yang
kompleks antara satu variable tak bebas dengan satu atau beberapa
variabel bebas lainnya.melalui persamaan diferensial ini hubungan antar
variabel yang sebelumnya masih kurang jelas akan menjadi semkain
mudah untuk dipahami.dengan demikian persamaan diferensial ini untuk
menyusun suatu model tentang fenomena dari suatu sistem yang ada
didunia nyata guna mencari solusi dari permasalahan yang ada.
Makalah ini pembahasannya akan membahas mengenai penerapan
differensial dalam kegiatan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung elastisitas ?
2. Bagaimana biaya marginal?
3. Bagaimana penerimaan marginal?

C. Tujuan
1. Mengetahui perhihitung elastisitas
2. Mengetahui biaya marginal
3. Mengetahui penerimaan marginal
BAB II

PEMBAHASAN
Teori diferensial amat lazim diterapkan dalam konsep elastisitas dan
konsep nilai marjinal. Dalam kaitannya dengan konsep elastisitas, pada bab ini
secara berurutan akan dibahas penerapan diferensial dalam penghitungan
elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dan elastisitas produksi1.

A. Elastisitas
Konsep elastisitas pada dasarnya berhubungan erat dengan konsep
derivatif. Konsep elestisitas yang akan di jelaskan disini ialahyang
terhubungan antara harga suatu barang terhadap jumlah barang tersebut
diminta. Jika harga suatu barang turun sebesar a% dan mengakibatkan jumlah
bersangkutan yang diminta naik sebesar b% dapat dikatakan elestisitas
permintaan barang tersebut terhadap harga adalah:
Elastisitas dari suatu fungsi y = f(x) berkenaan dengan x dapat didefinisikan
sebagai2 :

y
Ey
n= = lim ¿
( ∆ )
y dy x
= ∙
Ex x
∆ x→ 0 dx y
( x)

Ini berarti bahwa elastisitas y = f(x) merupakan limit dari rasio antara
perubahan relatif dalam y terhadap perubahan relatif dalam x, untuk
perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol. Dengan terminology lain,
elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara persentase
perubahan y terhadap persentase perubahan x.

a. Elastisitas permintaan
(istilahnya yang lengkap : elastisitas harga-permintaan, price elasticity of
demand) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya pengaruh
perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga.

1 Dumairy, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1991), hal 220.
2 Ibid, hal 220
Jadi merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang
diminta terhadap persentase perubahan harga3.

n d=
0
0
∆ Qd ∆ Q
= d
= lim ¿
∆ d
Qd
=
( )
d Qd P

0 ∆ P ∆ P→0 P dP Qd
0
∆P ∆
Pj ( )
Dimana d Qd /dP tak lain adalah Q ' d atau f ' ( P )

Elastisitas permintaan didalam arti ekonomi di bedakan 3 batas ukuran


yaitu4:

1) < -1, Berarti, Permintaan elastisitas artinya jumlah barang yang


diminta turun atau naik relatif lebih besar daripada kenaikan atau
penurunan relatif pada harga barang tersebut,misalkan:  = -1,60, harga
turun 100% jumlah barang yang diminta naik 160%.
2) > -1, Berarti permintaan inelastis, artinya jumlah barang yang diminta
naik/turun relatif lebih kecil daripada kenaikan/penurunan relatif
daripada harga tersebut, misalkan :  = -0,50, harga turun 100% jumlah
barang yang diminta naik 50%.
3) = -1, Elastisitas permintaan = 1 ( unity elastisity ), artinya suatu
perubahan relatif pada harga memberikan perubahan relatif yang
proporsional pada jumlah barang yang diminta misalkan : =-1, harga
turun 10%, jumlah barang yang diminta naik 10%.

Dalam konsep elastisitas permintaan, yang dipentingkan adalah besarnya


angka hasil perhitungan, apakah angka tersebut sama dengan ataukah lebih
besar atau lebih kecil dari satu, yakni untuk menentukan apakah sifat
permintaannya elastic uniter ataukah elastic atau inelastic. Sedangkan
tanda didepan angka hasil perhitungan dapat diabaikan, karena hal itu
sekedar mencerminkan berlakunya hukum permintaan.

3 Desmizar dan Kasir Iskandar, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), hal 196
4 Ibid, hal 196
b. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga-
penawaran, price elasticity of supply) ialah suatu koefesien yang
menjelaskan besarnya pengaruh perubahan jumlah barang yang ditawarkan
akibat adanya perubahan harga. Jadi merupakan rasio antara persentase
perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap prosentase perubahan
harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan  = f(P), maka elastisitas
penawarannya5 :

Qs

n s=
0
0
∆ Qs E Q
= s
= lim ¿
∆ ( )
Qs
=
d Qs P

0 EP ∆ P → 0 P dP Q s
0
∆P ∆
P ( )
Dimana d Q s /dP tak lain adalah Q ' s atau f ' ( P )

Elastisitas penawaran akan berubah-ubah diantara ketiga situasi yang


digambarkan dibawah ini6 :

1) Dimana penawaran barang – barang tetap pada harga penawaran


berapapun, misalnya, barang – barang antik, anggur yang bermutu
tinggi dan tanah. Penawaran ini adalah inelastis sempurna dan
elastisitas penawaran adalah 0 (nol).
2) Penawaran barang berubah – ubah sebanding dengan harga barang-
barang tersebut, elastisitas penawaran = 1 (satu). Kedua kurva
penawaran berikut ini memiliki elastisitas unit, karena kurva-kurva
tersebut merupakan kurva garis lurus melewati sumbu 0 (nol)
3) Para produser akan menawarkan setiap jumlah pada harga tertentu
tetapi sama sekali tidak pada harga yang lebih rendah, elastisitas
penawaran adalah tidak tebatas, atau elastis sempurna.

Penawaran adalah elastis jika presentase perubahan dari jumlah yang


ditaarkan produser melebihi presentase kenaikkan atau penurunan harga,
penawaran adalah inelastis jika jumlah yang ditawarkan produser

5 Op.Cit, hal 222


6 Op.Cit, hal 197
perubahan dengan presentase yang lebih kecil daripada presentase
perubahan harga.

Faktor-faktor yang menentukan elastisitas perubahan7 :

1) Jangka waktu
2) Rentang alternatif – alternatif yang terbuka untuk produser.
3) Biaya penarikan lebih banyak faktor-faktor produksi ( seperti : tenaga
kerja dan modal) atau penghematan dari penciptaan faktor” yang
berlebihan.

c. Elastisitas Produksi
Elastisitas produk ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya
pengaruh perubahan jumlah output yang dihasilkan akibat adanya
perubahan jumlah input yang digunakan. Jadi merupakan rasio antara
persentase perubahan jumlah output terhadap persentase perubahan jumlah
input. Jika P’ melambangkan jumlah output yang dihasilkan dan X
melambangkan jumlah input yang digunakan, serta fungsi produksi
dinyatakan dengan P = f(X), maka elastisitas produksinya8 :

0 P
np=
0
∆P
=
EP
= lim ¿

P
=
( )
dP X

0 EX ∆ X → 0 X dX P
0
∆X ∆
X ( )
Dimana dP /dXadalah produk marjinal dari X ( P' atau f ' ( X ))

B. Biaya Marginal
Biaya tambahan untuk produksi satu unit barang atau yang biasa disebut
sebagai biaya marginal (Marginal Cost), Biaya marginal adalah tingkat
perubahan biaya total akibat adanya perubahan satu unit produksi yang
diproduksi. Secara matematis biaya marginal dapat ditulis rumusnya adalah :
dtc ' ∆ TC
MC= f (Q ) atau MC =
dQ ∆Q
7 Ibid, 199
8 Op.Cit, hal 223
Dimana : dtc = perubahan biaya total
: MC = biaya marginal (marginal cost)
: dQ = perubahan satu unit produk

C. Penerimaan Marginal
Penerimaan marginal (Marginal Revenue, MR) adalah penerimaan tambahan
yang diperoleh berkenaan bertambahnya satu unit keluaran yang diproduksi
atau terjual. Secara matematik, fungsi penerimaan marginal merupakan
derivatif pertama dari fungsi penerimaan total, apabila fungsi penerimaan total
dinyatakan dengan R=f(Q), dimana R melambangkan penerimaan total dan Q
adalah jumlah keluaran, maka penerimaan marginalnya adalah :
dR
MR=R' =
dQ

Jika fungsi penerimaan total yang non – linier pada umumnya berbentuk
fungsi kuadrat (parabolik) fungsi penerimaan marginal akan berbentuk fungsi
linier, kurva penerimaan marjinal (MR) selalu mencapai nol tepat pada saat
kurva penerimaan total (R) berada pada posisi puncaknya.

