Anda di halaman 1dari 51

BAHAN AJAR KULIAH PRAKTIK

MANAJEMEN PELATIHAN DAN PENYULUHAN


KODE MK/SKS MK : PPL 20432 / 3 SKS
PENYULUHAN PERTANIAN LAHAN KERING

Oleh :
MUSA FRENGKIANUS BANUNAEK, SP., M.Si

Dibiayai oleh:
DIPA Politeknik Pertanian Negeri Kupang
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penyusunan
Buku Ajar Kuliah/Praktik
Nomor: 02/P4M/2022 Tanggal 19 Oktober 2022

PUSAT PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN


PENJAMINAN MUTU (P4M)
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Jurusan : Manajemen Pertanian Lahan Kering


Program Studi : Penyuluhan Pertanian Lahan Kering
Nama / Kode Mata Kuliah : Manajemen Pelatihan & Penyuluhan/ PPL 20432
Semester/SKS : 6 (Enam) / 3 (1-2)
Jenis Bahan Ajar/Modul : Praktik
Dosen Pengampu : Musa Frengkianus Banunaek, SP., M.Si
Sumber dana : DIPA Politeknik Pertanian Negeri Kupang
Tahun : 2022

Mengetahui, Kupang, 14 Desember 2022


Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Penyusun,
Lahan Kering

Jemseng C. Abineno, STP, M.Sc Musa Frengkianus Banunaek, SP., M.Si


NIP. 19751106 200312 1 004 NIP. 19860627 201903 1 009

Menyetujui,
Kepala P4M Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Rikka W. Sir, S.Si, M.Sc


NIP. 19771015 200501 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
buku panduan praktikum Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan dapat terwujud. Modul
praktikum ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
secara offline sehingga dapat memahami teori dan mempraktekannya dengan baik.
Modul Bahan praktikum ini terdiri dari 5 topik, yaitu: Perencanaan dan
pelaksanaan Analisis kebutuhan pelatihan; Merumuskan Tujuan Pelatihan, Merancang dan
Mengimplementasikan pelatihan serta melakukan perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
program pelatihan. Topik-topik tersebut diuraikan dalam 45 lembar kerja dan Topik-topik
tersebut dilaksanakan dalam 14 kegiatan pertemuan. Dengan demikian, setelah
melaksanakan perkuliahan diharapkan mahasiswa tidak saja dapat memahami teori saja
namun bisa menjelaskan dan menganalisisi kebutuhan manajemen pelatihan dan
penyuluhan tersebut dengan baik.
Modul bahan ajar praktikum ini sebagai langkah perbaikan proses belajar
mengajar, namun ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penyusun sangat
berterimakasih bila pembaca berkenan memberi masukan, kritik, maupun saran untuk
sempurnanya modul bahan ajar ini yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.
Akhir kata, penulis berharap agar modul bahan ajar praktikum ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum.

Kupang, 14 Desember 2022


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… I

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………. II

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. III

DAFTAR ISI ……………………..…………………………………………….. IV

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… V

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ………………………………... VI

PENGERTIAN PELATIHAN BAGI PETANI ………………………………. 1

Kuliah I. Analisis Kebutuhan Pelatihan……. ……………………………………. 3

Kuliah II. Impelementasi Pelatihan ………………………….…………………… 10

Kuliah III. Evaluasi Kegiatan Pelatihan...………………………………………… 23

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN…………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 34

iv
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar I.1 Model Proses Pelatihan ……………………………………………… 2

Gambar 1.2 Proses Pelatian …………...….…………………………………........ 14

Gambar 1.3 Proses Pengukuran dan pengumpulan data ……………………........ 26

Gambar 1.4 Formulir penliaan Reaksi dari peserta ……………………………… 27

Gambar 1.5 Formulir penilaian reaksi dari training.……………………………… 28

Gambar 1.6 Contoh Soal Pengukuran Perilaku…………………………………… 29

Gambar 1.7 Contoh formulir penilaian dari ketua kelompok..…………………… 30

Gambar 1.8 Contoh Formulir instrumen pengukuran hasil pelatihan dari peserta.. 30

Gambat 1.9 Formulir instrumen pengukuran hasil pelatihan dari kelompok…….. 30

v
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Jurusan : Manajemen Pertanian Lahan Kering
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Lahan Kering
Nama / Kode Mata Kuliah : Buku Praktikum Manajemen Pelatihan &
Penyuluhan/ PPL 20432
Kegiatan : 5 Kegiatan Praktikum
Semester/SKS : 6 (Enam) / 3 (1-2)
Dosen Pengampu : Musa Frengkianus Banunaek, SP.,M.Si
Deskripsi Singkat Mata : Mata Kuliah Praktikum Manajemen Pelatihan dan
Kuliah
Penyuluhan akan membahas tentang; Perencanaan
dan pelaksanaan Analisis kebutuhan pelatihan;
Merumuskan Tujuan Pelatihan, Merancang dan
Mengimplementasikan pelatihan serta melakukan
perencanaan dan pelaksanaan evaluasi program
pelatihan.
Tujuan : Mampu Merencanakan dan Melaksanaakan
Kegiatan Analisis Kebutuhan Pelatihan, Perumusan
Tujuan Pelatihan, Implementasi Pelatihan dan
melakukan evaluasi program pelatihan.
Pokok Bahasan : 1. Analisis Kebutuhan Pelatihan
2. Menyusun Tujuan Pelatihan
3. Menyusun Kurikulum Pelatihan
4. Perencanaan dan pelaksanaan Pelatihan
5. Perencanaan dan Pelaksanaan Evaluasi
Pelatihan
2. Capaian Pembelajaran

Melalui serangkaian praktikum diharapkan: (1) Mahasiswa mampu menyusun dan


melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan (2) Mahasiswa mampu menyusun tujuan
pelatihan, (3). Mahasiswa mampu menyusun kurikulum pelatihan, (4). Mahasiswa
mampu merencanakan dan melaksanakan pelatihan, (5). Mahasiswa mampu
merencanakan dan melaksanakan evaluasi pelatihan.

vi
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG


JURUSAN : MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
PROGRAM STUDI : P E N Y U L U H A N P E R T A N I A N L A H A N K E R I N G
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot (sks) Semester Tanggal Penyusunan

Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan Nama Koordinator Pengembang Koordinator Bidang


Pertanian RPS Keahlian (jika Ada) Ketua Program Studi

Musa Frengkianus Banunaek, SP., M.Si Cokorda B.D.P.M., S.Pt., MPt


Capaian CPL-PRODI (Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi) yang Dibebankan pada Mata Kuliah
Pembelajaran (CP)
CPL-1 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila; (S3)

CPL-2 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;( S6)
Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya
CPL-3 serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan. (K1)
Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur; (K2)
CPL-4
CPL-5 Mampu menerapkan ilmu dan teknologi pertanian dalam pengembangan sumber daya pertanian lahan kering berdasarkan prinsip pertanian
berkelanjutan (KK9)

7
CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah)
CPMK1 Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan
CPMK2 Mahasiswa mampu menyusun tujuan pelatihan,
CPMK3 Mahasiswa mampu menyusun kurikulum pelatihan,
CPMK4 Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan pelatihan,
CPMK5 Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pelatihan

Deskripsi Singkat Mata Kuliah Praktikum Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan akan membahas tentang; Perencanaan dan pelaksanaan Analisis
Mata Kuliah kebutuhan pelatihan; Merumuskan Tujuan Pelatihan, Merancang dan Mengimplementasikan pelatihan serta melakukan perencanaan dan
pelaksanaan evaluasi program pelatihan.
Bahan Kajian / 6. Analisis Kebutuhan Pelatihan
Materi 7. Menyusun Tujuan Pelatihan
Pembelajaran 8. Menyusun Kurikulum Pelatihan
9. Perencanaan dan pelaksanaan Pelatihan
10. Perencanaan dan Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan
Daftar Referensi Utama:
1. Donaldson, J. L., & Franck, K. L. (2016). Needs Assessment Guidebook for Extension Professionals.
https://extension.tennessee.edu/publications/Documents/PB1839.pdf
2. Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2001). Farmers ’ Training Manual Participatory Training and
Extension. April.
3. Maarif, M. S. (2014). Manajemen Pelatihan Upaya Mewujudukan Kinerja Unggul dan Pemahaman Employee Engagement.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=6WQ0EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=manajemen+pengetahuan&ots=qU4
rpuqQMW&sig=U7y4lR4a652pDZHRxSZnKJLs7YE
4. Nuraeni, I. & Suwandi A. (2005). Manajemen Pelatihan. Universitas Terbuka.
5. R. Braga, Labrada, R, Fornasari, L, Fratini, N. (2001). Manual for Training of Extension Workers and Farmers on Alternatives to
Methyl Bromide for Soil Fumigation. Rome : FAO, 4(1), 88–100.
https://www.fao.org/fileadmin/templates/agphome/documents/Methyl_Bromide/M_Mbalt.pdf
6. Widodo, T. (2021). Perencanaan dan evaluasi pelatihan (Issue 0613517008).
7. Wikipedia. (2022). Pengertian Pelatihan. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan#cite_note-1

8
Nama Dosen Musa Frengkianus Banunaek, SP., M.Si
Pengampu
Mata kuliah a. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian.
prasyarat (Jika b. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Komunikasi Penyuluhan Pertanian
ada) c. Mahasiswa telah Lulus dari Mata Kuliah Kelembagaan dan Dinamika Penyuluhan Pertanian

Sub-CPMK
Bentuk dan Metode
Minggu (Kemampuan Bahan Kajian (Materi Estimasi
Pembelajaran [Media & Pengalaman Belajar Mahasiswa
ke- akhir yg Pembelajaran) Waktu
Sumber Belajar]
direncanakan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Mahasiswa Mampu M1- Kontrak Praktkum
memahami kontrak Manajemen Pelatihan Dan Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Membaca bahan praktikum. (Tugas-1)
praktikum Penyuluhan Praktikum
manajemen pelatihan PT: 1x(2x60”) • Membagi kelompok sesuai urutan
dan penyuluhan Aktifitas di kelas: absen dan memilih kelompok tani yang
• Cerama, diskuis dan BM: 1x(2x60”) menjadi sumber infomasi pelatihan
tanya jawab (Tugas-2).
• Media: Komputer dan
LCD Projector atau
gadget
dan internet

2 Mampu Menguasai • M2- Mahasiswa Dokumentasi Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melakukan survey awal kelompok tani
Perencanaan Analisis dan identifikasi Permasalahan Praktikum dan melakukan dokumentasi kelompok
Kebutuhan Pelatihan yang di Petani PT: 1x(2x60”) tani. (Tugas-3)
• M3- Mahasiswa Melakukan Aktifitas di kelas:
Perencanaan Analisis • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) • Membuat instrument dan perencanaan
Kebutuhan dan Memilih dilapangan, Praktikum analisis kebutuhan pelatihan (Tugas-4).
Teknik Analisis Kebutuhan dan penugasan
• Media: Komputer dan
• Memilih teknik analisis kebutuhan
LCD Projector atau
gadget dan internet pelatihan yang tepat dengan kelompok
tani (Tugas 5)

9
3 Mampu • M4. Mahasiswa Melakukan Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan pengambilan data
mengimplementasi Pengambilan data di lapangan Praktikum analisis kebutuhan pelatihan pada
Analisis Kebutuhan tentang Analisis Kebutuhan PT: 1x(2x60”) kelompok tani yang sudah di pilih
pelatihan Pelatihan Aktifitas di kelas: (Tugas 6)
• M5- Mahasiswa melakukan • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) • Menginput dan menganalisis data
analisis data dilapangan, Praktikum (Tugas 7)
• M6- Mahasiswa melakukan dan penugasan • Melakukan interprestasi data dan
pelaporan temuan • Media: Komputer dan pelaporan temuan.(Tugas 8)
LCD Projector atau
gadget dan internet
4 Mahasiswa mampu • M7- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan tujuan
merumuskan tujuan menyusun tujuan pelatihan Praktikum Pelatihan sesuai hasil analisis (Tugas 9)
pelatihan dengan memperhatikan input, PT: 1x(2x60”) • Melaksanakan Penetapan tujuan sesuai
output, outcome dan impact Aktifitas di kelas: dengan hasil koreksi dari dosen dan
• Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) petani.
dilapangan, Praktikum
dan penugasan
Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet

5 Mahasiswa mampu • M8- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan Kurikulum
membuat kurikulum menyusun kurikulum pelatihan Praktikum Pelatihan sesuai hasil penetapan tujuan
pelatihan • M9- Mahasiswa mampu PT: 1x(2x60”) (Tugas 10)
menyusun diagram proses Aktifitas di kelas: • Melaksanakan Penetapan kurikulum
pelatihan • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) sesuai dengan hasil koreksi dari dosen
dilapangan, Praktikum dan petani.(Tugas 11)
dan penugasan
Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet

10
6 Mahsiswa mampu • M10- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan materi
menyusun materi menyusun materi pelatihan Praktikum Pelatihan sesuai hasil penetapan
pelatihan sesuai pendekatan konvensional PT: 1x(2x60”) kurikulum (Tugas 12)
maupun partisipatif. Aktifitas di kelas: • Melaksanakan Penetapan materi
• Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) pelatihan sesuai dengan hasil koreksi
dilapangan, Praktikum dari dosen dan petani.(Tugas 13)
dan penugasan
Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet
7 Mahasiswa mampu • M11- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan metode
menerapkan metode memilih metode pelatihan Praktikum Pelatihan sesuai hasil penetapan materi
pelatihan sesuai dengan kebutuhan PT: 1x(2x60”) pelatihan (Tugas 14)
belajar Aktifitas di kelas: • Melaksanakan Penetapan metode
• M12-Mahasiswa mampu • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) pelatihan sesuai dengan hasil koreksi
menggunakan metode dilapangan, Praktikum dari dosen dan petani.
pelatihan sesuai dengan dan penugasan
kebutuhan belajar Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet
8 Mahasiswa mampu • M13- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan media
menerapkan media memilih media sesuai Praktikum Pelatihan sesuai hasil penetapan metode
pelatihan dengan kegiatan pelatihan. PT: 1x(2x60”) pelatihan (Tugas 15)
• M14- Mahasiswa mampu Aktifitas di kelas: • Melaksanakan Penetapan media
menggunakan media • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) pelatihan sesuai dengan hasil koreksi
sesuai dengan kegiatan dilapangan, Praktikum dari dosen dan petani.
pelatihan. dan penugasan
Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet

11
9 Mahasiswa mampu • M15- Mahasiswa mampu Bentuk: TM: 1x(2x50”) • Melaksanakan perumusan evaluasi
merancang evaluasi memilih evaluasi kegiatan Praktikum Pelatihan sesuai hasil penetapan metode
kegiatan pelatihan pelatihan. PT: 1x(2x60”) pelatihan (Tugas 16)
• M16- Mahasiswa mampu Aktifitas di kelas: • Melaksanakan Penetapan evaluasi
melakukan evaluasi • Pembelajaran Langsung BM: 1x(2x60”) pelatihan sesuai dengan hasil koreksi
kegiatan pelatihan. dilapangan, Praktikum dari dosen dan petani.
dan penugasan
Media: Komputer dan LCD
Projector atau gadget dan
internet

12
7. Indikator Penilaian (Kriteria, Indikator, Bobot)
Kriteria Penilaian adalah patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur ketercapaian pembelajaran dalam penilaian berdasarkan
indikator- indikator yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian merupakan pedoman bagi penilai agar penilaian konsisten dan tidak bias. Kriteria
dapat berupa kuantitatif ataupun kualitatif.
Kriteria penilaian:

• Menunjukkan pengetahuan tentang aspek inti permasalahan dengan mengidentifikasi secara detail apa yang perlu diketahui untuk
menjawabnya dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sudut pandang terhadap permasalahan
• Mengajukan pertanyaan tindak lanjut yang fokus atau memperluas pertanyaan, jika perlu mengajukan pertanyaan lanjutan untuk
mendapatkan pemahaman terhadap keinginan dan kebutuhan audiens atau pengguna produk
• Ketepatan dalam identifikasi data mining untuk pengerjaan proyek
• Mengintegrasikan informasi yang relevan dan memadai untuk menjawab “Driving Question”, yang dikumpulkan dari berbagai sumber
dan beragam
• Menilai kualitas informasi secara menyeluruh (mempertimbangkankegunaan, keakuratan, dan kredibilitas; membedakan fakta vs. opini;
mengenali bias)
• Ketepatan dalam melakukan data preprocessing dalam proyek PBL yang dikerjakan.
• Pendefinisian metode dan pengunaan metode sesuai dengan kasus yang dihadapi
• Ketepatan penggunaan asosiasi dalam proyek PBL yang dikerjakan.
• Ketepatan penggunaan konsep klasifikasi dalam proyek PBL yang dikerjakan
• Ketepatan penggunaan konsep prediksi dalam proyek PBL yang dikerjakan
• Ketepatan penggunaan konsep clustering dalam proyek PBL yang dikerjakan

Indikator penilaian:

