Anda di halaman 1dari 28

Definisi, Jenis, dan Fungsi

Bahan Tambahan Pangan


IR. ROSDIANA. MSI
 Bahan tambahan pangan penting sekali peranannya dalam
teknologi pangan, khususnya pengawetan, perbaikan mutu, dan
fortifikasi makanan.
 Pengertian atau definisi bahan tambahan makanan (BTM) cukup
bervariasi tergantung negara pemakai.
 Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan-bahan yang
ditambahkan kedalam makanan selama produksi, pengolahan,
pengemasan, atau penyimpanan untuk tujuan tertentu.
 Di Amerika, bahan tambahan makanan diartikan sebagai setiap
bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, sedangkan menurut
Codex Alimentarius, BTM didefinisikan sebagai bahan yang tidak
lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komposisi (ingredient) khas makanan dengan sengaja untuk
membantu Teknik pengolahan makanan(termasuk organoleptic) baik
pada proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan
pengepakan, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan produk
makanan olahan
 Agar menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau secara
nyata mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
 DepKes RI berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no
722/MenKes/Per/IX/88 mendifinisikan bahan tambahan makanan
seperti yang disusun oleh commission Codex Alimentarius
 Sedangkan Canada (The Canadian Food and Drug Regulation)
mengartikan BTM sebagai setiap bahan, termasuk sumber radiasi
apapun, yang penggunaannya dalam makanan diharapkan
menghasilkan atau mempengaruhi karakteristik makanan tersebut.
 Jadi Canada mengizinkan penggunaan sinar radiasi sebagai bahan
pengawet makanan, dengan kata lain menggolongkan sinar radiasi
sebagai bahan tambahan makanan.
 Bahan yang mengandung nilai gizi seperti garam, gula, dan pati,
telah dianggap sebagai bahan tambahan makanan, sebab masing2
digunakan, dikenal atau biasa dijual sebagai bahan makanan.
A. Peranan bahan tambahan makanan

 Peranan bahan tambahan makanan di industri2 makanan secara umum adalah


untuk meningkatkan mutu pangan olahan.
 Bahan tambahan tersebut dibenarkan penggunaannya jika untuk keperluan
sebagai berikut:
 1. untuk mempertahankan nilai gizi makanan
 Sebagai contoh, penambahan bahan antioksidan sepertiBHA(butil hidroksianisol)
dalam pengolahan vitamin A akan mempertahan potensi vitamin tersebut bila
ditambahkan pada makanan.
 2. untuk konsumsi segolongan orang tertentu yang memerlukan diet, misalnya
penambahan bahan pemanis buatan seperti sakarin kedalam makanan atau
minuman, sehingga tidak menambah kalori kedalam makanan tersebut.
 3. untuk mempertahankan mutu atau kestabilan makanan atau untuk memperbaiki
sifat-sifat organoleptiknya hingga tidak menyimpang dari sifat alamiahnya, dan
dapat membantu mengurangi makanan yang dibuang atau limbah
 Misalnya bahan pengawet, memegang peranan penting dalam
memperpanjang masa simpan berbagai jenis makanan, sehingga
memungkinkan bagi makanan2 tersebut ditransportasikan dalam
jarak yang jauh, disimpan untuk waktuyang lama, tetapi masih
dapat tetap dikonsumsi secara aman.
 WHO memperkirakan bahwa 20% dari persediaan makanan dunia
hilang atau rusak karena pembusukan maka jika tanpa
penggunaan pengawet, persentase tersebut akan menjadi lebih
tinggi.
 4. Untuk keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan
perlakuan, pewadahan, pembungkusan, pemindahan,atau
pengangkutan.
 Beberapa makanan dalam proses pengolahannya membutuhkan
penggunaan bahan2 seperti bahan penstabil, bahan penjernih
dan bahan pengikat logam.
 Penggunaan bahan2 tersebut memungkinkan bagi indusri dalam
skala besar memproduksi makanan dengan komposisi dan mutu
yang konstan sepanjang tahun.
