Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH HAMA

PENGGEREK POLONG PADA


TANAMAN KEDELAI

{ OLEH :
CAROLINA PUTRI
2019610056
HAMA CARA
PENGGEREK GEJALA YANG
TANAMAN
PENYEBARAN
DITIMBULKAN
KEDELAI PENYAKIT

CARA
KESIMPULAN
PENANGAN
pendahuluan

 Kedelai merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang


mempunyai manfaat mutiguna, sebagai bahan pangan, pakan
maupun bahan baku industri pengolahan susu, kecap, tempe dan
tahu. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang murah dan
mudah diperoleh, sehingga membuat kedelai semakin diminati.
pendahuluan
 Kedelai utuh mengandung 35 sampai 38% protein tertinggi
dari kacang-kacangan lainnya. Sebagian besar kebutuhan
protein nabati dapat dipenuhi dari kacang kedelai, salah satu
produk olahan kedelai adalah tempe.
HAMA PENGGEREK
POLONG KEDELAI

 Hama penggerek polong kedelai ini merupakan jenis hama


yang menyerang polong kedelai pada saat stadia larva atau
ulat. Tanaman inang dari hama ini selain kedelai
adalah Crotalaria juncea, Cassia, Dolichos, Tephrosia, dan
Vigna spp. Hama ini tersebar di banyak negara torpik dan
subtropik, seperti Eropa Selatan dan Timur, Afrika, dan Asia.
Di Indonesia, hama penggerek polong kedelai menyebar luas.
HAMA PENGGEREK
POLONG KEDELAI
 Etiella zinckenella (Tr.) (Lepidoptera: Pyralidae) atau Penggerek
Polong Kedelai merupakan salah satu jenis hama yang
menyebabkan kehilangan hasil paling tinggi (mencapai 80%).
Apabila tingkat serangan lebih dari 80% dan tidak ada tindakan
pengendaian, serangan tersebut dapat mengakibatkan puso
 Satu ekor imago betina E. zinckenella mampu bertelur 54 butir
(Jovillano 1983). kapasitas bertelur berkisar antara 166−531
butir/ekor dan kisaran populasi telur antarindividu adalah 77−799
butir/ekor. Perbedaan kapasitas bertelur penggerek polong antara
lain disebabkan oleh perbedaan jenis dan kualitas pakan pada
stadium larva (Tengkano et al. 1992a).
 pada 45 HST yaitu lima ekor dan stadia telur E. zinckenella,
dapat dikemukakan bahwa telur penggerek polong telah
ada pada pertanaman kedelai sejak tanaman berumur 41
atau 42 HST
 Peningkatan serangan E. zinckenella diduga berkaitan dengan
makin luasnya pertanaman kedelai dan tersedianya inang
sepanjang tahun. Perbandingan kumulatif pertambahan luas
serangan penggerek polong pada tahun 2002, 2003, dan ratarata
tahun 1997−2001 masing-masing adalah 316 ha, 539 ha, dan 1.218
ha (Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan 2004).
 Kehilangan hasil akibat serangan penggerek polong mencapai
80%, bahkan puso apabila tidak ada tindakan pengendalian

 Hingga kini, upaya pengendalian masih mengandalkan


insektisida kimia, namun kehilangan hasil akibat serangan
penggerek polong masih belum teratasi.

 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian,


telah dilakukan pengkajian bioekologi sebagai dasar dalam
penyusunan strategi pengendalian penggerek polong secara
terpadu (PHT)
CARA PENYEBARAN

 Hama ini menyerang polong kedelai dengan meletakkan telur


secara berkelompok dibagian bawah daun, kelopak bunga, atau
pada polong
TELUR TELUR LARVA
 Imago penggerek polong dapat ditemukan pada pertanaman kedelai
sejak pembungaan sampai menjelang panen. Telur dapat dijumpai
pada daun, bunga, batang, dan polong, sedangkan larva hanya pada
polong.
 Telur dan larva dapat dijumpai pada polong muda sampai tua, baik
pada batang bagian atas, tengah maupun bawah. Telur pada polong
diletakkan secara acak yaitu pada bagian ujung, tengah, dan
pangkal.
 Telur dijumpai pula pada bawah daun kelopak bunga yang telah
mengering. Dalam satu polong dapat dijumpai lebih dari satu telur
atau satu ekor larva dan biji rusak berkisar antara 0−3 bij
GEJALA YANG
DITIMBULKAN

 Gejala serangan yang mudah diamati yaitu polong terserang


menghitam, lubang gerek, dan larva dan kotorannya di dalam
polong. Larva penggerek polong menyerang dengan cara
membuat lubang gerekan pada polong lalu merusak biji dengan
meninggalkan kotoran hasil gerekan.
 Serangan pada polong muda ini dapat mengakibatkan
kerontokan polong. Sebaliknya, serangan pada polong
tua dapat menurunkan kuantitas dan kualitas biji
kedelai.
CARA PENANGAN
PENGENDALIANNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA

 Tanam serempak pada hamparan dengan kisaran waktu tanam 14


hari. Pertanaman awal dapat berfungsi sebagai perangkap
populasi dari alam dan akan menjadi sumber infestasi bagi
pertanaman berikutnya. Oleh karena itu, pertanaman awal perlu
dipantau secara intensif.
 Pergiliran tanaman dengan padi atau jagung untuk lahan
sawah dan dengan jagung, ubi jalar atau ubi kayu untuk
lahan kering.

 Pemantauan penggerek polong mulai 42 HST dan


terakhir pada 70 HST
KESIMPULAN
 Etiella zinckenella merupakan hama utama pada tanaman
kedelai di Indonesia dengan daerah penyebaran yang sangat
luas. Tanaman inang dapat berfungsi sebagai sumber populasi
hama dan pengendali hama, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
 O. javanus, L. pseudoannulata, Rhinocoris sp., dan P. fuscipes
berpotensi menurunkan populasi Etiella spp. sehingga perlu
diperhitungkan dalam analisis ekosistem. Daya O. javanus
memangsa imago dewasa E. zinckenella meningkat dengan
bertambahnya jumlah mangsa.
DAFTAR PUSTAKA
 Edmonds, R.P., J.H. Borden, N.P.D. Angerilli, and A. Rauf. 2003. A
comparison of the developmental and reproductive biology of two soybean
pod borer, Etiella spp. in Indonesia. Entomologia Experimentalis et
Applicata 97(2): 137−147.

 Mangundojo, R.S.G. 1958. Penyelidikan mengenai Penggerek Polong


Crotalaria juncea L. di Djawa. Disertasi Universitas Indonesia, Jakarta. Balai
Besar Penyelidikan Pertanian (153): 101 hlm

 Marwoto. 2001. Manipulasi Parasitoid Trichogrammatidae (Hymenoptera)


sebagai Agens Hayati untuk Mengendalikan Hama Penggerek Polong
Kedelai Etiella zinckenella Treit. dengan cara Inundasi. Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Brawidjaya, Malang. 115 hlm

 Whalley, P.E.S. 1973. The genus Etiella Zeller (Lepidoptera: Pyralidae): A


zoo geographic, and taxonomic study. Bull. Br. Mus. Nat. Hist. (Ent.). 21 pp

Anda mungkin juga menyukai