BAB V
PEMELIHARAAN
5.1 Pendahuluan
Jaringan irigasi yang dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat secara berkesinambungan dari
generasi ke generasi (FAO, Maintenance Service, 1979).
Beberapa penyebab buruknya kegiatan pemeliharaan antara lain patut dikemukakan di sini adalah:
Minimnya dana yang tersedia untuk pengelolaan,
Kurangnya minat petani untuk berpartisipasi dan bekerja-sama pada kegiatan pemeliharaan,
Organisasi yang kurang memadai untuk mewadahi kegiatan pemeliharaan.
Kurangnya minat petani untuk bergabung dalam kegiatan pemeliharaan dalam beberapa kasus petani tak
menyadari pentingnya kegiatan pemeliharaan juga bagaimana metode pemeliharaan itu seharusnya
dilakukan, bahkan merasa kegiatan itu justru menguntungkan pihak lain, bukan dirinya. Selain itu petani
belum mempunyai rasa kepemilikan terhadap jaringan irigasi oleh karenanya mereka enggan berpartisipasi
pada kegiatan pemeliharaan. Selain itu buruknya sistem pemeliharaan bisa juga disebabkan oleh kualitas
perencanaan kegiatan, dana yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan terbaik.
5.2 Perencanaan
5.2.1 Maksud dan Tujuan Pemeliharaan
Rencana pemeliharaan bertujuan mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan/asset yang dioperasikan.
Termasuk di dalam skop ini pemeliharaan bersifat pencegahan, pemeliharaan rutin, penggantian spare part
dan komponen struktur, dan kegiatan lain yang perlu untuk mempertahankan asset agar mampu
V-1
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
memberikan layanan yang dibutuhkan secara berkesinambungan setidaknya selama umur ekonomis
bangunan yang diproyeksikan.
Hendaklah diingat pula bahwa pemeliharaan tidak termasuk (mengecualikan) kegiatan-kegiatan yang
bersifat memnambah kapasitas, dan kegiatan peningkatan signifikan lainnya yang menyimpang dari tujuan
semula bangunan tersebut dibuat.
Perencanaan pemeliharaan meliputi sekumpulan kegiatan yang: (1) dimulai dari pemahaman terhadap hasil
inventarisasi asset; (2) memahami peran dan fungsi dari asset yang memberikan manfaat kepada pengguna;
(3) mempertimbangkan kebutuhan pemeliharaan dan menjaganya agar tetap dalam kondisi siap operasi
dengan risiko yang masih dapat diterima akibat terjadi kegagalan dan terputusnya layanan; (4)
memprioritaskan pemeliharaan khusus kepada asset yang mengalami kondisi kritik dalam memberikan
layanan/misinya; (5) menyeimbangkan item pekerjaan dengan biaya yang tersedia dengan tetap
memaksimalkan volume pekerjaan yang produktif sesuai kemampuan pengelolaan.
Rekapitulasi kegiatan perencanaan pemeliharaan selengkapnya ditampilkan dalam Tabel 5.1 berikut di
bawah ini.
V-2
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
V-3
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
malfungsi sebesar 10 – 20% masih normal dan dapat diterima (FAO, Canal Maintenance, 1976). Sebagai
contoh saluran induk yang mengalami penurunan efisiensi sebesar 15% dari efisiensi standar,
pengangkatan sedimen sekali dalam 3 tahun adalah wajar (acceptable).
Siklus optimum pemeliharaan pada dasarnya tergantung berbagai faktor lokal antara lain: iklim, lamanya
praktek musim tanam, kualitas air (terutama muatan sedimen), kualitas bangunan, kondisi sosial budaya
dll.
Dari aspek bangunan (saluran) dengan cara mengklasifikasikan saluran berdasarkan tipenya (Tabel 5.2)
dapat dibuat suatu pedoman untuk menentukan rentang waktu siklus pemeliharaan seperti tercantum pada
Tabel 5.3. sebagai contoh kegiatan pengangkatan lumpur untuk saluran tipe A, untuk saluran yang
mengandung kadar lumpur tinggi maka siklus pemeliharaannya adalah 3 tahun. Artinya saluran tersebut
mempunyai siklus optimum pengangkatan lumpur 3 tahunan.
V-4
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
V-5
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Pemeliharaan Berat: penanganan bocoran; pemeliharaan dan perbaikan profil saluran (termasuk
pengangkatan lumpur dan tumbuhan air); penanganan longsoran tebing; pemeliharaan gorong-gorong,
sifon,dan bangunan pelimpah.
Sedimentasi
Sedimentasi yang berlebihan merupakan problem utama yang mempengaruhi kinerja saluran tanah.
Berikut adalah penyebab pelumpuran saluran:
V-6
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Perbaikan terhadap cacat desain memerlukan banyak perubahan secara fisik yang berimplikasi kepada
kebutuhan investasi yang cukup besar. Namun demikian efek cacat desain bisa diminimalkan dengan
mengaplikasikan pemeliharaan yang layak.
Kesalahan pengoperasian juga menjadi penyebab sedimentasi. Saluran yang membawa muatan terlarut
sangat tinggi tidak boleh dioperasikan di bawah ¾ kapasitas penuhnya karena di bawah kapasitas tersebut
kecepatan aliran akan berkurang selanjutnya akan memicu terjadinya pengendapan.
Pembukaan pintu geser secara mendadak dan dalam posisi eksentrik akan menyebabkan perubahan
kecepatan terlalu besar, bisa menyebabkan gerusan di hilir pintu.
Rembesan Saluran
Tanah dasar dan tebing saluran yang bersifat porous bisa mengakibatkan rembesan saluran. Rembesan air
dari tanggul saluran merupakan kehilangan air irigasi yang amat berharga yang bisa menyebabkan
genangan di lahan persawahan dan jalan di sampingnya.
Mengurangi rembesan dengan pemadatan tanggul saluran dilakukan sebagai berikut.
Rembesan bisa dikurangi dengan pemadatan pusat dan inti timbunan tanggul. Pertama-tama digali parit
kecil di badan tanggul, lalu diisi lagi dengan lapisan tanah, dipadatkan. Isi lapisan berikutnya dan
dipadatkan lagi. Begitu seterusnya sampai lapisan terakhir berada di atas elevasi muka air. Kalau material
tanggul berpasir maka gantilah tanah tersebut dengan tanah yang banyak mengandung lempung. Setiap
lapisan dibuat lembab dan dipadatkan secara manual
V-7
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
elevasi ma.
Lapisan dipadatkan
Perbaikan Bocoran
Umumnya saluran terutama yang terletak di atas timbunan akan mengalami kebocoran melalui lobang
ataupun retekan di dalam tubuh timbunan. Saluran yang bocor bisa ditandai dengan adanya genangan air di
permukaan tanah di sisi saluran. Tapi bocoran pada dasar saluran susah sekali dilihat kecuali setelah saluran
tersebut kita keringkan.
Bocoran harus segera ditangani setelah diketahui lokasinya. Prosedur perbaikan adalah sebagai berikut:
- Keringkan saluran, tandai tempat yang bocor dengan patok yaitu pada tempat masuk (inlet) dan
keluarnya (outlet) air.
- Galilah tanah di lokasi bocoran sedemikian rupa sehingga membentuk anak tangga (lihat Gambar 5.2).
- Timbun kembali dan bentuklah tanggul saluran dengan tanah timbunan yang telah dibasahi lalu padatkan
dengan alat penumbuk sebaik-nya lapis demi lapis.
V-8
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Penumbuk
Tanah galian
Menangani Limpasan
Pengaliran debit yang terlalu berlebihan (melebihi kapasitas yang tersedia) di suatu ruas saluran akan
menyebabkan terjadinya limpasan (overtopping). Tanggul saluran yang sering mengalami limpasan
mempunyai kemungkinan sangat besar terjadi gerusan (eroded) dan menurun permukaannya, oleh
karenanya kapasitas pengaliran akan berkurang dari kondisi semula waktu direncanakan. Opertopping
dapat dihindari dengan cara:
- Mengurangi debit pengaliran,
- Meningkatkan kapasitas saluran.
