Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nusa Tenggara Barat terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,
memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Terletak antara 115 46' - 119 5' Bujur
Timur dan 8 10' - 9 g 5' Lintang Selatan. Dua pulau terbesar di provinsi ini
adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di Timur. Ibu
kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok.
Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, Wilayah Nusa Tenggara Barat terletak
pada pertemuan dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng
Eurasia) yang berinteraksi dan saling berbenturan satu dengan yang lain. Batas
kedua lempeng ini merupakan daerah yang sangat labil ditandai dengan
munculnya tiga gunungapi aktif tipe A (Rinjani, Tambora dan Sangeangapi).
Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara ialah gugusan pulau di sebelah
timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat sehingga Pulau Timor di
sebelah timur. Kepulauan Sunda Kecil termasuk wilayah negara Indonesia kecuali
bagian timur Pulau Timor yang termasuk wilayah negara Timor Timur. Di
Indonesia, kepulauan ini terdiri dari tiga buah provinsi, yaitu (berturut-turut dari
barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
1.2 Rumusan Masalah
a. Geomorfologi pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat
b. Stratigrafi batuan kepulauan Sunda kecil
1.3 Tujuan
a. Mengetahui geomorfologi dari pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat
b. Dapat mengetahui stratigrafi yang ada di kepulauan Sunda kecil

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Geomorfologi Nusa Tenggara Barat


Batas wilayah Nusa Tenggara Barat yaitu :
- Sebelah Utara : Laut Flores
- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
- Sebelah Barat : Provinsi Bali dan Selat Lombok
- Sebelah Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Selat Sape
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki wilayah dengan luas
49.312,19 km2 yang terdiri dari daratan seluas 20.153,15 km2 dan perairan laut
seluas 29.159,04 km2. Daratan dengan luas 20.153,15 km2 terbagi atas dua pulau
besar yaitu Pulau Lombok seluas 4.738,65 km2 dan Pulau Sumbawa seluas
15.414,5 km2.
Wilayah Nusa Tenggara Barat menempati posisi tatanan geologi yang
kompleks dimana terjadi benturan antara dua lempeng bumi Indo-Australia dan
Eurasia yang terus bergerak membentuk wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami
proses geologi yaitu sedimentasi, pengangkatan, perlipatan dan patahan. Proses
geologi ini selain menyebabkan Nusa Tenggara
mineral dan panas bumi,

Barat memiliki sumberdaya

juga mengakibatkan wilayah Nusa Tenggara Barat

memiliki gunung api aktif, memiliki pusat pusat gempa bumi, dan memiliki
sebaran potensi rentan tanah longsor. Hal ini menyebabkan wilayah Nusa
Tenggara Barat memiliki potensi untuk terkena bencana geologi yaitu letusan
gunungapi, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor.
Menurut Umhgrove, pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan Timur
merupakan hasil pelipatan pada miosen, bersamaan dengan pembentukan
geantiklin Jawa Selatan. Pelipatan pada miosen yang paling intensif terdapat
diIrian dibagian utara kepala burung kemudian masuk ke bagian tengah Irian Jaya.
Secara garis besar pulau-pulau di NTB dan NTT dapat dikelompokkan kedalam
dua kelompok yang masing-masing mengarah dari timur ke barat.
Data geologi yang disajikan untuk Pulau Lombok dari hasil pengamatan,
maka dapat dikerhukakan jenis batuan yang ada di Pulau Lombok. Terdapat dua
unsur geologi utama di Pulau Lombok yaitu lingkaran gunung berapi di sebelah
utara dan lingkaran rendah yang sudah tua di sebelah selatan. Diantara kedua
bagian ini terdapat lembah yang merupakah peralihan. Gunung berapi dilapisan
bagian atasnya dan pegunungan tua di lapisan bawah dan yang paling berpengaruh

adalah Gunung Rinjani, Gunung Punikan dan Gunung Nangi dibentuk oleh sedikit
beresia dan larya, yang disebarkan oleh Bresia Rinjani ke arah barat dan timur.
Bentuk Fisiografi Nusa Tenggara Barat, terbagi kedalam 3 bentuk
fisiografi, yaitu :
(1) Dataran rendah terdapat di Lombok bagian tengah.
(2) Daerah Vulkanik, meliputi Lombok bagian utara, Sumbawa bagian
utara (2/3 luas pulau Sumbawa).
(3) Daerah non Vulkanik : Lombok bagian selatan dan Sumbawa bagian
Selatan (1/3 luas pulau Sumbawa)
2.2 Stratigrafi Batuan Kepulauan Sunda Kecil
Di daerah Sumbawa, stratigrafi batuan yang paling mencolok yaitu Satuan
Batuan Breksi Gunungapi, Satuan Batuan Tufa dan Breksi tufa Breksi, Satuan
Batuan Tufa gampingan, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Andesit,
Satuan Batuan Diorit dan Aluvial.
Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan
yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium
(recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,
batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping
dan dasit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit,
batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis,
batugamping tufaan dan lempung tufaan.
Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi
gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di
Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat),
hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi
Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai
cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.
Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi
gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di
Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat),
hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi
Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai
cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.

Anda mungkin juga menyukai