PENYALIRAN TAMBANG
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Penyaliran
Tambang Program Studi S1 Teknik Pertambangan Jurusan
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan
dan Perminyakan Universitas Papua
Tahun Akademin 2021/2022
Diperiksa,
Asisten
Samudra Depari
Mengetahui,
Tim Dosen Pengampu
Aldy Faris Valderamma ST., M.Sc. Ricardo Oloan M. Hutapea ST .,
M.T.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih dan penyertaan-Nya, sehingga Laporan Penyaliran Tambang ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan analisis
terhadap penggunaan metode yang tepat dalam penanganan masalah air tambang.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk
itu penulis menyampaikan terima kepada Bapak Aldy Faris Valderamma ST.,
M.Sc dan Bapak Ricardo Oloan M. Hutapea ST., M.T, selaku dosen pengampu
mata kuliah Penyaliran Tambang, tim asisten yang mendukung dan membantu
melaksanakan praktikum Penyaliran Tambang serta teman-teman kelompok yang
telah berpartisipasi dalam praktikum.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mambangun demi perbaikan
laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan ilmu tentang penyaliran tambang.
Pencarian Data
Pengolahan Data
Penentuan
Penggambaran Peta
Peta Rancangan
Peta DAS dan Pit
Dimensi Saluran
Tambang
Terbuka
√
n
S= ∑ ( Xi−X )2
i=1
n−1
2. Koefisien kemencengan
n
n ∑ ( Xi− X )
3
Cs = i=1
( n−1 ) ( n−2 ) S3
3. Koefisien kurtosis
n
n ∑ ( Xi−X )
4
Ck = i=1
4. Koefisien asimetri
S
Cv =
X
R
I=
t
Dengan :
I = intensitas hujan (mm/jam)
R = tinggi hujan (mm)
t = lamanya hujan (jam)
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan intensitas
hujan di antaranya adalah :
1. Metode Van Breen
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan metode Van Breen
adalah sebagai berikut:
54 RT +0,07 + RT 2
IT =
tc+0,3 RT
Dimana:
IT = intensitas hujan pada PUH T tahun dengan tc ≤ te (mm/jam)
RT = tinggi hujan pada PUH T (mm/hari) apabila tc ≤ te, tc diganti dengan te
tc = lamanya hujan
1<1<24, maka R =
√ t+3,12 [ ]
11300 t × Xi
100
0<t<1, maka R =
√ 11300 t
t +3,12
× [ ]
Xi
100
Rt = Xi [ 1218t +54
Xi ( 1−t )+ 1272t ¿
¿ ]
Dimana:
t = Durasi hujan (jam)
R,Rt = Curah hujan menurut Hasper Weduwen (mm)
Xi = Curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm)
I = Intensitas hujan (mm/jam)
3. Metode Monodobe
Apabila data jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan
harian, maka intensitas dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
( )
R 24 24 2 /3
I=
24 t
Dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = Lamanya hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (mm)
II.6 Debit Banjir Rencana Air Permukaan dan Limpasan