Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYALIRAN TAMBANG

YULDY CHRISTIANI IMBO


201963028

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
PENYALIRAN TAMBANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Penyaliran
Tambang Program Studi S1 Teknik Pertambangan Jurusan
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan
dan Perminyakan Universitas Papua
Tahun Akademin 2021/2022

YULDY CHRISTIANI IMBO


201963028

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yuldy Christiani Imbo


NIM : 201963028
Program Studi : S1 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

Disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Diperiksa,
Asisten

Samudra Depari

Mengetahui,
Tim Dosen Pengampu
Aldy Faris Valderamma ST., M.Sc. Ricardo Oloan M. Hutapea ST .,
M.T.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih dan penyertaan-Nya, sehingga Laporan Penyaliran Tambang ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan analisis
terhadap penggunaan metode yang tepat dalam penanganan masalah air tambang.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk
itu penulis menyampaikan terima kepada Bapak Aldy Faris Valderamma ST.,
M.Sc dan Bapak Ricardo Oloan M. Hutapea ST., M.T, selaku dosen pengampu
mata kuliah Penyaliran Tambang, tim asisten yang mendukung dan membantu
melaksanakan praktikum Penyaliran Tambang serta teman-teman kelompok yang
telah berpartisipasi dalam praktikum.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mambangun demi perbaikan
laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan ilmu tentang penyaliran tambang.

Manokwari, Maret 2022

Yuldy Christiani Imbo


I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim
hujan dan kemarau. Pada saat musim hujan, air yang telah sampai ke permukaan
bumi sebagian akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi) untuk menjadi bagian dari
air tanah (groundwater), sedangkan air hujan yang tidak terserap tanah akan
menjadi limpasan (Asdak,2001). Pada area tambang terbuka, air hujan akan
terakumulasi pada floor penambangan akibat adanya bukaan tambang (pit).
Akumulasi air hujan tersebut akan menyebabkan terjadinya genangangan air ya ng
mengindikasikan sistem penyaliran yang kurang baik.
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan atau mengeluarkan air yang masuk
ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya
aktivitas penambangan akibat adanya genangan air dalam jumlah yang berlebihan,
terutama pada musim hujan. Oleh sebab itu, pada praktikum Penyaliran Tambang
ini mahasiswa mampu memberikan solusi terbaik dalam penanggulangan air
tambang yang ada pada area penambangan sehingga dapat meminimalisir
terjadinya masalah air tambang.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka dapat ditentukan
rumusan masalah:
1. Apa metode yang digunakan dalam sistem penyaliran tambang?
2. Bagaimana menghitung curah hujan?
3. Bagaimana merancang dimensi saluran terbuka?

I.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum ini adalah untuk menerapkan teori-teori Penyaliran
Tambang dengan tujuan :
1. Megetahui metode yang digunakan dalam sistem penyaliran tambang.
2. Menghitung curah hujan.
3. Membuat rancangan dimensi saluran terbuka.
I.4 Waktu dan Tempat
Praktikum Penyaliran Tambang dilakukan secara daring melalui aplikasi
zoom setiap hari Kamis pukul 09.10 sampai pukul 11.10 WIT. Adapun rincian
pelaksanaan praktikum dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1.1 Rincian Pelaksaan Praktikum
Waktu
Maret April Mei
Kegiatan
II IV V I II III IV I II
I
Asistensi Umum
Pengumpulan Data
Pengolahan Data Curah Hujan
Penentuan Dimensi Saluran Terbuka
Penggambaran Peta Penyaliran
Tambang
Penyusunan Laporan
Pengumpulan Laporan

I.5 Metode Praktikum


Praktikum Penyaliran Tambang menggunakan data sekunder berupa data
curah hujan dan DEMNAS Kabupaten Merauke, Papua dengan metode kuantitatif
yang dapat diartikan seagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang digunakan (Sugiyoni, 2016). Metode analisis adalah mengelompokkan data
berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable
dari seluruh responden, menyajikan data tiap yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2016). Metode deskriptif menurut
Sugiyono (2016) adalah penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih. Dalam penelitian ini makan
akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Pencarian Data

Data Curah Hujan Data DEMNAS

Pengolahan Data

Penentuan

Penggambaran Peta

Peta Rancangan
Peta DAS dan Pit
Dimensi Saluran
Tambang
Terbuka

Gambar 1.1 Diagram Alir Praktikum


II. DASAR TEORI

II.1 Definisi Penyaliran Tambang


Penyaliran tambang merupakan suatu kegiatan dalam penanganan air yang
akan atau telah masuk ke dalam area penambangan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kelangsungan aktifitas penambangan agar tidak terganggu oleh air yang
jumlahnya melebihi di front penambangan. Penanganan masalah air dalam suatu
tambang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Mine drainage yaitu upaya untuk mencegah masuknya atau mengalirnya
air ke areal front kerja.
2. Mine dewatering yaitu upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke
dalam areal penambangan.

