Epipedon :
1. Mollic
Struktur tanah cukup teguh, tidak pejal apabila kering, C-organik > 0.6 % dan
kejenuhan basa > 50 %, P2O5 < 250 ppm
Warna patahan dan gosokan (smoothed) ; value < 3 (lembab) dan < 5 (kering),
chroma < 3.
2
2. Anthropic
Sama dengan mollic, tetapi P2O5 > 250 ppm.
3. Folistic
Tanah organik atau tanah mineral yang mengandung bahan organik tinggi (>
16%) dan jenuh air untuk waktu < 30 hari.
4. Histic
Tanah organik atau tanah mineral yang mengandung bahan organik tinggi (>
16%) dan jenuh air untuk waktu yang lama (6 tahun dalam 10 tahun)
5. Melanik
Horizon tebal, warna hitam (akumulasi asam humat), bahan organik tinggi,
kompleks humus-logam, struktur lebih lemah dari pada mollic.
6. Ochric
Epipedon yang tidak memenuhi persyaratan yang lain, tetapi telah
memperlihatkan pembentukan horizon pedogenesis permukaan (struktur tanah,
penggelapan warna karena translokasi bahan organik).
7. Plaggen
Terbentuk karena penggunaan pupuk kandang terus-menerus. Warnanya
tergantung jenis pupuk kandang yang digunakan.
8. Umbric
Sama dengan mollic, tetapi kejenuhan basa < 50 %.
3
Endopedon :
1. Agric
Terbentuk langsung dibawah lapisan bajak dan terdapat akumulasi debu, klei
dan humus membentuk lidah-lidah (lamallae) berwarna gelap.
2. Albic
Tipikal sebagai horizon E berwarna cerah dengan warna value > 5 (kering) atau >
4 lembab.
4
3. Anhydritic
Akumulasi anhydrite (CaSO4 = “gypsum tanpa air”), umumnya terdapat bersama-
sama dengan horizon salic.
4. Argilic
Terbentuk oleh illuviasi klei (biasanya pada horizon B di mana akumulasi klei
ditandai dengan simbol “t”.
Persyaratan horizon argilik adalah:
a. Ketebalan minimum 1/10 horizon yang mengatasinya
b. Kandungan klei >1.2 kali dari horizon diatasnya.
c. Apabila kandungan klei lapisan eluviasi < 15 %, maka klei pada horizon argilik
harus lebih tinggi 3 % atau lebih, atau apabila klei pada lapisan eluvial > 40%,
maka horizon argilik klei lebih tinggi 8% atau lebih.
5. Calcic
Akumulasi karbonat, biasanya kalsium atau magnesium karbonat.
6. Cambic
Horizon yang memperlihatkan gejala lemah argilik atau spodik dan tidak
memenuhi syarat untuk digolongkan ke dalam kedua horizon tersebut.
Keberadaan horizon kambik sering dipandang sebagai pertanda tahap awal
perkembangan tanah, warna dan struktur telah mulai berkembang.
Persyaratan kambik:
a. Tekstur pasir sangat halus geluhan atau lebih halus
b. Telah terbentuk struktur tanah
c. Warna telah berkembang kemerahan/kecoklatan
7. Duripan
Horizon tersementasikan oleh silika illuvial, tidak membengkak dalam air atau
HCl, tetapi membengkak dalam KOH jenuh.
8. Fragipan
Horizon dengan BV tinggi, rapuh bila lembab tetapi sangat keras bila kering.
Tidak melunak pada pembasahan, fragmen kering membengkak dalam air.
9. Glossic
Horizon (syarat tebal > 5 cm) yang terdapat di antara horizon albik yang
mengatasinya dan horizon argiik, kandik atau natrik yang membawahinya.
10. Gypsic
Akumulasi gypsum (biasanya CaSO4.2H2O)
11. Kandic
Horizon terdiri atas klei aktivitas rendah (low activity clay) yang
terakumulasikan pada bagian teratas dari horizon ini. Selaput klei mungkin ada
mungkin juga tidak. Pembentukan horizon kandik melibatkan translokasi klei
meskipun pembentukan selaput klei terhambat atau terusakkan oleh pelapukan
fisik dan kimia, atau dapat juga terbentuk di tempat (in situ).
Persyaratan horizon kandik:
a. Di dalam jarak 15 cm dari batas atas horizon kandungan lempung meningkat >
1.2 kali
b. Perbedaan tekstur tegas terhadap horizon di atasnya
c. Pada pH 7, KPK lempung < 16 cmol/kg dan KPK efektif < 12 cmol/kg
5
12. Natric
Horizon akumulasi klei dan natrium.
Persyaratan:
a. Sama seperti horizon argilik
b. Struktur prisma atau kolumner
c. > 15 % KPK terjenuhi oleh Na+, atau jumlah Na+ + Mg2+ tertukarkan > jumlah
Ca2+
13. Ortstein
Material spodic yang > 50 % tersementasi, ketebalan > 2 cm.
14. Oxic
Horizon terdiri atas klei aktivitas rendah (low activity clay) seperti pada kandik,
tetapi lebih berangsur (perbedaan tekstur kurang tegas terhadap horizon di
atasnya).
15. Petrocalcic
Horizon calcis yang membatu. Persyaratan: sedikitnya 1/2 dari fragmen kering
pecah apabila direndam dalam asam tetapi tidak di dalam air.
16. Petrogypsic
Horizon gipsik yang tersementasi kuat. Fragmen kering tidak membengkak di
dalam air.
17. Placic
Padas besi atau mangan yang berwarna coklat kemerahan gelap. Persyaratan:
tebal 2-10 mm, terletak di dalam 50 cm dari permukaan tanah, batas:
bergelombang (wavy) dan permeabiitas rendah.
18. Salic
Horizon akumulasi garam terlarutkan. ppersyaratan: tebal > 15 cm, perkayaan
dari garam mudah larut sekunder dengan EC 30 dS/m lebih dari 90 hari tiap
tahun.
19. Sombric
Horizon yang terbentuk sebagai hasil dari illuviasi humus (warna coklat gelap
sampai hitam) tetapi tidak disebabkan atau natrium. Persyaratan: pada pH 7,
KPK < 50 %, tidak berada di bawah horizon albik dan harizon terdrainase bebas.
20. Spodic
Horizon akumulasi illuvial dari seskwioksida dan/atau bahan organik. Bahan
akumulasi seskwioksida dan/atau bahan organik lebih dari 85 %. Terdapat
banyak batasan berkaitan dengan kandungan aluminium, besi dan bahan
organik, dan nisbah klei, tergantung apakah horizon yang mengatasinya virgin
atau telah diolah.
6. Durinodes
7. Fragic Soil Properties
8. Free Carbonates
9. Identifiable Secondary Carbonates
10. Interfingering of Albic Materials
11. Lamellae
12. Linear Extensibility (LE)
13. Lithologic Discontinuities
14. n Value
15. Petroferric Contact
16. Plinthite
17. Resistant Minerals
18. Slickensides
19. Spodic Materials
20. Volcanic Glass
21. Weatherable Minerals
22. Aquic Conditions
23. Cryoturbation
24. Densic Contact
25. Densic Materials
26. Gelic Materials
27. Glacic Layer
28. Lithic Contact
29. Paralithic Contact
30. Permafrost
31. Soil Moisture Regimes
32. Soil Temperature Regimes
33. Sulfidic Materials
34. Sulfuric Horizon
35. Characteristics Diagnostic for Human-Altered and Human-Transported Soils
1. Fibers
2. Fibric Soil Materials
3. Hemic Soil Materials
4. Sapric Soil Materials
5. Aquic Conditions
6. Cryoturbation
7. Densic Contact
8. Densic Materials
9. Gelic Materials
10. Glacic Layer
11. Lithic Contact
12. Paralithic Contact
13. Permafrost
14. Soil Moisture Regimes
15. Soil Temperature Regimes
16. Sulfidic Materials
7
Apabila nama suatu rejim suhu tanah mempunyai awalan iso, perbedaan suhu tanah
musim panas rata-rata dan musim dingin rata-rata adalah < 5 °C, diukur pada
kedalaman 50 cm, atau pada kontak litik, atau paralitik, mana saja yang lebih dangkal.
a. Isofrigid
Suhu tanah tahunan rata-rata <8°C
b. Isomesik
Suhu tanah tahunan rata-rata adalah 8°C atau lebih tinggi, tetapi <15°C.
c. Isotermik
Suhu tanah tahunan rata-rata adalah 15°C atau lebih tinggi, tetapi <22°C.
d. Isohipertermik
Suhu tanah tahunan rata-rata 22°C, atau lebih tinggi.