PENGELOLAAN LAHAN
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha
penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs.
Sumargana, M.Si selaku dosen yang telah membimbing dalam menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami dapat melakukan perbaikan
terhadap makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari seluk beluk Kemampuan Lahan .
2. Mengetahui dan mempelajari seluk beluk Kesesuaian Lahan
PEMBAHASAN
10 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
Kelas VIII, tanah pada kelas ini terletak pada lereng yang sangat curam (>
65 %), permukaannya sangat berbatu karena tertutup batuan lepas atau batuan
singkapan atau tanah pasir di pantai. Lahan ini tidak sesuai untuk budidaya
pertanian, tetapi lebih sesuai dibiarkan dalam keadaan alami dan dapat
digunakan sebagai hutan lindung, tempat rekreasi atau cagar alam. Pada peta
klasifikasi kemampuan lahan, lahan kelas VIII ini biasanya diberi warna putih
atau tidak berwarna.
2. Sub Kelas
Sub kelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan atas jenis
faktor pembatas yang sama. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat jenis, yaitu : ancaman erosi (e), keadaan drainase atau kelebihan
air atau ancaman banjir (w), hambatan daerah perakaran (s) dan hambatan iklim
(c).
Suripin (2002) menjelaskan sub kelas klasifikasi kemampuan lahan adalah
sebagai berikut :
Subkelas e terdapat pada lahan yang menunjukkan erosi atau tingkat erosi
yang telah terjadi merupakan masalah utama yang di dapatkan dari
kecuraman lereng dan kepekaan erosi tanah.
Subkelas w terdapat pada lahan dimana kelebihan air merupakan faktor
penghambat utama yang timbul akibat drainase buruk, air tanah yang
dangkal atau tinggi dan bahaya banjir yang merusak tanaman.
Subkelas s meliputi lahan yang lapisan tanahnya dangkal, banyak terdapat
batuan di permukaan, kapasitas menahan air rendah, kesuburan rendah yang
sulit diperbaiki, sifat-sifat kimia sulit diperbaiki misalnya salinitas dan
kandungan garam natrium atau senyawa-senyawa kimia yang lain yang
menghambat pertumbuhan tanaman atau tidak praktis dihilangkan.
Subkelas c meliputi lahan dimana iklim (suhu dan curah hujan) merupakan
pembatas penggunaan lahan.
11 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
3. Satuan Kemampuan
Kemampuan lahan dalam tingkat satuan kemampuan memberikan
keterangan yang lebih spesifik dan detail dari pada sub kelas. Tanah yang
termaksud dalam satuan kemampuan lahan mempunyai kemampuan dan
memerlukan cara pengolahan (pemupukan dan lain sebagainya) yang sama
untuk pertumbuhan tanaman. Lahan dalam satuan kemampuan yang sama harus
seragam dalam produksi tanaman pertanian atau rumput di bawah tindakan
pengolahaan yang sama, kebutuhan akan tindakan konservasi dan pengelolaan
yang sama di bawah vegetasi penutup yang sama dan mempunyai produksi
potensial yang setara atau perbedaan hasil dibawah system pengelolaan yang
sama.
Satuan kemampuan diberi tanda dengan menambahkan angka-angka ini
menunjukan besarnya tingkat dari faktor penghambat yang ditunjukkan dalam
subkelas. Satuan kemampuan merupakan kelompok lahan yang mempunyai
potensi, faktor pembatas dan satuan pengelolaan yang sama. Satuan
dilambangkan dengan angka. Misalnya IIIe-1, IIIe-2 dan sebagainya. Lahan
dalam satuan yang sama dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman yang
sama, memerlukan pengelolaan dan konservasi yang tidak berbeda, serta
potensi produksi yang sebanding.
1. Metode kualitatif/deskriptif
Metode ini didasarkan pada analisis visual/pengukuran yang dilakukan langsung
dilapangan dengan cara mendiskripsikan lahan. Metode ini bersifat subyektif dan
tergantung pada kemampuan peneliti dalam analisis.
2. Metode statistik
12 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
Metode ini didasarkan pada analisis statistik variabel penentu kualitas lahanyang
disebut diagnostic land characteristic (variabel X) terhadap kualitas lahannya
(variabel y)
3. Metode matching
Metode ini didasarkan pada pencocokan antara kriteria kesesuaian lahan dengan
data kualitas lahan. Evaluasi kemampuan lahan dengan cara matching dilakukan
dengan mencocokkan antara karakteristik lahan dengan syarat penggunaan lahan
tertentu.
4. Metode pengharkatan (scoring)
Metode ini didasarkan pemberian nilai pada masingmasing satuan lahansesuai
dengan karakteristiknya
13 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar didapatkan
produksi tanaman yang sedang sampai tinggi.
Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman.
