Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Proses Eksogenetik

eksogen/eksogenik merupakan tenaga/gaya pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi.
Perubahan bentuk muka bumi yang disebabkan oleh proses eksogenik ini ada yang sifatnya agradasi
(konstruktif) dan degradasi (destruktif) yang keduanya dilandasi oleh latar belakang geologi sebelumnya.

Perbedaan kedua sifat ini secara singkat adalah agradasi berarti akan menaikan permukaan bumi dari
yang lebih rendah ke lebih tinggi dengan jalan penumpukan mineral, misalnya dalam proses sedimentasi
sedangkan yang bersifat degradasi akan berupa sebaliknya, contohnya dalam proses erosi, pelapukan
dan mass wasting. Akan tetapi kedua proses ini biasanya hanya akan disebut dengan satu istilah, yakni
denudasi. Padahal istilah denudasi cenderung mengarah kepada hal yang bersifat degradasi.

Dalam proses eksogenik disebabkan oleh suatu tenaga yang disebut tenaga eksogen. Tenaga ini
beberapa diantaranya yakni air yang mengalir di permukaan bumi, angina yang bertiup, gletser yang
bergerak, gelombang dan arus laut, penyinaran matahari, hujan, salju, perubahan temperatur dan
sebagainya. Tenaga eksogen inilah yang akan menyebabkan perubahan bentuk muka bumi yangsifatnya
agradasi maupun degradasi.

2. Frofil tanah

Profil tanah merupakan penampang melintang (vertikal) tanah yang tersusun atas lapisan tanah (solum)
dan lapisan bahan induk. Solum atau lapisan tanah yakni merupakan bagian dari profil tanah yang
terbentuk karena akibat proses pembentukan pada tanah.

Profil tanah adalah lapisan-lapisan tanah tertentu yang menunjukkan tingkat kepadatan, ketebalan,
warna, struktur yang berbeda dan lapisan tanah itulah yang disebut dengan horizon. Adapun lapisan –
lapisan tanah tersebut akan menjadi beberapa cakrawala, diantaranya;
1. Horizon O

Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang mengandung bahan
organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison ini sangat bisa ditemukan pada
hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon organik ini merupakan tanah yang
mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen dari keseluruhan penampang tanah.

Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sisa tanaman yang
masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting pohon sedangkan untuk horizon
O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian tanaman yang sudah tidak berbentuk lagi
karena telah mengalami pelapukan lanjutan.

2. Horizon A

Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan tanah. Untuk
horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh struktur batuan asli
pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik yang telah bercampur dengan
mineral dengan sangat intensif.

Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang gelap bercampur
dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih halus akan mudah larut
dan terbawa ke lapisan bawah.

3. Horizon E

Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah tidak memiliki kandungan mineral
yang cukup besar. Horizon E ini kerap kali melekat pada jenis Horizon A dengan tujuan menggantikan
lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon di bawahnya, yaitu dengan cirinya yang
warna lebih terang daripada horizon B.

4. Horizon B

Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah mengalami
perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli dicirikan hilang pada
horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti jenis tanah alluvial dari silikat,
humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam bentuk gabungan maupun tunggal.

5. Horizon C

Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan oleh sedikit proses
pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B. Letaknya berada pada lapisan
tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.

6. Horizon D atau R

Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari batuan yang sangat
padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-batuannya. Batuan yang ada
pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu gamping, dll.

Secara ertimologi, lapisan-lapisan pada tanah terbagi menjadi 3, yakni lapisan tanah atas, lapisan tanah
bawah, dan batuan induk tanah. Adapun penjelasan mengenai ketiga lapisan ini sebagai berikut ;
1. Lapisan Tanah Atas

Lapisan tanah atas memiliki warna yang relatif gelap dan hitam-hitam, dan memiliki ketebalan sekitar
10 sampai 30 cm. Lapisan tanah atas ini adalah lapisan tanah tersubur, karena terdapat bunga tanah
atau humus. Lapisan tanah atas (top soil) juga merupakan bagian yang optimal untuk kehidupan
tumbuh-tumbuhan. Semua komponen tanah ada pada lapisan ini yaitu bahan organik 5%, mineral 45%
dan udara sekitar 20 hingga 30%.

2. Lapisan Tanah Bawah

Memiliki warna yang lebih cerah dan lebih padat dibanding tanah lapisan atas. Lapisan tanah bawah ini
memiliki ketebalan 50 hingga 60 cm, yang mana lebih tebal daripada lapisan tanah atas, Pada lapisan
tanah bawah ini aktivitas jasad hidup mulai berkurang. Biasanya pada lapisan ini ditumbuhi tanaman-
tanaman yang berumur panjang dan akar tunggang.

3. Batuan Induk Tanah

Batuan induk tanah, lapisan tanah ini relatif kemerah-merahan. dan pada lapisan ini dapat di pecah dan
diubah dengan mudah, Akan tetapi sukar ditembus oleh akar. Jika pada lereng – lereng gunung, lapisan
ini akan terlihat jelas karena lapisan sudah berada di atasnya akibat air hujan. Jika ini lebih dalam berupa
batuan pejal yang belum pernah mengalami proses pemecahan/pelapukan. Sedangkan pada lapisan
tanah ini tumbuh-tumbuhan jarang bahkan sukar bisa hidup.

3. Proses-proses hipogen (endogenetik)

Diastromisme dan vulkanisme diklasifikasikan sebagai proses hipogen atau endapan karena gaya yang
bekerja berasal dari dalam (bagian bawah) kerak bumi.
a. Diastrophisme (tektonisme)

Proses diastropisme adalah proses strutural yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa
dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi. Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya
mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya
puncak dan lembah disebut lipatan. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu puncak
lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Proses datropisme juga dapat menyebabkan struktur
lapisan-lapisan batuan retak-retak dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang
mengalami pemerosotan yang membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak
patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.

b. Vulkanisme

Vulkanisme termasuk pergerakan dari larutan batuan (magma) yang menerobos ke permukaan bumi.
Akibat dari pergerakan (atau penerobosan) magma tersebut akan memberikan kenampakan yang
muncul di permukaan berupa badan-badan intrusi, atau berupa deomal folds (lipatan berbentuk dome)
akibat terobosan massa batuan tersebut), sehingga perlapisan pada batuan di atasnya menjadi tidak
tampak lagi atau telah terubah.

4. a. Pengertian Epirogenesis

Epirogenesis adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit dengan arah vertikal baik ke atas maupun ke
bawah dengan gerakan yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah
yang luas. Berdasarkan arah geraknya, gerak epirogenesis dibagi dalam 2 macam, yaitu:

• Epirogenesis Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik.

• Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan.

Anda mungkin juga menyukai