i
PENGESAHAN SKRIPSI
Mengesahkan:
Ketua Program Studi Dekan Fakultas
Informatika, Teknik Komputer,
Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta yang berisikan informasi perubahan
dan persebaran kerapatan luasan lahan mangrove dari tahun 2017-2021 di
Kecamatan Wotu, dimana diharapkan dengan adanya informasi tentang
persebaran kerapatan mangrove dapat memudahkan saat dalam melakukan
penanam dan pengawasan untuk tetap menjaga ekosistem mangrove yang ada
saat ini. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2021 yang meliputi studi
literatur, servai awal lokasi, pengambilan data lapangan, pengolahan data, analisi
data dan penyusunan laporan hasil penelitian. Penelitian ini mencakup persebaran
mangrove dan perbahan mangrove dan pengolahan data citra landsat 8
mengunakan aplikasi Envi 5.3 dan Argis 10.3. Hasil Penelitian ini menujukkan
bahwa kondisi ekosistem mangrove pada tahun 2017 dan 2021 di Kecamatan
Wotu mengalami kenaikan pada perubahan pada luasan lahan yakni 537,57 ha
pada tahun 2021 dan juga mengalami penurunan pada kondisi jarang, sedang
maupun padat.
iii
KATA PENGANTAR
Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
jenjang perkuliahan strata S-1 Universitas Cokroaminoto Palopo. Dalam
penulisan skipsi ini, tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat
bimbingan, bantuan dan juga nasihat serta saran dan kerja sama dari berbagai
pihak, terkhusus pembimbing, segala hambatan tersebut dapat diatasi dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan
pendidikan di masa yang akan datang. Selanjutnya dalam penulisan proposal
ini penulis banyak diberikan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si., selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo yang selalu menjadi panutan bagi seluruh mahasiswa
2. Bapak Nirsal, S.Kom., M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Teknik Komputer
3. Syafriadi.S.Kom., M.Kom., Selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik
Komputer yang memudahkan terlaksananya pengerjaan skripsi ini
4. Bapak Vicky Bin Djusmin, S.Kom., M.Kom., selaku Ketua Prodi
Informatika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir
5. Bapak Dr. Suaedi, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dalam pembuatan sistem pada skripsi ini
6. Bapak Andi Jumardi, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih atas bantuan dan
bimbingannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesasikan skripsi
ini.
iv
7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan restu serta dukungan
baik materil maupun moril, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
8. Kepada keluarga tercinta serta saudara yang tidak henti–hentinya
memberikan doa dan restu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
9. Seluruh rekan – rekan seperjuangan angkatan 2016 yang selama ini telah
memberikan dukungan serta setia menemani baik suka maupun duka.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat
imbalan di sisi Allah Swt. sebagai amal ibadah.
v
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................ ....................iii
DAFTAR ISI............................................................................... ............................iv
DAFTAR TABEL.................................................................. .................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................. ................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori............................................................................................ 5
2.2 Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 16
2.3 Kerangka Pikir...................................................................................... 17
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 19
3.3 Batasan Penelitian ................................................................................ 19
3.4 Tahapan Penelitian ............................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 24
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 40
5.2 Saran ...................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
LAMPIRAN...........................................................................................................43
vi
1
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Panjang gelombang dan resolusi saluran Landsat TM ..................................... 9
2. Kriteria tingkat kerapatan vegetasi mangrove ................................................ 23
3. Luasan wilayah Kecamatan Wotu .................................................................. 25
4. Kenampakan visual objek pada komposit RDB564 ....................................... 27
5. Luas hasil klasifikasi kerapatan mangrove tahun 2017- 2021....................... 28
6. Hasil ground check lapangan ......................................................................... 30
7. Data luasan lahan mangrove tahun 2017- 2021 ............................................. 36
8. Perubahan luasan lahan mangrove ................................................................. 37
vi
1i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Waktu/jadwal misi Landsat..........................................................................9
2. Tipe zonasi mangrove di Indonesia.............................................................13
3. Bagan kerangka Pikir...................................................................................18
4. Ilustrasi efek Atmosfer pada citra satelit.....................................................22
5. Peta lokasi survey lapangan ......................................................................... 25
6. Citra landsat sebelum dan sesudah dipotong .............................................. 26
7. Citra komposit RGD564 .............................................................................. 27
8. Citra hasil Tranformasi NDVI .................................................................... 27
9. Hasil klasifikasi berdasarkan nilai NDVI 2017- 2021 ................................. 28
10. Peta lokasi pengamatan ............................................................................... 29
11. Peta persebaran kepadatan mangrove tahun 2021 ..................................... 32
12. Peta persebaran kerapatan mangrove tahun 2017 ....................................... 33
13. Peta persebaran luasan mangrove tahun 2021 ........................................... 34
14. Peta persebaran luasan mangrove tahun 2017 ........................................... 35
15. Perubahaan kerapatan mangrove di Kecamatan wotu ............................... 37
16. Perubahan luasan mangrove ........................................................................ 38
17. Persentase penyebab bertambahnya luasan mangrove ................................. 38
18. Persentase penyebab berkurangnya kerapatan mangrove ............................ 39
ix
BAB I
PENDAHULUAN
perlu diupayakan untuk melestarikan ekosistem tersebut. Salah satu upaya dalam
mendukung kegiatan perlindungan, dan rehabilitasi dari keberadaan ekosistem
mangrove adalah dengan cara melakukan penelitian mengenai ekosistem
mangrove. Berdasarkan adanya penurunan luasan ekosistem mangrove yang
dikarenakan alih fungsi makasd perlukan data.yang dapat menjelaskan secara
spasial perubahan fungsi lahan mangrove tersebut.
Saat ini perkembangan teknologi penginderaan jarak jauh menjadi salah
satu teknik yang memiliki banyak kelebihan dalam mendeteksi perubahan
pengunaan lahan. Hasil interpretasi citra satelit selanjutnya diolah menjadi data
spasial. Teknologi penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pembangunan dengan tetap memperhatikan perubahan luasan
lahan setiap saat (susanto 2016)
Data spasial dianggap dapat mempresentasikan objek di permukaan bumi
baik fenomena alamiah maupun buatan manusia dengan bereferensi geografis
sehingga informasi lokasi beserta atributnya dapat diketahui dengan baik. Data
spasial dapat diperoleh melalui data penginderaan jauh secara multitemporal
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemantauan sebaran mangrove. Perubahan
sebaran hingga luasan mangrove dapat diketahui dengan survei lapangan maupun
pengolahan data penginderaan jauh.
Penelitian T.T. Van, et all (2014) menunjukkan bahwa penginderaan jauh
cukup baik untuk monitoring persebaran mangrove. Selain itu hutan mangrove
dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, dimana
letak geografi hutan mangrove yang berada pada daerah peralihan darat dan
laut memberikan efek perekaman yang khas jika dibandingkan objek vegetasi
darat lainnya. Salah satu citra penginderaansjauh yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi perubahan sebaran hutan mangrove adalah citra Landsat.
Pemanfaatanscitra landsatstelah banyak digunakan untuk beberapa kegiatan
survei maupun penelitian. Penggunaan citra satelit
Dalam memperoleh informasi perubahan sebaran mangrove menjadi lebih
mudah apabila dibandingkan dengan metode konvensional. Kegiatan pemantauan
tutupan mangrove dengan cara konvensional sangat sulit dilakukan mengingat
kondisi lapangan yang tidak mendukung pelaksanaan survei menyeluruh,
3
TINJAUAN PUSTAKA
update,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi
yang bereferensi
Pendapat tersebut sejalan dengan Rosdania, dkk. (2016) yang mengatakan
bahwa SIG adalah suatus komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak sumber daya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan menyimpan memperbaiki memperbarui mengelola memanipulasi
mengintergrasikan menganalisa dan menampilkan data dalam suatu sistem
informasi berbasis geografi.
2. Pemetaan
a. Peta
Peta didefinisikan oleh Carter dan Agtrisari (dalam Ahaliki, 2018),
merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai
lokasinya secara dua dimensi. Ditinjau dari perannya, peta adalah bentuk
penyajian informasi spasial (keruangan) tentang permukaan bumi untuk dapat
dipakai dalam pengambilan keputusan. Lebih lanjut Riyanto (dalam Ariyanti
dan Kanedi, 2015) mengatakan peta merupakan penyajian grafis dari permukaan,
bumi dalam skala tertentus dan digambarkan pada, bidang datar melalui pada
bidang datar melalui sistem proyeksi peta dengan menggunakan simbol-
simbol tertentu sebagai perwakilan dari objek-objek spasial di permukaan bumi.
Menurut Carter dan Agtrisari (dalam Lucyana, 2016) peta merupakan
gambaran wilayah geografis, bagian permukaan bumi yang, disajikan dalam
berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga
peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat digambarkan dengan
berbagai gaya, masing-masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk
subjek yang sama untuk menvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif
dan fungsional. Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna dan dinamis
karena bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama.
Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara,
dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital
dapat di update ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi
geografi lainnya.
7
berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes yang merupakan titik
perpotongan antara dua buah garis (PPPPTK, 2016). Keuntungan utama
dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur
titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan ketepatan posisi, misalnya Pada basis data batas-batas
kadaster.
b) Data Raster Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data
yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan
pixel (picture element). Bentuk data raster merupakan gambar (image) atau
citra yang berbentuk digital. Resolusi dari data ini adalah pixel. Semakin
besar pixel yang dimiliki, maka semakin bagus (besar) resolusinya.
Data raster diperoleh dari foto atau scanning. Ketika data raster dibuka
dalam Arcgis, maka ada data yang belum memiliki patokan (referensi) kordinat,
namun ada juga yang sudah, oleh karenanya untuk menggunakannya lebih lanjut,
maka akan dilakukan proses georeferencing yang bertujuan untuk menyesuaikan
dengan letak (kordinat) sebenarnya. Dalam model data raster setiap lokasi
direpresentasikan sebagai suatu posisi sel. Sel ini diorganisasikan dalam bentuk
kolom dan baris sel-sel dan biasa disebut sebagai grid. Dengan kata lain, model
data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap
piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik.
Setiap baris matrik berisikan sejumlah sel yang memiliki nilai tertentu yang
merepresentasikan suatu fenomena geografik. Nilai yang dikandung oleh suatu
sel adalah angka yang menunjukan data nominal. Akurasi model data ini sangat
bergantun pada resolusi atau ukuran pikselnya di permukaan bumi.
3. Citra Landsat
Satelit Landsat merupakan satelit milik Amerika Serikat yang diluncurkan
pertama kali pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1 (Earth Resources
Technology Satelite – 1). Pada peluncuran keduanya nama satelit berganti nama
menjadi Landsat sehingga ERTS-1 berganti nama menjadi Landsat-1. Hingga
saat ini seri Landsat sampai pada Landsat 8. Landsat 8 merupakan pengganti
9
bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna
b. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau
kerangka suatu objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak
objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja.
c. Ukuran
Ukuran merupakan ciri dari suatu objek yang antara lain berupa jarak,
luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena
itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra harus selalu diketahui
skala dari objek yang diamatai. Ukuran dari setiap objek merupakanperbandingan
dengan objek lain (relatif).
d. Pola
Pola dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan tertier. Tingkat
kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan
tekstur sebagabai unsur interpretasi citra. Pola atau susunan keruangan
merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi
beberapa objek alamiah.
e. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di
daerah gelap. Objek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya
tidak tampak sama sekali atau kadang - kadang tampak samar-samar. Meskipun
demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru lebih tampak dari bayangannya.
f. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra Lillesand dan Kiefer
(dalam Febriannaningsih, 2015) atau pengulangan rona kelompok objek yang
terlalu kecil untuk dibedakan secara individual .
g. Situs
Merupakan penjelasan tentang lokasi objek relative terhadap objek atau
kenampakan lain yang mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan
dasar untuk identifikasi objek yang dikaji. Situs bukan merupakan ciri objek
secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
12
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu
dengan objek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada
citra sering merupakan petunjuk bagi adanya objek lain.
5. ENVI
ENVI (The Environment For Visualizing Images) merupakan suatu image
processing system yang revolusioner yang dibuat oleh Research System, Inc
(RSI). Dari permulaan nya ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak dan
spesifik untuk mereka yang secara teratur menggunakan data penginderaan jauh
dari satelit dan pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang
menyuluruh dan analisis untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya
dalam suatu lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif untuk digunakan.
6. Mangrove
Hutan mangrove/bakau atau mangal adalah sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Mangrove yang
secara umum disebut bakau merupakan tumbuhan daratan berbunga yang mengisi
kembali pinggiran laut. Sebutan bakau ditujukan untuk semua individu
tumbuhan, sedangkan mangal ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi
yang didominasi oleh tumbuhan ini Nybakken, (dalam Febriannaningsih, 2015).
Habitat yang merupakan tempat berkembangnya mangrove memiliki
karakteristik tertentu. Bengen, dalam Harahab, 2010) menjelaskan bahwa pada
umumnya hutan mangrove memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur,
berlempung, atau berpasir.
b. Daerahnya tergenangi air laut secara berkala, baik setiap hari maupun yang
hanya tergenang pada saat pasang purnama,
c. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat,
d. Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat, dan
e. Air bersalinitas payau (2-22 per mil) hingga asin (mencapai 38 per mil )
secara buatan disebabkan oleh campur tangan manusia misalnya konversi lahan
menjadi tambak dan penebangan untuk pemanfaatan kayu dari hutan mangrove.
Kegiatan reklamasi dan tempat pembuangan sampah di kawasan mangrove dapat
menyebabkan polusi dan kamatian mangrove.
Selanjutnya Tuwo (2011) berpendapat bahwa kerusakan hutan mangrove
dapat menimbulkan banyak dampak sebagai berikut :
1) Kerusakan hutan mangrove dapat menyebabkan peningkatan laju intrusi air
laut kearah daratan.
2) Alih fungsi areal hutan mangrove menjadi daerah pertambakan dapat
menyebabkan meningkatnya masa genangan air sehingga menjadi tempat yang
baik untuk berkembangbiaknya populasi nyamuk.
3) Penebangan pohon mangrove untuk keperluan kayu bakar dan pembuatan
arang menyebabkan terganggunya salah satu fungsi ekosistem mangrove
sebagai penyerap logam berat sehingga tidak masuk ke dalam jaringan
makanan.
d. Pengindraan Jauh untuk Mangrove
Citra satelit dapat diekstraksi menjadi informasi objek jenis mangrove
pada kisaran spektrum tampak dan inframerah-dekat Suwargana, (dalam
Asriwan, 2016). Secara singkat, penginderaan jauh untuk ekosistem mangrove
dapat digunakan untuk memperoleh informasi berikut Kuenzer, et al., (2011):
1) invetarisasi habitat (menentukan luas area, jenis spesies, hingga kondisi
kesehatan mangrove);
2) perubahan dan monitoringnya, terutama akibat dinamika penggungaan lahan.
Hal ini seringkali sebagai dasar upaya konservasi dan restorasi ekosistem
mangrove;
3) mendukung evaluasi ekosistem;
4) estimasi biomassa (produktivitas);
5) estimasi kapasitas regenerasi mangrove;
6) perencanaan survey lapangan;
7) penilaian kualitas air;
8) menyediakan informasi untuk manajemen bencana;
9) menyediakan informasi untuk dapat mengerti mengenai proses ekologi dan
16
yang terbatas dengan jumlah penduduk yang semakin terus menerus bertambah
serta semakin komleksnya aktivitas manusia menyebabkan katerteristik
penggunaan lahan semakin rumit. Penelitian ini di buat untuk untuk mengetahui
perubahan luasan mangrove dengan mengunakan citra satelit landsat 8 sistem ini
memudahkan peneliti untuk mengetahui luasan perubahan luasan lahan
mengrove dan penyebab terjadi nya perubuhan lahan pada tahun 2017 – 2021.
Berikut kerangka pikir untuk menjelaskan hal tersebut.
Mangrove di kecamatan
Wotu
BAB III
METODE PENELITIAN
class tertentu yang merepresantasikan suatu kelompok objek yang sama. Pada
penelitian ini digunakan klasifika sister bimbing (Supervised), dimana citra di
klasifikasikandengan .metode kemiripan maksimumg (maximum.likehood)..Dim-
ana class-class yang digunakan yaitu klas laut dalam, klas laut dangkal, klas
vegetasi mangrove, dan klasmnonhvegetasi mangrove.
e) Transformasi Indeks Vegetasi
Analisis indeks vegetasidigunakan untuk memisahkan indeks reflektansi
spektral vegetasihdengan objekylain seperti air, tanah (non vegetasi).kFormula
yang digunakan untukhanalisis indeks vegetasijadalah NDVI (Normalized
Defference Vegetation Index). NDVI dapat menggambarkan suatu kerapatan
vegetasi berdasarkan perhitungan sederhana.
Tabel 2. Kriteria tingkat kerapatan vegetasi mangrove
(Pohon/Ha)
1 Jarang < 1000 0,10 – 0,15
2 Sedang ≥ 1000 - < 1500 0,16 – 0,20
3 Padat ≥ 1500 > 20
Sumber : Dewanti (1999) dalam Widodo (2014)
24
BAB IV
1 Lera 3,68
2 Bawalipu 20,03
3 Lampenai 22,31
4 Bahari 5,90
5 Kalaena 11,70
6 Karambuah 4,53
7 Kanawatu 3,23
8 Maramba 6,08
9 Tarengge 9,14
10 Cendana Hijau 3,64
11 Balo- Balo 12,76
12 Peporu Barat 2,61
13 Rinjani 6,00
14 Madani 2,66
15 Tarengge Timur 8,25
16 Tabaroge 8,00
Total Luas Wilayah 130,25 Km2
26
2) Interprentasi citra
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengelompokan odjek
tersebut dengan cara mengidentifikasi corak warna kenampakan odjek tersebut
pada citra. Metode pengelasan (klasifikasi) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kemiripan maksimun (maksimum likelohood method)
2. Pemotongan Citra (Cropping)
Data citra landsat mencakup wilayah yang luas sehingga dilakukan
pemotongan citra. Pemotongan citra bertujuan untuk memfokuskan area kerja
pada daerah penelitian. Selanjutnya melakuan Cropping citra megunakan
software ENVI
(a) (b)
Gambar 6. (a) Citra Landsat Sebelum dipotong, (b) Hasil potongan citra Kec.
Wotu
3. Citra Komposit
Komposit citra adalah penggabungan tiga band atau tiga informasi dan
pembuatan citra komposit bertujuan untuk memudahkan identifikasi awal
terhadap objek - objek yang terliput pada citra. Pada penelitian ini citra komposit
yang di dengan kombinasi RG564 pada landsat-8 ETM+
27
4. Transformasi NDVI
Transformasi NDVI dilakukan pada citra landsat-8 ETM+ untuk
memperoleh persentase kerapatan dan sebaran vegetasi mangrove dari hasil
perhitungan antara kanal infra merah dekat dan kanal merah. Selisih nilai
pantulan akan menunjukkan tinnggat kerapatan vegetasi, dimana semakin besar
selisih maka semakin padat vegetasi. Citra hasil Transformasi NDVI disajikan
pada gambar 8.
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan luasan kelas klasifikasi kerapatan
yanng dihasilkan. Hasil kerapatan mangrove tahun 2017 sebesar 256,23 Ha,
sedangkan tahun 2021 memiliki luas kerapatan sebesar 537,57 Ha. Hasil
klasifikasi menunjukkan perbedaan luasan kerapatan antara tahun 2017 dan
tahun 2021, hal ini disebabkan karena adanya penanam mangrove yang rutin
29
1 -2 o 37’07”115 S
120 o 48’ 34’067” E
Padat Sesuai
2 -2 o 38’14”879 S
120 o 49’55”714 E Sedang Sesuai
3 -2 o 37’ 10”212 S
120o 45’ 31”832
Sedang Sesuai
Berdasarkan hasil groud check pada tabel 7 diatas maka dapat dilihat
hasil interprestasi kappa yaitu jumlah sampel 20 titik dengan 18 titik koordinat
benar dan salah 2 titik hasil interprestasi ini dapat dilihat dalam lampiran
sedangkan untuk groundcheck hanya 4 titik
Kondisi lapangan Tingkat
Hasil akurasi
Interprestasi Jumlah sampel
Benar Salah
=88/100*100% = 88%
197.46
200 184.68
155.43
150
Luas(Ha)
121.86 128.52
2017
100
2021
50
5.85
0
Padat Sedang Jarang
Tingkat Kerapatan Mangrove
281,34 ha 256,23 ha
2017
537,57 ha
2021
Perubahan Luas (ha)
38% 37%
45% 43%
Penabangan
12% Angin
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan
bahwa :
1. Kondisi ekosistem mangrove pada tahun 2017 – 2021 di Kecamatan Wotu
mengalami kenaikan pada persebaran luasan lahan seluas 281,34 ha menjadi
537,57 ha di tahun 2021
2. Perubahan ekosistem mengrove pada tahun 2021 di Kecamatan Wotu juga
mengalami penurunan pada kondisi jarang 28%, sedang 36%, dan padat
34%. Sedangkan pada tahun 2017 jarang 2%, sedang 50% dan padat 47%.
