TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
kelapa sawit yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dapat berproduksi
tahun 1967 telah ditanam kelapa sawit seluas 105.808 ha dan hingga tahun 2000
areal 8,5% per tahun sejak 1998-1999 areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia
meningkat 40,5 juta ton, sebelum tahun 2020. Seorang analis industri
memperkirakan bahwa jika produksi dunia meningkat 20 juta ton sebelum tahun
2020, maka 300.000 ha perkebunan kelapa sawit baru akan perlu dibangun setiap
kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang sawit berbentuk silinder dengan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Arecales
Familia : Aracaceae
Genus : Alaeis
Lebih lanjut Husin (2004) menjelaskan batang kelapa sawit yang sudah tua
dan tidak produktif lagi dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai
nilai yang tinggi. Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan baku
pengganti atau substitusi untuk industri kayu dan serat, seperti industri pulp,
sepanjang tahun. Sifat-sifat yang dimiliki kayu kelapa sawit tidak berbeda jauh
dengan kayu-kayu yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga sehingga
Batang kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan papan
partikel dihasilkan dari batang sawit tua umur peremajaan yaitu setelah umur 25
tahun. Kayu kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal
batang dan bagian ujung, bagian tengah batang, inti dan bagian tepinya. Sifat-sifat
dasar dari batang kelapa sawit yaitu kadar airnya sangat bervariasi pada bebagai
posisinya dalam batang. Kadar air batang dapat mencapai 100-500 %. Sifat lain
adalah berat jenis yang juga berbeda pada setiap bagian batang. Secara rata-rata
berat jenis batang kelapa sawit termasuk kelas kuat IV pada bagian tepi dan kelas
kuat V pada bagian tengah dan pusat batang (Bakar, 2003). Sifat-sifat itu dapat
Menurut Balfas (2003), secara umum terdapat beberapa hal yang kurang
1. Kandungan air pada batang segar sangat tinggi (dapat mencapai 500 %)
6. Pada pengelolaan mekanik BKS lebih cepat menumpulkan pisau, gergaji dan
ampelas.
Papan Partikel
komposit atau panel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan yang
berlignoselulosa yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain
dengan kempa panas. Beberapa sifat dari papan partikel adalah kerapatan, kadar
air, daya serap air, serta pengembangan tebal, Modulus of Elasticity (MOE) dan
Modulus of Rupture (MOR), serta Internal Bond (IB). Semakin tinggi kerapatan
lain yang mempengaruhi kerapatan yakni kandungan air. Kandungan air yang
lebih tinggi dari lapisan permukaan akan mengakibatkan pemapatan yang tinggi
pula.
kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat. Tipe-tipe papan partikel
yang jumlahnya cukup banyak sangat berbeda dalam hal ukuran dan bentuk
partikel, jumlah resin (perekat) yang digunakan, dan kerapatan panil yang
peubah ini.
Perekat (adhesive) menurut ASTM adalah suatu zat atau bahan yang
permukaan. Perekat merupakan salah satu bahan utama yang sangat penting dalam
(UF) mempunyai sifat-sifat yaitu, berwarna putih pada kemasan dan berwarna
transparan jika sudah direkat sehingga tidak mempengaruhi warna papan dengan
terbakar, mempunyai sifat panas yang baik, mudah adaptasi selama conditioning,
tahan terhadap air dingin, termasuk perekat tahan kelembaban dan tahan
2001).
singkat dalam kempa panas, warna putih, harga lebih murah, dalam pembuatan
ditambahkan 6-10% dari berat kering oven partikel, semakin banyak perekat
ditambahkan semakin baik kualitas papan tetapi untuk efisiensi biaya perekat
harus seminimal mungkin dengan kualitas papan tinggi. Peningkatan kadar resin
ekspansi linier, daya absorbsi air, dan pengembangan tebal papan partikel
(Maloney 1993).
harganya murah, warnanya terang dan kemampuan matangnya sangat cepat pada
suhu di bawah 127 0C. Haygreen dan Bowyer (1996) menerangkan bahwa perekat
40-60 %, pH 7-8 dan berat jenis (25oC) sebesar 1,27-1,29. Secara normal,
kandungan resin papan berperekat urea bervariasi dan biasanya berkisar antara 6-
Plastik (Styrofoam)
kimia yang telah dikenal dan digunakan secara luas oleh seluruh lapisan
kota-kota besar.
berasal dari minyak bumi, batu bara atau gas alam. Plastik dibuat dengan cara
bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Bahan pembuat plastik berasal
dari minyak dan gas sebagai sumber alami. Komponen utama plastik sebelum
membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer
merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang
pola acak, maka menyerupai tumpukan jerami yang disebut dengan amorp, dan
jika teratur hampir sejajar maka disebut dengan kristalin yang bersifat lebih keras
struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah, mempunyai bobot
ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat
menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang
sangat baik. Selain itu, styrofoam merupakan limbah yang sangat sulit
penanggulangannya dan tidak dapat diuraikan oleh alam sehingga berakibat buruk
Polystyrene foam atau yang lebih sering dikenal dengan istilah styrofoam
merupakan salah satu polimer yang ditemukan pada sekitar tahun 1930, dibuat
melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspensi. Stirena dapat diperoleh
dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan cairan yang tidak berwarna
menyerupai minyak dengan bau seperti benzena dan memiliki rumus kimia
C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8. Styrofoam dihasilkan dari campuran 90-
95 % gas seperti n-butana atau n-pentana dan 5-10 % polistirena. Polistirena foam
dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu
tertentu. Polistirena tahan terhadap asam, basa, dan zat korosif lainnya
(Cowd, 1999).