Kehilangan unsur hara oleh erosi adalah penting tidak saja oleh karena
pengaruhnya terhadap hasil tanaman akan tetapi juga oleh karena diperlukan
biaya penggantian unsur hara tersebut untuk dapat memelihara hasil
tanaman yang tinggi.
Kehilangan lapisan permukaan tanah merubah sifat-sifat fisik lapisan olah
yang akan sangat jelas kelihatan pada tanah yang lapisan bawah bertekstur
lebih halus.
Kehilangan tanah oleh erosi menyingkap lapisan bawah yang memerlukan
waktu dan perlakuan yang baik untuk dapat menjadi media pertumbuhan
yang baik bagi tanaman.
Bangunan-bangunan pengendalian air dapat rusak oleh sedimen yang
berasal dari erosi.
Jika terbentuk parit-parit oleh erosi (gully) maka akan lebih sulit pemulihan
tanah untuk menjadi produktif kembali.
Kecuraman lereng, panjang lereng dan bentuk lereng semuanya
mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Kecuraman lereng tercacat
atau dapat diketahui pada peta tanah.
Kelas Erosi Kriteria Deskripsi
Tanah
e0 Tidak ada erosi Tidak ada lapisan atas yang hilang
e3 Berat > 75% lapisan tanah atas hilang dan < 25%
lapisan tanah bawah hilang
14 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
e4 Sangat berat > 25% lapisan tanah bawah hilang
5. Permeabilitas (p)
Permeabilitas merupakan kemampuan tanah untuk melalukan air dan
udara (Utomo, 1989).
6. Drainase (d)
Drainase adalah kondisi mudah tidaknya air menghilang dari permukaan
tanah yang mengalir melalui aliran permukaan atau melalui peresapan ke dalam
tanah (Utomo, 1989).
15 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
3.1 EVALUASI DAN KESESUAIAN LAHAN
3.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kesesuaian lahan
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan
tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil
evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai
dengan keperluan.
16 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat
ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
17 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan
yang
tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan
Modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan
(intervensi) pemerintah atau pihak swasta.
Kelas N Lahan yang tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas yang
18 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
atas satu atau lebih karakteristik lahan (Land Characteristics ). Kualitas lahan ada
yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya
ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan (FAO, 1976).
Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat
dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim.
Karakteristik lahan tersebut (terutama topografi dan tanah) merupakan unsur
pembentuk satuan peta tanah.
1. Topografi
19 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
tanaman yang berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari. Relief dan
kelas lereng disajikan pada Tabel 2.
Ketinggian tempat diukur dari permukaan laut (dpl) sebagai titik nol. Dalam
kaitannya dengan tanaman, secara umum sering dibedakan antara dataran rendah
( 700 m dpl.). Namun dalam kesesuaian tanaman terhadap ketinggian tempat
berkaitan erat dengan temperatur dan radiasi matahari. Semakin tinggi tempat di atas
permukaan laut, maka temperatur semakin menurun. Demikian pula dengan radiasi
matahari cenderung menurun dengan semakin tinggi dari permukaan laut. Ketinggian
tempat dapat dikelaskan sesuai kebutuhan tanaman. Misalnya tanaman teh dan kina
lebih sesuai pada daerah dingin atau daerah dataran tinggi. Sedangkan tanaman karet,
sawit, dan kelapa lebih sesuai di daerah dataran rendah.
2. Iklim
1) Suhu udara
Tanaman kina dan kopi, misalnya, menyukai dataran tinggi atau suhu
rendah, sedangkan karet, kelapa sawit dan kelapa sesuai untuk dataran rendah.
Pada daerah yang data suhu udaranya tidak tersedia, suhu udara diperkirakan
berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut. Semakin tinggi tempat,
semakin rendah suhu udara rata-ratanya dan hubungan ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Braak (1928):
20 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
2) Curah Hujan
3. Tanah
Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat
atau karakteristik tanah di antaranya drainase tanah, tekstur, kedalaman tanah dan
retensi hara (pH, KTK), serta beberapa sifat lainnya diantaranya alkalinitas,
bahaya erosi, dan banjir/genangan.
4. Drainase
Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau
keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air. Kelas
21 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN
drainase tanah disajikan pada Tabel 3. Kelas drainase tanah yang sesuai untuk
sebagian besar tanaman, terutama tanaman tahunan atau perkebunan berada pada
kelas 3 dan 4. Drainase tanah kelas 1 dan 2 serta kelas 5, 6 dan 7 kurang sesuai
untuk tanaman tahunan karena kelas 1 dan 2 sangat mudah meloloskan air,
sedangkan kelas 5, 6 dan 7 sering jenuh air dan kekurangan oksigen.
22 | G E O G R A F I T A N A H PENGELOLAAN LAHAN