Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA DASAR

“Batas NKRI”

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Sumargana, M.Si

Di susun oleh :
Galuh Prastiwi (1912100005)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

Kata Pengantar
1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Geografi Regional Indonesia Dasar
dengan judul “Batas NKRI”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami dapat melakukan perbaikan terhadap makalah Geografi Regional Indonesia
Dasar dengan judul “Batas NKRI” sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Klaten, 12 April 2020

Galuh Prastiwi

DAFTAR ISI

2
JUDUL .......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan & Manfaat...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
A. Zona Laut Teritorial..................................................................................8
B. Zona Landas Kontinen...............................................................................8
C Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).................................................................9
2.2 Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia..............................10
A. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Utara......................................11
B. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Barat......................................11
C. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Timur.....................................11
D. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Selatan...................................12
2.3 Pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia...................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif aspek fisik
dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah
suatu bagian atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah.
Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi
penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah tertentu, baik lokal, negara, maupun
continental. Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan gejala geografi ditinjau dan
dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan integrasi, interelasi keruangannya. Melalui
interpretasi dan analisa geografis regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat
ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988).
Hal yang di bahas di dalam geografi regional sangat luas, karena seluruh aspek
fisiografis dan manusia yang saling berinterelasi, interaksi, dan interdependensi serta
persebarannya menjadi perhatiannya. Aspek fisik misalnya bentuk lahan, jenis batuan/tanah,
iklim, struktur geologi, dan lain-lain yang berkaitan dengan aspek manusia yang berada di
atas atau di sekitarnya, kaitan persebaran sumber daya alam dengan karakteristik penduduk,
sistem mata pencaharian, serta aspek-aspek sosial lainnya. Berdasarkan struktur keilmuan
geografi, maka geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun
geografi fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari geografi yang bertugas untuk
menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi, relasi, interelasi, interakasi,
inter- dependensi) unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu
tertentu. Asosiasi dan korelasi gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak
hanya meliputi proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan
urutan waktunya. Dengan demikian, dalam melakukan pendekatan dan Analisa berdasarkan
kerangka kerja geografi regional tidak hanya memperhatikan faktor ruang, melainkan juga
harus memperhatikan waktu sebagai factor historiknya.
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia
merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali
diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia sebagai bagian dari wilayah di
permukaan bumi dianggap sebagi suatu region berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian
wilayah Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim,

4
kesamaan letak, kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting
secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara.
Bentuk kompak terdiri dari bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai dan
tegak lurus pantai). Bentuk tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan),
terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum marine). Region
Indonesia merupakan kepulauan (archipelagic state), yang berarti region ini berbentuk tidak
kompak (noncontigues shape), tetapi terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan
tersebut dalam konsep negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar wilayah/pulau
karena adanya kesamaan/keseragaman tertentu. Sebagai sebuah region yang luas (lebih dari 5
juta km2, dengan luas daratan ± 2.206.833 km2), Indonesia harus mempunyai batas-batas
wilayah yang jelas dan dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan
untuk keperluan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan negara.
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas mengenai “Batas NKRI” terdapat beberapa hal yang
dibahas,yaitu :

1. Bagaimana pemetaan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia?


2. Di sebelah mana saja batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ?
3. Apa aja pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang ini dicapai yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui pemetaan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui batas-batas wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan, hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”. Adanya ketentuan ini
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksudkan untuk
mengukuhkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting
dirumuskan agar ada penegasan secara konstitusional batas wilayah Indonesia di tengah
potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa
perbatasan antarnegara, atau pendudukan oleh negara asing.
Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik
dan Samudera Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah
tersebut juga mencakup :
1) Kesatuan politik;
2) Kesatuan hukum;
3) Kesatuan sosial-budaya; serta
4) Kesatuan pertahanan dan keamanan.

