Anda di halaman 1dari 47

32

LAPORAN
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

Oleh:
Della Nawarita Putri Kasim
471416027

Dosen Pengampu
MUH, KASIM ST. MT

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
2018
32

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT karena atas
hidayah dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
PraktikumLapangan Sedimentologi.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu guna memenuhi
persyaratan telah menyelesaikan Praktikum Lapangan Sedimentologi tahun
Ajaran 2018/2019. Selain itu, pembuatan Laporan ini adalah sebagai bukti dari
hasil praktikum lapangan yang telah dilakukan sebelumnya.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam melancarkan pengerjaan laporan ini. Kepada Bapak
Muh. Kasim ST. MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Sedimentologi. Terima
kasih kepada asistem praktikum Sedimentologi dan tak lupa terima kasih kepada
teman-teman geocreative16 seperjuangan yang telah menemani dan membantu
selama perkuliahan hingga praktikum.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari dari sempurna. Oleh
karenanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Segala kekhilafan yang saya lakukan selama penulisan laporan ini
agar kiranya dapat dimaklumi. Yang terakhir saya berharap kedepannya semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amiin.

Gorontalo, 31 Mei 2018

Della Nawarita Putri Kasim.


NIM. 471416027

32

DAFTAR ISI

Kata
Pengantar_________________________________________________________
Daftar Isi________________________________________________________
BAB 1 PENDAHULUAN__________________________________________
1.1. Latar Belakang________________________________________________
1.2. Maksud dan Tujuan____________________________________________
1.3. Alat dan Bahan_________________________________________________
1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah_____________________________________
1.5 Metode dan Tahapan Penelitian_____________________________________
BAB 2 GEOLOGI REGIONAL_____________________________________
2.1. Geologi Regional______________________________________________
2.2. Dasar Teori___________________________________________________
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN________________________________
3.1 Hasil Praktikum_______________________________________________
3.2 Pembahasan__________________________________________________
BAB 4 KESIMPULAN____________________________________________
Daftar Pustaka__________________________________________________
Lampiran-lampiran
1. PETA LOKASI DAN STASIUN PENGAMATAN
2. GEOLOGI REGIONAL
3. DESKRIPSI PERSTASIUN
4. KUMPULAN FOTO
5. CATATAN LAPANGAN
32
32

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari batuan sedimen dan


proses pembentukannya, seperti klasifikasinya, originnya, dan
interpretasinya. Sedimen merupakan material lepas hasil rombakan batuan
penyusun kerak bumi yang mengalami pengangkutan, selanjutnya
terkonsentrasi pada atau dekat permukaan bumi.
Sekitar 75% permukaan bumi ditutupi oleh batuan sedimen, yaitu
batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan batuan
sedimen lainnya.Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan
biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan
dan terus berjalan hingga saat ini. Kebutuhan hidup manusia banyak
berhubungan dengan batuan sedimen seperti dalam penentuan dan
pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam
skala waktu geologi, Banyak mineral atau batuan yang bersifat ekonomis
berasosiasi dengan batuan sedimen.
Material sedimen memiliki ukuran yang berbeda-beda mulai dari
bongkah sampai lempung. Ukuran material ini dapat menjelaskan proses,
tempat terbentuknya dan tempat terdapatnya material sedimen ini, maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa sangatlah diperlukan untuk melakukan
praktikum sedimentologi dengan acara analisa ukuran butir.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah :
1.      Mengetahui analisis ukuran butir sedimen pada daerah penelitian
2.      Membuat pengolahan data dalam statistik sebaran sedimen.
Adapun manfaat dari diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
proses pembentukan dan transportasi dari material sedimen di daerah
praktikum.
32

1.3. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum lapangan, diuraikan
dalam table sebagai berikut :
1. Alat
 Peta Geologi
 Alat Tulis Geologi
 Kompas Geologi
 Global Positioning System (GPS)
 Meteran
 Sekop
 Ember
2. Bahan
 Peta Topografi Lokasi Praktikum
 Peta Geologi Regional Lokasi Praktikum
 Kertas HVS
 Kantong Sampel
 Kertas Transparan

1.4. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH


Lokasi dilaksanakannya praktikum lapangan Petrologi ini adalah
didesa Monano, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara.
Perjalananan ditempuh dengan menggunakan kendaraan Bis. Kurang lebih 2
jam perjalanan dari Kota gorontalo kea rah utara. Adapun lokasi praktikum
dibagi kedalam dua tempat yang bebeda di masing masing hari. Hari pertama
dan terakhir pengambilan sampeldisepanjang pantai monano. Barulah hari
kedua dia fokuskan pada field trip dengan 7 titik stasiun di daerah desa Tidu
masih di kecamatan monano, yang ditemouh dengan perjalan kaki kurang
lebih 25 km.
32

1.5. METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN


Pada Praktikum lapangan mata kuliah Petrologi dan Batuan Beku
Metamorf ini, terdapat beberapa tahap dalam melakukan praktikum,
diantaranya yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu tahap dimana praktikan mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum.
b. Tahap pemgambilan data lapangan
Tahap pengambila data lapangan merupakan tahap deskripsi singkapan
dan batuan penyusunnya.
c. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan setelah
pengambilan data lapangan. Dari data yang didapatkan, maka dapat
ditentukan nama batuan dari tiap-tiap batuan disetiap singkapan.
d. Tahap Pembuatan Laporan
Tahap pembuatan laporan praktikum adalah tahapan dimana data yang
telah didapatkan dibuat dalam bentuk laporan sebagai hasil akhir dari
praktikum.

Diagram Alir :

Tahapan Persiapan Praktikum Lapangan


1. Persiapan Alat dan Bahan
2. Survey lapangan (kalau perlu)
3. Tinjaun pustaka

Tahapan Praktikum Lapangan


1. Sketsa
2. Sampling
3. Deskripsi Singkapan
4. Deskripsi Litologi
5. Dokumentasi

Tahapan Pengolahan Data


1. Analisis data
2. Penyusunan laporan praktikum
Tabel Diagram alir untuk prosedur kerja
32

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL


2.1. GEOLOGI REGIONAL
a) Fisiografis
Fisiografi Regional Provinsi Gorontalo terbagi atas 4 zona fisiografis
utama, yaitu : (1) Zona Pegunungan Utara yang terdiri dari formasi batuan hasil
gunungapi berumur Miosen- Pliosen. Umumnya terdiri dari batuan beku
intermediet hingga asam, serta batuan intrusi seperti diorit, granodiorit, granit. (2)
Zona Dataran Interior Paguyaman-Limboto yang dikontrol oleh struktur patahan
normal. Menurut Bachri, dkk (1993), pada Kala Pleistosen merupakan danau yang
sangat luas. Bahkan pada kala Plio-Pleistosen, perbukitan di daerah sekeliling
Danau Limboto merupakan laut dangkal yang ditandai dengan Batugamping
Terumbu. (3) Zona Pegunungan Selatan Bone-Tilamuta-Modello yang terdiri
formasi batuan sedimenter gunungapi di Gorontalo berumur Eosen-Oligosen dan
batuan intrusi berumur Pliosen. Batuan gunungapi umumnya terdiri dari lava
basalt, lava andesit, breksi, batupasir, dan batulanau,serta batugamping
termetamorfosis. (4) Zona Dataran Pantai Pohuwato yang terbentang dari Marisa
hingga Torosiaje yang merupakan aluvial pantai pada daerah rawa dan zona
pasang surut (Brahmantyo, 2009).
b)Stratigrafi
Stratigrafi regional daerah penelitian ini mengacu kepada Peta Geologi
Lembar Tilamuta, Bachri, dkk., (1994).
Breksi Bilungala (Tmbv) tersusun oleh breksi gunungapi, tuf dan lava,
batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu-abu hingga abu-abu tua, tersusun
kepingan andesit, dasit sampai basalt yang memiliki ukuran butir kerikil sampai
bongkah dengan kebundaran angular-sub angular, kemas tertutup matriksnya
berupa tuff, sortasi buruk dan terpilah buruk dan kompak, mineral pengisi dalam
batuan ini adalah zeolit dan kalsit dalam rongga fragmen. Tuff umumnya bersifat
dasitan dengan pemilahan agak kompak, di beberapa tempat terlihat perlapisan
kurang baik. Lava bersifat andesitan sampai basalan yang bertekstur hipokristalin
hingga holohialin berbutir halus dengan struktur masif satuan batuan ini
diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir dengan tebal
lebih dari 1.000 meter.
Breksi Wobudu (Tpwv) tersusun oleh breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf
lapili, lava andesitan dan basalan. Breksi gunungapi berwarna abu-abu, tersusun
oleh kepingan batuan andesit dan basal berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf
dan tuff lapili berwarna kuning dan kuning kecoklatan, berbutir halus hingga
berukuran kerikil, membulat tangguh, kemas terbuka dan umumnya lunak dan
berlapis. Sedangkan lava umumnya berwarna abu-abu, masif, bertekstur porfiro
afanitik dan bersusun andesit hingga basal. Satuan batuan ini diperkirakan
berumur Pliosen Awal dengan ketebalan diperkirakan 1.000 hingga 1.500 meter.
32

