Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA

DAN PENYAKIT TANAMAN

ACARA 1

Oleh :

Carolina Putri
2019610056
VI-A1

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Budidaya tanaman hortikultura yang intensif berpotensi meningkatkan


beberapa serangan OPT, seperti Wereng Batang Coklat (WBC), Kerdil Rumput/Hampa
(KRH), penggerek batang, dan lain-lain. Penanganan serangan OPT tersebut dilakukan
upaya-upaya pengelolaan sesuai prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), antara lain
budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami. Hal penting yang perlu dilakukan
dalam pelestarian musuh alami adalah mengenali, memberikan ruang gerak, menyediakan
pakan dan tempat berkembang biak. Salah satu upaya memaksimalkan keberadaan musuh
alami yaitu dengan meningkatkan heterogenitas vegetasi (keanekaragaman hayati) pada
sebuah habitat melalui penanaman tanaman refugia. Sudah saatnya penggunaan bahan
kimia secara berlebihan dibatasi, karena sesungguhnya di sekitar lahan petani sendiri
sudah ada pemangsa atau musuh alami yang secara alamiah akan membantu petani dalam
mengendalikan OPT.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman refugia
2. Mengetahui efektivitas tanaman refugia dalam pengendalian OPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman refugia yang banyak tumbuh di lokasi mitra yaitu bunga kertas (Zinnia sp), bunga
kenikir (Cosmos caudatus), bunga matahari (Helianthus annuus L. ), bunga jengger ayam
(Celosia cristata), dan bunga jengger ayam kipas (Celosia plumosa). Tanaman refugia ini
mempunyai sifat mudah tumbuh, cepat berkembang dan mempunyai warna serta aroma yang
khas sehingga disukai oleh serangga. Berbagai jenis refugia tumbuh subur dan melimpah di
lokasi mitra. Namun selama ini petani belum mengetahui manfaat dari tanaman tersebut

Upaya pengendalian hama juga dapat dilakukan dengan memasang perangkap hama.
Penggunaan perangkap serangga menggunakan atraktan atau zat penarik merupakan salah
satu teknik pencuplikan serangga yang telah banyak digunakan baik dalam monitoring
populasi maupun pengendalian hama (Manurung. 2010).

Perangkap menggunakan zat penarik baik stimulus kimia maupun fisik seperti cahaya, warna,
atau senyawa kimia sehingga menyebabkan serangga dapat tertarik ke dalam perangkap
(Radhakrishna R. 2010).

Atraktan atau zat penarik merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan serangga bergerak
mendekati sumber zat tersebut. Kairomon atau feromon merupakan dua tipe atraktan yang
dapat menarik serangga. Kairomon merupakan zat penarik yang dikeluarkan oleh suatu
spesies untuk menarik spesies yang berbeda, sedangkan feromon mampu menarik spesies
yang sama (Zhon z, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat


Praktikum dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 diparkiran bawah Universitas
Muhammadiyah Jakarta
B. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah:

1. Kamera
2. Alat tulis
3. Tanaman refugia 1 buah (masing-masing prak. beda tan. refugia)

C. Prosedur Kerja
1. Mencari jenis tanaman refugia (syarat tanaman refugia : a) memiliki bunga dan
warna yang mencolok, polen, nektar, dan madu sehingga mengundang banyak
serangga musuh alami, pollinator. b) bukan tanaman inang OPT tertentu)
2. Amati serangga musuh alami yang ada di sekitar tanaman refugia (poin plus =
bisa menjelaskan kenapa serangga tersebut hinggap di tanaman refugia yang anda
amati)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No. Tanaman Refugia Serangga Musuh


Jumlah Serangga
(beserta gambar) Alami/Pollinator

12

B. Pembahasan
Serangga hinggap ditanaman refugia karena warna pada bunga tanaman refugia sangat
mencolok sehingga menarik perhatian serangga, serta dimanfaatkan sebagai tempat
berlindung dan perkembangbiakan musuh alami tanaman pokok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tanaman refugia merupakan tanaman yang berperan sebagai pengendali hama dan
musuh alami tanaman pokok. Tanaman rafugia memiliki ciri yaitu mempunyai bunga
yang berwarna mencolok sehingga menarik serangga untuk bersarang dan
berkembangbiak di tempat itu.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan mengikuti praktikum dengan baik dan mengumpulkan laporan
praktikum tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Manurung, B. & Ginting, E.L. 2010. Efektifitas Atrakan dalam Memerangkap Lalat Buah
Bactrocera spp. dan Kajian Awal Fluktuasi Populasinya pada Pertanaman Jeruk di Kabupaten
Karo. Jurnal Sains Indonesia 34(2):96-99

Radhakrishna R. 2010. Viewing Bennett’s Hierarchy from a different lens: Implications for
extension program evaluation. J Extention 48(6) Article Number 6TOT1, Pp.5

Zhon Z, Guo JY, Zheng XW, Luo M,Chen HS,Han FW. 2011. Reevaluation in the
biosecurity of Ophraella communa againstsunflower Helianthus annuus. Biocontrol Science
and Technology 21: 1147-1160.

Anda mungkin juga menyukai