• Critical thinking (learning skills) rubric for PBL


• Ketepatan dan kebenaran penjelasan definisi dari data mining
• Ketepatan dan kebenaran penyebutan fungsi data mining
• Ketepatan dan kebenaran pengidentifikasian penerapan data mining
• Ketepatan dan kebenaran pendefinisian data preprocessing
xiii
• Ketepatan pengolahan data preprocessing (data cleaning)
• Ketepatan pengolahan data preprocessing (data integration)
• Ketepatan pengolahan data preprocessing (data transformation)
• Ketepatan pengolahan data preprocessing (data reduction)
• Ketepatan melakukan Extract, Transform dan Load (ETL) data
• Ketepatan penggunaan metode/ fungsi
• Ketepatan pendefinisian asosiasi
• Ketepatan dan kebenaran dalam penguraian alur proses alah satu metode asosiasi (algoritma apriori)
• Ketepatan penerapan apriori pada suatu data
• Ketepatan dan kebenaran pendefinisian klasifikasi
• Ketepatan dan kebenaran penguraian alur proses salah (algoritma C4.5)
• Ketepatan dan kebenaran penerapan algoritma C4.5 pada suatu data
• Ketepatan dan kebenaran pendefinisian prediksi
• Ketepatan dan kebenaran penguraian alur proses salah satu metode prediksi (regresi linier)
• Ketepatan dan kebenaran penerapan metode regresi linier pada suatu data
• Ketepatan dan kebenaran pendefinisian clustering [C2],
• Ketepatan penguraian alur proses salah satu metode clustering untuk data numerik (algoritm KMeans)
• Ketepatan penerapan algoritma K-Means pada suatu data
• Ketepatan penguraian alur proses salah satu metode clustering untuk data kategori (algoritma K-Modes)
• Ketepatan penerapan algoritma K-Modes pada suatu data
Catatan : kata yang diwarnai biru adalah contoh topik/BK

Bobot penilaian
Bobot penilaian adalah prosentasi penilaian terhadap setiap pencapaian sub-CPMK yang besarnya proposional dengan tingkat kesulitan
pencapaian sub-CPMK tsb., dan totalnya 100%.

xiv
xv
8. Sistem Penilaian dan Evaluasi
Metode evaluasi:
1. Tugas → Berupa laporan proyek individu dan laporan proyek tim yang dikumpulkan setiap minggu sesuai jobdesk yang telah
ditentukan.
2. Presentasi progress/Quiz mingguan/Benchmark & reflection → Secara berkala dilaksanakan benchmark & reflection yang
mengharuskan setiap tim mempresentasikan progress pekerjaan proyek. Evaluasi dilakkan melalui diskusi dan tanya jawab serta
penilaian menggunakan rubrik presentasi.
3. Presentasi laporan perancangan → Presentasi dan demonstrasi produk yang dihasilkan melalui pembelajaran berbasis proyek bisa
dijadikan pengganti UTS.
4. Presentasi laporan & produk akhir → Presentasi dan demonstrasi produk yang dihasilkan melalui pembelajaran berbasis proyek
bisa dijadikan pengganti UAS.
5. Asesmen tengah semester/UTS → mengukur pengetahuan/pemahaman terhadap konsep pertemuan 1-7. Bentuk soal essay.
6. Asesmen akhir semester/UAS → mengukur pengetahuan/pemahaman terhadap konsep pertemuan 1-14. Bentuk soal pilihan ganda.
7. *Catatan: 1 semester = 16 minggu termasuk UTS & UAS (syarat minimal)
8.
9. Konversi Nilai:
Konversi Nilai menjadi Huruf berdasarkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang Nomor: 425 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Keputusan Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Peraturan Akademik Politeknik Pertanian Negeri

Kupang

10.
xvi
9. Informasi Tambahan
Pelaksanaan mata kuliah ini menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dengan proyek yang berkaitan pembangunan sistem/aplikasi/website
di Program Studi ……

Catatan:

1. Capaian Pembelajaran Lulusan PRODI (CPL-PRODI) adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan PRODI yang merupakan internalisasi
dari sikap, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan jenjang prodinya yang diperoleh melalui proses pembelajaran.
2. CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang digunakan untuk
pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang terdiri dari aspek sikap, ketrampulan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan.
3. CP Mata kuliah (CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPL yang dibebankan pada mata kuliah, dan bersifat spesifik
terhadap bahan kajian atau materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
4. Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran, dan bersifat spesifik terhadap materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
5. Materi Pembelajaran adalah rincian atau uraian dari bahan kajian yg dapat disajikan dalam bentuk beberapa pokok dan sub-pokok bahasan.
6. Bentuk pembelajaran: Kuliah, Responsi, Tutorial, Seminar atau yang setara, Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan,
Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara.
7. Metode Pembelajaran: Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Discovery Learning, Self-Directed Learning, Cooperative Learning,
Collaborative Learning, Contextual Learning, Project Based Learning, dan metode lainnya yg setara.
8. TM=Tatap Muka, PT=Penugasan Terstuktur, BM=Belajar Mandiri.
9. Indikator penilaian kemampuan dalam proses maupun hasil belajar mahasiswa adalah pernyataan spesifik dan terukur yang mengidentifikasi
kemampuan atau kinerja hasil belajar mahasiswa yang disertai bukti-bukti
Critical thinking (learning skills) rubric for PBL
10. Bentuk penilaian: tes dan non-tes.

xvii
PENGERTIAN PELATIHAN BAGI PETANI

A. Landasan Teori Pelatihan


Menurut (Wikipedia, 2022) pelatihan adalah kegiatan untuk melatih atau
mengembangkan suatu keterampilan dan pengetahuan kepada diri sendiri atau orang lain
yang berkaitan dengan kompetensi tertentu yang dianggap berguna. Menurut Mangkuprawira
dalam (Maarif, 2014) pelatihan bagi seseorang atau untuk petani merupakan sebuah proses
mengajarkan pengetahuan atau keahlian tertentu serta sikap agar petani semakin terampil dan
mampu melaksanakan usaha taninya dengan semakin baik sesuai standar usaha tani yang
baik. Biasanya fokus kegiatan pelatihan ini pada pengembangan ketrampilan petani bekerja
(vocational) yang dapat digunakan segera. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
pelatihan bagi petani merupakan proses transfer informasi atau teknologi pertanian dari
sumber kepada petani dalam bentuk pengetahuan, keahlian serta perilaku yang bermanfaat
terhadap pengembangan petani maupun lingkungan kerjanya sesuai dengan standar yang
diharapkan. Menurut (Maarif, 2014) tujuan pelatihan bagi petani adalah
a. Memperbaiki kinerja petani,
b. Meningkatkan keterampilan petani dan
c. Memecahkan permasalahan petani.
Sedangkan manfaat dari pelatihan bagi petani adalah
a. Mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja;
b. Memperbaiki pengetahuan dan ketrampilan petani
c. Memperbaiki hubungan komunikasi antara petani dan juga kelompok taninya;
B. Tahapan Proses Pelatihan bagi Petani
Secara konseptual program pelatihan dibagi atas tiga proses tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan Analisis Kebutuhan Pelatihan (training needs analysis)
Sebelum suatu pelatihan dijalankan, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan pelatihan
untuk dapat mendiagnosis berbagai permasalahan dan tantangan masa depan bagi petani.
Dalam tahapan ini kebutuhan pelatihan bagi petani perlu dianalisis.
2. Tahapan Implementasi Pelatihan
Tahapan implementasi pelatihan pada dasarnya berfokus pada bagaimana merancang dan
menyelesaikan prosedur pelatihan berserta penentu dan pelaksanaan program pelatihan.

1
3. Tahapan Evaluasi Pelatihan
Pada tahap evaluasi pelatihan difokuskan pada bagaimana mengukur hasil
pelatihan dan membandingkan hasil pelatihan terhadap kriteria yang telah di tentukan.
Adapun model pelatihan bagi petani disajikan dalam gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Model Proses Pelatihan


Sumber : (Maarif, 2014)

Dalam Praktikum Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan akan


memfokuskan pada tahapan proses pelatihan bagi petani dan akan termuat dalam 3
kegiatan praktikum

2
KEGIATAN PRAKTIKUM 01.
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN

A. Kompetensi Bagi Mahasiswa


Setelah mengikuti praktikum mahasiswa memiliki ketrampilan dalam menganalisis
kebutuhan pelatihan dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan yang akan disusun dalam
kegiatan kurikulum.

