Anda di halaman 1dari 2

Dunia perkuliahan adalah masa transisi yang menuntut seseorang untuk mulai hidup mandiri

dan dapat mengatur segala sesuatunya sendiri. Stress berat yang diterima, baik dari segi
tuntutan akademik maupun sosial, dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang mahasiswa.
Faktor psikologis sangat berperan penting dalam menciptakan kualitas mahasiswa. Hal ini yang
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan umum terhadap mahasiswa Teknik Geologi akan
penempatan program studinya di Fakultas MIPA. Karena pada dasarnya mahasiswa secara
umum tahu bahwa Teknik Geologi seharusnya berada di fakultas Teknik, mengingat ilmu yang
dipelajari mahasiswa Teknik Geologi lebih berfokus ke terapan/rekayasa dibanding ilmu yang
dipelajari di fakultas MIPA yang lebih ke saintis. Hal inilah yang membuat mental mahasiwa
Teknik Geologi jatuh saat berhadapan dengan mahasiwa Teknik Geologi dari universitas lain.
Contoh kasus yang terjadi di lapangan yaitu ketika mahasiswa Teknik Geologi UNG bertemu
pada saat Pekan Ilmiah Tahunan dengan kerabat atau teman-temannya yang kuliah Teknik
Geologi di Universitas lain. Acapkali timbul pertanyaan tentang penempatan Prodi Teknik
Geologi pada Fakultas yang ada di UNG, maka ketika mahasiswa Teknik Geologi UNG
menjawab bahwa Prodi Teknik Geologi UNG berada di Fakultas MIPA, secara spontan
mahasiswa Teknik Geologi dari universitas lain terkesan mengejek mahasiswa Teknik Geologi
UNG. Bahkan sampai menjatuhkan mental mahasiswa teknik geologi UNG, yang kemudian
membuat mahasiswa tersebut kehilangan kepercayaan dirinya sebagai anak teknik.
Bahkan di kasus lain, beberapa orang diluar sana mengetahui bahwa Teknik Geologi UNG
berada di Fakultas MIPA, sehingga menimbulkan pernyataan bahwa mahasiswa Teknik
Geologi UNG bukan seorang teknik/ahli rekayasa melainkan seorang saintis.
Berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 257/M/KPT/2017 tentang Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi, Program Studi
Teknik Geologi masuk ke dalam Rumpun Ilmu Terapan (Profession And Applied Sciences)
pada bagian Teknik atau Rekayasa (Engineering). Hal ini semakin membuat kami yakin bahwa
Penempatan Teknik Geologi seharusnya berada di Fakultas Teknik dan bukan berada di
Fakultas MIPA.
Dari aspek psikologis dan normatif serta beberapa contoh kasus diatas maka dapat disimpulkan
bahwa lingkungan penempatan program studi Teknik Geologi di Fakultas MIPA yang ada di
Universitas Negeri Gorontalo sangat berpengaruh pada mental mahasiswa teknik geologi yang
akan mengganggu proses penerimaan ilmu yang didapatkan selama proses perkuliahan.
Sehingga seharusnya para petinggi dari Universitas Negeri Gorontalo dapat memberikan jalan
kepada mahasiswa teknik geologi untuk merealisasikan keinginannya agar pindah ke Fakultas
Teknik sehingga dapat menunjang proses pembelajaran dan keberlangsungan program studi
teknik geologi dari mahasiswa itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai