Sifat tanah berbeda-beda, ada yang berwarna hitam, kelabu, bertekstur pasir, debu,
liat,dsb. Untuk membedakan tanah tersebut diperlukan klasifikasi tanah meskipun dengan cara
yang sangat sederhana. Klasifikasi tanah itu sendiri berarti usaha untuk membeda-bedakan tanah
berdasarkan atas sifat-sifat yang dimilikinya. Tujuan dari klasifikasi tanah yaitu:
Tanah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu klasifikasi alami dan klasifikasi teknis.
Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa
menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan
gambaran dasar terhadap sifat fisik,kimia, dan mineralogy tanah yang dimiliki masing-masing
kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan berbagai penggunaan
tanah.
Sedangkan klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan sifat-sifat tanah
yang mempengaruh kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Misalnya
klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman perkebunan, maka tanah akan diklasifikasikan atas
dasar sifat-sifatr tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti keadaan
drainase tanah, lereng, tekstur tanah, dan lainnya.
Sistem ini menggunakan enam kategori yaitu ordo, subordo, great group, subgroup,
family, dan seri. Sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru baik mengenai cara-cara
penamaan (tata nama) maupun definisi-definisi mengenai horison-horison penciri ataupun sifat-
sifat penciri lain yang digunakan untuk menentukan jenis-jenis tanah (seperti horison penciri,
horison bawah penciri, horison penciri untuk tanah organik, penciri khusus, regim temperatur
ataupun regim kelembapan).
Dalam sistem ini nama-nama tanah selalu mempunyai arti, yang umumnya menunjukkan
sifat utama dari tanah tersebut. Dalam kategori ordo nama tanah selalu diberi akhiran sol ( solum
= tanah ), sedangkan suku kata sebelumnya menunjukkan sifat utama dari tanah tersebut. Nama
pada kategori subordo terdiri dari dua suku kata. Sedangkan great group terdiri dari tiga suku
kata yang masing-masing menunjukkan sifat-sifat utama dari tanah tersebut. Suku kata terakhir
menunjukkan nama dari ordo tanah.
Untuk nama subgroup digunakan dua patah kata dimana kata kedua merupakan nama
great group dan kata pertama menunjukkan sifat utama dari subgroup tersebut pada tingkat
family, tanah diberi nama secara deskriptif yang umumnya menerangkan susunan besar butir,
susunan mineral liat, regim suhu tanah atau sifat-sifat lain yang spesifik dan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Pada tingkat seri, tanah diberi nama menurut nama tempat dimana tanah
tersebut pertama kali ditemukan.
Arti nama-nama tanah dalam tingkat ordo dan akhiran untuk kategori yang lebih rendah
Akhiran Untuk Kategori
Nama Ordo Arti Asal Kata
Lain
Berdasarkan atas horison-horison penciri dan sifat-sifat penciri lain maka tanah di dunia
ini dapat dikelompokkan ke dalam dua belas ordo seperti tertera pada tabel dibawah ini.
Ordo Tanah dan Penciri Utama Menurut Sistem Taksonomi Tanah
Penciri Utama
Ordo
Horison penciri Sifat-sifat penciri lain
Kejenuhan basa ( jumlah
Alfisol Horison argilik kation ) tinggi ( lebih dari 35%
), pada kedalaman 180 cm.
Andisol - Mempunyai sifat tanah andik
Regim kelembaban tanah
Aridisol Horison oksik
aridik (sangat kering )
Hanya ada epipedon ochrik,
Entisol -
albik atau histik
Mempunyai sifat gelik
Gelisol -
(membeku sepanjang tahun)
Epipedon histik tebalnya lebih
Histosol -
dari 40 cm
Inceptisol Horison kambik -
Kejenuhan basah (NH4OAC
Mollisol Epipedoin mollik P H 7) seluruh solum lebih dari
50%
Oxisol Horison oksik -
Spodosol Horison spodik -
Kejenuhan basa ( jumlah
Ultisol Horison argillik kation ) rendah (kurang dari
35%), pada kedalaman 180 cm
Bersifat vertik ( musim kering
mengerut, tanah pecah-pecah;
Vertisol - musim hujan tanah
mengembang sangat lekat)
lebih dari 30% liat.