 5. membuat makanan menjadi lebih menarik.
 Penggunaan bahan tambahan makanan, seperti pewarna dan bahan yang baik
untuk tekstur, memperbaiki bahan yang bervariasi sehingga produk akhir menjadi
pangan yang indah, rasa serta penampilan yang selalu sama dari waktu ke waktu

 Penggunaan bahan tambahan makanan tidak diperboleh untuk maksud sbb:


 1. Menyembunyikan cara pembuatan atau pengolahan yang tidak baik
 2. menipu konsumen, misalnya untuk memberi kesan baik pada suatu makanan
yang dibuat dari bahan yang kurang baik mutunya.
 3. mengakibatkan penurunan nilai gizi pada makanan
 B. Jenisdan Penggolongan Bahan Tambahan
Makanan
 Ada beberapa cara untuk menggolongkan bahan tambahan makanan
berdasarkan :
 1. Cara penambahan nya,
 2. Sumber atau asal bahan tambahan makanan,
 3. Berdasarkan kegunaan dan fungsinya
 berikut uraian dari ketiga penggolongan tersebut:
 1.1. Berdasarkan Cara Penambahan bahan tambahan makanan ,
digolongkan menjadi 2, yaitu:
 a. Sengaja ditambahkan (direct additives) . Bahan tambahan makanan
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dengan tujuan tertentu,
misalnya untuk memperbaiki nilai gizi, memperbaiki penampilan produk,
cita rasa dan membantu dalam pengolahan.
 BTM yang sengaja ditambahkan inilah yang disebut dengan bahan tambahan
makanan yang sebenarnya.
 Bahan makanan tambahan (BTM) ini dibagi menjadi 3 kategori :
 1.BTM yang bersifat aman, dengan dosis yang relative tidak dibatasi, misalnya
pati (sebagai pengental)
 2. BTM yang boleh digunakan dan bukan termasuk bahan tambahan yang
dilarang penggunaannya untuk makanan (permenkes RI no. 722/Menkes
/Per/IX/88
 3. BTM yang digunakan dengan dosis tertentu dan tidak boleh melampauibatas
maksimum penggunaan yang dibolehkan (permenkes RI no
722/Menkes/Per/IX/88
 b. Tidak sengaja ditambahkan (Indirect Additives)
 BTM ini tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak
sengaja baik dalam jumlah sedikit maupun banyak akibat perlakuan selama
proses produksi, pengolahan dan pengemasan. Bahan ini dapat berupa residu
atau kontaminan ari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi
 Bahan mentah atau penanganannya, namun masih terus terbawa ke
dalam makanan yang dikonsumsi.
 Beberapa bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah :
 1. Residu pestisida yangterdapat pada hasil hasil pertanian, akibat
penggunaan pestiasida (termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan
rodentisida) pada saat penanaman.
 2. Bahan tambahan atau obat-obatan yang diberikan pada makanan
ternak, berupa atibiotik, hormone dan lain-lain. Pencemaran ini biasanya
ditemukan pada produk daging, telur, dan susu.
 3. Zat pencemar yang berasal dari proses pengolahan dan pengemasan.
 Namun saat ini codex alimentarius tidak mendifinisikan adanya bahan
tambahan makanan yang ditambahkan secara sengaja atau tidak, oleh
sebab itu codex tidak memasukkan golongan yang ditambahkan dengan
sengaja atau tidak kedalam bahan tambahan makanan tetapi sebagai
bahan kontaminan dalam makanan.
 2.2. Berdasarkan Sumbernya
 BTM berdasarkan sumber atau asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
 a.Sumber alami, seperti lesitin, asam sirat, gula tebu dan lain sebagainya
 b. Bahan sintetik dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan
bahan alami yg sejenisnya, baik susunan kimia maupun sifat
metabolismenya seperti b-karoten dan asam askorbat.
 Bahan sintetik mempunyai kelebihan dibandingkan dengan BTM alami
yaitu, lebih pekat, lebih stabil dan lebih murah.
 Namun ada kelemahannya yaitu, sering terjadi ketidakmampuan proses
sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan misalnya
bersifat karsinogenik (penyebab kanker)
 3.3. Berdasarkan Kegunaannya
 BTM yang digunakan dibagi menjadi 11 golongan yaitu:
 a.. Pewarna (Colouring Agent) : bahan pewarna adalah BTM yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman.
 Penambahan pewarna ini bertujuan untuk memperbaiki warna makanan yang
berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau makanan yang
tidak berwarna agar terlihat menarik.
 Zat pewarna ini dapat berasal dari bahan alami maupun bahan sintetik..
 Pewarna alami relatif lebih aman namun mempunyai kelemahan, misalnya :
 1). Sering membuat rasa dan aroma yang tidak diinginkan.
 2). konsentrasi pigmen rendah
 3). Tidak stabil,
 4). Keseragaman warna kurang baik
 5). Spektrum warna tidak sebanyak seperti pada sintetis.
 Pemakaian bahan pewarna sintetik dalam makanan mempunyai dampak positif
bagi konsumen apabila digunakan dalam jumlah yang sedikit, namun juga dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti, membahayakan kesehatan
konsumen bila penggunaan dalam waktu yang lama/sering, digunakan secara
berlebihan dan penyimpanan bahan pewarna yang tidak memenuhi syarat.
 Penyalahgunaan dalam penggunaan zat pewarna masih sering dijumpai
dalam bahan pangan misalnya zat pewarna tekstil dan kulit dipakai untuk
mewarnai bahan makanan.
 Bahan ini sangat berbahaya bagi Kesehatan karena adanya residu
logam berat pada zat pewarna tersebut.
 Timbulnya penyalahgunaan ini disebabkan oleh ketidaktahuan
masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan, zat perwarna untuk
industri tekstil/kulit jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat
pewarna makanan.
 Warna dari zat pewarna tekstil/kulit biasanya warna lebih menarik.
 Berdasarkan survei Street Food Project dan YLKI di beberapa
kota/daerah lain, banyak pedagang makanan menggunakan bahan
pewarna yang dilarang misalnyaRhodamin B, Methanil Yellow dan
Amaranth.
 Contoh :
 1. Pewarna alam :
 a) Anato untuk produk es krim dan keju
 b) caramel untuk produk produk jem/jeli, jamur kalengan, yoghurt
 c) klorofil untukproduk jem/jeli dan keju
 d) kurkumin untuk produk es krim, lemak, dan minyak makan
 2. Pewarna sintetik :
 a) biru berlian untuk produk es krim, kapri kalengan, jeli/jem
 b) Panceau 4R untuk produk es krim, minuman ringan, udang beku,
yoghurt, dll.
 c). Tartrazin untuk produk es krim, minuman ringan, acar ketimun
 b. Pengawet (Preservative)
 Bahan pengawet adalah BTM yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau per uraian lain terhaap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme. BTM ini biasanya ditambahkan pada bahan pangan yang mudah
rusak atau makanan yang disukai sebagai media tumbuhnya bakteri atau kapang.
 Pertumbuhan mikroba dicegah atau dihambat, tergantung dari jumlah pengawet
yang ditambahkan dan juga pH dari makanan. Dalam keadaan pH netral
pengawet hampir tidak aktif dan aktifitas nya meningkat bila pH diturunkan.
 Bahan pengawet inidapat berupa senyawa organik (misalnya : asam sorbat, asam
benzoate, asetat dan epoksida), dan senyawa an organik (misalnya senyawa sulfit,
nitrat dan nitrit).
 1. Asam sorbat
 Asam sorbat merupakan monokarboksilat berantai lurus dan mempunyai ikatan tak
jenuh. Biasanya sorbat ini ditambahkan ke dalam produk pangan dalam bentuk
asam atau garam (Na Sorbat, K Sorbat). Aktif mengendalikan kapang dan bakteri
pada pH 6,5, namun efektifitasnya meningkat bila pH semakin rendah
 Mekanisme asam sorbat dalam mencegah pertumbuhan mikroba dengan cara
mencegah kerja enzim dehydrogenase terhadap asam lemak.
 2. Propionat (CH3CH2COOH) , dalam bentuk garamnya (Na atau Ca-propionat)
mampu menghambat pertumbuhan kapang dan beberapa jamur, karena bahan ini
tidak dapat dimetabolisme oleh mikroba.
 3. Benzoat (C6H3COOH) dalam bentuk Na-benzoate merupakan pengawet yang
cukup banyak digunakan. Asam benzoate secara alami terdapat pada rempah-
rempah seperti cengkeh, dan kayu manis. Mampu menghambat pertumbuhan
kamir dan bakteri pada selang pH 2-4. Penggunaan benzoat ini mempunyai
keuntungan selain mampu mengendalikan pertumbuhan mikroba juga karena
didalam tibuh manusia terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam
benzoate, sehingga tidak akan terjadi penumpukan. Asam benzoat ini akan
bereaksi dengan asam aminoglisin membentuk asam hipurat yang akan
diekskresi keluar tubuh.
 4. Sulfit. Senyawa sulfit dan sulfur dioksida sudah banyak digunakan sebagai
pengawet karena harganya relatif murah, dan dalam bentuk garamnya (Na/K-
sulfit) maupun asamnya..
 5. Nitrat dan Nitrit
 Senyawa Nitrat dan Nitrit biasanya digunakan pada produk Kornet, Sosis,
Bacon, Ham, untuk memperbaiki warna, membunuh mikroba dan memberi cita
rasa yang khas. Di dalam daging Nitrit dipecah sehingga menghasilkan NO
(Nitroso). Senyawa ini mudah bereaksi dengan pigmen dalam daging
danpigemen dalam darah (heme) dengan membentuk warna merah muda yang
stabil yang disebut nitrosomyochromogen dan nitrosochemochromogen. Warna
inilah yang bertanggung jawab terhadap warna kornet yang menarik.
 Namun demikian Nitrit dapat dianggap berbahaya pada orang dewasa karena
sifatnya yang sangat reaktif dengan senyawa amin sekunder, seperti pyrrolidine
dan membentuk senyawa karsinogen (penyebab kanker) yang kuat yang disebut
nitrosoamine.
 6. Pengawet yang dilarang
 Di Indonesia selain penggunaan zat pengawet yang diizinkan, seringkali masih
banyak juga yang menggunakan pengawet dalam makanan. Seperti bakso yang
dicampur dengan boraks
 Borak termasuk bahan dilarang digunakanuntuk makanan karena
membahayakan Kesehatan
 Konsumsi borak yang tinggi dalam makanan dan terserap dalam tubuh akan
tersimpan secara akumulatif dalam hati, otak, dalam dosis tertentu borak akan
menyebabkan timbulnya pusing, muntah, diare, kram perut, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
 Borak merupakan garam natrium Na2B4O710(H2O), yang banyak digunakan
diberbagai indutri non-pangan, khususnya industry kertas, gelas, pengawet kayu
dan keramik. Walaupun berbahaya borak tetap digunakan masyarakat, untuk
prmbuatan gendar nasi, kerupuk gendar, lontong, krtupat, mie dll.
 Selain boraks bahan yang sering disalah gunakan adalah Formalin, untuk
pengawetan tahu.
 Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air, dengan kadar 36-40
persen.
 Formaldehid termasuk kelompok senyawa desinfektan kuat, dapat membasmi
berbagai jenis mikroba.
 Senyawa formaldehid ini digunakan untuk pengawet mayat, serta bahan biologi
dan patologi,lain, karena bahan ini mampu mengeraskan jaringan tubuh.
 Formalin termasuk bahan yang dilarang penggunaannya dalam makanan, karena
dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia.
 Gejala yang ditimbulkan jika keracunan, mual, sukar menelan, sakit perut yang
akut, disertai muntah muntah, diare berdarah, pada dosis tinggi dapat
mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan
haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian.
 C. Pemanis Buatan (Artificial Sweetener) : zat pemanis adalah bahan
tambahan yang dapat,memberikan rasa manis atau dapat mempertajam rasa
dilidah terhadap rasa manis
 Ada 2 macam pemanis yang sering digunakan di pasaran yaitu: pemanis Nutrisi
(Sukrosa, sirup glukosa, sorbitol, dll) dan pemanis Non Nutrisi (Sakarin dan
Siklamat)
 .1. Sakarin : Pada awalnya Sakarin digunakan sebagai bahan antiseptic dan
pengawet makanan.Setelah itu penggunaan nya berkembang setelah abad ke 20
 Intensitas rasa manis garam Na-sakarin sangat tinggi, kira-kira 200-700 kali lebih
manis dari sukrosa.
 Sakarin mempunyai rumus molekul C7H5NO3S.
 Na-sakarin yang terserap ke dalam tubuh tidak akan mengalami metabolism,
sehingga akan dieksresikan melalui urine tanpa perubahan kimia. Rasa pahit
yang menyertai sakarin, disebabkan ketidakmurnian bahan.
 Menurut Permenkes no 722 thn 1988, tentang bahan tambahan makanan hanya
boleh digunakan pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori
rendah dan untuk penderita diabetes, kadar maksimum sakarin yang
diperbolehkanadalah 300 mg/kg.
 Sakarin sampai saat ini masih dianggap mempunyai potensi untuk menyebabkan
kanker (bersifat karsinogenik)
 2. Siklamat : siklamat mulai digunakan dalam produk pangan, awal tahun 1950-an
 Pemanis ini mempunyai intensitas kemanisan 30 kali dari tingkat kemanisan
sukrosa.
 Biasanya siklamat dipakai dalam bentuk garam Na dari asam siklamat. Rumus
molekul Na-siklamat adalah NH-SO2-O-Na (Na-cyclohexanasulfamat)
 Sampai sekarang masih menjadi perdebatan, apakah boleh tidaknya siklamat
digunakan dalam produk pangan. Karena berpotensi membahayakan Kesehatan
(penyebab kanker).
 Oleh sebab itu dianjurkan pemanis ini untuk produk pangan khusus yaitu , produk
pangan yang berkalori rendah dan untuk penderita diabetes.
 Batas maksimum penggunaan siklamat menurut Permenkes no 722 thn 1988,
adalah 3 g/kg, bahan pangan, sedangkan menurut WHO batas konsumsi harian
siklamat yang aman 11 mg/kg berat badan.
 3. Aspartam.
 Aspartam termasuk pemanis sintetis nutrisi, karena mampu menghasilkan kalori
(sepersepuluh gula tebu) dan mempunyai daya kemanisan 100-200 kali lebih
manis dari gula tebu.
 Aspartam digunakan pada produk makanan kering dan minuman kering.
 Pemanis ini tidak untuk digunakan pada produk yang akan dibakar atau
dipanaskan karena manisnya akan hilang. hilang nya rasa manis ini disebabkan
oleh rusaknya komponen penyusun menjadi diketon pyrazine (DKP) atau
menjadi asam amino penyusunnya.
 Konsumsi harian yang aman untuk aspartam sebesar 40 mg/kg berat badan.
Permenkes no 722 thn 1988 tidak dijelaskan berapa jumlah aspartame yang
diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Kemungkinan aspartame dianggap
cukup aman untuk dikonsumsi.
 4. Pemanis lain
 Selain 3 pemanis buatan diatas, ada beberapa pemanis buatan yang digunakan
dalam produk pangan seperti stevia dan sorbitol.
 Stevia (C38H60O18), merupakan pemanis buatan yang dihasilkan dari ekstraksi
daun stevia Rebaudiana Bertoni.
 Senyawa steviosida dapat mengalami hidrolisa enzimatis yang menghasilkan
aglukon yang disebut steviol (C20H30)3 atau asam hidroksidehidrosteviat, yaitu
komponen bukan gula dari steviosida.
 Kristal steviosida bersifat higroskopis dan mempunyai tingkat kemanisan 300 kali
gula tebu murni. Steviosa ini dianggap aman bagi Kesehatan .
