Anda di halaman 1dari 20

KLASIFIKASI

TANAH DAN
KESESUAIAN
LAHAN
“Horizon Penciri”
KELOMPOK 7
NAMA ANGGOTA

Ni Putu Meilla Chandra Dewi 2006541080

• Hiskya Mentari Napitupulu 2006541082

• I Wayan Dharma Wiguna 2006541083


Tanah
Plinthite Plinthic Luvisol

Luvisol secara teknis dicirikan oleh akumulasi permukaan


humus yang menutupi lapisan yang sangat banyak yang hampir
tidak mengandung tanah liat dan mineral yang mengandung
Plinthosols adalah tanah dengan plinthite,
besi.
petroplinthite atau pisoliths. Kaya akan Fe tapi pada
Profil tanah Luvisol dari Cina, menunjukkan lapisan permukaan
beberapalainnya pelapukan kasus juga kaya Mn,
yang kaya humus di atas lapisan bawah permukaan yang
campuran tanah liat kaolinitik yang miskin humus (dan
terlepas dari tanah liat dan mineral.
produk kuat seperti gibbsite) dengan kuarsa dan
LUVISOLS (L) Tanah lain yang memiliki horizon B argilik.
konstituen lainnya. Termasuk ke Horizon B sebab
Luvisol Plintik (Lp) Luvisols memiliki plinthite dalam jarak 125
mengandung campuran Fe dari mineral tanah liat
cm dari permukaan
(kaolinit) dan berwarna lebih merah.
Planosol
Humic Podsol
Solodic

Simbol O pada gambar menunjukan Kata pembentuk Humic berasal dari


adanya aktivitas kandungan kadar humus, yang artinya terdapat humus.
organik yang tinggi, Simbol A Podzols adalah tanah yang mempunyai
merupakan susunan setelah horizon horison bawah permukaan berwarna
O, Simbol Btg, B (Senyawa keabu-abuan akibat proses pencucian
Karbonat), t (symbol tambahan), g oleh asam-asam organik dan dibawah
(untuk mengindikasi glei horison ini terdapat horison yang
menyeluruh atau keberadaan glei berwarna lebih gelap kemerahan
yang disertai karatan atau akibat iluviasi dari senyawa humus-Al
konsentrasi redox.) Simbol C, dan/atau Fe kompleks. tersusun
adalah horison bahan induk tanah horison O, Ah, E, Bhs, dan C. Horison
yang terbentuk akibat pelapukan permukaan umumnya adalah ochrik
batuan induk, mengandung banyak atau umbrik sedangkan horison bawah
batuan tidak padat, pecahan permukaan terdiri dari horison albik
batuan dan spodik.
Nitosol Distrik

Nitosol lain yang mempunyai KB < 50% (NH4OAc)


sekurang-kurangnya beberapa bagian dari horison
B di dalam kedalaman 125 cm dari permukaan.
Tanah
Sawah

Pada tanah kering dengan air tanah dalam yang


disawahkan, akan terbentuk susunan horizon
sebagai berikut :
Lapisan olah yang tereduksi dan tercuci (eluviasi)
(Ap)
Lapisan tapak bajak (Adg)
Horizon iluviasi Fe (Bir) di atas horizon iluviasi Mn
(Bmn), yang sebagian besar teroksidasi
Horizon tanah asal, yang tidak terpengaruh
persawahan (Bw, Bt)
Horizon iluviasi (penimbunan) Mn (Bmn) di atas
horizon iluviasi Fe (Bir)
Horizon tereduksi permanen (Cg)
Calcic Xerosol

Xerosol adalah tanah lain yang memiliki


horizon A okrik yang lemah dan rezim
kelembapan gersang; tidak memiliki lapisan
es dalam jarak 200 cm dari permukaan.
Calcic xerosol ialah Xerosol lain yang
memiliki horizon kalsik dalam jarak 125 cm
dari permukaan.
Latosol adalah tanah yang telah mengalami
pelapukan lanjut dengan kandungan bahan
organik, mineral primer dan unsur hara rendah,
bereaksi masam (pH 4.5 – 5.5), terjadi
akumulasi seskuioksida, tanah berwarna merah,
coklat kemerahan hingga coklat kekuningan
atau kuning. Tanah terdapat mulai dari daerah
pantai hingga 900 m dengan curah hujan antara
2500 – 7000 mm per tahun. Gambar diatas
merupakan tanah latosol rodik, Latosol lain
dengan horizon ABwC yang mempunyai warna
horison B merah sampai merah gelap (tanah
yang dicampur mempunyai “hue” lebih merah
Latosol Rodik dari 5 YR dengan “value” lembab kurang dari 4
dan “value” kering tidak melebihi 1 unit
terhadap “value” lemah).
Podsolik Plintik

Horizon AbtC: Podsolik Plintik memiliki sifat


umum, yaitu : Masam, Kejenuhan Basa < 50 %
(NH4OAc) di horizon B tidak ada Horizon albik,
dan Horizon argilik. Mempunyai Horizon B argilik,
KB < 50% pada beberapa bagian Horizon B di
dalam kedalaman 125 cm dari permukaan dan
tidak mempunyai Horizon albik yang berbatasan
langsung dengan Horizon argilik atau fragipan.
Oksisol Haplik

Oksisol Haplik masuk kedalam


horizon B, pada horizon ini
terjadinya iluviasi liat, Fe, Al
Humus, Karbonat, Gipsum ataui
silika dan berwarna lebih merah .
Podsol Haplik

AB menunjukan horizon A mendominasi dan berada diatas horizon B


(horizon A terdapat akumulasi bahan organic terhumufikasi yang tercampur
mineral liat). E horizon mineral dengan sifat utamanya mengalami proses
ivaluasi liat silikat, besi, aluminium (atau beberapa kombinasi) serta bahan
organic sehingga berwarna cerah. Bt menunjukan akumulasi secara iluvial
dari liat silikat, senyawa besi, aluminium, humus, dan senyawa karbonat (B).
symbol tambahan (t) menunjukan adanya penimbunan liat silikat yang
disebabkan baik oleh proses iluviasi dari horizon di atasnya. BC menunjukan
Horizon B mendominasi daripada C (dominan liat silikat). C menunjukan
lapisan mineral, tidak termasuk batuan dasar yang sangat tersementasi dan
keras yang mengalami sedikit proses pedogenesis.
Nitosol Haplik

tanah dengan horizon agrillik,dan


kandungan liat tidak menurun lebih dari
20% pada horison-horison di daerah
horison penimbunan liat maksimum,tidak
terdapat epipedon mollik.
Memperlihatkan sifat hidromorfik di dalam
penampang 50 cm dari permukaan, tidak
mempunyai horison penciri (kecuali jika
tertimbun 50 cm atau lebih bahan baru)
selain horison A, horison H, horison B
kambik, kalsik atau gipsik.
Mempunyai horison A umbrik atau kadar C
organik ≥ 12 kg/m3.

Kambisol Humik
Arenosol Kambik

Tanah lain yang mempunyai horison A molik atau umbrik, dan dapat
dijumpai horison B kambik, atau horison A okrik dan horison B
kambik, Tidak mempunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik.
Tidak terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadar garam tinggi.
Tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali jika tertimbTanah lain
yang mempunyai horison A molik atau umbrik, dan dapat dijumpai
horison B kambik, atau horison A okrik dan horison B kambik, Tidak
mempunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak
terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadar garam tinggi. Tidak
mempunyai horison penciri lain (kecuali jika tertimbun > 50 cm bahan
baru) pada kedalaman sampai 35 cm atau lebih > 50 cm bahan baru)
pada kedalaman sampai 35 cm atau lebih.
Organosol Saprik

Epipedon Histik
Alasan:
Jenuh air, warna
tanah gelap dan
memiliki bahan
organik yang
tinggi
Latosol Rodik Latosol adalah tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dengan
kandungan bahan organik, mineral primer dan unsur hara rendah,
bereaksi masam (pH 4.5 – 5.5), terjadi akumulasi seskuioksida,
tanah berwarna merah, coklat kemerahan hingga coklat kekuningan
atau kuning. Tanah terdapat mulai dari daerah pantai hingga 900 m
dengan curah hujan antara 2500 – 7000 mm per tahun. Gambar
diatas merupakan tanah latosol rodik, Latosol lain dengan horizon
ABwC yang mempunyai warna horison B merah sampai merah gelap
(tanah yang dicampur mempunyai “hue” lebih merah dari 5 YR
dengan “value” lembab kurang dari 4 dan “value” kering tidak
melebihi 1 unit terhadap “value” lemah).

Laterik Rodik
Warna horison B merah sampai merah tua (hue lebih merah dari
5 YR)
B,  Merupakan horizon berada di bawah horizon A, E, atau O yang
telah mengalami perkembangan horizon. Sebagian besar hingga
seluruh struktur batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini.
Kemudian akan memperlihatkan satu atau lebih sifat tanah.
Tanah laterit memiliki ciri tidak subur karena banyak mengandung
sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah jenis ini termasuk tanah
yang sudah tua. Persebaran tanah laterit ada di daerah Kalimantan,
Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur
Horizon AbtC: Podsolik Plintik memiliki sifat umum, yaitu : Masam, Kejenuhan Podsolik Plintik
Basa < 50 % (NH4OAc) di horizon B Tidak ada Horizon albik, dan Horizon argilik.
karakteristik Tanah Podsolik Plintik :
Mengandung kongkresi dan kerikil besi > 5% berdasarkan volume.
Memiliki simbol podsolik plintik Pp. Horizon B merupakan lapisan di bawah
epipedon, ketebalan 25 cm atau lebih dan memiliki sifat-sifat penciri sebagai
berikut : Mempunyai Horizon B argilik, KB < 50% pada beberapa bagian Horizon B
di dalam kedalaman 125 cm dari permukaan dan tidak mempunyai Horizon albik
yang berbatasan langsung dengan Horizon argilik atau fragipan.
Tekstur : Tekstur berpasir dan berlempung

Oksisiol Haplik

Profil oxisols mengandung campuran kuarsa, liat kaolin , oksida Fe dan Al dan
bahan organik. Sebagian besar tanah-tanah ini mempunyai profil tanah yang
tidak mempunyai horison-horison yang spesifik.

Horison penciri: oksik


Epipedon: okhrik
Proses genesis: pelapuikan, desilikasi, pedoturbation
Karakteristik: ditemukan pada bahan induk geologis tua yg sudah terlapuk
lanjut,; tidak ada mineral primer yg mudah lapuk atau liat tipe 2:1
Podsolik Haplik Symbol AB menunjukan horizon A berada diatas horizon B tetapi horizon A
mendominasi (horizon A terdapat akumulasi bahan organic terhumufikasi yang
tercampur mineral liat). Simbol E menunjukan horizon mineral dengan sifat
utamanya mengalami proses ivaluasi liat silikat, besi, aluminium (atau beberapa
kombinasi) serta bahan organic sehingga berwarna cerah. Symbol Bt
menunjukan akumulasi secara iluvial dari liat silikat, senyawa besi, aluminium,
humus, dan senyawa karbonat (B). symbol tambahan (t) menunjukan adanya
penimbunan liat silikat yang disebabkan baik oleh proses iluviasi dari horizon di
atasnya atau. Symbol BC menunjukan horizon B berada diatas Horizon C tetapi
horizon B mendominasi (dominannya liat silikat). Symbol C menunjukan lapisan
mineral, tidak termasuk batuan dasar yang sangat tersementasi dan keras yang
mengalami sedikit proses pedogenesis.

Nitosol Haplik

Nitosol : tanah dengan horizon agrillik,dan kandungan liat


tidak menurun lebih dari 20% pada horison-horison di daerah
horison penimbunan liat maksimum,tidak terdapat epipedon
mollik.
Haplik : Tanah dengan urutan horizon normal
 
Kambisol Humik
Tanah Kambisol ini Tanah lain yang memperlihatkan sifat hidromorfik di dalam
penampang 50 cm dari permukaan, tidak mempunyai horison penciri (kecuali jika
tertimbun 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A, horison H, horison B
kambik, kalsik atau gipsik.
Mempunyai horison A umbrik atau kadar C organik ≥ 12 kg/m3, Tanah yang
memiliki warna Hitam serta daerah persebarannya berada di daerah yang kering
seperti di daerah pegunungan kapur seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa
Tenggara Timur.

Arenosol Kambik
Tanah lain yang mempunyai horison A molik atau umbrik, dan dapat dijumpai
horison B kambik, atau horison A okrik dan horison B kambik, Tidak mempunyai
horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak terdapat sifat hidromorfik,
tidak berkadar garam tinggi. Tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali jika
tertimbun > 50 cm bahan baru) pada kedalaman sampai 35 cm atau lebih
mempunyai satu atau kedua-duanya dari:
(a) bulk density fraksi tanah halus (< 2 mm) pada kapasitas lapang dari < 0,90
gr/cm3 dan komplek pertukaran didominasi oleh bahan amorf;
(b) > 60% adalah abu volkan vitrik, cinders, atau bahan piroklastik yang lain dalam
fraksi debu, pasir, dan liat.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai