Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN

DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO


DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
BANGUNAN PENGAMBILAN

2.1 URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama-sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan
tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor. Identitas pekerjaan
seerti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana.
Lingkup dan item pekerjaan selengkap akan diuraikan dalam daftar quantity
pekerjaan, sedangkan uraian teknis pekerjaan adalah sebagai berikut.

2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

2.2.1 Mobilisasi Peralatan dan Material

Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Kontraktor. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak
pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami
kerusakan/tidak bisa dipergunakan, kontraktor harus segera menyiapkan peralatan
pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan material di areal site harus
dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama
proses pekerjaan berlangsung. Kontraktor harus sudah menghitung biaya mobilisasi
material sampai ke tempat lokasi pekerjaan sesuai dengan tingkat kesulitannya.

2.2.2 Pekerjaan Dewatering

Kontraktor harus menyediakan, memasang, menjaga, dan mengoperasikan semua


pompa dan alat lain atau metode lain yang diperlukan untuk
menguras/mengeringkan (dewatering) pada setiap bagian pekerjaan baik di
permukaan, galian terbuka, dan galian bawah tanah. Dewatering tersebut diperlukan
untuk menjaga pondasi dan bagian lain dari pekerjaan agar bebas dari air.
Dewatering juga perlu dilakukan selama pelaksanaan bagian-bagian dari pekerjaan

II-1
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

dan mungkin diperlukan setelah bagian-bagian dari pekerjaan tersebut telah selesai
seperti misalnya untuk inspeksi, keamanan, pemasangan, atau untuk alasan-alasan
tertentu yang ditentukan oleh Direksi.

Kontraktor harus memompa seluruh air dari tempat kerja dan harus menjaga tempat
kerja tersebut bebas air (kering) selama penggalian, persiapan pembuatan pondasi,
penempatan material timbunan, penuangan beton, atau pekerjaan lain untuk
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan. Kontraktor harus bertanggung jawab dan
harus memperbaiki atas biaya sendiri segala kerusakan pada pondasi, lereng galian,
struktur atau bagian lain dari pekerjaan karena air, termasuk banjir.

Kontraktor dilarang memindahkan pompa yang telah dipasang tanpa ijin tertulis dari
Direksi.

Kontraktor harus membuat suatu cara untuk memindahkan air dari seluruh area
pondasi dan galian dan mengajukannya kepada Direksi untuk persetujuan paling
tidak seminggu sebelum pelaksanaan lapangan. Jika penggalian harus diperdalam
sampai dibawah muka air tanah , muka air tanah harus diturunkan sesuai kemajuan
pekerjaan galian. Dewatering harus dikerjakan dengan tetap menjamin kestabilan
lereng dan dasar galian.

Kontraktor harus mengendalikan air dari mata air dan dari rembesan sepanjang
galian pondasi embung.

Pada dasar galian zone kedap air mungkin memerlukan sistem dewatering khusus
seperti pipa untuk mengarahkan air dari pondasi ke tempat tampungan air untuk
selanjutnya dipompa keluar area galian.

2.2.3 Perkuatan Jalan dan Jembatan

Bila jalan-jalan dan sarana umum lainya (air, listrik, telepon, dan lain-lain ) yang ada
memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan
pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi pekerjaan
pelayanan umum tersebut.

Bangunan kepentingan umum di atas mungkin tidak terlihat di dalam gambar, tetapi
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan kelangsungan fungsi dari
jalan dan sarana umum tersebut selama pelaksanaan pekerjaan.

II-2
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, penyedia harus
sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan
kerja sementara yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.

 Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan


dan semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab penyedia.

 Penyedia harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada
dengan mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta membatasi/membagi
beban muatan.

 Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
penyedia, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung
jawab penyedia dan harus segera diperbaiki.

2.2.4 Pengaturan lalu lintas dan rambu jalan

2.2.4.1 Rambu Jalan


Pedoman teknis perencanaan perambuan sementara bagi pekerjaan galian pipa,
jembatan, dan fasilitas prasarana lain memuat ketentuan umum, ketentuan teknis
dan ketentuan cara perencanaan.
 Ketentuan Umum
1. Penempatan Rambu
Dalam penempatan rambu perlu mempertimbangkan :
- Kecepatan operasional kendaraan
- Kondisi geometric jalan
- Lingkungan sisi jalan
- Jarak pandang operasional pengemudi
- Maneuver kendaraan
- Efisiensi jumlah rambu
2. Pesan Rambu
- Mudah dilihat
- Adanya kebutuhan
- Menarik perhatian
- Mempunyai arti yang jelas dan sederhana
- Dipatuhi oleh setiap pemakai jalan

