Anda di halaman 1dari 8

SISTEM KLASIFIKASI TANAH PPT BOGOR

1. Organosol: merupakan tanah yang mempunyai horison histik setebal 50 cm


atau lebih dengan bulk density (berat volume) yang rendah.

2. Litosol: merupakan tanah yang dangkal yang terdapat pada batuan yang kukuh
sampai kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
3. Ranker: merupakan tanah dengan horison A umbrik dengan ketebalan 25 cm
dan tidak mempunyai horison daignostik lainnya.

4. Rendzina: merupakan tanah dengan horison A molik yang terdapat diatas batu
kapur dengan kadar kalsium karbonat lebih dari 40 persen.

5. Grumosol: merupakan tanah dengan kadar liat lebih dari 30 persen, bersifat
mengembang jika basah dan retak-retak jika kering. Retak (crack) dengan lebar 1
cm dan dengan kedalaman retak hingga 50 cm dan dijumpai gilgai atau struktur
membaji pada kedalaman antara 25 125 cm dari permukaan.

6. Gleisol: merupakan tanah yang memperlihatkan sifat hidromorfik pada


kedalaman 0 50 cm dari permukaan dan dijumpai horison histik, umbrik, molik,
kalsik atau gipsik.

7. Aluvial: merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk alluvial muda,
terdapat stratifikasi dengan kadar C organik yang tidak teratur. Horison
permukaan dapat berupa horison A okrik, horison histik atau sulfuric.

8. Regosol: merupakan tanah yang bertekstur kasar dari bahan albik dan tidak
dijumpai horison penciri lainnya kecuali okrik, hostol atau sulfuric dengan kadar
pasir kurang dari 60 persen pada kedalaman antara 25 100 cm dari permukaan
tanah.
9. Koluvial: merupakan tanah yang tidak bertekstur kasar dari bahan albik, tidak
mempunyai horison diagnostik lainnya kecuali horison A umbrik, histik atau
sulfurik.

10. Arenosol: merupakan tanah yang bertekstur kasar dari bahan albik yang
terdapat pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah dan hanya
mempunyai horison A okrik.
11. Andosol: merupakan tanah yang berwarna hitam sampai coklat tua dengan
kandungan bahan organik tinggi, remah dan porous, licin (smeary) dan reaksi
tanah antara 4.5 6.5. Horison bawah-permukaan berwarna coklat sampai coklat
kekuningan dan kadang dijumpai padas tipis akibat semenatsi silika. Horison A
dapat terdiri dari molik atau umbrik yang terdapat diatas horison kambik. Ciri
lainnya adalah BV rendah (< 85 g/cm 3 ) dan kompleks pertukaran didominasi
oleh bahan amorf. Tanah ini dijumpai pada daerah dengan bahan induk vulkanis
mulai dari pinggiran pantai sampai 3000 m diatas permukaan laut dengan curah
hujan yang tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi.

12. Latosol: merupakan tanah yang mempunyai distribusi kadar liat tinggi
(>60%), KB < 50%, horison A umbrik dan horison B kambik.

13. Brunizem: merupakan tanah yang mempunyai distribusi kadar liat tinggi
(>60%), gembur, KB > 50%, horison A molik dan horison B kambik.

14. Kambisol: merupakan tanah yang mempunyai horison B kambik dan horison
A umbrik atau molik, tidak terdapat gejala hidromorfik.

15. Nitosol: merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik dengan


penurunan liat kurang dari 20% terhadap liat maksimum, tidak ada plintit, tidak
mempunyai sifat vertik tetapi mempunyai sifat ortoksik (KTK dengan
amoniumasetat < 24 cmpl/kg liat).

16. Podsolik: merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik, kejenuhan


basa < 50% dan tidak mempunyai horison albik.

17. Mediteran: merupakan tanah yang mempunyai horison argilik dengan


kejenuhan basa >50% dan tidak mempunyai horison albik.
18. Planosol: merupakan tanah yang mempunyai horisol E albik yang terletak
diatas horison argilik atau natrik, perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau
fragipan di dalam kedalam 125 cm. Pada horison E albik dijumpai cirri
hidromorfik.

19. Podsol: merupakan tanah yang mempunyai horison B spodik.

20. Oksisol: merupakan tanah yang mempunyai horison B oksik.


Klasifikasi USDA

Alfisol:
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat
penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di
atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem
klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.

Aridisol:
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai
kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-
kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah
termasuk Desert Soil.

Entisol:
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat
muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison
penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau
baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau
Regosol.

Histosol:
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan
bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30%
(untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi
tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol.
Inceptisol:
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang
berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum
berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol,
Gleihumus, dll.

Mollisol:
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih
dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%,
kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras
bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan
dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m,
Rendzina, dll.

Oxisol:
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah
lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas
tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak
mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di
lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

Spodosol:
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah
terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic).
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.

Ultisol:
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi
penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol,
dan Hidromorf Kelabu.

Vertisol:
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat
tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras.
Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.

SISTEM KLASIFIKASI TANAH FAO/UNESCO

Fluvisol :

Tanah-tanah berasal dari endapan baru, hanya mempunyai horizon penciri


ochrik, umbrik, histik atau sulfurik, bahan organik menurun tidak teratur dengan
kedalaman, berlapis-lapis.

Gleysol :

Tanah dengan sifat-sifat hidromorfik (dipengaruhi air sehingga berwarna kelabu,


gley dan lain-lain), hanya mempunyai epipedon ochrik, histik, horison kambik,
kalsik atau gipsik.

Regosol :

Tanah yang hanya mempunyai epipedon ochrik. Tidak termasuk bahan


endapan baru, tidak menunjukkan sifat-sifat hidromorfik, tidak bersifat
mengembang dan mengkerut, tidak didominasi bahan amorf. Bila bertekstur pasir,
tidak memenuhi syarat untuk Arenosol.

Lithosol :

Tanah yang tebalnya hanya 10 cm atau kurang, di bawahnya terdapat


lapisan batuan yang padu.
Arenosol :

Tanah dengan tekstur kasar (pasir), terdiri dari bahan albik yang terdapat
pada kedalaman 50 cm atau lebih, mempunyai sifat-sifat sebagai horison argilik,
kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur yang kasar
tersebut. Tidak mempunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak
terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadar garam tinggi.

Rendzina :

Tanah dengan epipedon mollik yang terdapat langsung di atas batuan


kapur.

Ranker :

Tanah dengan epipedon umbrik yang tebalnya kurang dari 25 cm. Tidak
ada horison penciri lain.

Andosol :

Tanah dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik dan horizon
kambik, serta mempunyai bulk density kurang dari 0,85 g/cc dan didominasi
bahan amorf, atau lebih dari 60 % terdiri dari bahan vulkanik vitrik, cinder, atau
pyroklastik vitrik yang lain.

Vertisol :

Tanah dengan kandungan liat 30 % atau lebih, mempunyai sifat


mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah menjadi keras, dan retak-retak
karena mengkerut, kalau basah mengembang dan lengket.

Solonet :

Tanah dengan horison natrik. Tidak mempunyai horison albik dengan


sifat-sifat hidromorfik dan tidak terdapat perubahan tekstur yang tiba-tiba.

Yermosol :

Tanah yang terdapat di daerah beriklim arid (sangat kering), mempunyai


epipedon ochrik yang sangat lemah, dan horison kambik, argilik, kalsik atau
gipsik.

Xerolsol :

Seperti Yermosol tetapi epipedon ochrik sedikit lebih berkembang.


Kastanozem :

Tanah dengan epipedon mollik berwarna coklat (kroma > 2), tebal 15 cm
atau lebih, horison kalsik atau gipsik atau horison yang banyak mengandung
bahan kapur halus.

Chernozem :

Tanah dengan epipedon mollik berwarna hitam (kroma < 2) yang tebalnya
15 cm atau lebih. Sdifat-sifat lain seperti Kastanozem.

Phaeozem :

Tanah dengan epipedon mollik, tidak mempunyai horison kalsik, gipsik,


tidak mempunyai horison yang banyak mengandung kapur halus.

Greyzem :

Tanah dengan epipedon mollik yang berwarna hitam (kroma < 2), tebal 15
cm atau lebih, terdapat selaput (bleached coating) pada permukaan struktur tanah.

Cambisol :

Tanah dengan horison kambik dan epipedon ochrik atau umbrik, horison
kalsik atau gipsik. Horison kambik mungkin tidak ada bila mempunyai epipedon
umbrik yang tebalnya lebih dari 25 cm.

Luvisol :

Tanah dengan horison argillik dan mempunyai KB 50 % atau lebih. Tidak


mempunyai epipedon mollik.

Podzoluvisol :

Tanah dengan horison argillik, dan batas horison eluviasi dengan Horison
di bawahnya terputus-putus (terdapat lidah-lidah horison eluviasi = tonguing).

Podsol :

Tanah dengan horison spodik. Biasanya dengan horison albik.

Planosol :

Tanah dengan horison albik di atas horison yang mempunyai permeabilitas


lambat misalnya horison argillik atau natrik dengan perubahan tekstur yang tiba-
tiba, lapisan liat berat, atau fragipan. Menunjukkan sifat hidromorfik paling
sedikit pada sebagian horizon albik.

Acrisol :

Tanah dengan horison argillik dan mempunyai KB kurang dari 50 %.


Tidak terdapat epipedon mollik.

Nitosol :

Tanah dengan horison argillik, dan kandungan liat tidak menurun lebih
dari 20 % pada horison-horison di daerah horison penimbunan liat maksimum.
Tidak terdapat epipedon mollik.

Ferrasol :

Tanah dengan horison oksik, KTK (NH4Cl) lebih 1,5 me/100 g liat. Tidak
terdapat epipedon umbrik.

Histosol :

Tanah dengan epipedon histik yang tebalnya 40 cm atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai