Oleh:
AGUS SHOLIHIN SOFYANI 1810811110020
MUHAMMAD RIZKONI 1810811110035
MUHAMMAD SALIMI 1810811110041
KHOLIQ MALIKUR RAHMAN 1810811110019
KRISTNANDA FLOTER PARDOSI 1710811210028
Program pengendalian banjir memerlukan dana besar yang diperlukan untuk pembiayaan
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengamanan maupun pengendalian banjir.
Disamping itu, masyarakat yang berada pada daerah rawan banjir setiap saat memerlukan rasa
aman dari pengaruh akibat banjir. Dengan dana yang terbatas pengendalian banjir harus
dilakukan seoptimal mungkin dan dilaksanakan menurut rencana dan prioritas yang baik.
Pengendalian banjir dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: Metode struktur dan non
struktur. Metode struktur secara garis besamya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Perbaikan, pengaturan sistem sungai dan pembangunan bangunan pengendali banjir. sedangkan
metode nonstruktur dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dengan
melakukan penelusuran banjir.
Metode Muskingum tidak didasarkan atas hukum-hukum dasar hidrolika. Metode ini
hanya meninjau hukum kontinuitas dan tampungan. Metode Muskingum menggunakan data
debit masuk dan debit keluar yang diukur pada waktu yang bersamaan. Metode ini sering sekali
memakan waktu yang lama dikarenakan adanya perulangan-perulangan pada perhitungan
konstanta-konstanta penelusuran sehingga dalam proses perhitungan memungkinkan terjadinya
kesalahan.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penelusuran Banjir (Flood Routing)?
b. Apa yang dimaksud Penelusuran Banjir lewat sungai?
PEMBAHASAN
Dengan:
I= rata-rata inflow (𝑚3 /dt)
Q= rata-rata outflow (𝑚3 /dt)
dS= simpanan air (Storage) (𝑚3 )
T=tenggang waktu (detik, jam atau hari)
Menurut Fiedler (1999) pada jurnal (Hendri & M, 2012) penelusuran banjir dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu:
• Modified Plus, yaitu Metode yang biasanya digunakan pada penelusuran lewat waduk.
• Kinematik Wave, yaitu Metode yang merupakan bentuk dasar penelusuran secara
hidraulika.
• Muskingum, yaitu Metode yang merupakan metode yang tidak didasarkan atas hukum-
hukum dasar hidraulika, yang ditinjau disini hanyalah hukum kontinuitas, sedangkan
persamaan keduanya didapat secara empiris. Biasanya digunakan pada penelusuran lewat
sungai
• Muskingum-Cunge, yaitu Metoda yang perumusannya diperoleh dari persamaan
kontinuitas yang meliputi difusi bentuk dari persamaan momentum
• Dynamic, yaitu Metode yang merupakan solusi dari persamaan Saint Venant.
Ada dua macam penelusuran aliran yaitu penelusuran hidrologis dan penelusuran
hidraulis. Pada penelusuran hidrologis dicari hidrograf debit di suatu titik di hilir
berdasarkan hidrograf di hulu. Penelusuran hidrologis dapat beruba penelusuran waduk
dan penelusuran sungai. Pada penelusuran hidraulis dicari hidrograf debit di beberapa
titik di sepanjang aliran (Triatmodjo, 2010). Penelusuran banjir lewat waduk hasil yang
diperoleh dapat lebih eksak (akurat) karena penampungannya adalah fungsi langsung dari
aliran keluar (outflow). Dalam makalah ini, penelusuran banjir yang akan dibahas adalah
penelusuran banjir lewat sungai.
2.2 Penelusuran Banjir Lewat Sungai
Penelusuran banjir dapat diterapkan atau dilakukan melalui / lewat dua bentuk kondisi
hidrologi, yaitu lewat palung sungai dan waduk. Penelusuran banjir lewat waduk hasil
yang diperoleh dapat lebih eksak (akurat) karena penampungannya adalah fungsi
langsung dari aliran keluar (outflow) . Dalam kajian ini penelusuran banjir dilakukan
lewat palung sungai. Dan jenis Penilitian yang digunakan adalah dengan konsep Jaringan
Saraf Tiruan :
Amri, R. A., Fauzi, M., & Siswanto. (2014). PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
TERHADAP MUKA AIR SUNGAI DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN
(STUDI KASUS DAS KAMPAR DAN DAS SIAK). 2(2), 1–11.
Hendri, A., & M, I. (2012). Pemodelan Penelusuran Banjir Dengan Metode Muskinghum.
Tikno, S. (2002). Penerapan Metode Penelusuran Banjir (Flood Routing) untuk Program
Pengendalian dan Sistem Peringatan Dini Banjir Kasus: Sungai Ciliwung. Jurnal Sains Dan
Teknologi Modifikasi Cuaca, 3(4), 53–61.