B. Dasar Teori Analisis Kebutuhan Pelatihan


Menurut Altschuld & Watkins dalam (Donaldson & Franck, 2016) sebuah kebutuhan
didefinisikan sebagai kesenjangan antara apa yang saat ini dan apa yang seharusnya di
peroleh sehingga analisis kebutuhan pelatihan bagi petani sangatlah penting sebagai suatu
proses untuk mengidentifikasi apa yang petani butuhkan dalam usaha taninya. Tujuan dari
analisis kebutuhan adalah sebagai bahan infomasi bagi mahasiswa untuk membuat suatu
rencana dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

C. Prasyarat
Persyaratan Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian :

d. Mahasiswa merupakan Peserta Didik Semester VI


e. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian.
f. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Komunikasi Penyuluhan Pertanian
g. Mahasiswa telah Lulus dari Mata Kuliah Kelembagaan dan Dinamika Penyuluhan
Pertanian
h. Mahasiswa dari Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering.

D. Tujuan
Setelah mempelajari materi praktikum pertama ini mahasiswa dapat mempraktekan
analisis kebutuhan pelatihan, sasarannya adalah petani yang tergabung di dalam
kelompok tani dan berada di sekitar Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

3
E. Manfaat Pembelajaran
a) Mahasiswa mampu mempraktekan proses analisis kebutuhan pelatihan secara baik dan
efektif di tempat praktikum.
b) Setelah selesai mengikuti praktikum modul 1, mahasiswa dapat menyimpulkan
kesenjangan kebutuhan yang ada pada petani dan merekomendasikan kebutuhan
pelatihan.

F. Bahan dan Alat


F1. Bahan : Bahan yang di gunakan dalam analisis kebutuhan yaitu Lembar Kerja dan
Formulir ketidak sesuaian Kinerja.

F2. Alat : Buku untuk mencatat, Alat Tulis Menulis, Leptop untuk menganalisis, Printer
dan Kertas print
G. Proses dalam Analisis Kebutuhan Pelatihan
Pada proses analisis kebutuhan pelatihan mahasiswa memulainya dari proses tanya
jawab (asking question getting answers). Pertanyaan diajukan kepada semua petani yang
tergabung dalam kelompok tani kemudian dilakukan verifikasi dan dokumentasi untuk
memperoleh hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam pelatihan dan jenis pelatihan apa yang
dibutuhkan. Adapun tahapan-tahapan dalam analisis kebutuhan yang perlu dilakukan oleh
mahasiswa yaitu :
a. Mahasiswa melakukan dokumentasi permasalahan
Pada tahapan ini mahasiswa mengumpulkan seluruh permasalahan yang ada pada petani
yang berkaitan dengan usaha taninya dan dokumentasikan. Misalnya :
1. Sumber tertulis
a. Dokumen petani berupa : keinginannya untuk mengikuti pelatihan, alasan-alasan
dan keluhan-keluhan petani berkaitan dengan usaha taninya.
b. Uraikan dan spesifikasikan usaha taninya serta identifikasikan semua
permasalahan yang ada dalam kegiatan usaha taninya.
c. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang diinginkan oleh petani untuk memperbaiki
usaha taninya

4
2. Sumber lain
a. Informasi dari ketua kelompok tani terkait dengan petani tersebut
b. Informasi dari badan pengurus kelompok tani berkaitan dengan kegiatan usaha
tani dari petani tersebut.
3. Metode pengumpulan data
a. Wawancara individu petani maupun kelompoknya
b. Menyebarkan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada petani
c. Melakukan pengamatan dan analisis data awal
b. Mahasiswa melakukan investigasi permasalahan
Pada tahap ini mahasiswa setelah mengumpulkan data dari lapangan dilanjutkan
dengan menginvestigasi akar penyebab permasalahan tersebut (root cause analysis).
Selanjutnya memutuskan apakah pelatihan diperlukan atau tidak untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
c. Mahasiswa melakukan perencanaan analisis kebutuhan
Pada tahap ini mahasiswa merencanakan membuat kerangka analisis berupa :
1. Mahasiswa merencanakan apa yang ingin dicapai dalam kegiatan analisis kebutuhan
tersebut
2. Mahasiswa merencanakan pembagian tugas-tugas tim yang akan terlibat dalam
kegiatan analisis kebutuhan tersebut
3. Mahasiswa melakukan penjadwalan dan waktu untuk melakukan analisis kebutuhan
tersebut.
d. Mahasiswa melakukan pemilihan teknis analisis
Mahasiswa wajib memilih salah satu teknik analisis dalam kegiatan analisis
kebutuhan. Menurut (Maarif, 2014) ada beberapa macam teknik analisis seperti survey of
organization data, survey and questionnares, observations,performa ance analysis, task
analysis, employee appraisal, work sample dan lain-lain.

5
e. Mahasiswa melakukan analisis data
Pada tahap ini mahasiswa melakukan analisis data yang diperoleh dari lapangan
dengan menggunakan alat analisis yang sudah di pilih dan tujuan analisis untuk
memperoleh perbedaan dari setiap permasalahan yang ada sehingga diperoleh temuan
kebutuhan yang paling urgent untuk di selesaikan.
f. Mahasiswa melakukan pelaporan temuan.
Pada tahapan ini mahasiswa wajib membuat laporan temuan yang didapatkan dari
hasil pengambilan data di lapangan sekaligus melaporkan temuan yang didapatkan dan
rekomendasi pemecahan persoalan petani berupa jenis pelatihan yang akan dilaksanakan.

6
Lembar Kerja : Menentukan Infomasi Kebutuhan
(Donaldson & Franck, 2016; )(Food and Agriculture Organization of the United Nations, 2001) dan (R. Braga,
Labrada, R, Fornasari, L, Fratini, 2001)

• Nama Petani : • Nama Petani :


…………………………… ……………………………
• Kelompok Tani : …………………………… • Kelompok Tani : ……………………………
• Jenis Usaha Tani : …………………………… • Jenis Usaha Tani : ……………………………
• Informasi Masalah : • Informasi Masalah :
yang paling Urgen yang paling Urgen
…………………………… ……………………………
• Kebutuhan Pelatihan : …………………………… • Kebutuhan Pelatihan : ……………………………

• Nama Petani : • Nama Petani :


…………………………… ……………………………
• Kelompok Tani : …………………………… • Kelompok Tani : ……………………………
• Jenis Usaha Tani : …………………………… • Jenis Usaha Tani : ……………………………
• Informasi Masalah : • Informasi Masalah :
yang paling Urgen yang paling Urgen

…………………………… ……………………………
• Kebutuhan Pelatihan : …………………………… • Kebutuhan Pelatihan : ……………………………

• Nama Petani : • Nama Petani :


…………………………… ……………………………
• Kelompok Tani : …………………………… • Kelompok Tani : ……………………………
• Jenis Usaha Tani : …………………………… • Jenis Usaha Tani : ……………………………
• Informasi Masalah : • Informasi Masalah :
yang paling Urgen yang paling Urgen

…………………………… ……………………………
• Kebutuhan Pelatihan : …………………………… • Kebutuhan Pelatihan : ……………………………

7
Formulir Ketidaksesuaian Kinerja
(Performance Disrepancy Form)

Bagaimana menggunakan formulir ini :


1. Mahasiswa menggunakan formulir ini untuk menyatakan secara ringkas kebutuhan dari petani apa yang
mengarahkan untuk dilakukannya pelatihan dan mengidentifikasi masalah yang harus diselesaikan.
2. Mahasiswa memikirkan juga dengan saksama apakah masalah itu dapat diselesaikan dengan suatu solusi
selain dari pada pelatihan. jikalau ada sebisanya di tulis dalam lembar ini
3. Mahasiswa memberikan solusi pelatihan dengan cara :
a. Deskripsi kinerja yang di inginkan (apa yang seharusnya di capai) :……….

b. Deskripsikan kinerja petani saat ini (ketidaksesuaian kinerja saat ini dengan pelatihan yang
disarankan):……………….

c. Solusi Pelatihan yang cocok dan Non pelatihan yang bisa di sarankan:…..