II.2 Sumber Air pada Tambang


Sumber air tambang baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah
tanah adalah air hujan yang nantinya dapat menjadi air limpasan (run-off) dan air
tanah. Hujan adalah proses kondendasi (pengembunan) uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Air
tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Limpasan permukaan atau run-off adalah aliran air yang mengalir di atas
permukaan karena tanah sudah mencapai titik jenuh untuk menyerap air sehingga
tidak dapat menyerap air lagi (Valderamma, 2022).

II.3 Analisis Curah Hujan


Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Dalam menganalisis curah hujan dapat dilakukan dengan
metode distribusi log normal, distribusi normal, distribusi log pearson dan
distribusi gumbel. Untuk mengetahui jenis distribusi yang mana yang akan
digunakan untuk analisis curah hujan rencana yaitu dengan uji kecocokan
distribusi. Uji kecocokan distribusi dilakukan untuk mengetahui jenis metode
mana yang paling sesuai dengan debit atau hujan rencana di suatu daerah. Rumus
yang digunakan dalam uji kecocokan distribusi:
1. Standar deviasi


n

S= ∑ ( Xi−X )2
i=1
n−1

2. Koefisien kemencengan
n
n ∑ ( Xi− X )
3

Cs = i=1

( n−1 ) ( n−2 ) S3

3. Koefisien kurtosis
n
n ∑ ( Xi−X )
4

Ck = i=1

( n−1 ) ( n−2 ) (n−3) S 4

4. Koefisien asimetri
S
Cv =
X

II.4 Mengukur Curah Hujan Suatu Wilayah


II.5 Intensistas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu
(mm/jam atau mm/menit). Area penambangan terbuka dapat digolongkan sebagai
daerah tangkapan hujan skala kecil. Pada daerah tangkapan hujan yang kecil, debit
air limpasan sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan. Sebagai sumber air pada
tambang, perlu ditetapkan besaran intensitas hujan yang akan digunakan sebagai
parameter rancangan utama dari sistem penyaliran tambang. Berdasarkan definisi
intensitas maka dapat dirumuskan:

R
I=
t
Dengan :
I = intensitas hujan (mm/jam)
R = tinggi hujan (mm)
t = lamanya hujan (jam)
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan intensitas
hujan di antaranya adalah :
1. Metode Van Breen
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan metode Van Breen
adalah sebagai berikut:
54 RT +0,07 + RT 2

IT =
tc+0,3 RT
Dimana:
IT = intensitas hujan pada PUH T tahun dengan tc ≤ te (mm/jam)
RT = tinggi hujan pada PUH T (mm/hari) apabila tc ≤ te, tc diganti dengan te
tc = lamanya hujan

2. Metode Hasper Der Weduwen


Metode ini berasal dari kecenderungan curah hujan harian yang
dikelompokkan atas dasar anggapan bahwa curah hujan memiliki distribusi yang
simetris dengan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah hujan
lebih kecil dari 1 jam sampai 24 jam.

1<1<24, maka R =
√ t+3,12 [ ]
11300 t × Xi
100

0<t<1, maka R =
√ 11300 t
t +3,12
× [ ]
Xi
100
Rt = Xi [ 1218t +54
Xi ( 1−t )+ 1272t ¿
¿ ]
Dimana:
t = Durasi hujan (jam)
R,Rt = Curah hujan menurut Hasper Weduwen (mm)
Xi = Curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm)
I = Intensitas hujan (mm/jam)

3. Metode Monodobe
Apabila data jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan
harian, maka intensitas dapat dihitung dengan rumus Mononobe.

( )
R 24 24 2 /3
I=
24 t
Dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = Lamanya hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (mm)
II.6 Debit Banjir Rencana Air Permukaan dan Limpasan

Anda mungkin juga menyukai