 Sorbitol terdapat pada buah-buahan seperti apel, rumput laut, alga.
 Namun secara komersil pemanis ini dibuat dari glukosa, dengan hidrogenasi
dalam tekanan tinggi maupun reduksi elektrolit.
 Tingkat kemanisan sorbitol setara dengan gula tebu yaitu sekitar 4 kal/gr. Dalam
tubuh 70 % dari sorbitol yang dimakan akan diubah menjadi CO2 tanpa
menunjukkan adanya kenaikan kadar glukosa dalam darah. Oleh sebab itu
pemanis biasa ditujukan untuk penderita diabetes.
 d. Penyedap rasa, aroma dan penguat rasa (Flavor Enhancer)
 Cita rasa atau aroma (flavor) merupakan gabungan karakteristik dari makanan
yang dikonsumsi, yang menimbulkan sensasi dari rasa, bau, dan tanggapan
trigeminal dalam mulut,
 Menurut Melido (1968) sumber dan jenis flavor yang digunkan untuk makanan
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu:
 1). Flavor alami atau flavor murni, termasuk didalamnya sari buah-
buahan, minyak atsiri, ekstrak flavor, oleoresin, isolate dan flavor alami
yang telah difortifikasi.
 2). Flavor tiruan (imitasi), termasuk didalamnya senyawa-senyawa aroma
kimia tunggal (misalnya aldehid, ester, alkohol, asam, keton, hidrokarbon,
lakton,dan beberapa senyawa yang mengandung sulfur), dan senyawa
senyawa kimia dicampur lalu dikombinasikan dengan flavor alami.
 Tujuan penggunaan flavor sebagai bahan tambahan makanan untuk :
 a.. Produk mempunyai falvor tertentu
 b. Sebagai suplemen flavor yang sudah ada pada produk
 c Untuk menghilangkan atau menutup flavor yang tidak diinginkan (off
flavor) dalam produk.
 suatu jenis flavor tersusun oleh beberapa senyawa kimia, tetapi dari
sekian banyak senyawa penyusun terdapatsatu senyawa yang paling
berperan memberikan aroma pada suatu jenis flavor. Senyawa ini
disebut komponenkunci atau basis aroma.
 Berdasarkan komponen kunci inilah para flavoris (ahli flavor) bekerja membentuk
suatu jenis flavor tertentu.
 kemudian dari komponen kunci berkembang menjadi berbagai jenis flavor yang
berbeda.. Tabel berikut ini tentang beberapa komponen kunci flavor..

Komponen kunci Aroma / flavor


Vanilin Panili
Benzaldehida Cherry, almond
Aldehid sinamat Kayu manis, kola
Diasetil Mentega
Eugenol Rempah-rempah
Benzilasetat Strawberry
Amil asetat Pisang
Amil kaproat Apel, nanas
Sitronela Bunga
 Selain senyawa sintetis yang menimbulkan aroma, terdapat pula
senyawa sintetis yang menimbulkan rasa enak (flavor enhancer).
 Istilah flavour enhancer digunakan untuk bahan bahan yang dapat
meningkatkan rasa enak atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari
suatu bahan makanan. Bahan itu sendiri tidak atau sedikit mempunyai
cita rasa, misalnya penambahan L-glutamate pada pada daging atau
sop akan menimbulkan rasa yang berbeda dari citarasa asam amino
tersebut.
 Flavor enhancer yang umum digunakan adalah MSG (Mono Sodium
Glutamat)
 Monosodium glutamate atau mono natrium glutamate adalah garam
natrium dari asam glutamate.
 MSG meningkatkan citarasa yang diinginkan sambal mengurangi rasa
yang tidak diinginkan seperti rasa bawang yang tajam, rasa sayuran
yang mentah yang tidak menyenangkan, ataupun rasa pahit pada
sayuran yang dikalengkan. Ada juga yang berpendapat bahwa
MSGmeningkatkan rasa asin.

Anda mungkin juga menyukai