8
H. Merumuskan Tujuan Pelatihan
Untuk mencapai harapan, tujuan dan hasil pelatihan harus dapat di amati dan diukur,
spesifik dengan waktu pelatihan dan upaya pencapaiannya. Di tinjau dari sudut petani,
perubahan diinginkan agar ada peningkatan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan
pengembangan usaha taninya. Sedangkan dari sisi organisasi kelompok tani adalah tercapainya
kinerja yang optimal dari hasil pelatihan yang telah di lakukan (Maarif, 2014). Sehingga dalam
penentuan tujuan pelatihan bagi petani, mahasiswa di harapkan dapat menentukan tujuan
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan pengembangan usaha tani
dari petani tersebut. Tujuan pelatihan yang disusun perlu memperhatikan input, output,
outcome dan impact.
a. Input
• Petani peserta Pelatihan (jumlah, pengetahuan, dan motivasi belajar)
• Bentuk dan materi pelatihan (isi dan mutu)
• Tim pengelola (jumlah dan mutu)
• Waktu dan tempat (kenyamanannya)
• Anggaran (kecukupannya)
• Fasilitas lain (unsur pendukung)
b. Output
• Jumlah kehadiran peserta pelatihan,
• Jumlah kehadiran pelatih/instruktur
• Intensitas interaksi pelatihan
• Kepuasan peserta dan pelatih serta pengelola pelatihan.
c. Outcome
• Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawan
d. Impact
• Peningkatan kinerja petani
• Pengembangan usaha tani dari petani tersebut.
• Peningkatan kinerja kelompok tani

9
KEGIATAN PRAKTIKUM 02.
IMPLEMENTASI PELATIHAN

A. Kompetensi Bagi Mahasiswa


Setelah mengikuti praktikum mahasiswa memiliki ketrampilan dalam menyusun
kurikulum, merancang pelatihan dan melaksanakan pelatihan.

B. Dasar Teori Implementasi Pelatihan


Menurut Schuler dalam (Maarif, 2014) terdapat enam pertimbangan utama yang
harus di perhatikan dalam implementasi program pelatihan yaitu:
1. Mahasiswa menentukan siapa yang menjadi partisipan dalam pelatihan.
2. Mahasiswa menentukan siapa yang menjadi instruktur/pengajar dalam pelatihan tersebut.
3. Mahasiswa mempertimbangkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran
4. Mahasiswa menentukan tingkat pembelajaran yang diarahkan pada jenis keterampilan
(ketrampilan dasar atau ketrampilan dasar dalam budidaya)
5. Mahasiswa menentukan prinsip-prinsip rancangan pelatihan meliputi motivasi petani,
peluang-peluang yang diberikan untuk praktek dan penguatan kepada petani.
6. Mahasiswa menentukan lokasi program pelatihan yang akan diadakan.
C. Prasyarat
Persyaratan Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian :

a. Mahasiswa merupakan Peserta Didik Semester VI


b. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian.
c. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Komunikasi Penyuluhan Pertanian
d. Mahasiswa telah Lulus dari Mata Kuliah Kelembagaan dan Dinamika Penyuluhan
Pertanian
e. Mahasiswa dari Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering.
D. Tujuan
Setelah mempelajari materi praktikum pertama ini mahasiswa dapat mempraktekan
cara merancang kegiatan kurikulum, merancang kegiatan pelatihan dan melaksanakan
kegiatan pelatihan, sasarannya adalah petani yang tergabung di dalam kelompok tani dan
berada di sekitar Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

10
E. Manfaat Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mempraktekan proses perumusan kurikulu, perencanaan pelatihan
dan pelaksanaan pelatihan secara baik dan efektif di tempat praktikum.
2. Setelah selesai mengikuti praktikum modul 2, mahasiswa dapat menyimpulkan kegiatan
pelahitan yang ada pada petani dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan.
F. Bahan dan Alat

F1. Bahan : Lembar Kurikulum dan diagram proses Pelatihan.

F2. Alat : Buku untuk mencatat, Alat Tulis Menulis, Leptop untuk menganalisis,
Printer, Kertas Print dan Proyektor

G. Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi


1. Penyusunan Kurikulum
Kurikulum pelatihan yang berbasis kompetensi selayaknya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a) Berpusat pada trainee
b) Mengembangkan kreativitas
c) Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
d) Kontekstual
e) Menyediakan pengalaman pelatihan yang beragam
f) Belajar melalui berbuat
Adapun langkah-langkah penyusunan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi
adalah sebagai berikut:
a. Rumuskan kompetensi yang harus dicapai melalui Training Need Assessment (TNA)
atau mempelajari job requirement/tupoksi).
Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
trainee/petani untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang di
persyaratkan. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut, maka yang bersangkutan
akan mampu:
a) mengerjakan suatu tugas/pekerjaan
b) mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan

11
c) melakukan suatu tindakan bilamana terjadi hal yang berbeda dengan rencana
semula
d) menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda
b. Rumuskan tujuan pelatihan. Dalam menyusun kompetensi dasar, sebaiknya
melibatkan orang-orang yang ahli dalam:
a) Pembuat kebijakan/Perancang program pelatihan
b) Administrator
c) Penulis substansi (subject matter specialist)
d) Perancang kurikulum (curriculum designer)
e) Editor
f) Koordinator pelatihan
g) Ahli pembelajaran (learning specialist)
c. Rujuk buku akreditasi pelatihan di bidang yang sesuai dengan pelatihan
d. Kerangka (format) kurikulum adalah sebagai berikut: Membuat struktur program
pelatihan dan diagram proses pelatihan
a. Model Struktur Program Pelatihan
Contoh model struktur program pelatihan disajikan dalam tabel dibawah ini :

12
Judul Kurikulum
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan
II. Kompetensi
III. Tujuan Pelatihan
A. Tujuan umum
B. Tujuan Khusus
IV. Peserta (Jumlah & Kriteria Peserta)
V. Struktur Program
Contoh sturktur program
Durasi Waktu
No Materi
T P PL JML
A Materi Dasar
1 Peningkatan Produksi …..
B Materi Inti
1 Prosedur Pengolahan Lahan Budidaya
2 Edukasi Pemilihan Benih yang Unggul
3 Edukasi penggunaan Pupuk
4 Edukasi Pemberantasan Hama
5 Edukasi Penanggulangan Gulma
6 Edukasi Pasca Panen
7 Edukasi Pemasaran
C Materi Penunjang
1 Rencana tindak lanjut pembuatan pupuk organik
Keterangan: T= Teori, P=Penugasan,PL = Praktik Lapangan dan 1 Jpl @45 menit
VI. Silabus Pelatihan
Mata Ajar :
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi :

Kompetensi Materi/pokok Kegiatan Indikator Penilaian Waktu Sumber Ref


dasar Bahasan Pelatihan belajar
1……
2……

VII. Evaluasi
VIII. Sertifikasi

13
b. Diagram proses pelatihan
Adapun contoh diagram proses pelatihan disajikan dalam diagram di bawah ini:

Pembukaan

Pre-Test

Pengarahan
Program

Wawasan
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan
Produksi • Prosedur Pengolahan Lahan Budidaya
Budidaya • Edukasi Pemilihan Benih yang Unggul
Tanaman • Edukasi penggunaan Pupuk
Metode • Edukasi Pemberantasan Hama
Curah • Edukasi Penanggulangan Gulma
Pendapat, • Edukasi Pasca Panen
diskusi,dll • Edukasi Pemasaran
Metode
• Diskusi Kelompok
• Curah Pendapat
• Diskusi Kelompok
• Latihan
• Praktek Lapangan dll

Rencana Tindak
Lanjut

Post Test dan Evaluasi


Penyelenggaraan

Penutup

Gambar 2. Proses Pelatihan (Maarif, 2014)

14
2. Penjelasan Pengisian Format Kurikulum
a) Judul kurikulum
Tulis judul pelatihan sebagai judul kurikulum.
b) Pendahuluan
Terdiri dari:
1) Latar belakang
Uraikan hal-hal yang melatarbelakangi mengapa pelatihan perlu
dilaksanakan. Uraian latar belakang bisa diisi dengan uraian peristiwa yang terjadi
yang terkait dengan tema pelatihan. Bisa di juga dijelaskan beberapa fakta-fakta
yang terkait dengan pelatihan yang kemudian dijelaskan kesenjangan antara fakta-
fakta dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kondisi ideal ini bisa berasal dari
peraturan perundangan, visi lembaga, atau kondisi ideal pencapaian tujuan
lembaga.
2) Filosofi pelatihan
Sampaikan hak-hak peserta yang dapat diperoleh selama proses
pembelajaran, antara lain:
a) Cara memandang/ memperlakukan peserta latih
b) Apa yang harus dilakukan oleh fasilitator/ pelatih
c) Apa yang akan diperoleh peserta latih
d) Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
e) Metode pembelajaran yang digunakan
f) Evaluasi yang akan dilaksanakan
c) Kompetensi
Jabarkan kompetensi yang harus dicapai melalui pelatihan sesuai dengan hasil
TNA atau melalui cara lain yang dipilih meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
d) Tujuan Pelatihan
Dalam merumuskan tujuan pelatihan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tentukan tujuan pelatihan dengan menguraikan/ menjabarkan kemampuan atau
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta latih setelah mengikuti pelatihan.
b. Kompetensi yang akan dicapai meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
berkaitan dengan tugas yang dimiliki peserta.

15
c. Rumusan tujuan pelatihan terdiri dari:
1. Tujuan Umum: Menggambarkan tentang tujuan yang ingin dicapai pada akhir
pelatihan.
2. Tujuan Khusus: Menjabarkan kompetensi yang dirumuskan pada tujuan
umum dalam tahapan kompetensi yang lebih spesifik dan bisa diukur.
e) Peserta
Tentukan kriteria peserta berdasarkan:
1. Kesesuaian dengan tugas pokoknya.
2. Latar belakang pendidikan (syarat minimal pendidikan untuk menjadi trainee
tersebut).
3. Pengalaman bekerja sesuai dengan pelatihan.
4. Kriteria lain yang perlu dan spesifik untuk pelatihan tersebut.
f) Struktur Program
Susun materi yang akan diberikan dalam proses pelatihan dalam bentuk matriks yang
terdiri dari materi dan alokasi waktu.
1) Materi, yaitu ilmu pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk
mencapainya standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi bisa dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Materi dasar adalah materi yang sebaiknya diketahui oleh peserta, misalnya
kebijakan, peraturan-peraturan, keputusan, dan sebagainya. Penyampaian
materi yang sifatnya kognitif ini dilakukan dengan metode interaktif dan
eksploratif. Untuk itu pertimbangkan jumlah jam yang memadai untuk
penugasan. Persentase materi dasar sebesar 15% - 20% dari keseluruhan
jumlah jam pelatihan.
b. Materi inti adalah materi yang harus diketahui dan dikuasai oleh peserta,
mengarah pada kompetensi yang ingin dicapai. Penyampaian materi dilakukan
dengan berbagai alternatif metode yang menyebabkan terjadinya proses
eksperimentasi dan eksplorasi oleh peserta. Dengan demikian jumlah jam
penugasan dan praktik lapangan memiliki porsi lebih besar daripada
presentasi teori oleh fasilitator. Persentase materi inti sebesar 60% - 70% dari
keseluruhan jumlah jam pelatihan.

16
c. Materi penunjang adalah materi yang biasa dikaitkan untuk menunjang materi
inti yang terdiri dari building learning commitment (BLC), Plan of Action
(POA)/ Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Untuk itu perlu dirancang keterkaitan antara materi di dalam kelas yang
disampaikan dengan metode studi kasus, latihan, dan sebagainya dengan
metode yang sesuai. Persentase materi penunjang sebesar 15% - 20% dari
keseluruhan jumlah jam pelatihan.
2) Alokasi waktu, yaitu jumlah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
materi serta proporsinya antara teori dengan penugasan/praktik. Alokasi waktu
menggambarkan kegiatan pelatihan yakni:
• Teori (T) sebesar 40%
• Penugasan (P) dan Praktik Lapangan (PL) sebesar 60% yang disesuaikan
dengan bobot dari materi pelatihan tersebut.
Dalam proses pembelajaran, alokasi waktu untuk teori sebanyak 40%
disampaikan dengan menggunakan metode yang lebih mengarah pada terciptanya
peran serta aktif peserta.
g) Diagram Alir Proses Pembelajaran
Gambarkan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran yang dimulai
dengan pembukaan dan seterusnya sampai dengan penutupan.

H. Materi Pelatihan
1. Pendekatan Materi Pelatihan
Mahasiswa bisa menggunakan pendekatan dari Sudjana dalam (Maarif, 2014)
yaitu materi pelatihan disusun berdasarkan dua pendekatan yaitu:
a) Pendekatan Konvensonal
Titik berat materi pembelajaran untuk menambah atau meningkatkan
pengetahuan (cognitive domain). Materi pembelajaran dikemas rapi untuk digunakan
hamper pada segala kondisi. Evaluasi hasil belajar difokuskan terhadap sejauh mana
peserta pelatihan menguasai materi yang telah disampaikan.

17
b) Pendekatan Partisipatif
Titik berat materi pelatihan adalah bahan-bahan belajar yang mengacu pada
upaya pembentukan, perubahan serta pematangan sikap serta perilaku peserta
pelatihan; mencakup keterampilan, pengetahuan sikap dan nilai-nilai (cognitive,
affective, and psychomotoric domain) yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
2. Prinsip-Prinsip Penulisan Materi Pelatihan
Mahasiswa perlu Menyusun materi pelatihan berdasarkan prinsip-prinsip pelatihan.
Menurut Kaswan dalam (Maarif, 2014) prinsip-prinsip pelatihan adalah sebagai berikut :
a. Bagian pendahuluan
Pada bagian pendahuluan mahasiswa harus membuat peserta pelatihan siap belajar
dan mengulas apa yang akan dipelajari. Ada 5 prinsip yang harus diterapkan pada
pendahuluan ini yaitu
1) Perhatian
Mahasiswa harus mampu menulis sesuatu yang dapat menarik perhatian peserta
pelatihan dan menciptakan keinginan dalam diri mereka untuk mempelajari
informasi selanjutnya.
2) Pengaruh
Mahasiswa harus menulis materi yang mampu mempengaruhi petani untuk mau
menyimak, percaya dan mau belajar dari materi yang disusun.
3) Tujuan
Petani akan tertarik dengan materi pelatihan jika sejak awal petani atau peserta
pelatihan sudah mengetahui dan memahami apa yang akan di pelajarinya, oleh
karena itu mahasiswa wajib membuat tujuan pelatihan yang bisa meyakinkan
petani untuk mau mengikuti pelatihan.
4) Konteks
Mahasiswa wajib menggunakan istilah-istilah yang sudah dikenal oleh petani di
lapangan.
5) Mental set
Mahasiswa wajib memberikan gambaran materi secara menyeluruh sebelum
pembahasan rinci disampaikan.

18
b. Bagian penjelasan
Pada bagian penjelasan menjanjikan informasi yang dipelajari berupa contoh dan
praktik. Tujuan prinsip yang di terapkan, yaitu :
1. Pengelompokkan
Mahasiswa wajib mengelompokkan materi/informasi bertujuan memudahkan
peserta pelatihan mempelajari dan mengingat materi/informasi yang disampaikan.
2. Ilustrasi
Mahasiswa wajib menggunakan ilustrasi yang menarik yang akan mampu
menambah bobot materi yang disajikan. Contoh berupa gambar yang menarik,
grafik dan diagram
3. Intra-organizer
Mahasiswa wajib menggunakan judul kecil, frase singkat yang mengulas materi
yang akan diajarkan, penggunaan tabel dengan satu atau dua kolom yang
mendaftar semua topik materi dan diagram air.
4. Layout teks
Mahasiswa juga wajib menggunakan layout teks untuk membantu peserta
pelatihan karena membuat teks lebih mudah dibaca, memberikan pola yang jelas
terhadap isi dan menekankan apa yang penting dalam pelatihan.
5. Praktik/Latihan yang sering dan relevan
Pada tahap ini mahasiswa wajib membuat kegiatan praktik di lapangan sehingga
mampu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan kepercayaan diri peserta
pelatihan.
6. Umpan balik
Mahasiswa wajib membuat respon petani berupa umpan balik terhadap materi
yang diberikan dan kegiatan umpan bali disajikan secara sederhana dan singkat.
c. Bagian ringkasan
Pada bagian ini mahasiswa meninjau kembali informasi yang telah diajarkan dan
membantu petani mengingat dan menerapkan materi pelatihan yang telah dipelajari.

19
I. Metode Pelatihan
Mahasiswa diharapkan menggunakan metode pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan belajar. Mahasiswa perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Keefektivitasan ekonomi
2. Isi/muatan program/materi yang diinginkan
3. Prinsip-prinsip belajar
4. Ketepatan kecukupan fasilitas
5. Kemampuan peserta pelatihan dan pelatih dalam pelatihan
Mahasiswa dalam menentukan metode pelatihan perlu memperhatikan kategori dalam
metode pelatihan yaitu pertama metode pelatihan langsung di mana peserta langsung
dibimbing oleh pengawas/narasumber dan instruktur pada lahan dan kegiatan usaha taninya
meliputi pelatihan usaha taninya. Kedua metode pelatihan secara tidak langsung pada lahan
petani metode ini berupa kuliah, penyajian video, permainan peran, studi kasus, simulasi,
studi mandiri, belajar terprogram dan pelatihan di lahan demonstrasi

20
J. Media Pelatihan
Dalam penyusunan kegiatan pelatihan mahasiswa perlu memperhatikan media pelatihan yang ada. Berikut adalah beberapa
contoh keterkaitan antara jenis, keunggulan dan kelemahan serta tujuan utama penggunaan media pelatihan menurut Sudjana dalam
(Maarif, 2014) :
Jenis Media Keunggulan Kelemahan Tujuan Utama
Slide • Dapat berwarna • Membutuhkan ruangan yang sedikit Menyajikan materi/pesan
• Beragam gelap/redup yang menggambarkan
• Mudah dipindah-pindahkan • peserta pelatihan bukan perorangan keadaan yang diangkat dari
• Membantu penyajian materi yang • kemungkinan ada gangguan teknis kenyataan sebenarnya
sama • digunakan berulang-ulang melalui close-up,
• pasif pembesaran atau lokasi.
Bagan dan • luwes dan sederhana • Pesan kurang terlihat • Mengembangkan
poster • dapat dibuat dengan mudah • Tidak jelas bila dilihat dari tempat pembelajaran interaktif
• dapat berwarna yang jauh dengan kelompok
• Menggambarkan pengorganisasian • Membutuhkan biaya untuk perubahan • Untuk merujuk pada materi
bahan belajar • Kehabisan alat pembuatan pembelajaran sebelumnya
• Meningkatkan interaksi dalam • Relatif beresiko bila dipindahkan
kelompok
• Dapat digunakan beberapa kali
Papan Tulis • Dapat berwarna • Pesan kurang terlihat jelas • Menambah atau
(baik • Luwes dalam penggunaannya • Kotor/berdebu mengurangi pesan dalam
berwarna • Telah lama dikenal • Rasa penciuman tidak enak diagram
maupun • Tersedia di berbagai tempat • Harus dihapus • Menggambarkan
hitam/putih) pembelajaran • Disamakan dengan belajar di sekolah perkembangan
• Mengemukakan pokok
bahasan
• Membuat situasi seperti di
sekolah

21
Jenis Media Keunggulan Kelemahan Tujuan Utama
Model • Benda Asli • Keterbatasan jarak padang • Mendemonstrasikan tentang
Cuplikan • Lebih luas dari atau sama luasnya • Membutuhkan biaya pembuatan bagaimana sesuatu hal
(replica) dan dengan kehidupan nyata • Jarang tersedia bergerak
benda asli • Membantu memvisualisasikan yang • Mengandung masalah dalam • Terlihat atau dapat dilihat
abstrak penyimpanan • Menunjukkan hubungan
• Membawa kepada kenyataan yang • Membutuhkan perawatan, tidak tepat bagian-bagian dalam
sebenarnya digunakan untuk menggambarkan konteks beragam
• Sebagian mudah dibuat perasaan. • Memperlihatkan gerak di
• Cenderung menimbulkan kelebihan dalam
informasi. • Membiarkan pengawasan
dan praktik langsung.
Handout • Dapat digunakan kembali setelah • Mengganggu apabila didistribusikan • Berguna untuk memberikan
(diktat) pembelajaran selesai pada saat pelatihan sedang praktik langsung dan
• Tidak ada masalah keterbatasan membicarakan materi yang termuat penugasan.
penglihatan dalam diktat (handout).

22
KEGIATAN PRAKTIKUM 03.
EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN

A. Kompetensi Bagi Mahasiswa


Setelah mengikuti praktikum mahasiswa memiliki ketrampilan dalam menyusun evaluasi
program pelatihan.

B. Perimbangan Evaluasi Program Pelatihan


Menurut (Maarif, 2014) evaluasi program pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
dalam mengidentifikasi efektivitas tujuan pelatihan yang dibandingkan dengan implementasi
pelaksanaan yang diperlukan dalam penarikan keputusan berkaitan dengan kesinambungan
pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi serta metode dan kurikulum pembelajaran.
Berdasarkan definisi tersebut, fokus evaluasi programa pelatihan terbagi dua yaitu :
a. Efektivitas program pelatihan. Fokus ini berkaitan dengan apakah program pelatihan
telah mencapai tujuan di selenggarakannya pelatihan.
b. Nilai (value) atas program pelatihan yang berkaitan dengan apakah upaya (efforts) dan
biaya (cost) yang telah dikeluarkan memiliki makna yang signifikan positif antara strategi
dan evaluasi.
C. Prasyarat
Persyaratan Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian :

a. Mahasiswa merupakan Peserta Didik Semester VI


b. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian.
c. Mahasiswa telah lulus dari Mata Kuliah Komunikasi Penyuluhan Pertanian
d. Mahasiswa telah Lulus dari Mata Kuliah Kelembagaan dan Dinamika Penyuluhan
Pertanian
e. Mahasiswa dari Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering.
D. Tujuan
Setelah mempelajari materi praktikum ketiga ini mahasiswa dapat mempraktekan cara
cara melakukan evaluasi program pelatihan yang sudah di jalankan.

23
E. Manfaat Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu mempraktekan proses evaluasi program pelatihan secara baik dan
efektif di tempat pelatihan.
b. Setelah selesai mengikuti praktikum modul 3, mahasiswa dapat menyimpulkan kegiatan
pelatihan dan melakukan evaluasi program pelatihan.
F. Bahan dan Alat

F1. Bahan : Lembar Kuesioner evaluasi pelatihan

F2. Alat : Buku untuk mencatat, Alat Tulis Menulis, Leptop untuk menganalisis,
Printer, Kertas Print dan Proyektor

G. Model Evaluasi Program Pelatihan


Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari berbagai
siklus pelatihan. Berikut di bawah ini uraian tentang model-model siklus pelatihan menurut
(Widodo, 2021), yang dapat kita gunakan dalam melakukan evaluasi pelatihan.
1. Model Tradisional Siklus Pelatihan
Model tradisional siklus pelatihan menempatkan evaluasi pada akhir pelatihan
setelah pelaksanaan pelatihan. Pada model siklus tradisional ini, Pelatih /Pelatih mencari
dampak pelatihan setelah pelatihan dilaksanakan melalui pemberian penugasan-
penugasan kepada peserta latih.
2. The “ Endless Belt” of Training & Development
Model ini dikembangkan di Inggris sebagai pendekatan sistem pada pelatihan,
yang menempatkan evaluasi pada titik sentral dalam pelatihan. Pada fase desain
pelatihan, evaluasi menentukan metode yang akan digunakan serta memberikan
kesempatan melakukan feedback pada setiap tahap. Perbaikan pelatihan dapat dilakukan
secara berkelanjutan. Pada model ini, terlihat validasi berkaitan erat dengan desain dan
pelaksanaan pelatihan, sedangkan evaluasi berhubungan erat dengan objektif dan
outcomes pelatihan.
3. Model Kronologis
Melalui tulisan ini penulis memperkenalkan model evaluasi pelatihan dengan
menggunakan Model Kronologis. Model Kronologis pada evaluasi pelatihan diterapkan
berdasarkan kronologis waktu penyelenggaraan pelatihan. Berdasarkan waktu
24
pelaksanaan tersebut maka evaluasi pelatihan dapat kita bagi menjadi tiga area. Tiga area
tersebut yaitu : evaluasi pra-pelatihan yang lebih dikenal dengan Trainning Needs
Assesment (TNA), evaluasi pada saat berlangsungnya pelatihan dan evaluasi pasca
pelatihan (EPP). Masing-masing area memiliki karakteristik yang sangat berbeda, namun
merupakan satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.
4. Model CIRO
Kerangka kerja evaluasi pelatihan CIRO diperkenalkan oleh Warr, Bird &
Rackman (2001). CIRO merupakan singkatan dari Context evaluation, Input evaluation,
Reaction evaluation, dan Outcomes evaluation. Sebelum menerapkan CIRO dapat juga
mengajukan beberapa pertanyaan mendasar, seperti “Apa yang perlu untuk diubah ?”,
“Apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan perubahan tersebut ?” , “ Apa saran saran
yang dapat diterapkan pada tempat yang akan di rubah ?”.

5. Model D. Kirkpatrick

Model Kirkpatrik dikenalkan oleh Barclays Bank PLC, pertama kali pada tahun
1975. Model ini diakui memiliki kelebihan karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana,
dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan. Menyeluruh dalam artian model
evaluasi ini mampu menjangkau semua sisi dari suatu program pelatihan. Dikatakan
sederhana karena model ini memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami
serta kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit-belit. Sementara dari sisi penggunaan,
model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam jenis pelatihan dengan
berbagai macam situasi.
Dalam model Kirkpatrick, evaluasi dilakukan melalui empat tahap evaluasi atau
kategori. Setiap level evaluasi pelatihan berdasarkan kepada reaksi peserta latih yang
berdampak kepada organisasi. Keempat level tersebut yaitu :
a. Reaction; adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta terhadap
pelaksanaan suatu pelatihan.
b. Learning; adalah evaluasi untuk mengukur tingkat tambahan pengetahuan,
ketrampilan maupun perubahan sikap peserta setelah mengikuti pelatihan
c. Behaviour; adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat perubahan perilaku kerja
peserta pelatihan setelah kembali ke lingkungan kerjanya

25
d. Result; adalah evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku kerja peserta
pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi. Selanjutnya ke empat tahap
evaluasi tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci.

H. Langkah Melakukan Evaluasi Pelatihan

Gambar 3. Proses Pengukuran dan Pengumpulan data pada 4 level evaluasi Training
(Maarif, 2014)

26
I. Rancangan Evaluasi Pelatihan Empat Level Kirkpatrick

1. Level 1 : Reaksi
Untuk Level Reaksi digunakan formulir sebagai berikut

Gambar 4. Formulir penilaian Reaksi dari Peserta Terhadap Pelatihan

27
Gambar 5. Formular Reaksi Peserta Training Terhadap Fasilitator Dan Nara Sumber

Mahasiswa dapat menggunakan dua gambar diatas sebagai contoh instrumen yang
digunakan untuk mengukur tingkat reaksi peserta atas suatu kegiatan diklat baik dari sisi
reaksi ke penyelenggara (Gambar 4) maupun reaksi ke tenaga pengajar (Gambar 5). Hasil
reaksi peserta kemudian dikelompokkan dalam kategori kurang (untuk nilai 60-69), cukup
(untuk 70-75) dan memuaskan (untuk 76-90).

28
2. Level 2 : Pembelajaran
Penyelenggaraan pelatihan dalam evaluasi pembelajaran pelatihan ini bisa di
dilakukan melalui pola kemitraan Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering dan
juga para dosen terkait sehingga mendapatkan kualitas soal pre-test dan post-test yang
baik.

3. Level 3 : Perilaku
Pada level 3 untuk melihat indikasi penerapan materi pelatihan dalam pekerjaan
dan tingkat perubahan perilaku peserta. Untuk Level Perilaku digunakan contoh
formulir sebagai berikut:

Gambar 6. Contoh Soal Pengukuran Perilaku yang diisi oleh peserta pelatihan

Gambar 7. Contoh penilaian dari ketua kelompok tani atau ketua organisasi terhadap petani
atau bawahan yang telah mengikuti pelatihan.

29
4. Level 4 : Result
Result; adalah evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku kerja peserta
pelatihan terhadap tingkat produktifitas Kelompok tani. Untuk Level Hasil digunakan formulir
sebagai berikut:

Gambar 8. Contoh formular instrument pengukuran hasil pelatihan dan diisi oleh peserta
pelatihan

Gambar 9. Contoh instrumen pengukuran hasil pelatihan dan di isi oleh ketua kelompok tani atau
pimpinan dalam kelompok tani

30
SISTEMATIKA PELAPORAN

1. Halaman sampul yang memuat judul, Logo Politani, Nama kelompok beserta NIM, dan mata
kuliah, serta daftar isi.
2. Tulisan dengan times new roman dengan 1,5 spasi dan font 12. Kertas A4, margin kiri dan
atas 4 cm, margin kanan dan bawah 3 cm.
3. Sistimatika Laporan Praktikum
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang, tentang deskripsi lokasi praktikum (lokasi wilayah, komposisi
penduduk, sosial ekonomi, dan budaya), permasalahan, potensi dan prospek yang
ditemukan seperti SDM, SDE, SDA, SDSB. Proses pembuatan dan pelaksanaan
analisis kebutuhan dan perancangan pelatihan. Diperkuat dengan mengutip referensi
dari Jurnal ilmiah (minimal 4 buah), data/pemberitaan media massa (yang kredibel),
referensi buku (minimal 4 buah) dan hasil riset/tesis/disertasi. (Bab Pendahuluan,
minimal 2 halaman dan maksimal 5 halaman)
1.2. Tujuan kegiatan praktikum.
1.3. Manfaat kegiatan praktikum (minimal 1 halaman)

BAB II. Tinjauan Pustaka

Mengutip berbagai referensi yang berhubungan/relevan dengan pelaksanaan


praktikum seperti konsep dan teori perencanaan, pemberdayaan masyarakat, komunikasi
pembangunan, komunikasi pemberdayaan dan lain sebagainya. (Jurnal
nasional/internasional minimal 6 buah dan buku referensi minimal 4 buah dan hasil riset/
seperti skripsi, tesis dan disertasi) referensi maksimal 10 tahun terakhir (4-6 halaman).

BAB III. Metode Kegiatan


3.1. Metode Kualitatif dan metode kuantitatif deskriptif, studi kasus, Participatory Rural
Appraisal (PRA), Participatory Action Research (PAR), Participatory Learning
Action (PLA), dan Social Mapping (pilih salah satu).
3.2. Lokasi praktikum
3.3. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi, dan FGD.
3.4. Penentuan informan dengan purposive sampling yaitu aktor/pelaku/stakeholders
yang terlibat dalam proses perencanaan program pelatihan.

31
3.5. Menggunakan analisis SWOT (1) Faktor internal yang terdiri dari Strenght
(kekuatan) dan Weakness (kelemahan). (2) Faktor eksternal terdiri dari Opportunities
(peluang) dan Threats (ancaman).
3.6. Membuat strategi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Program Pelatihan (dari hasil
analisis SWOT)
3.7. Mengutip referensi dari buku metode kegiatan praktikum dari 4-6 referensi dan
maksimal 10 tahun terakhir.
3.8. Jumlah halaman di Bab Metode antara 2-3 halaman

BAB IV. Hasil dan Pembahasan.

4.1. Hasil yaitu:


1. Deskripsi Pembukaan akses kegiatan praktikum dan catatan kegiatan praktikum
yang berisikan kronologis kegiatan praktikum, seperti kapan ke lokasi, agendanya
apa, bertemu siapa, bagaimana prosesnya dan apa yang dihasilkan.
2. Deskripsi lokasi praktikum (lokasi wilayah, komposisi penduduk, sosial ekonomi,
dan budaya)
3. Profil kelompok Tani/pelaku/petani seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan,
mata pencaharian, kelompok usaha, penghasilan/pendapatan, kelembagaan
masyarakat/ekonomi yang diikuti, pengalaman berorganisasi, dll.

4.2. Pembahasan dengan menggunakan Analisis SWOT tentang:

1) Petani/pelaku/stakeholder yang terlibat dalam proses


perumusan/pembuatan/kesepakatan rencana program pelatihan.
2) Proses komunikasi dan mekanisme dalam perumusan/pembuatan/kesepakatan
rencana program pelatihan (Partisipatif/teknokratis/dominasi)
3) Produk/program pelatihan yang dihasilkan (bidang sasaran/perioritas, sumber dan
penggunaan dana, serta manfaat/produk yang dihasilkan)
4) Media komunikasi dalam perumusan/pembuatan/kesepakatan dan sosialisasi
rencana program pelatihan (Melalui media interaksional seperti
musyawarah/rembug desa/sambung rasa dll, media konvensional papan
pengumuman, baliho, media lainnya serta media hibrida/ICT)

32
5) Karakteritik penerima manfaat (Benefiseries) program pelatihan.
6) Dampak dari program pelatihan (Dampak positif dan negatif, serta mekanisme
monev/pertanggung jawaban.

BAB VI. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran yaitu poin-poin yang merupakan ringkasan dari hasil dan
pembahasan yang di gunakan untuk menyimpulkan tujuan dari praktikum ini. Saran
Mahasiswa berhubungan dengan kesimpulan yang dibuatnya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Donaldson, J. L., & Franck, K. L. (2016). Needs Assessment Guidebook for Extension
Professionals. https://extension.tennessee.edu/publications/Documents/PB1839.pdf
Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2001). Farmers ’ Training Manual
Participatory Training and Extension. April.
Maarif, M. S. (2014). Manajemen Pelatihan Upaya Mewujudukan Kinerja Unggul dan
Pemahaman Employee Engagement.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=6WQ0EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq
=manajemen+pengetahuan&ots=qU4rpuqQMW&sig=U7y4lR4a652pDZHRxSZnKJLs7YE
R. Braga, Labrada, R, Fornasari, L, Fratini, N. (2001). Manual for Training of Extension
Workers and Farmers on Alternatives to Methyl Bromide for Soil Fumigation. Rome : FAO,
4(1), 88–100.
https://www.fao.org/fileadmin/templates/agphome/documents/Methyl_Bromide/M_Mbalt.p
df
Widodo, T. (2021). Perencanaan dan evaluasi pelatihan (Issue 0613517008).
Wikipedia. (2022). Pengertian Pelatihan. Wikipedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan#cite_note-1

34

Anda mungkin juga menyukai