II-3
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

- Menyediakan cukup waktu untuk ditanggapi secara benar


- Memenuhi keselamatan, kelancaran, efisiensi dan nyaman
3. Perubahan arus lalu lintas
- Sosialisasi tentang adanya perubahan arus kepada pemakai jalan
- Apabila berdampak lebih luas pada arus lalu lintas perlu analisa labih
lanjut
 Ketentuan Teknis
1. Ketentuan Rambu
- Arti dari pesan rambu :
o Rambu peringatan, digunakan untuk memberi peringatan
kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya pada bagian jalan di
depannya
o Rambu larangan, digunakan untuk menyatakan perbuatan yang
dilarang dilakukan oleh pemakai jalan
o Rambu perintah, digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan
o Rambu petunjuk, digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai
jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan dan lain-lain.
- Ketentuan ukuran rambu yang dipasang disesuaikan dengan kecepatan
rata-rata operasional kendaraan, ketentuan ukuran rambu seperti berikut.
Tabel 2.1. Ukuran Rambu
No Kecepatan rata-rata Ukuran Ukuran luar (A) satuan
operasional Km/jam rambu dalam centimeter
1 < 40 Kecil 60
2 40-60 Sedang 75
3 >60 Besar 90

Gambar 2. 1 Ukuran Rambu Pekerjaan

II-4
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

2.2.4.2 Pengaturan Lalu Lintas


 Pengurangan jumlah jalur
Pengurangan jumlah lajur harus memperhatikan kapasitas lajur, lihat MKJI.

1) Pengaturan dua arah bergantian, jika antrian akibat pergerakan yang ada
terjadi antrian sudah melebihi 50 meter

2) Apabila butir satu dan dua di atas tidak bisa dilaksanakan maka harus
menempuh langkah :

􀁹 Melakukan kegiatan pekerjaan di luar jam sibuk lalu lintas (malam hari)

􀁹 Menggunakan bahu jalan sebagai lajur lalu lintas

􀁹 Menggunakan sebagian lajur lawan

􀁹 Menggunakan lajur darurat

􀁹 Menggunakan lintasan/jalan alternatif

 Pengaturan lalu lintas

1) Segala rambu tetap dengan dipasangnya rambu sementara, rambu tetap


mejadi tidak berlaku (rambu tetap harus ditutup kain).

2) Tidak perlu menambah marka baru

3) Pengaturan Lalu lintas harus dipandu dengan tenaga orang (flagman), yang
dilengkapi bendera, baterei dan rompi pengaman.

4) Perambuan sementara jika pekerjaan selesai harus ditiadakan dari jalan.

 Koordinasi dengan instansi terkait

Melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait, seperti POLANTAS dan LLAJ.

2.2.5 Penyediaan K3

Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan yang notabenya


akan menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, antara lain yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan.

Penyedia jasa kontraktor berkewajiban untuk melakukan pengadaan peralatan dan


sarana-sarana pencegahan kecelakaan. Berikut adalah jenis perlengkapan
keselamatan kerja yaitu :

II-5
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan atau memelihara AMP.

 Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena liin
atau melindungi dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.

 Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.

 Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.

 Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang


berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.

 Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan yang
ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.

2.3 PEKERJAAN TANAH

2.3.1 Umum

Pekerjaan ini mencakup penggalian, perataan tanah, pembuatan parit untuk


pemasangan pipa, pembersihan pengurugan, pembongkaran struktur-struktur yang
ada di jalur pipa, pemindahan dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan
pekerjaan tanah.

Pengurugan yang dibutuhkan juga akan dimasukkan di dalam harga satuan


pekerjaan pemasangan pipa.

Kontraktor harus melaksanakan penggalian dari seluruh jalur pipa sampai kedalaman
yang telah disebutkan didalam gambar, walaupun menjumpai lapisan tanah keras,
batu-batuan ataupun lapisan aspal.

Selama penggalian berlangsung, material yang layak untuk pengurugan akan


ditumpuk sedemikian pada jarak yang layak dari tepi parit untuk menjaga agar tidak
terjadi over-loading dan longsor. Material yang tidak layak untuk pengurugan akan
dibuang dan pengurugan hanya dilaksanakan dengan material yang layak.

II-6
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Tanah galian yang berlebih akan diangkut dan dibuang ketempat yang lebih rendah
tidak jauh dari tempat tersebut. Material urugan akan diambil dari bekas galian atau
dari galian lain yang ditentukan oleh direksi.

Kontraktor juga harus mempertimbangkan kemungkinan dibutuhkannya galian yang


lebih banyak, tetapi tidak ada pembayaran untuk itu. Sama halnya bahwa tidak ada
tambahan biaya bila ternyata dibutuhkan struktur sementara (balok-balok, papan
penahan) selama penggalian berlangsung.

Sebelum mengajukan penawaran, kontraktor sudah melihat/mensurvey lokasi-lokasi


pemasangan pipa sehingga tidak akan diterima adanya claim terhdap perubahan
kondisi galian tanah yang ditawarkan oleh kontraktor.

2.3.2 Galian

2.3.2.1 Umum

 Sebelum pelaksana pekerjaan mulai dengan pekerjaan penggalian, penempatan


bahan urugan atau penimbunan bahan, semua bagian lapangan yang akan
dikerjakan atau ditempati, harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
sampah yang kemudian dibuang ke tempat yang aman.

 Semua pohon-pohon dan semak-semak yang direncanakan tetap berada


ditempatnya harus dihindari dari kerusakan. Hasil pembersihan harus
dipindahkan dari lapangan pekerjaan.

2.3.2.2 Pembersihan Lapangan

 Sebelum pelaksana pekerjaan mulai dengan pekerjaan penggalian, penempatan


bahan urugan atau penimbunan bahan, semua bagian lapangan yang akan
dikerjakan atau ditempati, harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
sampah yang kemudian dibuang ke tempat yang aman.

 Semua pohon-pohon dan semak-semak yang direncanakan tetap berada


ditempatnya harus dihindari dari kerusakan. Hasil pembersihan harus
dipindahkan dari lapangan pekerjaan.

 Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20
cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.

II-7
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan


pembayaran kepada Penyedia, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari
Direksi Teknis/Lapangan.

 Bila dinyatakan dalam syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi


Teknis/Lapangan bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu
akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari
kerusakan atas biaya Penyedia.

 Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan


tidak merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon,
batang pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal
20 cm di bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh
permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis
sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat
dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.

 Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan
pembakaran hasil penebangan, Penyedia harus memberitahukan kepada
penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam
sebelumnya. Penyedia akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.

 Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia harus berhati-hati untuk tidak


mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahanbahan sisa dibebankan kepada
Penyedia dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.

2.3.2.3 Galian Parit untuk Perletakan Pipa

Parit akan digali sesuai jalur yang ada pada gambar dengan pilihan prioritas lokasi
urutan sebagai berikut :

1. Antara bahu jalan/jalan aspal dengan tanah milik penduduk.

2. Di bawah bahu jalan/jalan aspal.

3. Di bawah pinggiran jalan yang tidak dikeraskan.

II-8
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

4. Di bawah jalan/jalan aspal.

 Instalasi Pipa Bawah Tanah Kedalaman Minimum :

 Tidak dilewati mobil 30 cm

 Dilewati mobil

 Bukan jalan 45 cm

 Tepian jalan 60 cm

 Badan jalan 75 cm

 Jalan untuk alat berat 75 cm

Penggalian parit hanya akan dilakukan bila akan disusul segera dengan pemasangan
pipa dan khusus di daerah dimana lalu-lintas akan terganggu, maka sistem gali dan
pasang langsung akan diterapkan. Pemborong akan terlebih dahulu mengadakan
pengecekan kepada instansi yang berwenang tentang kabel-kabel dan pipa-pipa lain
dibawah tanah, agar segera melaporkannya kepada direksi pelaksanaan dan
meminta petunjuk-petunjuk pelaksanaannya.

2.3.2.4 Galian Tanah

 Penyedia dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi


Teknis/Lapangan.

 Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan penggalian yang


akan ditempuh minimal menyebutkan :

a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.

b. Metode atau skema penggalian.

c. Peralatan yang digunakan.

d. Jadwal waktu pelaksanaan.

e. Pembuangan galian.

f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.

 Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana


ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai
rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.

II-9
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Pada daerah galian yang mengandung air, Penyedia harus membuat saluran
penampung air, di dasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul
harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar tanah dasar galian tetap
kering, oleh karenanya Penyedia wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan
perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.

2.3.2.5 Galian Tanah Biasa

Pekerjaan galian tanah biasa adalah berupa penggalian pada seluruh jenis tanah
residual (residual soil) dan bukan klasifikasi batuan lapuk ataupun batu. Galian tanah
biasa dapat dilakukan dengan segala jenis peralatan mekanis tanpa memerlukan
proses ripping atau breaking.

Jenis material yang termasuk didalam kategori tanah (common soil) adalah batuan
dengan tingkat pelapukan V dan VI. Jenis material ini diantaranya meliputi semua
residual soil yang umumnya disebut "tanah", tanah liat (clay), lanau (silt), pasir,
kerikil, cobble, deposit alami sirtu dan boulder lepas yang volume butirannya kurang
dari 1 m3.

2.3.2.6 Galian Tanah Berbatu

Pekerjaan galian pada batuan lapuk adalah berupa penggalian pada massa batuan
dengan tingkat pelapukan III dan IV seperti halnya bahan pasir dan batu (sirtu) yang
telah mengalami proses konsolidasi dan sementasi, cadas. Material ini umumnya
tidak dapat digali begitu saja dengan peralatan mekanis tanpa digaruk (ripping)
terlebih dahulu dengan bulldozer sekelas Caterpillar D-7 (21 ton) dilengkapi single
shank ripper, excavator yang setara atau alat sederhana seperti gancu.

2.3.3 Urugan

2.3.3.1 Urugan Tanah/Penimbulan Kembali

 Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara


horizontal dan dipadatkan.

 Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan,
harus dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil
pemadatan yang maksimum.

II-10
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan


untuk pekerjaan yang besar dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan
kapasitas yang sesuai.

 Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat


membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun
lapisan finishing yang lain.

 Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan


sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

2.3.3.2 Urugan Pasir

 Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak
mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan
bangunan lainnya.

 Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan menggunakan stemper
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm atau sesuai gambar dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan sebelum pekerjaan
lanjutan.

2.4 PEKERJAAN PASANGAN

2.4.1 Pasangan Batu

A. Bahan-Bahan

 Semen

Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland Cement dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain
yang diakui oleh pemerintah Indonesia.

Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh
Direksi.

II-11
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan


atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang
menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan
Kontraktor harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.

 Batu kali/belah

Batu yang dipakai harus bermutu baik, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat), tidak
retak, tidak porous. Batu kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau
batu gunung yang keras.

 Pasir

Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :

a. berat jenis antara 2,50 ~ 2,65

b. modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10

c. kadar lumpur lebih kecil dari 5 %

Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.

 Air

Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 standar Nasional
Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari
bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam jumlah berapa saja) yang dapat :

a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari


30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20%
apabila dites sesuai standar ASHTO T26.

b. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang


sedang mengeras.

c. Menunjukkan reaksi agregat alkali.

Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan
organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta bagian dalam

II-12
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

berat. Kontraktor harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya


untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan
tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan
beton pada pekerjaan tetap. Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur
dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh
Direksi dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil
percobaan.

2.4.2 Mortar

Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 3
atau 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk masing-masing
pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan
berat pasir dalam kondisi jenuh kering permukaan (saturated surface dry). Apabila
tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka
mortar yang dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m 3
pasangan batu dengan perbandingan 1 : 3 berat sement adalah sekitar 200 kg dan
pasangan batu 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg.

Untuk menghasilkan campuran yang betul-betul merata, maka campuran bahan


mortar harus menggunakan mesin pencampur (mixer). Kapasitas minimum mesin
pencampur bahan mortar adalah bahwa dalam satu kali pencampuran bisa
menampung 1 (satu) zak semen 50 kg ditambah bahan lain sesuai perbandingan.
Dalam satu kali pencampuran mortar, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan bahan
semen kurang dari 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dalam mesin
pencampur paling tidak dilakukan selama 3 menit. Mortar harus dicampur sebanyak
yang diperlukan untuk dipakai dan mortar yang tidak dipakai selama 30 menit harus
dibuang. Pemakaian kembali dari mortar tidak diperkenankan. Tempat penampungan
mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain
yang tidak mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.

2.4.3 Siaran dan Plesteran

Pasangan batu pada permukaan yang terlihat (exposed) harus menyatukan batu-
batu yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Batu untuk

II-13
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

permukaan harus terpilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya mortar
tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang
terlihat harus disiar atau diplester sesuai dengan gambar rencana atau sesuai
dengan pengarahan Direksi.

Mortar untuk siaran berupa campuran 1 PC : 2 pasir lolos saringan No. 8 dengan
permukaan siaran diaci, pekerjaan siaran dapat dibagi atas :

a. Siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)

b. Siar rata (rata dengan muka batu)

c. Siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)

Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi,
maka siaran yang dimaksud adalah siar timbul.

Mortar plesteran berupa campuran semen dan pasir lolos saringan No. 8 dengan
tebal 2 cm dengan penbedaan macam pekerjaan plester sebagai berikut :

a. Mortar 1 PC : 2 pasir dengan permukaan diaci

b. Mortar 1 PC : 4 pasir dengan permukaan diaci

c. Mortar 1 PC : 4 pasir dengan permukaan tanpa diaci.

Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi
maka plesteran yang di maksud adalah 1 PC : 4 pasir dengan permukaan diaci.

Sebelum pekerjaan siaran dan plesteran dimulai semua bidang permukaan batu dan
sambungan diantara batu harus dibersihkan dari kotongan dan sisa-sisa mortar
lepas. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat hingga permukaan
mortar menjadi kasar dan setelah itu disiram sampai semua kotoran dan sisa mortar
lepas bersih dari permukaan.

Pembayaran pekerjaan siaran atau plesteran dihitung dalam satuan meter persegi
atau plesteran terkerjakan sesuai dengan gambar.

2.4.4 Pekerjaan Beton

2.4.4.1 Umum

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan laboratorium dan fasilitas


test beton untuk test dan pemeriksaan kualitas harus dilakukan oleh da menjadi

II-14
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

tanggung jawab Kontraktor seperti ditetapkan di dalam spesifikasi dan gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan bilamana harus dibongkar ataupun diganti juga dengan
biaya dari Kontraktor. Kontraktor tidak berhak menambah pembayaran pada harga
satuan pekerjaan beton pada masalah keterbatasan atau kesulitan pada pengadaan
bahan semen, pasir dan kerikil serta pencampuran beton.

2.4.4.2 Material

Beton harus terdiri atas campuran semen, pasir dan kerikil, air serta bahan
tambahan (admixture) bila diperlukan sesuai kebutuhan.

A. Portland Cement (PC)

Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk Standard, yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement
klas I-2475 (PBI-1971 NI-2). Seluruh pekerjaan sebaiknya menggunakan satu merk
PC. PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya
untuk dipakai. PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh digunakan. PC
harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
contohnya.

B. Koral dan Pasir (agregat)

 Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971, dimana kerikil untuk beton
berukuran 2-3 cm, bersih keras, padat (tidak porous) dan cukup syarat
kekerasannya. Agregat halus (pasir) tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% (ditentukan terhadap berat kering), bersih, berbutir tajam dan keras.

 Sebelum pengecoran dimulai, contoh-contoh material harus sudah siap untuk


diadakan pengecekak atas keseuaian terhadap syarat.

 Agregat kasar dan halus diangkat dan disimpan terpisah.

C. Campuran Beton

 Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu (admixture) bila
diperlukan, pasir, koral dan air.

 Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan


campuran beton rencana untuk berbagai jenis pekerjaan beton/kuat tekan beton
harus ditentukan sesuai gambar yang ada. Apabila campuran beton rencana

II-15
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

sudah ditentukan perbandingannya (misal: 1pc:2ps:3krl), maka percobaan kubus


beton dan uji kubus beton tidak perlu dilakukan.

 Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat akan diukur
menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus, pengukuran material dengan
volume, akan dipakai untuk bangunanbangunan struktur yang kecil.

 Macam campuran beton yang dilaksanakan pada setiap bagian konstruksi akan
dicantumkan pada gambar. Mutu campuran beton harus dihasilkan dari dasar
kebutuhan berikut :

Tabel 2.2. Mutu Campuran Beton

Mutu Ukuran kerikil Penandaan Kekuatan tekan Slum (cm)


Max (mm) Lampiran pada 28 hari
rata-rata min.
(kg/cm2)
A 20 K 225 225 - 205 8 - 12
B 20 K 175 175 - 155 8 - 10
C 40 K 125 125 - 105 10 - 12

 Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan
menggunakan mixer (mesin) kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
Kecuali atas petunjuk atau ijin Direksi, campuran setiap bucket mixer harus
menerus (tidak kurang dari 1,5 menit), setelah semua bahan kecuali semua
pemakaian air dan bahan tambahan ada di dalam mixer. Campuran dengan
tangan (manual) tidak diijinkan. Kenyataan waktu operasi pencampuran harus
ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan uji coba.

 Semua volume dan berat agregat, semen, dan air harus ditakar dengan seksama.
Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan, maka konstruksi
beton yang sudah dicor dapat diperintahkan untuk segera disingkirkan.

D. Testing Beton dan Peralatannya

Pelaksana pekerjaan harus membuat, merawat dan mengadakan test-test kubus


beton pada laboratorium beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri untuk
mencapai kekuatan tekan beton sesuai dengan yang disyaratkan, pada beton yang
belum ditentukan proporsi campurannya. Untuk beton yang telah ditentukan
campurannya test-test kubus beton tidak perlu dilakukan. Kesesuaian campuran
yang harus mendapatkan pengecekan. Test yang harus dilakukan adalah pada waktu

II-16
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton yang dicor, maka harus
dibuat satu seri benda uji terdiri dari 2 buah yaitu untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap
benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian mana beton diambil. Jika
digunakan beton ready-mix, maka dari tiap truck dibuat 2 benda uji untuk test 7 hari
dan 28 hari.

E. Persiapan Pengecoran Beton

 Umum

Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka sebelumnya pelaksana pekerjaan harus


membuat laporan tertulis kepada pengawas/pendamping yang menyebutkan:

 Jumlah volume beton yang dicor, dan Time schedule pelaksanaan


pengecoran.

 Jumlah alat-alat pengecoran misalnya: fibrator/alat penggetaryang lain,


molen/pengaduk yang tersedia di lapangan.

 Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia di lapangan, bila


diperlukan.

 Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan.

 Kebersihan Tempat pengecoran, dan Kesiapan penulangan sesuai dengan


gambar.

Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut di atas terpenuhi.

 Pencegahan Korosi

Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton,
kecuali jika ada perintah lain. Jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian
pembesian sekurangkurangnya harus 5 cm. Cara yang dibenarkan untuk
mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah dengan kawat atau
mengelas ke besi beton.

 Sambungan Beton

Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton baru, dan
bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar pelaksanaan, harus
dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus dibersihkan dari segala

II-17
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus dibasahi dengan air sampai
jenuh. Sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua permukaan
sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu dengan spesi mortal
dengan susunan yang sama seperti yang terdapat dalam betonnya. Lapisan spesi
mortal tersebut harus disebar merata dan harus dikerjakan benar sampai mengisi
ke dalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang tidak rata, sedapat
mungkiin harus dipergunakan sapu kawat untuk menyisipkan lapisan aduk
tersebut ke dalam celah permukaan beton lama.

 Persiapan Pengecoran

Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting/perancah, pekerjaan


tulangan dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan persiapan
seluruh permukaan tempat pengecoran belum siap. Seluruh permukaan bekisting
dan bagian instalasi yang akan ditanam di dalam beton yang tertutup dengan
kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh
kerak beton tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton yang berdekatan
di cor.

 Penyingkiran Air

Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang memasuki tempat
pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh dicor
di dalam air tanpa persetujuan. Pelaksana pekerjaan juga tidak dibenarkan
membiarkan air mengalir di atas beton sebelum beton cukup umurnya dan
mencapai pengerasan awal.

F. Pembuatan Beton dan Peralatannya

 Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan


pengangkut beton harus sudah bersih.

 Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan mesin
pengaduk, untuk jumlah pengecoran lebih dari 1 m3.

 Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus


menerus oleh tenaga-tenaga pengawas dengan jalan salah satunya pemeriksaan
keras lembeknya campuran dengan slump test pada setiap campuran beton yang
baru.

II-18
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan waktu pengadukan
tergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang diaduk,
jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump dari betonnya, akan
tetapi tidak kurang dari 1,5 menit sesudah bahan termasuk air berada di dalam
molen, selama itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang akan
menghasilkan kekentalan adukan.

 Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan


warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi
syarat minimum, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian
jumlah air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur
dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

 Dilarang mencampur kembali dengan menambah air ke dalam adukan beton


yang sebagian telah mengeras di dalam molen/tempat pengaduk.

 Mesin pengaduk/tempat mengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima


material-material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk harus dibersihkan dan
dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan dibuat berbeda
mutunya/campurannya.

G. Penolakan dari Beton

 Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, pelaksana pekerjaan harus


mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-beton yang tidak memenuhi
syarat atas biaya sendiri.

 Syarat kekuatan beton

 Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI, SNI atau sesuai
dengan campuran yang telah ditentukan.

 Toleransi kesalahan pada pelaksanaan beton

 Beton harus mempunyai ukuran-ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak
boleh melampaui toleransi di bawah ini :

 Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik ± 0,5 cm posisi
yang seharusnya.

II-19
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

H. Pengangkutan dan Pengecoran

 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, pelaksana pekerjaan harus


memberitahu pengawas/pendamping dan mendapatkan persetujuannya. Jika
tidak ada persetujuan, maka pelaksana pekerjaan akan diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri.

 Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar atau dengan
petunjuk lain.

 Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus
secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan
pembantu. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.

 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran


harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar dan
kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang belum dicor.

 Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan
beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting
ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting
sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas
beton yang dicor. Dalam hal ini, harus disiapkan corong atau saluran vertikal
untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas
satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh
melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.

II-20
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah dicor pada
tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua)
meter arah mendatar. Adukan beton di dalam bekisting harus dicor berupa
lapisan horizontal yang merata tidak boleh

 lebih dari 60 – 70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar tejadinya


lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali bila
diperlukan untuk bagian konstruksi miring.

I. Pemadatan dan Penggetaran

 Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian, tempat
tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan
beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak
terjadi sarang koral.

 Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling waterstop.

 Pelaksana pekerjaan harus menyediakan vibrator atau alat penggetar lain dengan
cadangan yang cukup.

 Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, dapat


dianjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).

 Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi


cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral yang akan
memperlemah kekuatan beton.

 Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator (triller) atau alat
lain dan pada waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-
betul mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.

 Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.

 Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:

 Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm.

II-21
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan secara vertikal dan


dengan persetujuan Direksi Proyek, dalam keadaan keadaan khusus boleh
miring sampai 45 derajat.

 Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horizontal karena


hal ini akan memindahkan bahan-bahan.

 Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari 5 cm
dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan
agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari
betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain di mana
betonnya sudah mengeras.

 Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm. Berhubung dengan itu,
maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan
baik.

 Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum
ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.

 Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga


daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

J. Perlindungan Cuaca dan Perawatan Beton

 Perlindungan cuaca panas

Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung terhadap panas matahari
secepat mungkin setelah pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang
baru sudah cukup mengeras.

 Perlindungan musim hujan

Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan dan beton yang dicor harus
dilindungi dari curahan hujan. Penghentian beton yang baru dicor harus

II-22
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

dilindungi terhadap pengikisan aliran air hujan. Sebelum pengecoran berikutnya


dikerjakan, maka seluruh beton yang kena hujan atau aliran air hujan harus
diperiksa untuk diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang
tercampur/terkikis air hujan.

 Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian


konstruksi yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat penimbunan
bahan.

 Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk keperluan-


keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan.

 Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap basah
untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru karena
pengeringan beton yang terlalu cepat.

 Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah selama paling sedikit 7 hari
dengan cara membasahi dengan air.

K. Penyelesaian Permukaan Beton

 Penyelesaian permukaan.

Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat
sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum
dalam gambar atau ditentukan. Permukaan pelat beton merupakan suatu
permukaan yang rapih, licin, merata dan keras. Dilarang menaburkan semen
kering dan pasir di atas permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan.
Pelat lantai dan atas dinding “exposed: harus dirapihkan dengan sendok aduk
dari baja.

 Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan dilepaskan,


semua permukaan “exposed” (terbuka) harus diperiksa secara teliti, bagian yang
tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar diperoleh suatu
permukaan yang seragam dan merata. Pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-
betul mengikuti petunjuk. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana
diuraikan di sini harus dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan atas biaya sendiri.

II-23
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang, keropok atau cacat


sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan harus
dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa dengan cara yang dibenarkan dan
tidak memperlemah kekuatan beton. Semua perbaikan tersebut harus dirawat
sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir
dan yang berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi dengan air, tiap
retakan yang kiranya timbul harus diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi
kedap dengan adukan water profing.

L. Siar Pelaksanaan

 Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian, sehingga tidak banyak


mengurangi kekuatan konstruksi.

 Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira di tengah-
tengah bentang dimana terdapat gaya lintang yang terkecil.

 Siar mulai harus dibuat pada lokasi dan dimensi yang tepat seperti pada gambar
rencana.

M. Beton Kedap Air

 Semua beton rapat air diberi lapisan water proofing, lapisan water proofing harus
dari bahan yang tidak beracun atau dapat menjadi sebab tercemarnya air.
Pemakaian merk dan jenis water proofing harus dengan persetujuan. Cara
pemasangan dan pengangkeran water stop harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kedudukan waterstop tetap teguh dan tidak terliput beton pada waktu
pengecoran.

 Pemberhentian pengecoran beton rapat air harus diberi waterstop.

2.4.5 Penulangan

2.4.5.1 Umum

Pelaksana pekerjaan harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian


sesuai dengan apa yang tercantum di dalam gambar dan apa yang dijelaskan di
dalam spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat
beton, kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu serta
juga menghasilkan beton sesuai dengan ketentuan.

II-24
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian ukuran, pada


waktu pemasangan pembesian.

2.4.5.2 Mutu Baja Tulangan

Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos atau besi beton ulir. Besi beton
polos yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan
tertera di dalam gambar dengan kode (U.24).

Besi beton ulir (High Strength Steel) yang dipakai adalah besi beton dengan
tegangan leleh 3.200 kg/cm2 dan tertera di dalam gambar dengan kode (U.32). Besi
beton yang tersebut diatas haruslah memenuhi syarat PBI-1971-NI2.

Pelaksana pekerjaan harus bisa membuktikan dan melaporkan bahwa besi beton
yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti terdapat
kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka pelaksana
pekerjaan harus bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua tulangan
baik yang sudah terpasang maupun yang belum.

2.4.5.3 Pembengkokan Besi Beton

 Pekerjaan pembengkokan besi harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan


ukuran yang tertera pada gambar.

 Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga
rusak atau cacat, dan tidak diperbolehkan membengkokan besi beton dengan
cara pemanasan. Pembengkokan dilakukan dengan cara melingkari sebuah pasak
dengan diamter tidak kurang dari 5 kali diamter besi beton, kecuali untuk besi
beton yang lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang
dari 8x diamter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.

 Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya bilamana tidak
ditentukan lain.

2.4.5.4 Pemasangan Besi Tulangan

 Pembersihan

II-25
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Sebelum baja tulangan dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan, lemak dan lapisan yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat besi
dan beton.

 Pemasangan

Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat beton. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat.

Sebelum pengecoran, pemasangan tulangan harus diperiksa terlebih dulu. Tulangan-


tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak
berubah tempatnya.

 Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan.


Sambungan-sambungan tulangan harus dibuat overlap minimum 40 kali diameter
tulangan sesuai persyaratan yang tercantum pada PBI 1971 Bab 8 dan
ketentuan-ketentuan pada gambar. Harus dihindari meletakkan sambungan
tulangan pada tititik-titik yang menimbulkan tegangan maksimum.

 Beton Dekking

Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan tebal untuk beton dekking sebagai berikut:

 Semua dinding beton yang kena air = 4-5 cm

 Balok dan kolom yang tidak kena air = 3-4 cm

 Bidang yang kena udara dan semua bidang interior = 2,5 cm

 Atau seperti yang tertera didalam gambar.

2.5 PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN ACCESSORIES INTAKE

2.5.1 Umum

Pengadaan dan Pemasangan Pipa serta Accessories

- Gate Valve AF Ø 24” PN12.5

- Reducer Pipa GI 24” x 16” AF

- Pipa GI Ø 16”

- Pipa Screen GI Ø 600” mm (24”)

II-26
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

- Flange Steel GV Ø 16”

- Flange Steel Ø 24”

2.5.2 Pemasangan Pipa

2.5.2.1 Penyimpanan dan Pengangkutan

 Pipa, perlengkapan pipa dan bangunan pelengkapnya yang akan dipasang harus
disimpan di gudang penyimpanan pipa atau tempat yang aman, terutama untuk
pipa PVC harus terbebas dari sinar matahari.

 Cara-cara pengangkutan, penyambungan dari pipa-pipa dan ketentuan-ketentuan


teknis cara pemasangan harus sesuai petunjuk atau sesuai dengan buku
petunjuk pemasangan pipa dan pengangkutan dari pabrik pipa yang
bersangkutan .

 Sebelum dan sesudah dipasang, pipa-pipa dan perlengkapan pipa, harus dijaga
bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retakretak.

2.5.2.2 Menurunkan Pipa Kedalam Parit Galian

 Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam parit galian dengan bantuan alat-
alat khusus yang disediakan oleh Kontraktor atau pelaksana pekerjaan.

Semua pipa, alat-alat bantu valve dan perlengkapan lainnya harus dengan hati-
hati diturunkan kedalam parit galian satu persatu dari kerusakan.

 Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian Kontraktor
atau pelaksana pekerjaan, Kontraktor atau pelaksana pekerjaan harus mengganti
pipa-pipa yang rusak atau memperbaiki (bila masih dapat diperbaiki) kembali
seperti semula dengan persetujuan Direksi Proyek.

2.5.2.3 Pembersihan Pipa dan Alat Bantu

Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis kotoran.
Bagian luar dan dalam ujung pipa yang akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu
sampai bersih, bebas dari minyak dan gemuk sehingga diperoleh sambungan pipa
yang stabil dan baik.

2.5.2.4 Pemasangan Pipa

II-27
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

 Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing, alat-alat, bekas
pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air di dalam pipa.

 Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam parit galian harus langsung
dipasang dan disetel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan
yang aman atau sesuai gambar, serta dipadatkan dengan sempurna.

 Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus
ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa.

 Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan


sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih
besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan .

 Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus dilaksanakan dengan


penyambung bend/elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya).

 Membengkokkan lebih besar dari sudut yang dipersyaratkan atau merubah


bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun
dengan cara pemanasan).

 Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti sesuai gambar.

 Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai


kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.

 Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.

 Di sekeliling pipa harus diberi pasir urug sesuai dengan gambar atau bila tidak
dinyatakan lain diberi lapisan pasir urug sedemikian rupa sehingga terdapat pasir
setebal 15 cm di bawah, disamping dan diatas pipa, kecuali untuk pipa-pipa yang
memotong jalan harus diurug segera dengan pasir pasang penuh, dan tanah

II-28
LAPORAN SPESIFIKASI TEKNIK DAN METODE PELAKSANAAN
DETAIL DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU BENDUNGAN BINTANG BANO
DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

bekas galiannya harus disingkirkan agar segera dapat dilalui


kendaraankendaraan, dan khusus untuk jalan-jalan protokol (lalu lintas padat
dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan pelat baja.

 Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend, dan


sebagainya harus diberi anker (trust block) dari beton (beton campuran 1 : 2 :
3).

 Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor ke dalam pipa.

 Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas
dari minyak/oli/ter/aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.

2.5.2.5 Pemotongan Pipa

Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan harus


dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang
dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan
syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.

2.5.2.6 Penyingkiran Sarana yang Ada

Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan pemasangan


pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan dan kondisi semula.

II-29

Anda mungkin juga menyukai