“KLASIFIKASI TANAH”
Klasifikasi alami:
berdasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya
tanpa menghubungkan dengan penggunaan
tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan
gambaran terhadap sifat-sifat fisik, kimia, dan
mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing
kelas.
Klasifikasi teknis
2 FAO/UNESCO
3
USDA (Amerika Serikat).
Taksonomi TANAH (USDA)
Horizon penciri
Untuk keperluan klasifikasi tanah, selain penggolongan
horison tanah ke dalam horison genetik A, B, C, dan
sebagainya, juga perlu diidentifikasi horison penciri,
baik epipedon, horison bawah (subsurface), ataupun
sifat-sifat penciri lainnya.
Epipedon
Epipedon adalah horison permukaan
tetapi tidak sinonim dengan horizon A,
karana dapat juga mencakup sebagai atau
seluruh horison B. mungkin lebih tipis
dari horizon A, tetapi mungkin juga
meliputi horizon B.
Histik : Bahan organik (BO) tinggi (>20%), tebal 20‑40cm.
Mollik : BO > 1%, warna gelap dng value dan kroma < 3
(lembab) dan value < 5 (kering), tebal > 18cm, KB >50%.
Umbrik : seperti molik tetapi KB <50%.
Anthropik : seperti molik, tetapi mengandung >1500 ppm P2O5
larut dalam 1% as. sitrat.
Ochrik : warna terang (value dan kroma lembab >3), BO
<1% atau keras‑sangat keras dan masif.
Plaggen : horizon buatan, akibat penggunaan pupuk kandang
yang terus menerus, tebal >50cm, berwarna hitam.
Arenik : horison banyak mengandung pasir tebal lebih dari 50
cm terletak diatas horison argillk
Glossarenik : seperti arenik, tapi tebalnya lebih dari 100 cm.
HORISON BAWAH PENCIRI
Agrik: horizon iluviasi yg terbentuk krn pengaruh pengolahan tanah shg
terjadi akumulasi sejumlah debu, liat, dan humus.
Albik: horison berwarna pucat (E) dg value lembab >5.
Argillik: horison penimbunan liat; minimal mengandung liat >1.2 kali
lebih banyak daripada kandungan liat di atasnya. Terdapat selaput liat.
Kalsik: horizon yg mengandung karbonat sekunder (CaCO3 atau
MgCO3) tinggi, tebal >15cm.
Petrokalsik: horizon kalsik yang mengeras.
Kambik: indikasi lemah adanya argillik atau spodik, tapi tidak
memenuhi syarat kedua horizon tersebut.
Gipsik : banyak mengandung gipsum (CaSO4) sekunder.
Penciri Khusus
Fluvisol
Tanah-tanah berasal dari endapan baru, hanyamempunyai
horison ochrik, umbrik, histik atausulfurik, bahan organik,
menurun tidak teraturdengan kedalaman,berlapis-lapis.
Gleysol
Tanah dengan sifat-sifat hidromorfik (dipengaruhi air
sehingga berwarna kelabu, gley,dll), hanya mempunyai
epipedon ochrik, histik, horison kambik, kalsik atau gipsik.
Regosol
Tanah yang hanya mempunyai epipedon ochrik. Tidak termasuk bahan endapan
baru, tidak menunjukkan sifat-sifat hidromorfik, tidak bersifat mengembang dan
mengerut (sifat vertik), tidak didominasi bahan amorf (sifat andik).
Lithosol
Tanah yang tebalnya hanya 10 cm atau kurang, di bawahnya terdapat lapisan
batuan yang padu.
Arenosol
Tanah dengan tekstur kasar (pasir), terdiri dari bahan albik yang terdapat pada
kedalaman 50 cm atau lebih, mempunyai sifat-sifat sebagai horison argillik,
kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur yang kasar
tersebut. Tidak empunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak
terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadar garam tinggi.
Rendzina
Tanah dengan epipedon mollik yang terdapat langsung di atas batuan kapur.
Ranker
Tanah dengan epipedon umbrik yang tebalnya < 25 cm. Tidak ada horison penciri
lain.
Andosol
Tanah dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik dan horison kambik, serta
mempunyai BD < 0,85 g/cc dan didominasi bahan amorf atau > 60 % terdiri dari
bahan vulkanik vitrik, cinder atau pyroklastik vitrik yang lain.
Vertisol
Tanah dengan kandungan liat 30% atau lebih, mempunyai sifat mengembang dan
mengerut. Kalau kering tanah menjadi keras dan retak-retak , karena mengerut,
kalau basah mengembang dan lengket.
Solonetz
Tanah dengan horison natrik . Tidak mempunyai horison albik dengan sifat –sifat
hidromorfik dan tidak terdapat perubahan tekstur yang tiba-tiba.
Yermosol
Tanah yang terdapat di daerah iklim arid (sangat kering), mempunyai epipedon
ochrik yang sangat lemah dan horison kambik, argilik, kalsik atau gipsik.
Xerolsol
Seperti Yermosol tetapi epipedom ochrik sedikit lebih berkembang.
Kastanozem
Tanah dengan epipedom mollik berwarna coklat (kroma > 2), tebal 15 cm atau
lebih, horison kalsik atau gipsik atau horison yang banyak mengandung bahan
kapur halus.
Chernozem
Tanah dengan epipedon mollik berwarna hitam (kroma< 2), yang tebalnya 15 cm
atau lebih. Sifat-sifat lainseperti Kastanozem
Cambisol
Tanah dengan horison kambik dan epipedon ochrik atau umbrik, horisom kalsik
atau gipsik. Horison kambik mungkin tidak ada bila mempunyai epipedon umbrik
yang tebalnya lebih dari 25 cm.
Luvisol
Tanah dengan horison argilik dan mempunyai KB ≥ 50% . Tidak mempunyai
epipedon mollik.
Podzoluvisol
Tanah dengan horison argilik danbatas horison eluviasi dengan horison di
bawahnya terputusputus (terdapat lidah-lidah horison eluviasi = tonguing).
Podzol
Tanah dengan horison spodik. Biasanya dengan horison albik.
Planosol
Tanah dengan horison albik di atas horison yang mempunyai
permeabilitas lambat misaknya horison argilik atau natrik
denganperubahan tekstur yang tiba-tiba, lapisan liat berat atau fragipan.
Menunjukkan sifat-sifat hidromorfik paling sedikit pada sebagian horison
albik.
Acrisol
Tanah dengan horison argilik dan mempunyai KB < 50%. Tidak terdapat
epipedon mollik.
Nitosol
Tanah dengan horison argilik, kandungan liat tidak menurun > 20 % pada
horison-horison di bawah horison penimbunan liat maksimum. Tidak
terdapat epipedon mollik.
Ferralsol
Tanah dengan horison oksik. Histosol Tanah dengan epipedon histik yang
tebalnya 40 cm atau lebih.
Contoh penamaan satuan tanah FAO/UNESCO
Nama tanah dalam tingkat jenis dan macam tanah dalam sistem pusat penelitian
tanah yang disempurnakan (1982) sangat mirif dgn sistem FAO/UNESCO. Ada
nama-nama lama yang terkenal tetap bertahankan ,tetapi mengunakan definisi
baru .
Organosol : Tanah organik ( gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm
Latosol :Tanah mineral yg ketebalannya 20 cm
Rendzida :Tanah dgn epipedon mollik (warna gelap, kandugan (BO) lebih 1%.
Grumosol : Tanah dgn kadar liat lebih dari 30% bersifat mengembang dan
mengerut
Gleisol : Tanah selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukan
sifat- sifat hidromorfik
Aluvial : tanah berasal dari endapan baru berlapis-
lapis, (BO) jumlahnya berubah tidak teratur dgn
kedalaman.kandungan pasir kurang dari 60%.
Regosol : tanah berstruktur kasar dgn kadar pasir
lebh dari 60% hanya mempunyai horison penciri
ochrik,histi atau sulfrik.
Arenosol : tanah bertekstur kasar dari bahan albik
yang terpadat pada kedalaman sekurang-kurangnya
50 cm.
Latosol : tanah dgn kadar liat lebih dari 60%, remah
sampai gumpal,gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yg kabur, selom dalam (lebih dari
150 cm )
Tanah Indonesia
Indonesia adalah tanah yang subur. Hal ini tidak seluruhnya bener karena
dalam kenyataan banyak tanah indonesia yang kurus, rendah kandungan unsur
hara dan reaksi masam. Tanah- tanah yang relatif subur adalah tanah yang
berasal dari gunung berapi atau bahan aluvial baru. Tanah ini telah digunkan
untuk pertanian dan umumnya penduduknya telah menjadi terlalu padat seperti
jawa.