6
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya
terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkaitan dengan wilayah negara Indonesia, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah
Republik Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan: “Bahwa
segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah
bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian
merupakan bagian daripada perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah
kedaulatan Negara Republik Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-
garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan
ditentukan dengan undang-undang” (Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012: 177-178).
Sebelumnya, pengakuan masyarakat internasional mengenai batas laut teritorial hanya
sepanjang 3 mil laut terhitung dari garis pantai pasang surut terendah. Deklarasi Djuanda
menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah Nusantara. Laut bukan lagi
sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Prinsip ini kemudian ditegaskan
melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4/PRP/1960 tentang
Perairan Indonesia.
Berdasarkan dari Deklarasi Djuanda, Republik Indonesia menganut konsep negara
kepulauan yang berciri Nusantara (archipelagic state). Konsep itu kemudian diakui dalam
Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982 = United Nations Convention on the Law
of the Sea) yang ditandatangani di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982. Indonesia kemudian
meratifikasi UNCLOS 1982 tersebut dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1985. Sejak itu dunia internasional mengakui Indonesia sebagai negara kepulauan. Berkat
pandangan visioner dalam Deklarasi Djuanda tersebut, bangsa Indonesia akhirnya memiliki
tambahan wilayah seluas 2.000.000 km2, termasuk sumber daya alam yang dikandungnya.
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
harus merasa bangga, karena negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas
wilayah negara kita adalah 5.180.053 km2, yang terdiri atas wilayah daratan seluas 1.922.570
km2 dan wilayah lautan seluas 3.257.483 km2. Di wilayah yang seluas itu, tersebar 13.466
pulau yang terbentang antara Sabang dan Merauke. Pulau-pulau tersebut bukanlah wilayah-
wilayah yang terpisah, tetapi membentuk suatu kesatuan yang utuh dan bulat sebagaimana
diuraikan di atas.
Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas daripada wilayah
daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan

7
negara. Wilayah lautan Indonesia sangat luas dengan kekayaan laut yang melimpah ruah
(ikan-ikan, rumput laut, kerang, udang, dan sebagainya) ada dan terkandung di dalam wilayah
laut kita. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi bangsa kita dan juga dapat sekaligus
sebagai modal dalam melaksanakan pembangunan. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional
yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, maka wilayah laut Indonesia dapat dibedakan
tiga macam.

1. Zona Laut Teritorial


Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu
kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial ditarik sama jauh dari garis masing-masing
negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dan garis batas teritorial di sebut laut
teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal/perairan dalam
(laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-
ujung pulau terluar. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut
teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas
maupun di bawah permukaan laut.
2. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan
lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia
terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan
kontinen Australia. Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu

8
paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan
kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing
negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk
menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Februari 1969.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur
dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan
pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini
kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui
sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas
zona ekonomi eksklusif. Jika ada dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka
ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua
negara itu sebagai batasnya. Pengumuman tentang zona ekonomi eksklusif Indonesia
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.
Wilayah daratan Indonesia juga memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting
bagi tegaknya kedaulatan Republik Indonesia. Wilayah daratan merupakan tempat
pemukiman atau kediaman warga negara atau penduduk Indonesia. Di atas wilayah daratan
ini tempat berlangsungnya pemerintahan Republik Indonesia, baik pemerintah pusat maupun
daerah. Potensi wilayah daratan Indonesia tidak kalah besarnya dengan wilayah lautan. Di
wilayah daratan Indonesia mengalir ratusan sungai, hamparan ribuan hektar area hutan,
persawahan dan perkebunan. Selain itu, di atas daratan Indonesia banyak berdiri kokoh
gedung-gedung lembaga pemerintahan, pusat perbelanjaan, pemukiman-pemukiman
penduduk. Di bawah daratan Indonesia juga terkandung kekayaan alam yang melimpah
berupa bahan tambang, seperti emas, batu bara, perak, tembaga, dan sebagainya. Hal-hal
yang disebutkan tadi merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kemajuan negara
kita tercinta yang harus selalu kita syukuri.
Selain wilayah lautan dan daratan, Indonesia juga mempunyai kekuasaan atas wilayah
udara. Wilayah udara Indonesia adalah ruang udara yang terletak di atas permukaan wilayah
daratan dan lautan Republik Indonesia. Berdasarkan Konvensi Chicago tahun 1944 tentang
penerbangan sipil internasional dijelaskan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yang
utuh dan eksklusif di ruang udara yang ada di atas wilayah negaranya. Negara kita

9
mempunyai kekuasaan utuh atas seluruh wilayah udara yang berada di atas wilayah daratan
dan lautan.
Republik Indonesia juga masih mempunyai satu jenis wilayah lagi, yaitu wilayah
ekstrateritorial. Wilayah ekstrateritorial ini merupakan wilayah negara kita yang dalam
kenyataannya terdapat di wilayah negara lain. Keberadaan wilayah ini diakui oleh hukum
internasional. Perwujudan dari wilayah ini adalah kantor-kantor perwakilan diplomatik
Republik Indonesia di negara lain.
3.2 Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setiap wilayah yang dimiliki pasti ada batasnya. Batas wilayah digunakan untuk
menunjukkan atau menandai luas yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Bentuk dari batas
wilayah bermacam-macam, ada yang dibatasi oleh sungai, laut, hutan, atau juga hanya berupa
tugu perbatasan saja apabila wilayah tersebut berbatasan langsung dengan wilayah lainnya.
Sama halnya dengan negara-negara lainnya, Indonesia yang memiliki batas-batas tertentu
untuk wilayahnya. Indonesia adalah negara maritim, dua pertiga luas wilayah Indonesia
adalah lautan. Jadi, tidaklah mengherankan jika batas-batas wilayah laut Indonesia
berhubungan dengan 10 negara, sedangkan perbatasan wilayah darat Indonesia hanya
berhubungan dengan tiga negara. Berikut ini dipaparkan batas-batas wilayah Indonesia di
sebelah utara, barat, timur dan selatan.

Perbatasan wilayah darat Indonesia

10
Perbatasan wilayah laut Indonesia

A. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Utara


Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya di sebelah utara
Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan negara yang berbatasan langsung dengan wilayah
darat Indonesia. Wilayah laut Indonesia sebelah utara berbatasan langsung dengan laut lima
negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
B. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Barat
Sebelah barat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dan perairan negara India. Tidak ada negara yang berbatasan langsung
dengan wilayah darat Indonesia di sebelah barat. Walaupun secara geografis daratan
Indonesia terpisah jauh dengan daratan India, tetapi keduanya memiliki batas-batas wilayah
yang terletak di titik-titik tertentu di sekitar Samudera Hindia dan Laut Andaman. Dua pulau
yang menandai perbatasan Indonesia-India adalah Pulau Ronde di Aceh dan Pulau Nicobar di
India.
C. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Timur
Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan perairan
Samudera Pasifik. Indonesia dan Papua Nugini telah menyepakati hubungan bilateral
antarkedua negara tentang batas-batas wilayah, tidak hanya wilayah darat melainkan juga
wilayah laut. Perbatasan wilayah Indonesia di sebelah timur, yaitu Provinsi Papua berbatasan
dengan wilayah Papua Nugini sebelah barat, yaitu Provinsi Barat (Fly) dan Provinsi Sepik
Barat (Sandaun).

11
D. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Selatan
Indonesia di sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor Leste,
perairan Australia dan Samudera Hindia. Timor Leste adalah bekas wilayah Indonesia yang
telah memisahkan diri menjadi negara sendiri pada tahun 1999, dahulu wilayah ini dikenal
dengan Provinsi Timor Timur. Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Provinsi yang
berbatasan langsung dengan wilayah Timor Leste, tepatnya di Kabupaten Belu. Selain itu,
Indonesia juga berbatasan dengan perairan Australia. Di awal tahun 1997, Indonesia dan
Australia telah menyepakati batas-batas wilayah negara keduanya yang meliputi Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan batas landas kontinen.
3.3 Pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia

12
Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara 2 samudera (Samudera Hidia
dan pasifik) dan 2 benua ( Benua Asia dan Australia) , terdiri dari 17.504 pulau besar dan
kecil di sepanjang garis pantai sepanjang 81.000 km.

Sebaran pulau-pulau terluar

Berdasarkan inventarisasi yang telah dilakukan oleh DISHIDROS TNI AL, terdapat 92 pulau
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga diantara 92 pulau terluar ini, ada 12 pulau
yang harus mendapatkan perhatian serius dintaranya:

1. Pulau Rondo

Pulau Rondo terletak di ujung barat laut Propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Disini
terdapat Titik dasar TD 177. Pulau ini adalah pulau terluar di sebelah barat wilayah Indonesia
yang berbatasan dengan perairan India.

2. Pulau Berhala

Pulau Berhala terletak di perairan timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan
Malaysia. Di tempat ini terdapat Titik Dasar TD 184. Pulau ini menjadi sangat penting karena
menjadi pulau terluar Indonesia di Selat Malaka, salah satu selat yang sangat ramai karena
merupakan jalur pelayaran internasional.

13
3. Pulau Nipa

Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara
Administratif pulau ini masuk kedalam wilayah Kelurahan Pemping Kecamatan Belakang
Padang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa ini tiba tiba menjadi terkenal
karena beredarnya isu mengenai hilangnya/ tenggelamnya pulau ini atau hilangnya titik dasar
yang ada di pulau tersebut. Hal ini memicu anggapan bahwa luas wilayah Indonesia semakin
sempit.
Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir
laut di sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. Kondisi
pulau yang berada di Selat Philip serta berbatasan langsung dengan Singapura disebelah
utaranya ini sangat rawan dan memprihatinkan.

Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon
bakau dan tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara
Indonesia dan Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titik Referensi (TR 190) yang menjadi
dasar pengukuran dan penentuan media line antara Indonesia dan Singapura. Hilangnya titik
referensi ini dikhawatirkan akan menggeser batas wilayah NKRI. Pemerintah melalui
DISHIDROS TNI baru-baru ini telah mennam 1000 pohon bakau, melakukan reklamasi dan
telah melakukan pemetaan ulang di pulau ini, termasuk pemindahan Suar Nipa (yang dulunya
tergenang air) ke tempat yang lebih tinggi.

4. Pulau Sekatung

Pulau ini merupakan pulau terluar Propinsi Kepulauan Riau di sebelah utara dan berhadapan
langsung dengan Laut Cina Selatan. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 030 yang menjadi
Titik Dasar dalam pengukuran dan penetapan batas Indonesia dengan Vietnam.

5. Pulau Marore

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan
Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 055.

6. Pulau Miangas

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau
Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 056.

14
7. Pulau Fani

Pulau ini terletak Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat,
berbatasan langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD
066.

8. Pulau Fanildo

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat,
berbatasan langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD
072.

9. Pulau Bras

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat,
berbatasan langsung dengan Negara Kepualuan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD
072A.

10. Pulau Batek

Pulau ini terletak di Selat Ombai, Di pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi Timor
Leste. Dari Data yang penulis pegang, di pulau ini belum ada Titik Dasar
11. Pulau Marampit

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau
Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 057.
12. Pulau Dana

Pulau ini terletak di bagian selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan langsung
dengan Pulau Karang Ashmore Australia. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 121

Permasalahan wilayah perbatasan dipicu oleh, antara lain :

1. Indonesia belum memiliki ahli hukum laut yang cukup dan anggaran/finansial yang
sangat terbatas, padahal tugas-tugas tersebut memerlukan biaya sangat besar.
2. Kondisi geografi indonesia yang luas dan panjangnya perbatasan darat dan perairan
negara-negara yang harus ditetapkan/ dikukuhkan dengan kesepakatan bersama.
3. Wilayah perbatasan jauh dari pusat pemerintahan, menyebabkan rentang kendali (span
of control) & pengawasan pemerintah terhadap wilayah perbatasan sangat lemah.

15
4. Masih ada beberapa segmen batas (darat dan laut) yang bermasalah (belum ada
kesepakatan kedua belah pihak). sementara itu garis batas yang sudah ditegaskan diukur
dan diberi patok batas juga belum ditetapkan secara hukum.
5. Keterbatasan kemampuan dan kekuatan aparatur keamanan perbatasan menyebabkan
lemahnya pencegahan, penangkalan dan pemberantasan aktivitas pelanggaran batas dan
kejahatan yg terjadi di daerah perbatasan.
6. Medan yg berat dan jauhnya kawasan perbatasan dari pusat-pusat pemerintahan serta
permukiman penduduk, memberikan peluang yang besar terjadinya border crimes
seperti : illegal logging/mining/ fishing, human trafficking, penyelundupan
senjata/narkoba/miras/ sembako, illegal immigration, perompakan (piracy) dan lain-lain.
7. Rendahnya kesadaran geografi maritim, sehingga masyarakat kita tidak memiliki
kebanggaan atas wilayah perairan yang luas dan kaya sumberdaya. hal ini terbukti
dengan hanya sedikitnya penduduk indonesia yang berkiprah/bermata pencaharian di
pantai (nelayan).
8. Lemahnya hukum dan peraturan perundang-undangan perbatasan. hal ini tidak lepas
dari belum absahnya (legal) garis batas negara karena peraturan perundang-undangan
tersebut, salah satu rujukan utamanya adalah garis batas negara yang sudah tetap/absah
belum ada.
9. Kevakuman aktivitas di kawasan perbatasan. Penduduk perbatasan yang sangat jarang
menyebabkan rendahnya aktivitas penduduk bahkan pada kawasan pedalaman
perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut yang letaknya sangat jauh dari pulau-
pulau berpenduduk sama sekali tidak ada aktivitas

Upaya menangani masalah perbatasan Indonesia

1. Memperkuat hukum dan peraturan perundang-undangan mengenai daerah perbatasan.


2. Memperkuat pertahanan dan keamanan di daerah perbatasan.
3. Menumbuhkan kesadaran pentingnya memahami dan memanfaatkan letak/posisi, luas
wilayah, iklim, bentang alam, dan batas wilayah NKRI sehingga terpagarinya wilayah
nasional baik secara politik, ekonomi, hukum, budaya & pertahanan dan keamanan
(HANKAM).
4. Menumbuhkan kesadaran bahwa pulau-pulau Indonesia adalah perekat persatuan bangsa
dan mengelola pulau-pulau besar & kecil, serta pulau terluar dengan optimal.

16
5. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dalam rangka memahami kekhasan &
kekayaan geografi sejak dini sehingga dapat meningkatnya rasa cinta tanah air dan
paham akan wilayah NKRI.
6. Menumbuhkan pemahaman, kesadaran dan peningkatan pengetahuan tentang
letak/posisi geografi yang terletak di wilayah rawan bencana alam sehingga terciptanya
manajemen bencana alam secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi.
7. Menumbuhkan pemahaman, kesadaran dan peningkatan pengetahuan tentang global
warming sehingga dapat mengantisipasi rusaknya lingkungan hidup tempat manusia
berpijak.
8. Identifikasi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan geografi : letak/posisi, luas
wilayah, iklim, bentangan alam, dan batas wilayah.

17
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia
merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali
diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut
dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau
Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup :
1) kesatuan politik;
2) kesatuan hukum;
3) kesatuan sosial-budaya; serta
4) kesatuan pertahanan dan keamanan.
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya
terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.Sesuai dengan
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, maka wilayah laut
Indonesia dapat dibedakan tiga macam.
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas.
2. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan
lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia
terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan
kontinen Australia.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur
dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan
pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.
Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Utara
18
Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya di sebelah utara
Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan negara yang berbatasan langsung dengan wilayah
darat Indonesia. Wilayah laut Indonesia sebelah utara berbatasan langsung dengan laut lima
negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
2. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Barat
Sebelah barat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dan perairan negara India.
3. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Timur
Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan perairan
Samudera Pasifik.
4. Batas-batas Wilayah Indonesia di Sebelah Selatan
Indonesia di sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor Leste,
perairan Australia dan Samudera Hindia.
Pulau-pulau kecil dan terluar Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara 2 samudera (Samudera Hidia
dan pasifik) dan 2 benua ( Benua Asia dan Australia) , terdiri dari 17.504 pulau besar dan
kecil di sepanjang garis pantai sepanjang 81.000 km.

Permasalahan wilayah perbatasan dipicu oleh, antara lain :

1. Indonesia belum memiliki ahli hukum laut yang cukup dan anggaran/finansial yang
sangat terbatas, padahal tugas-tugas tersebut memerlukan biaya sangat besar.
2. Kondisi geografi indonesia yang luas dan panjangnya perbatasan darat dan perairan
negara-negara yang harus ditetapkan/ dikukuhkan dengan kesepakatan bersama.
3. Wilayah perbatasan jauh dari pusat pemerintahan, menyebabkan rentang kendali
(span of control) & pengawasan pemerintah terhadap wilayah perbatasan sangat
lemah.
4. Masih ada beberapa segmen batas (darat dan laut) yang bermasalah (belum ada
kesepakatan kedua belah pihak). sementara itu garis batas yang sudah ditegaskan
diukur dan diberi patok batas juga belum ditetapkan secara hukum.
5. Keterbatasan kemampuan dan kekuatan aparatur keamanan perbatasan menyebabkan
lemahnya pencegahan, penangkalan dan pemberantasan aktivitas pelanggaran batas
dan kejahatan yg terjadi di daerah perbatasan.

Upaya menangani masalah perbatasan Indonesia

19
1. Memperkuat hukum dan peraturan perundang-undangan mengenai daerah perbatasan.
2. Memperkuat pertahanan dan keamanan di daerah perbatasan.
3. Menumbuhkan kesadaran pentingnya memahami dan memanfaatkan letak/posisi, luas
wilayah, iklim, bentang alam, dan batas wilayah NKRI sehingga terpagarinya wilayah
nasional baik secara politik, ekonomi, hukum, budaya & pertahanan dan keamanan
(HANKAM).
4. Menumbuhkan kesadaran bahwa pulau-pulau Indonesia adalah perekat persatuan
bangsa dan mengelola pulau-pulau besar & kecil, serta pulau terluar dengan optimal.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dalam rangka memahami kekhasan &
kekayaan geografi sejak dini sehingga dapat meningkatnya rasa cinta tanah air dan
paham akan wilayah NKRI.

4.2 Saran
Betapa pentingnya menjaga keutuhan wilayah, menjadi warga negara yang baik,
mewujudkan kemerdekaan beragama, dan berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan
keamanan negara.
Diharapkan dengan terbentuknya makalah mengenai “Batas NKRI” ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan. Penulis sadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima kritik/saran agar makalah ini
menjadi makalah yang leboh baik lagi.
Assalamualaikum Wr.Wb. Terima kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bataswilayah/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/batas-batas-wilayah-indonesia-secara-lengkap-
1u4LtaxiOzi

https://travel.detik.com/travel-news/d-5231743/batas-wilayah-indonesia-sebelah-timur-barat-
utara-dan-selatan

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/080000569/tiga-batas-wilayah-indonesia?
page=all

https://portal.inasdi.or.id/portal/apps/webappviewer/index.html?
id=58b672faa80f4b9fb8e25e884fbe41be

https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/badan-geologi/mengelola-wilayah-perbatasan-nkri

https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/08/24/pulaupulau-terluar-dan-batas-nkri/

Kahar, Jounil, 2004. Penyelesaian Batas Maritim NKRI . Pikiran Rakyat 3 Januari 2004
Tim Redaksi, 2004. Pulau-pulau terluar Indonesia. Buletin DISHIDROS TNI AL edisi 1/ III
tahun 2004
Tim Redaksi, 2004. Potret Pulau Nipa. Buletin DISHIDROS TNI AL edisi 1/ III tahun 2004

21

Anda mungkin juga menyukai