5.2 Saran
Sebaiknnya dilakukan pemulihan ekosistem mangrove dalam bentuk
rehabilitas pada lokasi – lokasi yang mangrove nya masuk kategori jarang dan
sedang untuk mengembalikan ekosistem mangrove yang telah rusak. Selain
itu, perlu dilakukan bentuk penyadaran kepada masyarakat untuk melestarikan
ekosistem mangrove sebagai upaya menjaga keberadaan ekosistem mangrove
agar tidak terdegradasi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, R., & Kanedi, I. K. 2015. Pemanfaatan Google Maps API Pada Sistem
Informasi Geografis Direktori Perguruan Tinggi di Kota Benggkulu.
Jurnal Media Infotoma. 11 (12).
BPS. Kabupaten Luwu Timur, 2019. Geografis Kecamatan Wotu. Badan Pusat
Stastistik Luwu Timur
Rosdania, R., Agus, F., & Kridalaksana, A. H. 2016 Sistem Informasi Geografi
Batas Wilayah Kampus Universitas Mulawarman Menggunakan
Google Maps API. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komputer. 10(1) : 38 – 46.
Syamsu, dkk. 2018. Study of Land Cover in the Mangrov Ecosystem of the
East Coast of Surabaya. Jurnal Kajian Perubahan Tutupan Lahan.
Diakses 25 Agustus-2020.
Syamsu, Dkk. 2018. Study of Land Cover In The Mangrove Ecosystem Of The
East Coast Of Surabaya. Jurnal Kajian Perubahan Tutupan Lahan.
Diakses 25 Agustus 2020.
Widodo, E., Y., W., 2014. Perubahan Kondisi Mangrove Antara Tahun 1999-
2011 di Pesisir Kecamatan Bonggoro Kabupaten Panngkep. Skripsi.
Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Van, T. T., Wilson, N., Thanh- Tung, H., Quisthoudt, K, Quang- Minh, V.,
Xuang- Tuan, L., Dahdouh- Guebas, F., Koedam, N, 2014. Changes
In Mangrove Vegetation Area and Character In a War and Land Use
Change Affected Region Of Vietnam ( Mui Ca Mau) Over Six
Decades Acta Oecologia 1- 11
43
LAMPIRAN
44
Judul Penelitian:
Petunjuk Wawancara :
1. Tulislah identitas Anda pada tempat yang telah disediakan.
2. Berikut disampaikan beberapa pertanyaan yang harus Anda jawab
dengan jujur dan berdasarkan dengan keadaan sebenarnya.
3. Pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara bersifat
terstruktur yang artinya pewawancara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan khusus yang telah dirancang sebelumnya.
4. Hasil wawancara yang disampikan oleh narasumber nantinya akan
dicatat langsung.
Identitas Narasumber
InstrumenWawancara
Pertanyaan
1. Sejauh ini apakah manfaat ekosistem mangrove untuk lingkungan
sekitar sejauh yang anda tau !
Jawab :
Ekosistem mangrove sangat bermanfaat bagi kami karna dengan itu kami
tidak pergi terlalu jauh saat mencari ikan dan juga dengan ada nya
mangrove kami juga bisa memanfaatkan batangnya untuk bahan untuk
membuat rumpong ikan
46
2. Sejauh yang anda tau, siapa saja yang peduli dengan keberadaan
mangrove di Kecamatan Wotu?
Jawab :
Yang saya tau pemda setempat dan karataruna yang biasa melakukan
penanam secara bertahap pada daerah yang memiliki rusakan pada air bibir
pantai
3. Mengapa kawasan mangrove ini bisa tetap ada, dan apakah harus
dijaga !
Jawab :
Itu karna adanya larangan oleh pemda terhadap penebangan mangrove
secara berlebihan dan kami juga sadar bahwa penting nya untuk menjaga
ekosistem dengan tidak berlebihan dalam memanfaatkan mangrove
5. Apakah ada anda tau perubahan mangrove saat ini dan penyebab nya
sehingga terjadi perubahan kawasan mangrove
Jawab :
Iya perubahan nya sudah ada walaupun tidak terlalu tapi itu sudah sangat
bagus menurut saya, dan adapun mengenai perubahan itu karna adanya
kegiatan penanaman oleh pemda yang dan ada juga penanaman yang
dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan itu dan ada juga yang
tumbuh alami
6. Siapa yang paling banyak berperan dalam bertambah nya luasan
kawasan mangrove yang ada saat ini !
Yang saya tau yang paling berperan itu yang pertama ada nya penanaman
serta karna adanya larangan dan adapun juga penenaman oleh masyakat itu
sendiri dan adanya mangrove yang tumbuh secara alami
47
DOKUMENTASI PENELITIAN
Judul Penelitian: