Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LITOSFER

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup di planet bumi tinggal pada lapisan bumi yang keras dankaku
yang disebut kulit bumi atau litosfer. Litosfer ini terletak paling atas atau paling luar dari
bagian bumi, sehingga sering disebut dengan kerak bumi dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan 1200 km. yang dimaksud batuan disini bukanlah benda yang keras saja yang
dilihat dalam kehidupan sehari-hari berupa batu, akan tetapi juga dalam bentuk tanah liat,
abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya.
Litosfer merupakan lapisan bumi yang merupakan tempat tinggal makhluk hidup,
baik manusi, hewan, dan tumbuhan. Semua aktifitas manusia dilakukan di lapisan
atmosfer. Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa pegunungan,
dataran tinggi, maupun dataran rendah. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor alam yaitu
tenaga endogen dan tenaga eksogen. Oleh sebab itu, kita perlu mengkaji lebih dalam
mengenai litosfer, bahan-bahan pembentuk, proses pembentuk serta pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu litosfer?
2. Apa saja aspek-aspek dalam litosfer?
3. Bagaimana proses pergerakan lempeng?
4. Bagaimana proses pembentukan muka bumi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu listofer.
2. untuk mengetahui aspek apa saja yang termasuk di dalam litosfer.
3. Untuk mengetahui proses pergerakan lempeng.
4. Untuk mengetahui proses pembentukan muka bumi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah
litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit
bumi. Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan,
umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya
lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington,
batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan
aluminium oksida.
Terdapat dua tipe litosfer yaitu:
1. Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar
samudera, memiliki ketebalan 50-100 km.
2. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. Kerak benua memiliki
kedalaman 40-200 km.
B. Aspek-Aspek Litosfer
1. Batuan
2. Tanah
3. Gunung dan Pegunungan
4. Dataran Tinggi
5. Perbukitan
6. Dataran Rendah
7. Bentuk Muka Bumi Dasar Laut
C. Proses pembentukan muka bumi
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menghasilkan
relief muka bumi. Tenaga endogen dibagi menjadi tiga, yaitu tektonisme, vulkanisme,
dan gempa bumi.
a. Tektonisme

3
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan
terjadinya pergeseran dan perubahan letak lapisan batuan secara horizontal dan
vertikal. Aktivitas tektonisme dibagi menjadi dua, yaitu orogenetik dan
epirogenetik.
a) Orogenetik
Orogenetik adalah pergeseran lapisan bumi secara cepat meliputi daerah yang
sempit. Peristiwa ini disebut pula proses pembentukan gunung atau
pegunungan. Proses orogenetik menghasilkan lipatan dan patahan.
- Lipatan adalah proses penekanan batuan lunak oleh kekuatan dari dalam bumi
sehingga batuan tersebut bersambung dalam bentuk lipatan. Lipatan pada
umumnya terbentuk dari dua unsur, yaitu sinklin (lipatan yang membentuk
lembah) dan antiklin (lipatan yang membentuk busur).

- Patahan (faulting) adalah proses kekuatan endogen yang menekan struktur


batuan keras sehingga struktur satu dengan lainnya terpisah atau patah.
b) Epirogenetik
Epirogenetik adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi dalam waktu
yang lama meliputi wilayah yang luas. Epirogenetik disebut juga proses
pembentukan benua. Epirogenetik dibedakan menjadi dua macam, yaitu
epirogenesis positif dan epirogenesis negatif.

4
- Epirogenesis positif adalah gerak turunnya daratan sehingga terlihat
permukaan air laut mengalami kenaikan.
- Epirogenesis negatif adalah gerak naiknya daratan sehingga terlihat
permukaan air laut mengalami penurunan.

b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah aktifitas penerobosan atau keluarnya magma dari dalam perut
bumi akibat dari tingginya temperatur dan tekanan gas. Gunung merupakan
tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Rangkaian dari
gunung-gunung membentuk pegunungan. Gunung dan pegunungan terbentuk
akibat adanya tenaga endogen. Apabila suatu tempat di permukaan bumi yang
pernah atau masih mengeluarkan magma maka terbentuklah gunung berapi.
Bentuk-bentuk gunung api adalah sebagai berikut:

5
a. Gunung Api Perisai
Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang
sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri
gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar,
Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
b. Gunung api Starto
Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-
seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia
adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung,
Gunung Kerinci.

6
c. Gunungapi Maar 
Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat
yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung
maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari
bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung
Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo
(Italia),

Gunung api memiliki aktifitas magma. Aktifitas magma gunung berapi ada dua
macam, yaitu intruksi magma dan ekstrusi magma.

a. Intruksi magma adalah penyusupan magma diantara lapisan batuan tetapi tidak
sampai ke permukaan. Bentuk-bentuk yang ditimbulkan antara lain: batolit,
lakolit, sill, diaterma, dan gang (korok).

b. Ekstrusi magma (erupsi) adalah aktifitas magma yang sampai ke permukaan bumi
sehingga menyebabkan terjadinya letusan gunung berapi. Berdasarkan sifatnya,
erupsi dibagi menjadi tiga, yaitu: erupsi eksplosif, erupsi efusif, dan erupsi
campuran.
Terdapat beberapa macam material vulkanik, yaitu material padat, material cair, dan
bahan gas.

a. Material padat (eflata) berupa: bom vulkanik berupa batuan-batuan besar, tapili
berupa batu kecil, dan pasir serta abu vulkanik.
b. Material cair (efusifa) berupa: lava, lahar panas, dan lahar dingin.
c. Bahan gas (ekshalasi) berupa: gas fumarol, gas sulfatar, dan gas mufakat.
Gejala Vulkanik ada dua yaitu :

a. Gejala Pravulkanik
Gejala Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi
letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung api antara lain:
1) Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba
naik jadi panas).
2) Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.

7
3) Meningkatnya bau belerang yang menyengat.
b. Gejala pasca vulkanik
Gejala pasca vulkanik adalah gejala yang terjadi setelah terjadi letusan gunung api
di suatu daerah. Gejala pasca vulkanik ditandai dengan adanya:
1) Adanya sumber gas
2) Terdapat sumber air panasyang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di
Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
3) Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di
Cisolok Sukabumi (Jawa Barat).
c. Gempa bumi
Gempa bumi (seisme) adalah getaran kulit bumi yang disebabkan oleh adanya tenaga
endogen, pergeseran batuan, letusan gunung berapi, maupun longsoran. Menurut
penyebabnya, gempa bumi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi akibat pergeseran dan tumbukan antar
lempeng tektonik.
b. gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi saat atau sebelum letusan gunung api.
c. gempa runtuhan, yaitugempa yang disebabkan oleh runtuhnya batu dan tanah
akibat longsor.

Alat pengukur gempa adalah seismograf. Satuan pengukur kekuatan gempa umumnya
menggunakan skala richter. Pusat gempa yang ada di bawah kerak bumi disebut
hiposenter (hiposentrum). Pusat gempa bumi pada titik di permukaan bumi yang
terletak tegak lurus di atas hiposentrum disebut episenter (episentrum).

Gempa bumi mengakibatkan beberapa hal berikut ini:

a. Merusak dan menimbulkan kerugian material.


b. Korban jiwa dan harta benda.
c. Menghancurkan pemukiman dan lahan pertanian.
d. menghilangkan sumber mata air.
e. Merusak alam dan lingkungan.

8
2. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak.
Tenaga eksogen terdiri atas pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin, dan organisme. Berdasarkan proses
terjadinya, pelapukan dibedakan menjadi tiga, yaitu pelapukan mekanik, kimiawi,
dan organik.
a. Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil tanpa mengubah susunan kimia batuan. Faktor yang
menyebabkan terjadinya pelapukan mekanik antara lain sebagai berikut.
1) Perbedaan suhu yang sangat besar anatara siang dan malam. Kondisi ini
umunya terjadi didaerah gurun. Pada siang hari suhu udara di daerah
tersebut sangat tinggi sehingga batuan mengalami pemuaian, sedangkan
pada malam hari suhu udara sangat rendah sehingga batuan mengerut.
Perubahan suhu itu menyebabkan batuan mudah retak dan akhirnya
pecah menjadi bagian yang lebih kecil.
2) Pembekuan air di dalam celah-celah batuan. Air didalam keadaan cair
akan meningkatkan volume jika membeku menjadi kristal-kristal es.
Oleg karena itu, air yang membeku di dalam celah-celah batuan dapat
menekan batuan sehingga pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
b. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang
disertai perubahan sruktur kimia batuan. Pelapukan ini terjadi karena adanya

pelarutan. Air hujan yang mengandung dan asam amoniak sangat besar

daya pelarutannya. Selain itu, suhu udara yang tinggi dan curah hujan yang
besar mempercepat proses pelapukan kimiawi.
Pelapukan kimiawi dapat kita temukan pada daerah kapur. Curah hujan
disertai suhu udara yang tinggi mempercepat pelarutan batuan kapur.

9
Bentuk-bentuk hasil pelapukan kimiawi di daerah kapur anatra lain dolina,
gua atau sungai dibawah tanah, serta stalaktit dan stalakmit.
c. Pelapukan Organik
Pelapukan organik merupakan proses penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh binatang dan tumbuhan. Contohnya adalah proses
penghancuran batuan yang dilakukan oleh akar tanaman yang menempel
pada batuan.
2. Erosi
Erosi atau pengkikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah
oleh tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, anatara lain angin dan air.
Erosi yang berlangsung secara alamiah dapat dikatakan tidak mengganggu
keseimbangan lingkungan karena partikel-partikel tanah yang diendapkan seimbang
dengan tanh yang berbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah. Adapun erosi
yang terjadi akibat kesalahan manusia dalam mengelola lahan dapat menimbulkan
bencana. Misalnya, pengundulan hutan dapat menyebabkan tanah longsor.
a. Erosi Aliran Permukaan
Erosi aliran permukaan dapat terjadi apabila intensitas dan atau lamanya hujan
melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh karena itu, laju erosi permukaan
dipengaruhi oleh kecepatan dan turbukensi aliran.
b. Erosi Angin
Proses pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin disebut
deflasi. Erosi angin banyak terjadi di daerah gurun. Angin kencang yang
membawa kerikil dan pasir mengikis batuan yang dilaluinya. Bentuk-bentuk
lahan yang dapat diamati akibat erosi angin anatara lain batu jamur.
c. Erosi Gletser
Erosi getser sering disebut erosi glasial, yaitu erosi yang terjadi akibat
pengikisan es yang bergerak menuruni lereng. Erosi gletser dapat terjadi di
pegunungan tinggi yang tertutup salju, misalnya di pegunungan Himalaya,
Pegunungan Alpen, dan Pegunungan Rocky.

10
Ciri khas bentuk lahan akibat erosi gletser adalah adanya alur-alur lembah
yang arahnya relatif sejajar. Erosi gletser yang berlangsung lama dapat
membuat lembah-lembah yang dalam dengan bentuk seperti huruf U.
d. Erosi Air Laut
Erosi air laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi air laut disebabkan oleh
gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian
diendapkan di sekitar pantai tersebut. Makin besar gelombang air laut makin
kuat pula tenaga untuk mengikis batuan.
Beberapa bentuk lahan akibat erosi air laut antar lain sebagai berikut.
1) Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
2) Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
3) Dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat
telihat jelas pada saat pasang surut.

3. Mass Wasting
Mass wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan atau tanah karena
pengaruh gaya berat. Proses terjadinya mass wasting hampir sama dengan proses
erosi, yaitu melalui tahapan pelepasan massa batuan atau tanah dari batuan
induknya, pemindahan batuan yang terkikis (transportasi), dan pengendapan
(sedimentasi).
Bentuk-bentuk mass wasting antara lain sebagai berikut:
a. Tanah longsor (land slide).
b. Tanah amblas atau ambruk (subsidence).
c. Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanahyang gerakannya
terputus-putus sehingga hasilnya memperlihatkan bentukan seperti teras.
d. Tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh air pada lereng-
lereng yang landai.
e. Lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir dengan kadar air
yang tinggi.
f. Rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng
yang landai.

11
4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga
media pengangkutan berkurang (menjadi lambat). Karena media pengankut materi
berbeda-beda, sedimentasi juga menghasilkan bentukan alam yang berbeda pula.
a. Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut
oleh air sepanjang aliran sungai. Tempat-tempat pengendapannya antara lain
di dasar sungai, danau, atau muara sungai. Proses pengendapan yang terjadi
di sepanjang aliran sungai memperlihatkan sifat yang khas, yaitu makin ke
hilir makin kecil ukuran butiran batuan yang diendapkan. Pada bagian hulu,
batuan yang diendapkan berupa batu besar. Pada bagian tengah, materi yang
diendapkan adalah batu-batu dengan ukuran yang lebih kecil, kerikil, dan
pasir kasar, sedangkan pada bagian hilir sampai muara sungai materi yang
diendapkan berupa pasir halus dan lumpur.
Bentuk-bentuk endapan fluvial antara lain sebagai berikut.
- Delta, yaitu endapan di muara sungai, baik danau maupun laut. Delta
terbentuk jika materi yang diendapkan cukup banyak serta arus dan
gelombang tidak besar. Berdasarkan bentuknya, delta dibedakan menjadi 4,
yaitu delta runcing, delta cembung, delta pengisi estuarium, dan delta kaki
burung.
- Bantaran sungai, yaitu daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai
atau pada kelokan dalam sungai sebagai hasil pengendapan. Bantaran sungai
biasa ditemui didaerah hilir sungai yang arus airnya sangat lambat sehingga
dapat terjadi pengendapan.
b. Sedimen Aeosil
Sedimen aeosil merupakan proses pengendapan materi-materi yang dibawa
atau diangkut oleh angin. Proses pengendapan batuan atau tanah banyak
terjadi di daratan, misalnya gurun dan pantai. Oleh karena itu, sedimentasi
aeosil disebut juga sedimentasi terestrial.
Bentuk alam hasil pengendapan angin antara lain gumuk pasir (sand dunes),
yaitu gundukan-gundukan pasir yang terdapat di daerah pantai atau gurun.

12
Ukuran send dunes bermacam-macam, ada yang kecil dan ada yang besar
sehingga menyerupai bukit. Di Indonesia gumuk pasir terdapat di panatai
Parangtritis, Yogyakarta. Adapun bentuk-bentuk gumuk pasir antara lain
meyerupai bulan sabit (barkhan) dan memanjang (whale back).
c. Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine merupakan pengendapan materi hasil abrasi di
sepanjang pantai. Adapun bentuk-bentuk sedimentasinya antara lain sebagai
berikut.
d. Gosong, yaitu timbunan pasir hasil pengikisan oleh air laut.
e. Tombolo, yaitu gosong yang menghubungkan pulau karang dengan pulau
utama.
D. Jenis pergerakan lempeng
1. Pergerakan Lempeng Divergen
Lempeng divergen yaitu area pertemuan antar lempeng yang bergerak saling
menjauh, sehingga pada model pertemuan ini akan terbentuklapisan asthenosphere
yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Ada 2
(dua) macam kejadian lempeng divergen, bisa terjadi antara 2 (dua) lapisan oceanic
asthenosphere yang bertemu pada lantai dasar samudera sehingga terbentuk muka laut
yang baru. Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen
biasa disebut seafloor spreading atau spreading centre.
Contohnya terdapat pada pertemuan antara lempeng Amerika Utara dan lempeng
Eurasia di Samuera Antartika, sedangkan tipe lempeng divergen yang terjadi antara
dua lempeng benua menyebebkan terjadinya rekahan yang cukup besar pada daratan
dan rekahan itu menjadi terus meluas setiap tahunnya, sebagai contoh yang terjadi di
Afrika Timur yang dikenal sebagai Great Rift Valley.
2. Pergerakan Lempeng Konvergen
Pergerakan Lempeng kovergen yaitu daerah pertemuan lempeng yang bergerak saling
mendekati sampai akhirnya bertumbukan hingga menyebabkan salah satu dari
lempeng akan tersubduksi ke dalam mantel dan mengakibatkan berkurangnya area
dari lempeng tersebut.Ada 3 model dari tipe lempeng konvergen, yaitu :

13
1) Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang
mengakibatkan salah satu lempeng akan tersubduksi ke arah mantel sehingga
pada daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri
dari gunung-gunung laut dan pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya
terjadi daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11000 meter, contohnya
adalah rangkaian kepulauan yang dipenuhi gunung api sepanjang Mariana
Trench di bagian barat Samudera Pasifik.
2) Model yang kedua dari tipe lempeng kovergen adalah pertemuan antara
lempeng samudera dengan lempeng benua yang mengakibatkan lempeng
samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-
gunung api aktif di daratan benua. Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang
memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang
Tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe ini yang ditimbulkan
dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya Tsunami. Contoh tipe
ini terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat sumatera dan
di sepanjang pantai selatan Jawa.
3) Model terakhir dari tipe ini adalah pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama
areanya semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh adalah pembentukan
pegunungan Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet.

14
BAB III

KESIMPULAN

Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan dan disebut
sebagai kerak bumi. Aspek-aspek di dalam litosfer meliputi batuan, tanah, gunung dan
pegunungan, dataran tinggi, perbukitan, dataran rendah, dan bentuk muka bumi pada dasar laut.
Proses pembentukan muka bumi berasal dari dua tenaga yaitu tenaga endogen dan tenaga
eksogen. Sedangkan pergerakan lempeng pada litosfer ini ada dua yaitu gerak divergen dan
gerak divergen. Masing-masing gerak ini menimbulkan dampaknya masing-masing yang
berpengaruh terhadap relief atau bentuk permukaan muka bumi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yusman Hestiyanto. 2010.Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira

H.R. Bintarto. Drs. K. Wardiyatmoko. 2000. Geografi SMU 1. Jakarta: Erlangga

http://www.geografi-andi.blogspot.in/2013/03/pengertian-litosfer.html

http://www.id.wikipedia.org/wiki/litosfer

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lapisan kulit bumi tempat manusia hidup merupakan bagian dari kerak bumi. Segala
kejadian atau peristiwa di kulit bumi tidak terlepas dari segala aktivitas kerak bumi, yaitu dari
poses tenaga geologis, berupa tenaga endogen sebagai tenaga pembentuk muka bumi dalam
bentuk epirogenesis dan orogensis, yang pada akhirnya menghasilkan relief. Tenaga inilah yang
mula-mula membentuk muka bumi dalam bentuk tinggi-rendah, menonjol, datar atau
membentuk lekukan. Terbentuknya relief semata-mata bukanlah hasil dari tenaga endogen,
namun tenaga eksogen pun ikut berperan melalui proses pelapukan, pengerosian, dan
sedimentasi.
Dari hasil bentukan kedua tenaga ini, kita akan mendapatkan hamparan muka bumi, mulai dari
puncak gunung yang paling tinggi sampai ke tepi pantai, bahkan dasar laut, agar dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas.

3.2 Saran
Jaga dan lestarikan bumi kita dengan baik untuk generasi kita mendatang serta kurangi
aktivitas kita yang menyebabkan pemanasan global (global warming).

17
DAFTAR PUSTAKA

https://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2012/05/makalah-litosfer.html
http://kopite-geografi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-litosfer.html
http://mydeltagunawan.blogspot.co.id/2016/01/makalah_31.html
http://omorfos3012.blogspot.co.id/2015/04/materi-geografi-kelas-x-dinamika.html
https://hendrisulistyo.wordpress.com/materi/about/bab-3-dinamika-litosfer/
http://geoenviron.blogspot.co.id/2014/01/dinamika-perubahan-litosfer-dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai