Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhtriono

NIM : D1A018075

Kelas :M

Mata Kuliah : Morfologi dan Klasifikasi Tanah

RESUME
MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH

Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan tanah dan
susunanya yang berkaitan dengan bentuk dan sususan atribut dan dapat menidentifikasi dan
mendeskripsikan yang ada dihorizon tanah, sedangkan Klasifikasi tanah adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara membedakan sifat tanah satu sama lain dan mengelompokkan tanah
kedalam kelas-kelas tertentu berdasarkan atas kesamaan sifat yang dimiliki, jadi dengan cara
ini tanah yang mempunyai sifat-sifat yang sama dapat dimasukkan kedalam satu kelas yang
sama

 Tujuan dari mempelajari morfologi adalah untuk memahami tanah sebai tubuh alam
yang terbentuk akibat proses alami dan melakukan klasifikasi tanah
 Tujuan mempelajari klasifikasi adalah mengetahui perbedaan sifat-sifat tanah satu
sama lain dan mengelompokkan tanah kedalam kelas-kelas tertentu berdasrkan
kesamaan yang dimiliki. Dan klasifikasi tanah terbagi menjadi 2 yaiu klasifikasi alami
dan teknikal, klasifikasi alami merupakan klasifikasi yang didarkan pada sifat-sifat
alami tanpa dihubungkan dengan penggunaanya sedangkan kleasifikasi teknikal yaitu
tujuan klasifikasi yang tujuannya adalah dengan khusus memilih ciri-ciri tentang
pengaruh kemampuannya dan penggunaanya.

Epipedon adalah suatu horison yang terbentuk pada atau dekat permukaan, dan sebagian
besar struktur batuannya sudah dirusak. Horison ini telah menjadi gelap oleh bahan organik
atau menunjukkan gejala-gejala eluviasi atau terpengaruh oleh keduanya (Soil Survey Staff,
1999).

Menurut Hardjowigeno (1985), surface horison ini terdiri beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:

1. Epipedon antrhopik : merupakan horison antrhopik yang dibuat oleh manusia


(antrhopo = manusia), sehingga berbeda dengan horison mollik dalam warna,struktur
dan dan kadar bahan organik. Horison ini berkembang karena dalam waktu yang
lama meninggalkan tulang dan karang yang kaya akan posfor dan kalsium, atau
digunakan untuk tanaman beririgasi. Kadar P¬¬2O5 lebih dari 250 ppm, kejenuhan
basah biasanya lebih dari 50% atau mengkin kurang dari 50% tetapi lebih dari tanah
sekitarnya.
2. Epipedon Mollik,. Termasuk horison permukaan warna kelam , kaya akan humus,
relatif tebal dan atau horison yang kompleks penukarannya didominasi kation
dwivalensi dinamakan mollic epipedon. Struktur sudah berkembang sedang sampai
kuat, sehingga lunak (mollik = melunakkan) juga dalam keadaan kering. Memiliki
sifat-sifat yaitu : struktur tanah yang cukup berkembang kuat, sehingga lunak jika
kering: berwarna kelam dengan warna Munsell lebih kelam dari 3,5 basah dan kering
serta chroma kurang dari 3,5 basah: kejenuhan basa 50% atau lebih: kadar C-organik
2,5% (sedikit lebih dari 4% bahan organik) atau lebih dalam lapisan tanah teratas
sedalam 18 cm: tebal sekitar 25 cm (10-75) diats lithic horison: mengandung kurang
dari 250 ppm P2O5 larut dalam 1% asam sitrat.
3. Epipedon Umbrik. Merupakan horison permukaan yang tebal berwarna kelam kaya
bahan organik, kejenuhan basa kurang dari 50% dinamakan umbricepipedon.
Horison umbric tidakharus lunak jika kering. Horison ini berkembang karena hujan
tinggi.
4. Epipedon Plagen. Epipedon ini dibuat oleh manusia sedalam 50 cm atau lebih
dihasilkan oleh pemupukan yang terus-menerus dalam waktu yang lama. Bahan
organik terdekomposisi lambat dan pasir kuarsa dalam pupuk tertimbun di lapangan
kurang lebih 1 mm/thn, sehingga dalam 1000 tahun akakn berkembang plaggen
epipedon setebal 1 m. warna tanahnya dan kadar bahan organik tergantung pada
sumbernya, sehingga cenderung hitam atau kelam, kaya bahan organik dengan
nisbah C/N besar.
5. Epipedon Okhric. Epipedon okhric berwarna sangat cerah (light), kadar bahan
organik rendah, atau terlalu tipis untuk dianggap epipedon mollik, umbrik, antropik
atau plagen atau jika kering keras dan mampat. Horisonnya belum berkembang atau
berkembang di bawah vegetasi hutan.
6. Epipedon Histic. Terbentuk dalam tanah yang jenuh air dalam sebulan atau lebih,
sehingga bahan organik ada dalam 20 cm. C-organik berkisar dari 12 % dalam tanah
fraksi mineral tanpa liat (clay) sampai 18 % dalam fraksi mineral dengan 60% atau
lebih liat.
7. Epipedon Folistik. Lapisan tanah yang terdiri dari suatu horison atau lebih tebal atau
yang jenuh air selam kurang dari 30 hari kumulatif dalam tahun-tahun normal,
tersusun dari bahan organik dengan ketebalan 20 cm atau lebih.
8. Epipedon Melanik. Epipedon yang memiliki sifat tanah andik pada seluruh
ketebalannya, value warna lembab dan kroma 2 atau kurang, kandungan karbon
organik 6 % atau lebih sebagai rata-rata tertimbang dan kandungan karbon organik
4 % atau lebih pada semua lapisan.
Horison Penciri Bawah Permukaan
Menurut Hardjowigeno (2003), sub surface terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
1. Horison Agrik. Horison dibawah lapisan olah terdapat akumulasi debu, liat dan
humus.
2. Harison Albik. Horison berwarna pucat (horison E), warna dengan value lembab
lebih dari lima.
3. Harison Argilik. Horison penimbunan liat, adalah horison B yang paling sedikit
engandung 1,2 kali liat lebih banyak daripada liat diatasnya. Terdapat selaput liat.
4. Horison Kalsik. Tebal 15 cm atau lebih, mengandung karbonat (CaCO3 atau
MgCO3) sekunder tinggi.
5. Horison Kambik. Horison bawah yang telah terbentuk struktur tanah atau sudah lebih
mera dari bahan induk atau ada indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak
memenuhi syarat untuk kedua horison tersebut.
6. Horison Gipsik. Harison banyak mengandung gipsum (CaSO4) sekunder.
7. Horison Natrik. Horison argilik yang banyak mengandung Na.
8. Horison Oksik. Tebal 30 cm atau lebih, KTK (NH4O Ac) < 16 cmol (+)/kg liat, dan
KTK efektif (jumlah basa + Aldd) < 12 cmol (+)/kg liat. Mineral mudah lapuk <
10%.
9. Horison Petrokalsik. Horison kalsik yang mengeras.
10. Horison Petrogipsik. Horison gipsik yang mengeras.
11. Horisonsalik. Tebal 2 cm atau lebijh, banyak mengandung garam-garam sekunder
mudah larut.
12. Horison Sambrik. Horison berwarna gelap, sifat-sifat seperti epipedon umbrik,
terjadi iluviasi humus tanpa Al dan tidak terletak di bawah horison albik.
13. Horison Spodik. Horison iluviasi seskuioksida bebas (Fe dan Al oksida) dan bahan
organik.
14. Horison Sulfurik. Harison banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH < 3,5,
terdapat banyak karatan jarosit (K, Fe sulfat).
15. Horison Kandik. Seperti argilik tetapi KTK (NH4 Oac) < 16 cmol (+)/kg dan KTK
efektif < 12 cmol(+)/kg liat.
16. Horison Plakik. Padas tipis ( 1 – 25 mm) dari besi dan Mn.
 Rezim kelembaban tanah adalah merupakan kriteria klasifikasi tanah untuk bebrapa
katrgori seperti ordo, rezim kelembabapan merupakan perubahan kelembaban pada
tanah selama satu tahun pada daerah perakaran dan pada lapisan tanah dimana terjadi
sebagian besar proses pembentukan tanah
 Kelas kelembapan tanah didasarkan pada besarnya air< 15 bar dan dalamnya muka air
tanah. Batas Bawah control section : batas kedalaman tanah yg dapat menjadi lembab
bila air setinggi 7,5 cm di berikan ke tanah kering (tegangan > 15 bar) selama 48 jam.
 Batas Atas control section : kedalaman tanah yg dapat menjadi lembab bila air setinggi
2,5 cm diberikan ke atanah kering (tegangan > 15 bar) selama 24 jam.
 Rezim Tempratur dengan kedalam ± 50cm
1. Pergilik : suhu tanah rata2 tahunan 0 deratat C (permanent frost).
2. Kriik : Suhu rata2 tahunan 0-8 derajat C, suhu musim panas rata2 <15 derajat
C.
3. Frigid : Suhu rata2 tahunan 0-8 derajat C, pada musim panas suhu rata2 lebih
panas dari kriik ( >15 derajat C).
4. Mesik : suhu tanah rata2 tahunan 8-15 derajat C.
5. Thermik : suhu tanah rata2 tahunan 15-22 derajat C.
6. Hiperthermik : suhu rata2 tahunan > 22 derajat C.
7. Iso : (Frigit, mesik, thermik, hiperthermik) : perbedaan suhu tanah rata2 musim
panas dan musim dingin < 5 derajat C.
8. Tropik : suhu tanah rata2 tahunan > 8 derajat C dengan sifat Iso.
 Lapisan penciri bukan tanah
 Kontak Litik (sentuh sela) : lapisan di bawah tanah keras (>3 dalam skala
kekerasan Mohs) dan koheren (menyembung).
 Kontak Paralitik (sentuh selasemu) : lapisan di bawah tanah dg bahan lunak (<3
skala Mohs) dan koheren.
 Kontak Petroferik (sentuh selawaja) : di bawah tanah terdapat lapisan padas
dg besi sebagai perekat.
 Tiksotropi : sifat tanah yg bila dipirit dg jari2 terasa licin (smeary) seperti
menuju ke fase cair, tetapi bila piridan di lepaskan segera kembali ke fase padat.
Tanah dapat berubah dari gel ke sol akibat tekanan berubah kembali dari fase
sol ke gel bila tekanan di lepaskan.
Jenis-jenis tanah dan persebarannya
1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang
terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari
hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu. Karakteristik Tanah ini sangat cocok
untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis
tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu
membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya. Persebaran Tanah ini banyak tersebar
di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena
adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan
mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat
cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya
terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.Persebaran Di Indonesia sendiri yang
merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali,
sumatera dan nusa tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan
pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar,
dan lapili Karakteristik Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih
muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan
tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di
pantai parangteritis Jogjakarta. Persebaran Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat
disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang
memiliki gunung berapi.
4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan
organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak
subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. Karakteristik Tekstur tanahnya kering dan
mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral
hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari
permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu
pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan. Persebaran
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa
Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan
bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan.
Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur. Karakteristik Tanah Humus
sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik
untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan
tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman. Persebaran Tanah ini terdapat di daerah
yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.
6. Tanah Inceptisol
Inceptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan
dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang
pembentukan hutan yang asri. Karakteristik Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik
dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini
cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan
perkebunan lainnya seperti karet. Persebaran Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di
Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua.
7. Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan
alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah,
terutama di daerah desa dan perkampungan. Karakteristik Tanah laterit termasuk dalam
jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena
kandungan yang ada di dalamnya pula. Persebaran Persebarannya sendiri di Indonesia
meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
8. Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Karakteristik Ciri-ciri dari tanah latosol adalah
warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon.
Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan
yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut.
Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium. Persebaran
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan
Papua.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan
tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme. Karakteristik Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara
menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol
bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Persebaran Biasanya terdapat
pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara
barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
10. Tanah Kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami
pelapukan.Karakteristik Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa
tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun
jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta,
dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur

Anda mungkin juga menyukai