A. Pengertian litosfer
Litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos artinya batuan dan sphera artinya lapisan.
Dilansir dari National Geographic, litosfer adalah bagian terluar dari bumi yang padat. Litosfer meliputi
bagian atas mantel dan kerak bumi, menjadi bagian terluar dari struktur bumi.
Litosfer sendiri lapisan kulit bumi yang tersusun dari batuan dan mineral. Batuan pada litosfer adalah
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Litosfer sendiri memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah bisa terjadi jika batuan
di litosfer mengalami degradasi, erosi, maupun proses fisika lainnya.
Batuan kecil dan pasir bercampur dengan hasil komponen organis makhluk hidup yang kemudian
membentuk tanah untuk digunakan tempat hidup berbagai organisme.
Lapisan kerak bumi atau litosfer terbagi menjadi dua macam, yaitu:
•Lapisan sial
Tersusun dari logam silisium dan alumunium yang berbentuk senyawa SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan ini
terdapat batuan sedimen, granit endesit, dan batuan lain yang ada di daratan benua.
Lapisan sial merupakan lapisan kerak bersifat padat dan berbatu. Litosfer ini terbagi menjadi dua bagian:
Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di atas dan batuan beku di bawah.
Kerak ini sering dikenal sebagai benua.
Kerak samudra, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan laut di atas, batuan vulkanik di
bawah, dan yang paling bawah lagi ada batuan beku gabro dan pridolit. Lapisan ini terdapat di dasar
samudra.
•Lapisan sima
Disebut juga sebagai lapisan silisium magnesium. Lapisan yang tersusun oleh logam silisium dan
mengnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO.
Litosfer terdiri dari tiga jenis material utama sebagai bahan dasar. berikut material batuan penyusun
litosfer:
•Batuan beku
Terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Sekitar 80 persen
batuan yang menyusun kerak bumi adalah batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku, terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
Batuan beku dalam, yang terjadi dari pembekuan magma yang berada jauh di dalam
kulit bumi. Seperti granit, diotit, dan gabro.
Batuan beku gang atau korok, terjadi dari magma yang membeku di lorong antara magma dan
permukaan bumi. Magma yang terserap di lapisan litosfer kemudian membentuk kristal mineral.
Campuran kristal mineral inilah ciri dari batuan korok.
Batuan beku luar, terjadi dari magma yang keluar ke permukaan bumi. Contohnya, basalt, diorit,
andesit, obsidin, scoria, dan batu apung
•Batuan sedimen
•Batuan metamorf
Kelompok batuan hasil transformasi dari satu tipe ke tipe sebelumnya. batuan metamorf mrupakan
bagian dari kerak bumi dan diklasifikassikan berdasarkan terksturnya.
Batuan jenis ini terbentuk akibat berada dalam kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan
besar dari lapisan batuan di atasnya
•Manfaat litosfer
Litosfer atau kerak bumi menjadi bagian dari bumi yang secara langsung memengaruhi kehidupan.
Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi makhluk idup, termasuk manusia.
Litosfer bagian bawah mengandung bahan mineral yang juga bermanfaat bagi makhluk hidup. Misalnya,
minyak bumi, gas, batu bara, besi, nikel, dan timah.
Selain sebagai tempat kehidupan mahkluk hidup, litosfer juga menyediakan bahan-bahan yang
dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya, bercocok tanam dan membangun
tempat tinggal.
•Lempeng tektonik
Litosfer pada bumi sangat berkaitan erat dengan aktivitas tektonik. Aktivitas tersebut menggambarkan
interaksi lempengan besar litosfer.
Pergerakan lempeng tektonik dimungkinkan oleh energi panas dari bagian mantel litosfer. Energi panas
membuat batuan litosfer lebih elastis.
Aktivitas tektonik memberikan dampak geologis di bumi, seperti gempa bumi, gunung berapi,
pembentukan gunung (orogeni), dan parit laut.
Aktivitas tektonik dapat membentuk litosfer atau kerak bumi yang baru. Pada litosfer samudera dan
benua, lempeng tektonik sering bergeser satu sama lain
Komponen pada lingkungan, seperti biosfer (makhluk hidup), cyrosphere (daerah beku dan tanah beku),
hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) saling berhubungan dan mampu memengaruhi litosfer.
Batuan keras dari litosfer dapat dihancurkan melalui pergerakan gletser (cyrosphere) yang kuat.
Pelapukan dan erosi yang disebabkan angin (atmosfer) atau hujan (hidrosfer) juga dapat merusak
lapisan litosfer.
Komponen organik biosfer, sisa tumbuhan dan hewan yang bercampur dengan batuan yang terkikis juga
bisa menciptakan tanah yang subur.
Litosfer yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan cyrosphere memengaruhi perbedaan suhu di
bumi.
Gunung-gunung tinggi sering memiliki suhu lebih rendah dibandingkan lembah atau bukit. Zona iklim
suatu wilayah juga diperlukan untuk organisme makhluk hidup yang berada di kawasan tersebuta
Dalam buku Pengantar Geologi (2014) karya Djauhari Noor, secara garis besar proses pembentukan
muka bumi menganut azas berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles).
Di mana itu meliputi pembentukan daratan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen) maupun proses
penghancuran atau pelapukan karena pengaruh luar atau tenaga eksogen.
•Tenaga Endogen
Tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit bumi
yang meliputi bagian luar permukaan bumi hingga bagian dalam bumi
•Epirogenesa
Epirogenesa berasal dari bahasa latin "epiros" yang berati benua dan "genesis" yang artinya
pembentukan.
Proses epirogenesa yang terjadi pada daerah yang sangat luas, maka akan terbentukan suatu benua
•Orogenesa
Orogonesa berasal dari bahasa latin "oros" yang berarti gunung dan "genesis" yang berati pembentukan.
Proses orogenesa yang terjadi pada daerah yang luas akan membentuk suatu pegunungan dan dikenal
sebagai mountain building forces.
Kedua gaya tersebut menyebabkan tebentuknya bentuk-bentuk bentang alam yang membangun
(contructional landforms).
Apabila disuatu daerah yang tersusun dari batuan yang perlapisannya horizontal, maka terbentuk
bentangalam yang disebut dengan dataran.
Proses itu dapat terjadi pada lapisan-lapisan batuan yang berada di bawah laut, kemudian terangkat
oleh gaya endogen menghasilkan bentuk bentang alam daratan.
•Tenaga eksogen
Biasanya tenaga eksogen merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen hingga membentuk
bentuk akhir.
•Pelapukan
Pelapukan mekanis terjadi karena pemuaian dan penyusutan batu-batuan akibat naiknya suhu udara
pada siang hari dan turunnya suhu pada malam hari.
Pelapukan biologis adalah pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup, seperti desakan akar
tumbuh-tumbuhan pada batuan
Sementara pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang merusak batua-batuan sekaligus mengubah
susunan kimiawi.
Pelapukan kimiawi terjadi karena adanya gas asam arang yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan.
•Pengangkutan
Pada umumnya pengangkutan dapat terjadi dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
•Pengikisan
•Pengendapan
Pengendapan merupakan kelanjutan dari tenaga eksogen dalam mencapai pekerjaan akhir.
Bahan bahan di angkut dan di kikis selama dalam pengangkutan akan di endapkan di suatu tempat yg
lebih rendahHasilnya disebut bahan endapan atau aluvial. Biasanya pengendapan dapat terjadi di dasar
laut, sungai, dasar danau, atau dataran rendah. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), perubahan pada bumi disebabkan oleh perombakan akibat adanya tenaga geologi.
Tenaga geologi tersebut menghasilkan berbagai relief di permukaan bumi. Bentuk permukaan bumi
yang kita tempati tidak rata. Kenyataannya permukaan bumi ada yang cembung ada yang
cekung.Bentuk cembung dapat berupa bukit, gunung, maupun pegunungan. Sedangkan bentuk cekung
dapat berupa lembah, danau, maupun lautan
C. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan
oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi
gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode
waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan
besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa
di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas
getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini
merupakan penjelasannya :
a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa
G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya
energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh :
gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang
runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km
di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya.
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km
di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih teras
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.
Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus
dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami
transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti
ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
1. Dampak fisik :
2. Dampak sosial :
Menimbulkan kemiskinan.
Kelaparan.
Menimbulkan penyakit.
Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan politik, sistem
ekonomi, dsb.
Berikut ini adalah cara atau sikap kita saat menghadapi gempa bumi, yaitu :
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan
sebagainya.
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang
tinggi dan sebagainya.
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.4. Bila
sedang mengendarai kendaraan :
5. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan
secara mendadak
Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan :
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
10.Evakuasi :
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu
dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan
berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali
setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat
memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak
karena informasi yang tidak jelas.
Seismograf adalah alat yang digunakan atau dipakai untuk mengukur kuat dan lemahnya suatu gempa
bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa ataupun getaran
bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan arah secara vertikal.
Besaran gempa didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dan dicatat oleh alat Seismograf dengan
menggunakan Skala Richter.
Demikianlah artikel mengenai pengertian gempa bumi, jenis-jenis, penyebab, akibat, dan cara
menghadapi gempa bumi. Semoga artikel ini dapat berguna serta dapat bermanfaat untuk Anda semua.
(forumteropongid)
D. Tenaga eksogen
Tenaga eksogen iaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak
bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil
tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Air iaitu berupa seperti aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, glasier, dan sebagainya.
Makhluk hidup iaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bahagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen
iaitu dengan pengenapan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut
muncul bukit hasil aktiviti plat tektonik atau olakan mantel. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui
tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau
dengan hanya gravitasi Bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain
yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang
akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air
tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa
juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
E. degradasi lahan
Degradasi lahan adalah proses di mana kondisi lingkungan biofisik berubah akibat aktivitas manusia
terhadap suatu lahan.Perubahan kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak dan tidak
diinginkan.Bencana alam tidak termasuk faktor yang mempengaruhi degradasi lahan, tetapi beberapa
bencana alam seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan merupakan hasil secara tidak langsung dari
aktivitas manusia sehingga dampaknya bisa disebut sebagai degradasi lahan.Degradasi lahan memiliki
dampak terhadap produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki efek terhadap ketahanan
pangaDiperkirakan hingga 40% lahan pertanian yang ada di dunia saat ini telah terdegradas
Sejak berabad-abad jenis degradasi lahan yang terjadi diantaranya disebabkan oleh erosi air, angin, dan
mekanis; degradasi secara kimiawi dan biologi. Empat jenis degradasi lainnya telah muncul pada abad
ini, yaitu:[5]
Secara rinci ada 36 jenis degradasi lahan yang semuanya disebabkan oleh manusia
•Penybab
Degradasi lahan merupakan masalah serius yang sebagian besar terkait dengan aktivitas pertanian.
Penyebab utama termasuk:
Hilangnya nutrisi tanah secara permanen akibat praktik pertanian yang kurang baik
Kontaminasi tanah
Pertambangan
Pertanian monokultur
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga pembentuk muka Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Aktivitas
endogen terdiri atas 3, yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme.
Tektonisme dapat mengubah bentuk muka Bumi menjadi naik atau turun. Gerakan tektonisme dapat
dibuktikan oleh adanya patahan, lipatan, dan retakan pada kulit Bumi.Pegunungan sendiri terbentuk
oleh lipatan dan patahan.
Aktivitas vulkanisme memiliki kaitan erat dengan keberadaan magma di dalam Bumi. Aktivitas magma
mampu membentuk wajah muka Bumi menjadi berbagai bentuk. Salah satu akibat dari aktivitas
vulkanisme adalah terbentuknya gunung api. Aktivitas pasca vulkanisme dapat membentuk berbagai
kenampakan alam seperti geyser (mata air panas), plato, sumbat lava, dan kaldera.
Seisme (gempa Bumi) terjadi akibat terjadinya aktivitas tektonisme dan vulkanisme. Gempa bumi
adalah gejala terjadinya pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar ke permukaan Bumi akibat
adanya gangguan di lempeng Bumi. Gempa bumi yang terjadi di laut akan mengakibatkan munculnya
tsunami.
2. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka Bumi yang berasal dari luar (dari permukaan Bumi).
Tenaga ini berasal dari unsur atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), dan biosfer (lapisan
kehidupan). Aktivitas eksogen terdiri atas empat, yaitu pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan
denudasi.
Pelapukan adalah proses pengelupasan yang terjadi pada lapisan Bumi atau batuan. Pengelupasan
terjadi atas beberapa faktor. Perbedaan faktor akan memberikan proses serta dampak yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, pelapukan dapat terbagi menjadi 3, yaitu pelapukan fisik/mekanik, pelapukan
kimia, dan pelapukan biologis/organik.
Pengikisan adalah salah satu proses pengubahan muka Bumi. Akibat dari terjadinya pengikisan adalah
teruraikannya massa tanah atau batuan ke tempat lain.
Pengendapan memiliki kaitan dengan proses pelapukan. Hasil dari proses pelapukan dan erosi
menghasilkan materi yang terangkut. Materi yang terangkut ini terbawa ke tempat yang lebih datar dan
mengendap di sana. Pengendapan ini dapat membentuk bentang alam.
Denudasi adalah proses perombakan yang membentuk bentang alam. Longsoran adalah salah satu
akibat dari adanya perombakan
Bab II pembahasan
Kita mengetahui bahwa permukaan bumi selalu mengalami perubahan, baik yang disebabkan
oleh :enaga endogen maupun tenaga eksogen. Perubahan bentuk permukaan bumi tersebut
menyebabkan adanya daerah yang tinggi dan daerah yang rendah. Berdasarkan tinggi rendahnya suatu
wilayah, bentang lahan di permukaan bumi dapat dibedakan atas dataran rendah, dataran tinggi, bukit,
lembah, gunung, dan pegunungan.
1. Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian 0 – 500 meter di atas
permukaan laut. Dataran rendah pada umumnya mempunyai relief yang relatif datar dengan suhu udara
22 °C – 30 °C. Selain itu, tanah di dataran rendah subur karena merupakan wilayah pengendapan.
Karena didukung ketersediaan air yang cukup, dataran rendah mudah dimanfaatkan oleh penduduk
untuk berbagai macam kegiatan ekonomi.
Coastal plains merupakan dataran pantai yang diakibatkan oleh lapisan-lapisan tanahyang dulunya
berada di bawah permukaan laut, kemudian terangkat sehingga muncul di atas permukaan laut.
Sedangkan interior plains adalah dataran yang akhirnya tampak di permukaan laut.
b. Alluvial Plains, flood plains, dan delta plains
Aliran air yang bergerak menuruni di lereng-lereng pegunungan atau dataran tinggi tentu membawa
puing-puing batuan dan tanah. Bila aliran ini sampai pada tempat yang lebih rendah, maka material-
material yang dibawanyaakan tertumpuk dan membentuk alluvial plains. Delta plains, terbentuk pada
muara sungai, dimana aliran air menjadi lebih lambat, maka bahan-bahan yanmg dibawa oleh sungai
akan diendapkan di bagian muara sungai. Sedangkan flood plains, terbentuk dari material-material yang
dibawa oleh air sungai pada waktu meluap karena banjir. Material-material ini kemudian ditinggalkan
setelah daerah banjir ini kembali kering, dan merupakan daerah yang subur.
c. Lake Plains
Apabila aliran pembuangan suatu danau terbendung atau mengalami kekeringan sehingga material-
material yang ada di bawah air tampak maka terbentuklah lake plains.
glacial drift terbentuk sebagai akibat adanya endapan-endapan sungai glacial yang menutupi suatu
daerah yang luas. Beberapa plains dapat terbentuk dari deposit-deposit yang disebut till (suatu nama
yang diberikan untuk batuan atau tanh yang ditinggalkan aliran gletser apabila es mencair). Outwash
plains terbentuk seperti halnya alluvial plains tetapi berasal dari bahan-bahan yang diendapkan oleh
aliran es yang mencair.
e. Lava Plains
Dataran ini terbentuk seperti halnya lava plateau, tetapi dalam keadaan yang lebih rendah.
f. Loss
Kadang-kadang angin membawa tanah yang subur dalam jumlah yang besar dan diendapkan sehingga
membentuk suatu dataran rendah. Contohnya tanah Kuning yang subur, yang membentuk dataran yang
luas di bagian tenggara Cina.
2. Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian antara 500 – 1.500 meter di atas
permukaan laut yang mempunyai relief relatif datar. Suhu udara di daerah dataran tinggi 10 °C – 20 °C.
Oleh karena itu, di daerah dataran tinggi cocok untuk daerah perkebunan dan tanaman sayuran.
Dataran tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Dataran
Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Daratan tinggi Gayo di Aceh.
3. Bukit
Bukit merupakan bagian permukaan bumi berbentuk seperti kubah dengan ketinggian antara 200 – 300
meter dari daerah sekitarnya.
4. Lembah
Lembah adalah bagian permukaan bumi berbentuk seperti cekungan yang pada umumnya terletac di
antara dua pegunungan atau gunung. Contohnya adalah lembah Baliem di Papua.
5. Gunung
Gunung merupakan bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah terdiri atas sar. puncak
dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Di Indonesia banyak terdapr: gunung, baik
yang masih aktif maupun yang sudah mati. Gunung-gunung di Indonesia antara Gunung Merapi,
Gunung Bromo, Gunung Krakatau, dan Gunung Semeru.
6. Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Pegunungan yang terdapat di Indonesia antara
lain Pegunungan Barisan di Sumatra dan Pegunungan Sudirman di Papua. Terdapat lima macam
pegunungan, yaitu:
a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan Lipatan terjadi karena desakan dari magma, yang kemudian menimbulkan gerakan pada
lapisan bumi. Dari gerakan inilah timbul suatu tarikan dan tekanan, sehingga lapisan-lapisan kulit bumi
mengalami penggelombangan atau bahkan pelipatan. Pelipatan ini akan terjadi apabila tanahnya tidak
keras dan tidak mudah terpatahkan, seperti pada batuan sedimen, serta tenaga yang mendesaknya
berjalan perlahan-lahan atau dengan kekuatan yang sedang. Contohnya yaitu Pegunungan Kendeng dan
Pegunungan Rembang.
b. Pegunungan Patahan
Pegunungan patahan terjadi karena retaknya suatu bentangan. Patahan dapat juga terjadi karena
pengurangan isi lapisan dalam kerak bumi, misalnya terjadi letusan vulkanik, sehingga satu bagian kulit
bumi merosot ke bagian di sekitar terjadinya letusan vulkanik. Macam bentuk patahan yaitu slenk dan
horst. Contoh pegunungan patahan yaitu bagian selatan Pulau Jawa, yang merupakan patahan yang
miring ke arah selatan, sedangkan lereng bagian utara di beberapa tempat sangat terjal.
c. Pegunungan Berapi
Terjadinya pegunungan berapi adalah akibat dari adanya gejala vulkanis, yaitu peristiwa alam yng
berkaitan dengan keluarnya magma dari dapur magma ke permukaan bumi.
d. Pegunungan Dome
Dome adalah lapisan bumi yang terangkat sehingga terbentuklah lapisan-lapisan yang melengkung
seperti kubah atau cembung dan bundar. Meliputi daerah yang cukup luas. Dome adalah kebalikan dari
Basin. Dengan kata lain pegunungan dome terbentuk karena adanya intrusi. Contohnya di Indonesia
adalah Dome Sangiran.
e. Pegunungan kompleks
Pegunungan ini terbentuk karena berbagai proses, dan merupakan campuran dari peristiwa lipatan,
patahan, dan vulkanis. Contoh pegunungan ini adalah Pegunungan Tengger, dan Dieng.
Degradasi lahan adalah proses di mana kondisi lingkungan biofisik berubah akibat aktivitas manusia
terhadap suatu lahan. Perubahan kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak dan tidak diinginkan.
Bencana alam tidak termasuk faktor yang mempengaruhi degradasi lahan, namun beberapa bencana
alam seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan merupakan hasil secara tidak langsung dari aktivitas
manusia sehingga dampaknya bisa disebut sebagai degradasi lahan.
Degradasi lahan memiliki dampak terhadap produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki
efek terhadap ketahanan pangan.Diperkirakan hingga 40% lahan pertanian yang ada di dunia saat ini
telah terdegradasi.
Sejak berabad-abad jenis degradasi lahan yang terjadi diantaranya disebabkan oleh erosi air, angin, dan
mekanis; degradasi secara kimiawi dan biologi. Empat jenis degradasi lainnya telah muncul di abad ini,
yaitu:[5]
Secara rinci ada 36 jenis degradasi lahan yang semuanya disebabkan oleh manusia.
Degradasi lahan merupakan masalah serius yang sebagian besar terkait dengan aktivitas pertanian.
Penyebab utama termasuk:
Hilangnya nutrisi tanah secara permanen akibat praktek pertanian yang kurang baik
Kontaminasi tanah
Pertambangan
Pertanian monokultur
Kepadatan populasi manusia yang tinggi tidak selalu terkait dengan degradasi lahan, melainkan praktek
yang dilakukan manusia terhadap lahan yang ditempatinya. Populasi dapat mendayagunakan sekaligus
melestarikan lahan jika menginginkannya tetap produktif dalam waktu lama. Hingga kini, degradasi
lahan merupakan faktor utama penyebab migrasi manusia besar-besaran di Afrika dan Asia.[7]
Tumbuhan berfungsi untuk meningkatkan penguapan melalui dedaunan (transpirasi) dan menyerap
panas. Jika tumbuhan itu banyak ditebang maka suhu udara akan berkurang dan penguapan semakin
berkurang.
2. Hilangnya spesies
Spesies makhluk hidup yang ada di dalam hutan menjadi hilang atau bahkan punah karena hutan
sebagai habitatnya mengalami kerusakan. Sebagian hewan bermigrasi ke wilayah lain yang kondisi
hutannya lebih baik atau terpaksa masuk ke pemukiman penduduk, merusak kebun atau mengganggu
aktifitas manusia
3. Kerugian ekonomi
Kehilangan berbagai jenis spesies makhluk hidup karena rusaknya lahan menimbulkan kerugian yang tak
ternilai harganya.
4. Banjir
Banjir akan semakin sering terjadi karena berkurangnya infiltrasi dan meningkatnya limpasan
permukaan
Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani ini ternyadi karena produktifitas lahannya terus
menurun.
6. Terjadinya erosi
Terbukanya lahan karena kerusakan hutan memungkinkan terjadinya erosi yang sangat intensif pada
lahan sehingga tanah menjadi tidak subur.
Nilai estetika dari keanekaragam tumbuhan dan hewan yang hidup pada suatu lahan menjadi hilang.
Hasil-hasil hutan yang secara ekonomi dapat memberikan keuntungan seperti kayu, buah-buahan, dan
tanaman obat akan berkurang atau bahkan hilang.
9. Hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur, sehingga penjangkaran (pencengkraman) akar
tanaman tidak ada lagi. Selain itu, unsur-unsur hara juga ikut terhanyutkan. Akibatnya tanah tidak subur
lagi dan berkembang menjadi tanah yang tandus.
10.Akibat selanjutnya adalah produksi pertanian menurun. Pengelolaan pertanian menjadi lebih mahal
karena banyak pupuk yang harus dibeli dalam rangka mengembalikan produktivitasnya.
11.Jika biaya produksi pertanian menjadi tinggi, maka menjadikan kemiskinan bagi para petani.
12.Semakin berkurangnya alternatif pengusahaan lahan, sebab jenis tanaman yang dapat tumbuh
semakin terbatas.
13.Karena lahan garapannya sudah tidak subur, maka petani akan membuka hutan untuk dijadikan
sebagai lahan garapan baru. Hal ini sangat berbahaya untuk terjadinya erosi kembali.
14.Hutan semakin gundul dan erosi terus terjadi, akibatnya sumber air tanah semakin berkurang karena
infiltrasi air tidak terjadi lagi. Selanjutnya, air limpasan semakin banyak dan mengakibatkan bahaya
banjir di bagian hilir