Batugamping Klastik (TQl) terdapat kalkarenit, kalsirudit, dan


batugamping koral. Kalkarenit dan kalsirudit berwarna putih, kompak dan di
beberapa tempat menunjukkan perlapisan agak baik rnengandung pecahan fosil
ganggang dan moluska. Batuan tersebut biasanya berasosiasi dengan batugamping
koral yang berwarna putih dan pejal. Batugamping ini dapat disamakan dengan
batugamping yang terdapat di sebeIah barat lembar, yang berumur Pliosen Akhir
hingga Plistosen Awal. Sebaran satuan ini terdapat di sebelah barat Danau
Limboto. Tebalnya beragam dari 100 m hingga 200 m.
Diorit Boliohuto (Tmbo) terdiri atas diorit dan granodiorit. Satuan ini
terdiri dari batuan diorit sampai granodiorit yang mengandung kuarsa sampai 20%
dengan kandungan felspar dan biotit cukup menonjol. Di beberapa tempat
dijumpai senolit bersusunan basa, menunjukkan kemungkinan batuan diorit
tersebut berasosiasi (menerobos) batuan basa jauh di bawah permukaan. Batuan
ini menerobos Formasi Dolokapa. Singkapan satuan ini dijumpai di G. Boliohuto,
membentuk pegunungan terjal dengan ketinggian mencapai 1.800 m diatas
permukaan laut. Di Lembah Paguyaman satuan ini tertutupi oleh endapan danau
dan aluvium. Satuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga Miosen
Akhir, dan diduga sebagai sumber dari endapan emas letakan yang terdapat di
daerah Wonggahu.

Gambar 1. Peta geologi 250.000 lembar Tilamuta (Bachri, dkk., 1994)


32

c) Struktur Geologi
Struktur geologi yang dijumpai pada daerah Sulawesi bagian utara
adalah kekar, lipatan dan sesar. Sesar normal dominan berarah barat laut-tenggara
dan sebagian kecil mempunyai arah timurlaut-baratadaya. Daerah penelitian
terletak di bagian timur dari lengan utara Sulawesi yang merupakan busur
gunungapi yang terbentuk karena adanya tunjaman ganda, yaitu lajur tunjaman
Sulawesi Utara di sebelah utara lengan utara Sulawesi dan lajur tunjaman Sangihe
timur di sebelah timur dan selatan lengan utara (Simanjuntak, 2004).

Gambar 1 Peta Geotektonik Pulau Sulawesi


32

2.2. DASAR TEORI

Kata sedimen berasal dari bahasa latin sedimentum, yang berarti


“penenggelaman” atau secara sederhana dapat diartikan dengan
“endapan”, yang
digunakan untuk material padat yang diendapkan oleh fluida.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari rombakan
batuan
lainnya (batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen itu sendiri)
melalui proses
pelapukan (weathering), erosi, pengangkutan (transport), dan
pengendapan, yang pada
akhirnya mengalami proses litifikasi atau pembatuan. Mekanisme lain
yang dapat
membentuk batuan sedimen adalah proses penguapan (evaporasi),
longsoran, erupsi
gunungapi.
Batuan sedimen hanya menyusun sekitar 5% dari total volume
kerak bumi. Tetapi
karena batuan sedimen terbentuk pada permukaan bumi, maka meskipun
jumlahnya
relatif sedikit akan tetapi dalam hal penyebaran batuan sedimen hampir
menutupi batuan
beku dan metamorf. Batuan sedimen menutupi sekitar 75% dari
permukaan bumi.
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada
kulit
bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).
Karena itu
pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi
butiran yang lebih
kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.
Pelapukan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pelapukan fisika, adalah proses dimana batuan hancur menjadi
bentuk yang
lebih kecil oleh berbagai sebab, tetapi tanpa adanya perubahan komposisi
kimia dan kandungan mineral batuan tersebut yang signifikan.
2. Pelapukan kimia, adalah proses dimana adanya perubahan
komposisi kimia
32

dan mineral dari batuan.


3. Pelapukan biologi, Penyebabnya adalah proses organisme yaitu
binatang
tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara
lain
cacing tanah, serangga.
Erosi adalah suatu pengikisan dan perubahan bentuk batuan, tanah
atau lumpur
yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan
organisme hidup.
Erosi tidak sama dengan pelapukan, yang mana merupakan proses
penghancuran mineral
batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Transportasi adalah pengangkutan suatu material (partikel) dari
suatu tempat ke
tempat lain oleh suatu gerakan media (aliran arus) hingga media dan
material terhenti
(terendapkan). Media transportasi (fluida) antara lain gravitasi, air, es, dan
udara.
Gerakan fluida dapat terbagi ke dalam dua cara yang berbeda.
1. Aliran laminar, semua molekul-molekul di dalam fluida bergerak
saling
sejajar terhadap yang lain dalam arah transportasi. Dalam fluida yang
heterogen hampir tidak ada terjadinya pencampuran selama aliran laminar.
2. Aliran turbulen, molekul-molekul di dalam fluida bergerak pada
semua arah
tapi dengan jaring pergerakan dalam arah transportasi. Fluida heterogen
sepenuhnya tercampur dalam aliran turbulen.
Partikel semua ukuran digerakkan di dalam fluida oleh salah satu dari tiga
mekanisme
1. Menggelinding (rolling) di dasar aliran udara atau air tanpa
kehilangan
kontak dengan permukaan dasar.
2. Saltasi (saltation), bergerak dalam serangkaian lompatan, secara
periode
meninggalkan permukaan dasar dan terbawa dengan jarak yang pendek di
dalam tubuh fluida sebelum kembali ke dasar lagi.
3. Suspensi (suspension), turbulensi di dalam aliran dapat
menghasilkan
gerakan yang cukup untuk menjaga partikel bergerak terus di dalam fluida.
32

Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen oleh media air,


angin, atau es
pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu. Pettijohn
(1975)
mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau
batuan sedimen
yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya
pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai,
muara, danau, delta,
estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Proses perubahan sedimen lepas menjadi batuan disebut litifikasi.
Salah satu proses
litifikasi adalah kompaksi atau pemadatan. Pada waktu material sedimen
diendapkan terus
– menerus pada suatu cekungan. Berat endapan yang berada di atas akan
membebani
endapan yang ada di bawahnya. Akibatnya, butiran sedimen akan semakin
rapat dan
rongga antara butiran akan semakin kecil.
Proses lain yang merubah sedimen lepas menjadi batuan sedimen
adalah sementasi.
Material yang menjadi semen diangkut sebagai larutan oleh air yang
meresap melalui
rongga antar butiran, kemudia larutan tersebut akan mengalami presipitasi
di dalam
rongga antar butir dan mengikat butiran – butiran sedimen. Material yang
umum menjadi
semen adalah kalsit, silika dan oksida besi.
Daerah Kabupaten Parigi Moutong
Daerah Kabupaten Parigi Moutong tersusun oleh batuan malihan, batuan sedimen,
batuan gunungapi, dan batuan terobosan bersusunan asam sampai menengah.
Pada batuan-batuan malihan dalam Kompleks Metamorfis (Km) yang berumur
Kapur, bahan galian bukan logam yang dijumpai antara lain marmer dan sekis.
Pada batuan sedimen dan batuan gunungapi dalam Formasi Tinombo Ahlburg
(Tts) yang berumur Tersier, bahan galian yang ditemukann berupa andesit dan
batusabak. Pada batuan sedimen dari Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (QTms)
yang berumur Plio-Plistosen bahan galian yang dijumpai batugamping dan
lempung. Pada batuan Granit (gr) berumur Miosen bahan galiannya antara lain
granit, sabastone (pelapukan granit yang banyak mengandung felspar), dan pasir
32

zirkon. Sedangkan pada Endapan Aluvium dan Endapan Pantai (Qal) bahan galian
yang ditemukan yakni pasir kuarsa dan sirtu.
32

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. HASIL PRAKTIKUM
Praktikum lapangan mata kuliah sedimentologi dilaksanakan pada tanggal 14
April 2018 dan bercuaca cerah. Stasiun pertama dengan kode lintasan DN 1.1
berada di Desa Monano Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚52’38’’ dan E122˚40’27’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Pada singkapan pertama dijumpai adanya
zona sesar, dan kontak antara 3 formasi batuan TPWV, Qal, TQPV, Tmbo.
Stasiun kedua dengan kode lintasan DN 1.2 berada di Desa Monano Kecamatan
Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo dengan koordinat lokasi
praktikum N 00˚52’26’’ dan E 122˚41’29’’ akurasi menggunakan GPS ± 4 meter
kira kira berjarak 500 m dari pos sebelumnya. Terlihat bentuk morfologi 2 buit
yang dikontrol struktur geologi yang saling berkolerasi.
Stasiun pertama pada paraaktikum lapangan kali ini dengan kode lintasan DN 1.3
berada di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚52’28’’ dan E122˚41’56’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Kondisi singkapan segar dengan stadia
sungai tua (u) dengan kemiringan strike dari arah singkapan penyebaran
litologinya N 38˚ E / 23˚. Dengan warna singkapan abu-abu, struktur yang
nampak berupa gradded bedding. Dengan ukuran butir 2mm-20cm. Dengan
derajat kebundaran rounded, sedangkan derajat pemilihan buruk.
Kondisi litologi pada batuan sampel yang diambil dari singkapan dengan semen
karbonatan, matriks tuff lapilli, fragmen batuan berupa basalt, andesitan. Porositas
dan permeabilitas buruk.
Stasiun selanjutnya pada praktikum lapangan kali ini dengan kode lintasan DN 1.4
berada di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚82,60’4’’ dan E122˚96,0’4’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Pada singkapan terdiri dari 4 perlapisan
batuan beku, lempung, batu bara, serta batu lempung, dengan kemiringan strike
298˚ E / 69˚. Warna abu abu kecokelatan, besar butir seragam karena mineralnya
berupa lempung.
Stasiun selanjutnya pada praktikum lapangan kali ini dengan kode lintasan DN 1.5
berada di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚82,60’4’’ dan E122˚96,0’4’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Pada singkapan ini terdapat 3 lapisan
berupa sedimen , batuan beku, dan batuan sedimen. Dengan arah penyebaran
batuannya berupa N 298˚ E / 10˚.
32

Stasiun selanjutnya pada praktikum lapangan kali ini dengan kode lintasan DN 1.6
berada di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚51,27’’ dan E122˚41’36’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Pada singkapan terdapat batu pasir yang
masuk pada formasi batuan TQls yakni batu pasir tersebut terdapat vein dnegan
mineral pengisi berupa kalsit.
Stasiun selanjutnya pada praktikum lapangan kali ini dengan kode lintasan DN 1.7
berada di Desa Tudi Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo dengan koordinat lokasi praktikum N00˚51’31,7’’ dan E122˚41’38’’
akurasi menggunakan GPS ± 1 meter. Singkapan dengan kondisi segar, yang
dikontrol langsung oleh struktur. Lapisan perselingan antara batu lempung, batu
pasir, konglomerat denga kemas terbuka, ukuran batuan dari butiral – kerakal.
Batu lempung memiliki ciri fisik yang sama dengan pos iv. Sedangkan batu pasir
memiliki ppemilahan yang baik dengan porosistas dan permeabilotas yang buruk.
32

Selanjutnya pada hari pertama dan ketiga praktikum lapangan


sedimentology melalukan pengambila sampel di sepanjang pantai monano, hingga
menghasilkan data akhir berupa skewness, kurtosis, standar deviasi, dan kumulatif
untuk kelomppok 1 berupa :
Mes stasiu stasiu stasiu stasiun stasiu stasiu stasiun stasiu
h n 1.0 n 1.5 n 1.10 1.15 n 2.0 n 2.5 2.10 n 2.15
-1 0 0.2 2.04 2.34 0.2 1.97 0 0.62
0 0.9 3.8 5.41 4.97 0.9 5.08 7 1.13
1 9.9 21 33.04 10.1 9.8 33.56 34 3.45
2 72 82 83.52 59.8 81 82.57 81 12.12
3 100 100 100 100 100 100 100 100
\Data kumulative :