D. Elastisitas
Konsep elastisitas pada dasarnya berhubungan erat dengan konsep
derivatif. Konsep elestisitas yang akan di jelaskan disini ialah yang
terhubungan antara harga suatu barang terhadap jumlah barang tersebut
diminta. Jika harga suatu barang turun sebesar a% dan mengakibatkan
jumlah bersangkutan yang diminta naik sebesar b% dapat dikatakan
elestisitas permintaan barang tersebut terhadap harga adalah:
Elastisitas dari suatu fungsi y = f(x) berkenaan dengan x dapat
didefinisikan sebagai9 :

y
Ey
n= = lim ¿
( ∆ )
y dy x
= ∙
Ex
(∆ xx ) dx y
∆ x→ 0

9 Ibid, hal 220


Ini berarti bahwa elastisitas y = f(x) merupakan limit dari rasio
antara perubahan relatif dalam y terhadap perubahan relatif dalam x, untuk
perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol. Dengan terminology
lain, elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara
persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x.

1. Elastisitas Produksi
Elastisitas produk ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya
pengaruh perubahan jumlah output yang dihasilkan akibat adanya
perubahan jumlah input yang digunakan. Jadi merupakan rasio antara
persentase perubahan jumlah output terhadap persentase perubahan jumlah
input. Jika P’ melambangkan jumlah output yang dihasilkan dan X
melambangkan jumlah input yang digunakan, serta fungsi produksi
dinyatakan dengan P = f(X), maka elastisitas produksinya10 :

0 P
np=
0
∆P
=
EP
= lim ¿

P
=
( )
dP X

0 EX ∆ X → 0 X dX P
0
∆X ∆
X ( )
Dimana dP /dXadalah produk marjinal dari X ( P' atau f ' ( X ))

Yang disebut dengan elastisitas produksi yaitu rasio perubahan


relatif produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor
produksi yang dipakai. Misalnya perubahan relatif dari jumlah faktor
produksi yang digunakan yaitu + 5%, sedangkan perubahan relatif dari
jumlah produk yang dihasilkan sebagai akhir dari perubahan pemakaian
faktor produksi itu ialah +10%, maka dikatakan bahwa elastisitas produksi
yaitu 10% / 5% = 2,0. 11
Elastisitas produksi ini juga disebut dengan koefisien fungsi dan
disimbolkan dengan tanda e atau eprod. Rumus dan Hubungan antara
eprod dengan produk rata-rata dan produk marginal yaitu sbb:
eprod = (dY/Y) / (dX/X)         (definisi)
eprod= (dY/Y)*(X/dX)
10 Op.Cit, hal 223
11 Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jakarta: CSS.
eprod = (dY/dX)*(X/Y) = MP/AP     (Produk marjinal/produk rata-rata)

Berdasarkan nilai dari eprod ini, para andal teori ekonomi produksi
membagi suatu proses produksi dalam kawasan produksi sebagai berikut:

a. Daerah dengan eprod ≥ 1


Pada tingkat produksi dimana MP > AP, besar eprod > 1. 
Ini berarti bahwa penambahan faktor produksi sebesar 1% akan
menjadikan penambahan produk lebih besar dari 1%. Persen penambahan
faktor produksi menghasilkan persen pelengkap produksi yang lebih besar.
Pada kondisi ini digambarkan kurva produk marjinal berada diatas kurva
produk rata-rata.
Dalam kawasan ini produk rata-rata naik terus. Apabila produksi
bersangkutan memang menguntungkan untuk dijalankan, pengusaha masih
terus akan memperbesar produksinya semoga pendapatan meningkat
dengan pemakaian faktor produksi yang lebih banyak, selama produk rata-
rata itu masih terus naik. Kaprikornus dimanapun dalam kawasan ini
belum akan tercapai pendapatan maksimum, lantaran pendapatan itu masih
selalu  sanggup diperbesar. Karenanya kawasan ini dinamakan kawasan
tidak rasionil dan ditandai dengan Daerah I dari produksi. 
Tidak rasional kiranya apabila pengusaha menghentikan penggunaan
faktor produksi pada kawasan ini, lantaran sebetulnya penambahan faktor
produksi masih sanggup meningkatkan produksi rata-rata atau
produktivitas. Pengambilan keputusan yang rasionil dimaksudkan
pengambilan keputusan yang didasarkan atas perhitungan untuk mendapat
pendapatan yang maksimum dengan jumlah faktor produksi tertentu.
Pada tingkat produksi dimana  MP = AP, eprod=1. 
Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menjadikan
penambahan produk sebesar 1% juga. Kondisi ini digambarkan pada
kawasan dimana besarnya produk marjinal sama dengan produk rata-rata.
b. Daerah 1<eprod<0
Dalam kawasan ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan
menjadikan penambahan produk lebih besar dari 0% dan hingga kurang
dari 1%. Tergantung dari harga-harga produk dan faktor produksi maka
dalam kawasan inilah akan dicapai pendapatan maksimum, meskipun
hingga dikala ini masih belum sanggup ditetapkan di titik mana dari
kawasan tersebut. Karena dimungkinkannya dalam kawasan ini pengusaha
akan memperoleh laba maksimum, maka kawasan produksi ini disebut
kawasan rasionil dan ditandai dengan Daerah II dari produksi. 
Pada kawasan II inilah akan tercapai kondisi efisiensi hemat sehabis
mempertimbangkan harga produk dan harga faktor produksi. Kondisi
dimana eprod = 1, maka akan tercapai produksi rata-rata (produktivitas)
maksimum, kawasan inilah efisiensi teknis tercapai. Daerah II dari
produksi itulah yang menjadi sentra perhatian pengusaha, alasannya yaitu
di kawasan itulah terdapatnya pendapatan yang maksimum.
c. Daerah eprod ≤ 0
Pada tingkat produksi dimana MP = 0, besar eprod=0 juga. 
Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% tidak akan
menjadikan perubahan pada produk total. Dalam kawasan produksi ini
penambahan faktor produksi akan menjadikan pengurangan (penambahan
negatif) produk. Kaprikornus penambahan faktor produksi di kawasan ini
akan mengurangi pendapatan. Karenanya dinamakan juga dengan kawasan
tidak rasionil dan ditandai dengan Daerah III dari produksi. Akhirnya pada
tingkat produksi dimana MP bernilai negatif, maka eprod<0.
Demikian ulasan artikel kami terkait Pengertian Elastisitas Produksi
dan Kurva, Rumus, Teori, dan Contoh Elastisitas Produksi yang sanggup
anda jadikan materi sebagai Makalah Elastisitas Produksi. Semoga
bermanfaat dan mohon maaf kalau ada kesalahan. 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari paparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa elastisitas produk
ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya pengaruh perubahan jumlah
output yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah input yang digunakan.
Yang disebut dengan elastisitas produksi yaitu rasio perubahan relatif
produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang
dipakai.Penerimaan marginal (Marginal Revenue, MR) adalah penerimaan
tambahan yang diperoleh berkenaan bertambahnya satu unit keluaran yang
diproduksi atau terjual
Elastisitas produksi ini juga disebut dengan koefisien fungsi dan
disimbolkan dengan tanda e atau eprod. Setiap eford memiliki batas wilayah
sendiri sendiri.

B. Saran
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan, sumber bacaan,
serta rujukan, sehingga berdampak pada kesempurnaan penyusunan makalah
ini. Kalau ditinjau lebih dalam lagi, isi makalah ini memang tergolong kurang.
Namun kami sebagai penulis mengharapkan saran serta kritikan yang
membangun supaya dapat menutupi kekurangan dan keterbatasan penyajian.
DAFTAR PUSTAKA
Desmizar dan Kasir Iskandar. 2003. Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dumairy. 1991. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: BPFE
Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jakarta: CSS.

Anda mungkin juga menyukai