V-9
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Bentuk kembali tanggul (yang tadi digali) dengan mengisinya dengan tanah mengandung lempung
setebal 5 sampai 10 cm lalu padatkan dalam keadaan lembab (Gambar 5.3c). selagi melakukan
penimbunan tersebut periksa secara teratur elevasinya.
Tarah kedua sisi lereng lalu pasang gebalan rumput di atasnya jika elevasi tanggul sudah tercapai
(Gambar 5.3d).
Jika kegiatan seperti prosedur di atas tidak mungkin dilakukan maka bisa dibuat pelimpah darurat
(emergency outlet) berupa lekukan yang diberi lapis pelindung menuju sistem drainase terdekat. Struktur
seperti ini memungkinkan mengalirkan kelebihan air tanpa merusak tanggul saluran.
V - 10
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Alat penumbuk
V - 11
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Kebocoran
Elevasi muka air di hulu bangunan lebih tinggi dari pada di sebelah hilir. Akibatnya air akan mencari
lintasannya sendiri melalui bagian bawah atau sepanjang bagian bawah fondasi bangunan, atau bahkan
melalui retakan/celah kecil di bawah atau di samping bagian terbawah bangunan. Ketika air telah
menemukan jalan lintasannya terjadilah bocoran dan pada saat yang sama pula masalah erosi juga terjadi.
Semakin lama bocoran akan membesar dengan terlepasnya butiran tanah di sekelilingnya dan akhirnya
bangunan mengalami keruntuhan (collapse) jika tidak segera diambil tindakan pencegahan.
Gerusan
Ruas saluran tidak dilining di hilir dekat bangunan atau bagian hilir dari ruas saluran yang dilining sering
sekali mengalami gerusan. Hal yang sama juga terjadi di sebelah hilir lantai kolam olak bila tidak diperkuat
dengan konstruksi khusus untuk meredam (dissipate) energi air yang berasal dari hulu bangunan.
Zona transisi antara ruas saluran yang dilining dengan bagian hilirnya yang tidak dilining sangat rentan
terhadap gerusan, jika tidak segera ditangani bagian ini akan tergerus dan akhirnya mengalami keruntuhan.
Pelumpuran
Penumpukan endapan dan benda lainnya yang terhanyut dapat mempengaruhi keberfungsian saluran.
Sebagai contoh, jika kolam peredam energi (stilling basin) terisi endapan maka proses peredaman energi
akan menjadi kurang efektif. Hal yang sama terjadi pada bangunan bagi, pembagian aliran akan menjadi
kurang akurat karena perubahan kecepatan aliran dan elevasi muka air.
Demikian juga bila endapan pasir menumpuk di muka bangunan pengambilan (intake), massa pasir ini akan
terangkut dan mengendap di saluran pembawa.
Pengendapan ini sulit sekali dihindari. Tergantung dari kondisi lokal, endapan pasir akan terbentuk pada
ujung ruas saluran bagian atas ini.
V - 12
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
lama lama pintu jadi macet, seterusnya menimbulkan pengaruh negatip terhadap kegiatan O.P. bangunan
tersebut.
Pemeliharaan rutin penting untuk menghindari permasalahan di atas, atau setidak-tidaknya mengurangi
seminimum mungkin pengaruhnya terhadap bangunan.
Inspeksi Bangunan
Bangunan bisa terhindar dari permasalahan seperti erosi, pengendapan, kropos dan berkarat jika diinspeksi
secara teratur dan segera ditangani. Dengan cara begini tempat tempat di mana mulai timbul bocoran, erosi
dan keropos dapat diketahui. Tindakan secepatnya melakukukan perbaikan akan menghentikan
permasalahan selagi ianya baru mulai timbul, sebelum berkembang menjadi lebih serius.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan terdiri dari dua jenis kegiatan:
- Pembersihan dan pengangkatan endapan,
- Pengecatan dan pelumasan.
V - 13
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Langkah 2
Lebar dan dalamkan celah retakan
Langkah 3
Isi celah retakan dengan mortar semen pasir, lalu ratakan dan haluskan dengan cetok.
V - 14
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Gambar 5.7
Langkah 2
Isi kembali celah di bawah lining dengan tanah yang dipadatkan (Gambar 5.8).
V - 15
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Gambar 5.8
Langkah 3
Pasang tirai/partisi dari beton/pasangan batu di bawah lantai dan slope lining saluran, pastikan tirai
tersebut betul-betul menyatu dengan konstruksi lining saluran.
Langkah 4
Timbun kembali celah yang tersisa lalu padatkan sampai betul betul padat, dan rapikan.
Pasang tirai beton di bawah lining Timbun ujung lining dan padatkan
V - 16
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Pemeliharaan Tanggul
Tanggul harus dipatroli secara periodik segera setelah kejadian banjir. Saluran maupun gorong-gorong
melintas tanggul harus diinspeksi dengan teliti karena daerah ini merupakan titik-titik yang lemah.
Kerusakan-kerusakan kecil bagaimanapun juga harus segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar. Tanggul yang ditutup dengan gebalan rumput dapat mencegah erosi alur (rill erosion) akan
memperingan proses pemeliharaan. Tumbuhan dan semak-semak di atas tanggul tidak boleh dibiarkan
tumbuh. Kerusakan akibat ulah binatang pengerat bisa sangat berbahaya dan harus segera dicegah jangan
sampai melubangi tanggul. Hewan ternak yang merumput di atas tanggul masih dibolehkan apabila slope
tanggul adalah 3:1 atau lebih datar. Rumput-rumput harus dipelihara kalau tidak gebalan akan rusak.
Pengendalian pohon-pohon dan semak-semak menggunakan herbisida yang dianjurkan akan sangat
membantu memelihara gebalan rumput.
V - 17
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
ketahanan badan jalan. Alur bekas ban kendaraan yang lewat tersebut harus ditutup segera. Bahu jalan harus
segera dibentuk lagi seperti semula agar aliran permukaan (runoff) dapat mengalir menuju parit jalan yang
sudah disediakan.
Semak-semak dan pepohonan terlalu lebat di sisi bahu jalan harus dipotong kalau tidak akan mengganggu
jarak pandang dan bisa menyebabkan bahaya kebakaran.
Parit drainase di tepi jalan harus selalu dipelihara agar tidak tersumbat. Lining parit drain rusak/patah karena
penurunan tanah di bawahnya atau alinyemen drainase yang kurang sesuai, harus segera dilining kembali
dan alinyemennya diatur kembali.
V - 18
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
mungkin terjadi. Konstruksi parapet yang membentang di ruas antara BGs.11 dan BGs.12 menonjol ± 1.50
m di atas permukaan tanah akan mengalami tekanan air sangat besar. Bidang pertemuan antar segmen
parapet akan menjadi titik lemah yang harus dipertimbangkan. Retakan dan deformasi pada konstruksi
beton parapet akibat penurunan pada tanah pondasi lunak.
Perbaikan beton dilakukan dengan pendekatan dan mengikuti urutan langkah sebagai berikut:
- Penentuan penyebab kerusakan,
- Evaluasi volume dan besarnya kerusakan,
- Evaluasi kebutuhan perbaikan,
- Pemilihan metode dan material untuk perbaikan,
- Menyiapkan beton untuk perbaikan,
- Menerapkan metode perbaikan,
- Pemeliharaan pekerjaan perbaikan.
Di samping pelaksanaan konstruksi yang kurang bermutu, kesalahan pengoperasian, dan kurangnya
pemeliharaan, kerusakan beton bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: i) perubahan iklim; ii)
pembebanan melampaui batas; iii) kavitasi; iv) pengikisan (abrasi); v) air/tanah sulfat masam; vi) reaksi
senyawa alkali; vii) proses karbonasi; dan viii) berkaratnya tulangan beton; ix) retakan (crack).
Metode standar perbaikan dan pemeliharaan beton secara garis besar dikategorikan sebagai berikut:
Penyekatan dan penyaputan, bisa dipergunakan untuk melindungi beton dan memperbaiki permukaan
beton yang rusak dan retakan kecil (sering diterapkan untuk pemeliharaan);
Perbaikan tipis, ketebalan kurang dari 2 inci (5 cm) akan tetapi tulangan beton belum terekspos;
Perbaikan tebal, secara tipikal sampai sekurang-kurangnya 1 lapisan tulangan atau sekurang-kurangnya
setebal 6 inci (15 cm), tulangan sudah terekspos;
Perbaikan retak-retak dan bocor.
V - 19
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
V - 20
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran. Bagian yang penting dari pintu
air adalah :
- Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur
dan menutup aliran air.
V - 21
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Pemeliharaan Triwulanan
Setiap triwulan harus dilakukan pemeliharaan sebagai berikut:
Semua bagian yang dilas harus diperiksa untuk mengetahui jika ada retakan/kerusakan dan cacat,
Semua lubang drain harus dibersihkan,
Jika didapati bagian permukaan yang dekok harus diperbaiki,
Bagian yang berkarat harus dibersihkan dan dicat ulang sesuai dengan petunjuk pabrikan,
Roda-roda gigi harus digerak-gerakkan untuk memastikan roda tersebut masih bisa bergerak bebas,
Perapat karet (Seal) harus diperiksa rusak atau tidak, jika rusak segera diganti,
Semua mur dan baut harus dikencangkan,
Alur pintu (guide frame) harus dibersihka dari kersik, pasir, dan kotoran lainnya yang menempel.
Pemeliharaan Tahunan
Semasa pemeliharaan tahunan pemeriksaan tambahan dan pemeliharaan berikut ini harus dilakukan:
- Bagian-bagian yang tertanam dalam tembok beton harus diperiksa ada kecacatan/rusak atau tidak.
Segera diperbaiki jika ada,
- Ambang dan guideframe harus dibersihkan dari kersik dan pasir,
- Siku bagian penumpu roda gigi harus diteliti setiap adanya tanda-tanda tekuk,
- Penyetop pintu harus diteliti untuk menjamin agar tetap pada kedudukan yang benar pada setang
pengangkat,
- Setang penggerak harus diteliti setiap adanya tanda-tanda tekuk atau keausan,
- Siku bagian pengangkat pintu horisontal diteliti terhadap tekuk,
- Pinion dan Roda gigi penggerak pintu harus diteliti untuk setiap tanda-tanda kesalahan pemeliharaan
dan gerakan pintu ke atas dan ke bawah dijamin halus, suara gigi halus dan kerja pintu secara umum
baik,
V - 22
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
- Daun pintu harus terangkat penuh di atas permukaan air, sehingga seluruh daun pintu dapat diperiksa
terhadap kerusakan mekanis, korosi dan keadaan lapisan cat,
- Daun pintu sampai kaitan ke setang penggerak harus diperiksa terhadap keausan dan korosi dan diteliti
terhadap gerak bebas.
Trashracks adalah peralatan yang digunakan untuk menahan sampah, kotoran, puing, rongsokan dan benda
lain yang tidak dikehendaki masuk dan menutup aliran air ke dalam intake.
Trashrack biasanya akan mengalami penyumbatan karena bukaannya (opening) terlalu kecil, atau karena
berkuranya tinggi tekanan pada inlet menyebabkan benda-benda seperti sedimen akan mengendap dan
lama-lama menumpuk. Bukaan yang terlalu kecil menyebabkan sampah sisa tumbuhan seperti ranting dan
daun akan tersangkut pada batangan trashrack. Tumpukan sampah seperti ini akan mempercepat
tertahannya sedimen yang berukuran lebih besar. Akhirnya trashrack akan mengalami penyumbatan total.
Prosedur Pemeliharaan
Pemeliharaan harus meliputi kegiatan: pemeriksaan berkala, apakah terjadi kerusakan, bila demikian harus
segera diperbaiki. Trashrack harus sering dicek sebelum, selama, dan setelah terjadi hujan deras untuk
memastikan ianya tetap berfungsi dengan baik, dan membuang sampah yang menumpuk. Selalu waspada
dan hati-hati ketika membersihkan sampah pada saat muka air tinggi.
Trashracks harus diperiksa sekurang-kurangnya: i) sebelum terjadi hujan lebat; ii) selama musim hujan; iii)
setelah hujan lebat, dan iv) dua kali seminggu.
Pemeiksaan harus termasuk, tapi tidak terbatas dengan hal-hal sebagai berikut ini:
- Periksa semua koneksi mekanis seperti baut dan engsel yang terpasang terhadap kerusakan dan karatan.
- Coba tarik keluar trashrack untuk memastikan ia masih erat terpasang.
- Periksa batang besi (vertical maupun horizontal) apakah ada yang rusak,
- Periksa sambungan yang dilas apa ada yang retak atau rusak,
- Periksa engsel-engsel apakah masih terpasang erat,
- Periksa lobang inlet di mana trashrack terpasang, jika telah tersumbat copot trashrack lalu bersihkan
dari dari sampah,
- Bersihkan semua sampah dan puing-puing menggunakan tangan atau alat penggaruk,
- Buang sedimen yang mengendap di muka intake agar tidak menyumbat bangunan intake.
V - 23
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
Pengamanan jaringan irigasi adalah upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan, atau manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi.
Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan kegiatan preventif untuk menjaga kondisi dan atau
fungsi Jaringan Irigasi serta mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan dan fasilitas
jaringan, yang diakibatkan oleh ulah manusia maupun hewan dan proses alami yang semestinya dapat
dicegah.
Kegiatan pengamanan dilakukan setiap hari bahkan setiap saat oleh Dinas yang membidangi irigasi
bersama-sama dengan komunitas petani pemakai air (P3A) dan bahkan seluruh masyarakat petani yang
bersangkutan.
Setiap aktivitas yang membahayakan atau merusak jaringan irigasi dilakukan tindakan pelarangan atau
pembatasan. Selain pelarangan atau pembatasan, dilakukan pula tindakan pencegahan dengan memasang
papan larangan, papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya guna mencegah tindakan yang
membahayakan.
Tindakan pengamanan dan pencegahan dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a) Tindakan pengamanan
1) Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan memasang papan
larangan.
2) Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan di dalam garis
sempadan saluran. Kelompok Pembina Lapangan (KPL) harus mengontrol patok-patok batas tanah
pengairan, supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
3) Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi yang melebihi kelas jalan.
4) Melarang mandi di sekitar bendung atau lokasi-Iokasi yang berbahaya.
5) Melarang mendirikan bangunan yang mengganggu tanggul saluran irigasi.
6) Melarang menanam pohon di atas dan sekitar saluran irigasi.
7) Mengatur lokasi galian golongan C sesuai dengan ketentuan Perda, yaitu, antara lain: 1.500 m sebelah
hulu bendung dan 1000 m sebelah hilir bendung tidak boleh ada pengambilan batu atau pasir. (mengacu
SK Dirjen Pengairan No. 471 Tahun 1998 tentang Penyesuaian lokasi galian C).
b) Tindakan pencegahan
1) Membuat bangunan pengaman di tempat-tempat yang berbahaya, misalnya disekitar bangunan, ruas
saluran yang sangat dalam, daerah perkampungan dan lain sebagainya.
2) Membuat jembatan penyeberangan.
3) Memasang peralatan peringatan dini untuk menyampaikan adanya bahaya banjir.
4) Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci di saluran sesuai kebutuhan.
V - 24
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
V - 25
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)
- Mengelola sampah di tempat asalnya (lokasi produsen sampah): menyiapkan fasilitas penampungan di
dekat pemukiman masyarakat;
- Sistem regulasi pengelolaan sampah: menyiapkan perangkat hukum dan sistem tata aturan yang
mengikat dan melindungi semua pihak yang berkepentingan;
- Penyiapan dana pembiayaan baik berupa retribusi maupun subsidi dari pemerintah untuk menangani
pengelolaan sampah;
- Peran Serta Masyarakat: termasuk kampanye penyadaran masyarakat tentang perubahan sikap dan
perilaku yang mendukung pelestarian lingkungan sehat;
- Teknik dan metode pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
V - 26