Data Histogram :

Histogram 1.1.0 Histogram 1.1.5


70.00 70.00
62.60 60.84
60.00 60.00

50.00 50.00

40.00 40.00
Berat Sampel (g)
Berat Sampel (g)

30.00 27.56 30.00

20.00 20.00 17.50 17.90

8.91 10.00
10.00
3.55
0.01 0.92 0.21
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Histogram 1.1.10 Histogram 1.1.15


60.00 60.00

50.48 49.69
50.00 50.00

40.21
40.00 40.00
Berat Sampel (g)

Berat Sampel (g)

30.00 27.62 30.00

20.00 16.49 20.00

10.00 10.00
5.13
2.04 3.37 2.34 2.63
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi
32

Histogram 1.2.0 Histogram 1.2.5


80.00 60.00
71.45
70.00 49.01
50.00
60.00
40.00
50.00

Berat Sampel (g)


Berat Sampel (g)

40.00 30.00 28.47

30.00
20.00 17.44
18.76
20.00
8.94 10.00
10.00
1.97 3.11
0.22 0.63
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Histogram 1.2.10 Histogram 1.2.15


50.00 46.93 90.00
82.68
45.00 80.00
40.00
70.00
35.00
60.00
30.00 27.15 Berat Sampel (g)
Berat Sampel (g)

50.00
25.00
19.32 40.00
20.00
30.00
15.00
10.00 20.00
6.22 12.12
5.00 10.00
1.13 3.45
0.37 0.62
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Data frekuensi :

Kurva Frekuensi 1.1.5


Kurva Frekuensi 1.1.0 70.00
60.84
70.00 62.60 60.00

60.00
Berat Sampel (g)

50.00
50.00
40.00 27.56
40.00

30.00 30.00
20.00 8.91 17.50 17.90
10.00
0.01 0.92 20.00

0.00 10.00
-1 0 1 2 3 0.21
3.55
0.00
Phi -1 0 1 2 3

Kurva Frekuensi 1.1.10 Kurva Frekuensi 1.1.15


60.00 50.48 60.00 49.69
Berat Sampel

40.21
Berat Sampel

40.00 27.62 40.00


20.00 16.49 20.00
2.04 3.37 2.34 2.63 5.13
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi
32

Kurva Frekuensi 1.2.0 Kurva Frekuensi 1.2.5


80.00 71.45 60.00 49.01
50.00
Berat Sampel

Berat Sampel
60.00 40.00 28.47
40.00 30.00 17.44
18.76 20.00
20.00 8.94 3.11
0.22 0.63 10.00
1.97
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Kurva Frekuensi 1.2.10 Kurva Frekuensi 1.2.15


50.00 46.93 100.00 82.68
40.00 Berat Sampel 80.00
Berat Sampel

30.00 27.15 60.00


19.32
20.00 40.00
10.00 6.22 20.00 12.12
0.37 0.62 1.13 3.45
0.00 0.00
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Kurva kumulative aritmatik :


32

Kurva Kumulatif Aritmetik 1.1.5


Kurva Kumulatif Aritmetik 100.00
1.1.0 100

100.00 80
82.10
100.00
80.00 72.44
Berat Sampel

60
60.00

Berat Sampel
40.00 40

20.00 9.85 21.26


0.01 0.93 20
0.00
-1 0 1 2 3 0.21
3.76
0
-1 0 1 2 3
Phi
Phi

Kurva Kumulatif Aritmetik Kurva Kumulatif Aritmetik


1.1.10 1.1.15
100.00 100.00
100 83.52 100
80 80
Berat Sampel

Berat Sampel

59.79
60 60
40 33.04 40
20 5.41 20 4.97 10.10
2.04 2.34
0 0
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi
32

Kurva Kumulatif Aritmetik Kurva Kumulatif Aritmetik 1.2.5


1.2.0 100.00
100.00 100 81.23
100 81.23 80

Berat Sampel
Berat Sampel

80 60
60
40 40
20 9.78 20 9.78
0.22 0.85 0.22 0.85
0 0
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Kurva Kumulatif Aritmetik Kurva Kumulatif Aritmetik


1.2.10 1.2.15
100.00 100.00
100 82.57 100
80
Berat Sampel

Berat Sampel

80
60 60
40 33.56 40
17.32
20
1.97 5.08 20
0.62 1.75 5.20
0 0
-1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3
Phi Phi

Kurtosis :

STASIUN Ø 95 Ø5 Ø 75 Ø 25 Hasil K
1.0 2.4 0.63 2.09 1.4 2.03 Very Leptokurtic
1.5 2.22 0.18 1.81 1.04 1.09 Mesokurtic
1 . 10 2.25 -1.95 1.77 0.81 1.79 Very Leptokurtic
1.15 2.6 0.09 2.13 1.4 1.41 Very Leptokurtic
2.0 2.27 0.68 1.9 1.31 1.10 Leptokurtic
2.5 2.22 0 1.77 0.72 0.87 platykurtic
2 . 10 2.27 -0.72 1.77 0.68 1.12 Leptokurtic
2 . 15 2.54 0.86 2.31 2.09 3.13 Extremely Leptokurtic
32

Skewness :

STASIU Ø Ø Ø Ø Ø Mathematicall Graphically


N 84 16 50 95 Ø5 50 S y: Skewed to the :
-
1.2 1.7 0.6 1.7 0.1 Negative Positive Phi
1.0 2.3 2 7 2.4 3 7 7 Skewed Values
-
0.7 1.4 2.2 0.1 1.4 0.1 Negative Positive Phi
1.5 2 2 5 2 8 5 9 Skewed Values
-
0.5 1.3 2.2 1.3 0.2 Negative Positive Phi
1 . 10 2 5 1 5 -2 1 9 Skewed Values
-
2.2 1.1 1.8 2.6 0.0 1.8 0.2 Negative Positive Phi
1 . 15 2 8 1 0 9 1 9 Skewed Values
-
1.1 1.6 2.2 0.6 1.6 0.1 Negative Positive Phi
2.0 2 3 3 7 8 3 7 Skewed Values
-
0.5 1.2 2.2 1.2 0.0 Positive Negative Phi
2.5 2 4 7 2 0 7 7 Skewed Values
- Strongly
- 1.3 2.2 - 1.3 0.4 Negative Very Positive
2 . 10 2 0.7 1 7 0.7 1 1 Skewed Phi Values, Fine
- Strongly
2.1 2.5 0.8 2.1 0.3 Negative Very Positive
2 . 15 2.4 1.9 8 4 6 8 5 Skewed Phi Values, Fine

Standar deviasi :

STASIU Ø
N 84 Ø 16 Ø 95 Ø5 HASIL D
Moderately Well
1.0 2.27 0.86 2.4 0.63 0.62 Sorted
Moderately Well
1.5 2 0.72 2.22 0.18 0.63 Sorted
1 . 10 2.04 0.55 2.25 -1.95 1.01 Poorly Sorted
Moderately Well
1 . 15 2.22 1.18 2.60 0.09 0.64 Sorted
2.0 2 1.13 2.27 0.68 0.46 Well Sorted
2.5 2 0.54 2.22 0 0.70 Moderately Well
32

Sorted
2 . 10 2.04 0.36 2.27 -0.72 0.87 Moderately Sorted
2 . 15 2.4 1.9 2.54 0.86 0.38 Well Sorted

3.2. PEMBAHASAN
Dari data hasil menggunakan histogram, frekuensi, dan kumukatif menunjukkan
bahwa material sedimen pantai didominasi oleh pasir sangat halus dengan ukuran
butir mess dari 2-3 phi. Hal ini dpaat menunjukkan bahwa pengendapan material
sedimen pantai yang berada pada kecepatan arus lemah.
Data sedimen pantai menunjukkan nlai skweness bernilai positif (very fine
skewed) dan dari hasil menggubakan kurtosis didaptkan hasil sedimen yang
didominasi oleh leptokurtic hingga extremely leptokurtic. Sedangkan pada sorting
atau pemilahnnya didominasi oleh golongan moderately well sorted hal ini dapat
menunjukkan bahwa ukuran material sedimen memanjang mengikuti aliran dari
air pantai.
32

BAB 4 KESIMPULAN
Dari praktikum lapangan mata kuliah sedimentology dapat disimpulkan
bahwa pada daerah praktikum dijumpai adanya pola penyebaran batuan yang
sesuai dengan peta regional di daerah praktikum, hal yang menarik yakni pada pos
ke empat ditemukan adanya batubara yang penyebarannya sesuai dengan arah
strike.
Dari pengambikan data sedimen pantai dapat disimpulkan bahwa material
sedimen pantai monano didominasi oleh pasir sangat halus dengan karaktersitik
moderately well sorted, hal ini dapat mengindikasikan bahwa proses sedimentasi
pada pantai monano dipengaruhi oleh pergerakan rolling, saltation, dan
suspension. Yang dapat menunjukkan bahwa material sedimen terangkut sangat
jauh dari sumbernya hingga keterdapatannya dijumpai di pantai monano.
6.2. SARAN
Alam kita memiliki begitu banyak keunikan di bidang geologi yang menarik
untuk di kaji lebih dalam lagi. Oleh karena itu, sangat diharapkan kepada semua
pihak untuk tetap menjaga kelestariannya, maka diperlukan adanya pengkajian
tentang alam, sehingga diharapkan kedepannya praktikum lapangan seperti ini
tetap dilaksanakan sebagai pelatihan kepada mahasiswa-mahasiswi geologi agar
terbiasa melakukan kegiatan lapangan
32

DAFTAR PUSTAKA

Apandi, T. dan Bachri, S. 1997. Peta Geologi Lembar Kotamobagu, Sulawesi


Utara, Skala 1 : 250.000. Pulitbang Geologi. Bandung. Laporan Terbuka.

Bachri, S. 2011. Stuctural Pattern and Stress System Evolution During Neogene -
Pleistocene Times in the Central Part of the North Arm of Sulawesi. Geo -
Science. 3 (21) : 128.

Brachmantyo, Budi. 2009. Ekspedisi Geografi Indonesia 2009 Gorontalo. Pusat


Survei Daya Alam Darat.

Kaharuddin, MS. Hutagalung, Ronald. dan Nurhamdan. 2011. Perkembangan


Tektonik dan Implikasinya terhadap Potensi Gempa dan Tsunami.
Proceedings JCM Makassar, Hal. 3.
32

1. PETA LOKAS DAN STATSIUN PENGAMATA


32

2. PETA REGIONAL
32

3. CATATAN LAPANGAN
Singkapan : Senin, 14 Mei 2018 dengan koordinat N 00̊ 29’ 44,9’’ dan
N 00̊ 29’ 44,9’’ didaerah Olonggata, Kecamatan Moutong, Kabupaten
Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan elevasi 9 Mdpl dan
32

akurasi 3 meter tepat berada disebelah Selatan atau kanan jalan terdapat
singkapan dengan kondisi fisik lapuk, warna coklat abu-abu, terdapat
rekahan yang dimana rekahan tersebut terisi dengan kuarsa,
Geomorfologi : Vegetasi tinggi, terdapat pegunungan denudasional
Litologi : Warna coklat muda, foliasi tipis, tesktur schistone, karakteriktik
mineral Mika kuarsa, ukuran butir halus, nama batua sekis mika

 Posko 2

Singkapan : Senin, 14 Mei 2018 dengan koordinat N 00° 30’ 10,8’’


dan E 121° 19’ 03,2’’didaerah Olonggata, Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan elevasi 32
Mdpl dan akurasi 7 meter tepat berada disebelah Timur atau kanan jalan
masuk sekitar 100 meter kedalam jalan kecil terdapat singkapan dengan
kondisi fisik segar, warna clat muda, foliasi tipis, tesktur schistone,
karakteriktik mineral Mika,
geomorfologi : Vegetasi lebat
Litologi : Warna hijau kehitaman, foliasi Tipis , mineral penyusun
klorit,struktur slaty cleaves, tekstur lepidoblastik

4. KUMPULAN FOTO
32

Singkapan stasiun 1

Batuan Muscovite dan Kuarsa


32

Intrusi Kuarsa

Singkapan Stasiun 2
32

Sampel Batu Green Skis


32

LAMPIRAN
PETA GEOLOGI DAERAH PRAKTIKUM

DATA KUMULATIVE MANUAL KELOMPOK 1


32
32
32
32
32
32
32
32
32

KUMPULAN FOTO
Kumpulan foto

STASIUN I

STASIUN VII
32

SINGKAPAN STASIUN 5

SINGKAPAN STASIUN VII


32

LITOLOGI STASIUN I
32

SINGKPAN STASIUN VII

SINGKPAN BATU BARA


32

SINGKPAN STASOUN 4

Anda mungkin juga menyukai