Anda di halaman 1dari 26

Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan

Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

BAB V
PEMELIHARAAN

5.1 Pendahuluan
Jaringan irigasi yang dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat secara berkesinambungan dari
generasi ke generasi (FAO, Maintenance Service, 1979).
Beberapa penyebab buruknya kegiatan pemeliharaan antara lain patut dikemukakan di sini adalah:
 Minimnya dana yang tersedia untuk pengelolaan,
 Kurangnya minat petani untuk berpartisipasi dan bekerja-sama pada kegiatan pemeliharaan,
 Organisasi yang kurang memadai untuk mewadahi kegiatan pemeliharaan.
Kurangnya minat petani untuk bergabung dalam kegiatan pemeliharaan dalam beberapa kasus petani tak
menyadari pentingnya kegiatan pemeliharaan juga bagaimana metode pemeliharaan itu seharusnya
dilakukan, bahkan merasa kegiatan itu justru menguntungkan pihak lain, bukan dirinya. Selain itu petani
belum mempunyai rasa kepemilikan terhadap jaringan irigasi oleh karenanya mereka enggan berpartisipasi
pada kegiatan pemeliharaan. Selain itu buruknya sistem pemeliharaan bisa juga disebabkan oleh kualitas
perencanaan kegiatan, dana yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan terbaik.

5.2 Perencanaan
5.2.1 Maksud dan Tujuan Pemeliharaan
Rencana pemeliharaan bertujuan mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan/asset yang dioperasikan.
Termasuk di dalam skop ini pemeliharaan bersifat pencegahan, pemeliharaan rutin, penggantian spare part
dan komponen struktur, dan kegiatan lain yang perlu untuk mempertahankan asset agar mampu

V-1
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

memberikan layanan yang dibutuhkan secara berkesinambungan setidaknya selama umur ekonomis
bangunan yang diproyeksikan.
Hendaklah diingat pula bahwa pemeliharaan tidak termasuk (mengecualikan) kegiatan-kegiatan yang
bersifat memnambah kapasitas, dan kegiatan peningkatan signifikan lainnya yang menyimpang dari tujuan
semula bangunan tersebut dibuat.
Perencanaan pemeliharaan meliputi sekumpulan kegiatan yang: (1) dimulai dari pemahaman terhadap hasil
inventarisasi asset; (2) memahami peran dan fungsi dari asset yang memberikan manfaat kepada pengguna;
(3) mempertimbangkan kebutuhan pemeliharaan dan menjaganya agar tetap dalam kondisi siap operasi
dengan risiko yang masih dapat diterima akibat terjadi kegagalan dan terputusnya layanan; (4)
memprioritaskan pemeliharaan khusus kepada asset yang mengalami kondisi kritik dalam memberikan
layanan/misinya; (5) menyeimbangkan item pekerjaan dengan biaya yang tersedia dengan tetap
memaksimalkan volume pekerjaan yang produktif sesuai kemampuan pengelolaan.

5.2.2 Perencanaan Pemeliharaan


Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama perkumpulan petani pemakai air
berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi jaringan irigasi.Dalam rencana pemeliharaan terdapat
pembagian tugas, antara P3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani P3A dan bagian
mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan kerjasama O.P.
Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi:
 Inspeksi rutin dilaksanakan oleh Juru 10-15 hari sekali untuk membuat usulan kerusakan,
 Penelusuran Jaringan Irigasi
 Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
 Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Saluran Induk
 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
 Penyusunan Program/Rencana Kerja

Rekapitulasi kegiatan perencanaan pemeliharaan selengkapnya ditampilkan dalam Tabel 5.1 berikut di
bawah ini.

V-2
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Tabel 5.1 Perencanaan Pemeliharaan Saluran Induk


No. Kegiatan Perencanaan Pelaksana Frekuensi Hasil Kegiatan
Pemeliharaan
1 Inspeksi rutin Juru pengairan 10-15 hari sekali - Pemeliharaan rutin (Blangko 01-P)
- Usulan perbaikan kerusakan
2 Penelusuran saluran Oleh UPTD, Mantri, Dua kali setahun, - Hasil penelusuran (Blangko 02-P)
GP3A/P3A secara pada saat pengeri - Rangking prioritas perbaikan
partisipatif ngan dan kondisi
air normal
3 Analisis tingkat kerusakan Klasifikasi kondisi kerusakan
4 Pengukuran dan pembuat Dinas/Pengelola - Data pengukuran
an desain irigasi bersama P3A - Gambar desin
- Nota perhitungan
5 Perhitungan RAB - Volume pekerjaan
- RAB berdasarkan harga yang
berlaku setempat
6 Penyusunan rencana kerja Dinas/Pengelola - Pekerjaan swakelola
irigasi bersama P3A - Pekerjaan yang dapat dikontrakkan

5.3 Permasalahan yang Sering Dijumpai di Lapangan


Permasalahan yang potensial dan sering muncul dan perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pemeliharaan
saluran induk dan bangunan antara lain adalah:
 Erosi, bocoran, dan limpasan saluran,
 Kropos dan berkaratnya daun pintu, dan komponennya,
 Rumput dan semak-semak serta tumbuhan air dalam saluran,
 Tanaman, akumulasi lumpur dan sedimen, serta sampah dan rongsokan yang dibuang ke dalam
saluran,
 Bocoran saluran akibat bobol, dan dilubangi binatang air,
 Kebocoran pada pintu air akibat kurangnya pemeliharaan,
 Keadaan kering dan basah silih berganti menyebabkan struktur dari kayu jadi kropos dan bahan dari
baja jadi berkarat,
 Macetnya pintu-pintu dan stang ulir akibat kurang pelumasan.

5.4 Frekuensi Pemeliharaan


Daur optimum pekerjaan pemeliharaan adalah rentang waktu antara dua kegiatan operasi pemeliharaan
elemen konstruksi berurutan di mana tidak terjadi penurunan dan kegagalan efisiensi pemeliharaan. Kalau
merujuk kepada efisiensi standar yang ditetapkan dalam dokumen desain (efisiensi absolut) terjadinya

V-3
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

malfungsi sebesar 10 – 20% masih normal dan dapat diterima (FAO, Canal Maintenance, 1976). Sebagai
contoh saluran induk yang mengalami penurunan efisiensi sebesar 15% dari efisiensi standar,
pengangkatan sedimen sekali dalam 3 tahun adalah wajar (acceptable).
Siklus optimum pemeliharaan pada dasarnya tergantung berbagai faktor lokal antara lain: iklim, lamanya
praktek musim tanam, kualitas air (terutama muatan sedimen), kualitas bangunan, kondisi sosial budaya
dll.
Dari aspek bangunan (saluran) dengan cara mengklasifikasikan saluran berdasarkan tipenya (Tabel 5.2)
dapat dibuat suatu pedoman untuk menentukan rentang waktu siklus pemeliharaan seperti tercantum pada
Tabel 5.3. sebagai contoh kegiatan pengangkatan lumpur untuk saluran tipe A, untuk saluran yang
mengandung kadar lumpur tinggi maka siklus pemeliharaannya adalah 3 tahun. Artinya saluran tersebut
mempunyai siklus optimum pengangkatan lumpur 3 tahunan.

Tabel 5.2 Tipe Saluran


Tipe Saluran Dimensi Hidrolis (m)
Lebar dasar Tinggi ma.
A 10 - 20 >3
B 8 - 10 2.5 - 3.0
C 4-6 1,8 - 2,4
D 2-4 1.3 - 1.7
E 1-2 < 1 - 1.2

Tabel 5.3 Siklus pemeliharaan saluran

V-4
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Pemeliharaan Tipe saluran Siklus Pemeliharaan (Tahun)


Kadar lumpur rendah Kadar lumpur tinggi
Saluran pemberi
A 8 3
B 7 3
Pengangkatan lumpur C 6 3
D 4 2
E 3 2
Pembersihan rumput A,B,C,D,E 1
Perapihan lereng A,B,C,D,E 3
Bangunan besar 6
Bangunan sedang/kecil 3
Saluran drainase
A,B,C 6
Pengangkatan lumpur
D,E 4
Pembersihan rumput A,B,C,D,E 1
Bangunan semua tipe 3
Bendung dan pintu air
Pembersihan rumput 1
Pekerjaan konservasi 4
Pasangan batu 4
Pintu-pintu 2
Hidromekanikal
- Revisi 1
- Overhaul 5

5.5 Pemeliharaan Sistem Saluran Induk


Saluran dan bangunan akan menjadi usang dan mengalami kemerosotan fungsi seiring bergulirnya waktu.
Kemerosotan bisa disebabkan berbagai faktor seperti: faktor alami (pelapukan), erosi, pelumpuran
(sedimentasi), sampah dan rongsokan yang dibuang ke dalam saluran, kurangnya pemeliharaan dan lain
sebagainya.
Faktor fisik yang menentukan moda pemeliharaan adalah:
 Jenis tanah,
 Ukuran dan dimensi saluran,
 Topografi
 Kualitas air, dan faktor lingkungan.
Kegiatan pemeliharaan saluran bisa berupa:
 Pemeliharaan Ringan: pembersihan rumput dan tumbuhan air dari dalam saluran, lereng dan tanggul
saluran,

V-5
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

 Pemeliharaan Berat: penanganan bocoran; pemeliharaan dan perbaikan profil saluran (termasuk
pengangkatan lumpur dan tumbuhan air); penanganan longsoran tebing; pemeliharaan gorong-gorong,
sifon,dan bangunan pelimpah.

5.5.1 Jenis-jenis Pemeliharaan


Ada tiga jenis pemeliharaan saluran yang utama yakni:
- Pemeliharaan rutin (biasa) agar sistem irigasi saluran induk berfungsi normal dan biasanya dilakukan
setahun sekali;
- Pemeliharaan khusus termasuk dalam jenis ini adalah kerusakan akibat bencana banjir, gempa bumi, dan
daerah rentan lainnya. Penyediaan dan pengalokasian dana perlu disiapkan untuk perbaikannya.
- Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk memulihkan kondisi saluran seperti kondisi semula. Ini sering
dilakukan jika ada modifikasi sistem saluran dan bangunan terkait seperti tambahan debit yang tersedia,
perubahan pola tanam dll.

5.5.2 Jenis Kegiatan


Kegiatan pemeliharaan rutin bisa berupa kegiatan:
- Pembersihan rumput dan tumbuhan air,
- Pengangkatan sampah dan rongsokan yang terapung di permukaan saluran dan di muka bangunan
pintu air saluran induk,
- Pengangkatan sedimen

5.5.3 Pemeliharaan Saluran dari Tanah (earthen canal)


Sehubungan dengan pemeliharaan, ada empat masalah utama pada saluran tanah yang perlu mendapat
perhatian yakni: i) sedimentasi; ii) pengendalian rumput dan tanaman air; iii) bocoran; iv) erosi dan
longsoran.

Sedimentasi
Sedimentasi yang berlebihan merupakan problem utama yang mempengaruhi kinerja saluran tanah.
Berikut adalah penyebab pelumpuran saluran:

Tabel 5.4 Sedimentasi dan penyebabnya

V-6
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

No. Problem Penyebab


1 Terlalu banyak lumpur yang masuk Cacat perencanaan
lewat intake
2 Pengambilan ke saluran cabang idem
tidak proporsional
3 Terlalu lama mengarahkan aliran idem
ke titik tertentu
4 Ada pasir yang terhanyut idem
5 Kapasitas angkut saluran tidak idem
memadai
6 Material galian masuk kembali ke Pemeliharaan tidak
dalam saluran akibat hujan/angin memadai
7 Intake gagal berfungsi idem
8 Penggalian sedimen secara sembara idem
ngan
9 Pertumbuhan rumput sangat cepat idem
10 Pemeliharaan saluran yang tidak idem
benar

Perbaikan terhadap cacat desain memerlukan banyak perubahan secara fisik yang berimplikasi kepada
kebutuhan investasi yang cukup besar. Namun demikian efek cacat desain bisa diminimalkan dengan
mengaplikasikan pemeliharaan yang layak.
Kesalahan pengoperasian juga menjadi penyebab sedimentasi. Saluran yang membawa muatan terlarut
sangat tinggi tidak boleh dioperasikan di bawah ¾ kapasitas penuhnya karena di bawah kapasitas tersebut
kecepatan aliran akan berkurang selanjutnya akan memicu terjadinya pengendapan.
Pembukaan pintu geser secara mendadak dan dalam posisi eksentrik akan menyebabkan perubahan
kecepatan terlalu besar, bisa menyebabkan gerusan di hilir pintu.

Rembesan Saluran
Tanah dasar dan tebing saluran yang bersifat porous bisa mengakibatkan rembesan saluran. Rembesan air
dari tanggul saluran merupakan kehilangan air irigasi yang amat berharga yang bisa menyebabkan
genangan di lahan persawahan dan jalan di sampingnya.
Mengurangi rembesan dengan pemadatan tanggul saluran dilakukan sebagai berikut.
Rembesan bisa dikurangi dengan pemadatan pusat dan inti timbunan tanggul. Pertama-tama digali parit
kecil di badan tanggul, lalu diisi lagi dengan lapisan tanah, dipadatkan. Isi lapisan berikutnya dan
dipadatkan lagi. Begitu seterusnya sampai lapisan terakhir berada di atas elevasi muka air. Kalau material
tanggul berpasir maka gantilah tanah tersebut dengan tanah yang banyak mengandung lempung. Setiap
lapisan dibuat lembab dan dipadatkan secara manual

V-7
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

elevasi ma.

Lapisan dipadatkan

Gambar 5.1 Tirai penghalang rembesan

Perbaikan Bocoran
Umumnya saluran terutama yang terletak di atas timbunan akan mengalami kebocoran melalui lobang
ataupun retekan di dalam tubuh timbunan. Saluran yang bocor bisa ditandai dengan adanya genangan air di
permukaan tanah di sisi saluran. Tapi bocoran pada dasar saluran susah sekali dilihat kecuali setelah saluran
tersebut kita keringkan.

Bocoran harus segera ditangani setelah diketahui lokasinya. Prosedur perbaikan adalah sebagai berikut:
- Keringkan saluran, tandai tempat yang bocor dengan patok yaitu pada tempat masuk (inlet) dan
keluarnya (outlet) air.
- Galilah tanah di lokasi bocoran sedemikian rupa sehingga membentuk anak tangga (lihat Gambar 5.2).
- Timbun kembali dan bentuklah tanggul saluran dengan tanah timbunan yang telah dibasahi lalu padatkan
dengan alat penumbuk sebaik-nya lapis demi lapis.

V-8
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Timbunan Patok Patok


tanah galian

Penumbuk

Tanah galian

Gambar 5.2 Penanganan bocoran saluran

Menangani Limpasan
Pengaliran debit yang terlalu berlebihan (melebihi kapasitas yang tersedia) di suatu ruas saluran akan
menyebabkan terjadinya limpasan (overtopping). Tanggul saluran yang sering mengalami limpasan
mempunyai kemungkinan sangat besar terjadi gerusan (eroded) dan menurun permukaannya, oleh
karenanya kapasitas pengaliran akan berkurang dari kondisi semula waktu direncanakan. Opertopping
dapat dihindari dengan cara:
- Mengurangi debit pengaliran,
- Meningkatkan kapasitas saluran.

Prosedur Membangun Kembali Kapasitas Saluran


 Bersihkan tumbuhan/rerumputan jika ada. Lalu tncapkan patok pada kedua sisi ruas yang mengalami
penurunan (Gambar 5.3a). dengan bantuan tali rapia yang diikatkan pada patok di dua sisi maka elevasi
muka tanggul dapat diperiksa.
 Galilah daerah bersangkutan sehingga membentuk anak tangga (Gambar 5.3b).

V-9
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

lereng setelah limpasan


Bentuk lereng semula

Gambar 5.3a Ruas saluran mengalami gerusan

Top lereng semula

Galian berbentuk tangga

Gambar 5.3b Galian tanggul berbentuk tangga

 Bentuk kembali tanggul (yang tadi digali) dengan mengisinya dengan tanah mengandung lempung
setebal 5 sampai 10 cm lalu padatkan dalam keadaan lembab (Gambar 5.3c). selagi melakukan
penimbunan tersebut periksa secara teratur elevasinya.
 Tarah kedua sisi lereng lalu pasang gebalan rumput di atasnya jika elevasi tanggul sudah tercapai
(Gambar 5.3d).
Jika kegiatan seperti prosedur di atas tidak mungkin dilakukan maka bisa dibuat pelimpah darurat
(emergency outlet) berupa lekukan yang diberi lapis pelindung menuju sistem drainase terdekat. Struktur
seperti ini memungkinkan mengalirkan kelebihan air tanpa merusak tanggul saluran.

V - 10
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Alat penumbuk

Gambar 5.3c Lapisan timbunan ulang yang dipadatkan

Gambar 5.3d Finishing timbunan dengan gebalan rumput

5.6 Pemeliharaan Bangunan Saluran Induk


5.6.1 Permasalahan Sekitar Bangunan
Problem utama , dalam banyak kasus bersumber dari kekurang-layakan pengoperasian dan kurang
memadainya pemeliharaan, mengakibatkan bangunan tidak berfungsi secara optimal dapat di katogorikan
secara ringkas sebagai berikut:
- Kebocoran,
- Gerusan,
- Pengendapan lumpur di muka bangunan, dan

V - 11
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

- Kropos dan berkaratnya bangunan.


Masalah hilangnya daun pintu dan komponen lainnya dari struktur bangunan ataupun vandalisme dan
pengrusakan bangunan sukar dicegah, namun bisa diminimalisisr dengan melibatkan kelompok petani
dalam pelaksanaan O.P. saluran, dan dengan menanamkan pengertian bahwa bangunan irigasi adalah milik
bersama dan harus dipelihara secara bersama-sama.

Kebocoran
Elevasi muka air di hulu bangunan lebih tinggi dari pada di sebelah hilir. Akibatnya air akan mencari
lintasannya sendiri melalui bagian bawah atau sepanjang bagian bawah fondasi bangunan, atau bahkan
melalui retakan/celah kecil di bawah atau di samping bagian terbawah bangunan. Ketika air telah
menemukan jalan lintasannya terjadilah bocoran dan pada saat yang sama pula masalah erosi juga terjadi.
Semakin lama bocoran akan membesar dengan terlepasnya butiran tanah di sekelilingnya dan akhirnya
bangunan mengalami keruntuhan (collapse) jika tidak segera diambil tindakan pencegahan.

Gerusan
Ruas saluran tidak dilining di hilir dekat bangunan atau bagian hilir dari ruas saluran yang dilining sering
sekali mengalami gerusan. Hal yang sama juga terjadi di sebelah hilir lantai kolam olak bila tidak diperkuat
dengan konstruksi khusus untuk meredam (dissipate) energi air yang berasal dari hulu bangunan.
Zona transisi antara ruas saluran yang dilining dengan bagian hilirnya yang tidak dilining sangat rentan
terhadap gerusan, jika tidak segera ditangani bagian ini akan tergerus dan akhirnya mengalami keruntuhan.

Pelumpuran
Penumpukan endapan dan benda lainnya yang terhanyut dapat mempengaruhi keberfungsian saluran.
Sebagai contoh, jika kolam peredam energi (stilling basin) terisi endapan maka proses peredaman energi
akan menjadi kurang efektif. Hal yang sama terjadi pada bangunan bagi, pembagian aliran akan menjadi
kurang akurat karena perubahan kecepatan aliran dan elevasi muka air.
Demikian juga bila endapan pasir menumpuk di muka bangunan pengambilan (intake), massa pasir ini akan
terangkut dan mengendap di saluran pembawa.
Pengendapan ini sulit sekali dihindari. Tergantung dari kondisi lokal, endapan pasir akan terbentuk pada
ujung ruas saluran bagian atas ini.

Pengeroposan dan karat


Bagian bangunan yang terbuat dari kayu, dan baja pasti akan mengalami kekeringan dan terendam air
silih berganti. Bagian dari kayu lama lama keropos dan terdisintegrasi, sedangkan baja akan berkarat,

V - 12
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

lama lama pintu jadi macet, seterusnya menimbulkan pengaruh negatip terhadap kegiatan O.P. bangunan
tersebut.
Pemeliharaan rutin penting untuk menghindari permasalahan di atas, atau setidak-tidaknya mengurangi
seminimum mungkin pengaruhnya terhadap bangunan.

5.6.2 Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan


Desain dan pelaksanaan konstruksi bangunan hidrolik yang dilakukan dengan baik akan berfungsi dengan
baik selama pengoperasiannya dilakukan dengan layak dan dipelihara secara hati-hati. Itu berarti tidak ada
bocoran dan juga tidak ada erosi terjadi, dan tak ada bagian bangunan (yang sifatnya bergerak) yang
berkarat dan keropos.

Inspeksi Bangunan
Bangunan bisa terhindar dari permasalahan seperti erosi, pengendapan, kropos dan berkarat jika diinspeksi
secara teratur dan segera ditangani. Dengan cara begini tempat tempat di mana mulai timbul bocoran, erosi
dan keropos dapat diketahui. Tindakan secepatnya melakukukan perbaikan akan menghentikan
permasalahan selagi ianya baru mulai timbul, sebelum berkembang menjadi lebih serius.

Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan terdiri dari dua jenis kegiatan:
- Pembersihan dan pengangkatan endapan,
- Pengecatan dan pelumasan.

Pembersihan dan Pengangkatan


Endapan pasir dan tumbuhan yang menempel dapat menyebabkan berubahnya kecepatan aliran melalui
bangunan, sehingga fungsi bangunan jadi kurang efektif. Pembersihan endapan pasir dan benda-benda
penghalang lainnya seperti batu dan tumbuhan liar harus sering dilakukan. Pohon dan semak harus
disingkirkan dari sekitar bangunan agar memudahkan pelaksanaan inspeksi.

Pengecatan dan Pelumasan


Bangunan mengalami keadaan basah dan kering silih berganti, menyebabkan keroposnya kayu dan
berkaratnya besi. Pengecatan yang dilakukan berulang kali akan melindungi kayu dari pengeroposan. Agar
pintu-pintu dan bagian yang bergerak lainnya yang terbuat dari besi tidak macet maka pelumasan secara
teratur adalah sangat penting

V - 13
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Cara Menangani Bocoran pada Bangunan


Retak pada dinding dan lantai bangunan harus segera ditangani setelah ketahuan tempatnya. Menangani
bangunan ambang yang bocor/retak dilakukan sebagai berikut.
Langkah 1
Bersihkan dinding dan lantai bangunan sekitar mana retakan ditemukan. Buang semua pasir, tanah dan
tumbuhan yang menempel hingga bersih (Gambar 5.4).

Pembersihan areal sekitar retakan

Gambar 5.4 Penanganan bocoran bangunan

Langkah 2
Lebar dan dalamkan celah retakan

Perlebar celah retakan

Gambar 5.5 Penanganan retakan

Langkah 3
Isi celah retakan dengan mortar semen pasir, lalu ratakan dan haluskan dengan cetok.

V - 14
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Isi celah dengan mortar

Gambar 5.6 Pengisian mortar

Cara Mengatasi Gerusan


Sering terjadi gerusan pada ujung saluran yang dilining sehingga dasar maupun lereng lining menggantung
karena lubang yang menganga di bawahnya (gerowong). Jika ini dibiarkan ujung lining akan runtuh atau
patah. Untuk menghindari terjadinya gerowong semacam ini dapat dipasang cutoff (koferan) pada ujung
lining tersebut.
Untuk mengatasi growong di ujung saluran yang dilining dapat dilakukan hal sebagai berikut.
Langkah 1
Gali parit/celah pada dasar maupun lereng saluran yang tergerus sedalam 20 sentimeter di bawah bagian
yang tergerus (Gambar 5.7).

Parit di bawah ujung lining

Gambar 5.7

Langkah 2
Isi kembali celah di bawah lining dengan tanah yang dipadatkan (Gambar 5.8).

V - 15
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Celah diisi kembali dengan tanah


yang dipadatkan

Gambar 5.8

Langkah 3
Pasang tirai/partisi dari beton/pasangan batu di bawah lantai dan slope lining saluran, pastikan tirai
tersebut betul-betul menyatu dengan konstruksi lining saluran.

Langkah 4
Timbun kembali celah yang tersisa lalu padatkan sampai betul betul padat, dan rapikan.

Pasang tirai beton di bawah lining Timbun ujung lining dan padatkan

Gambar 5.9 Gambar 5.10

V - 16
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

5.7 Pemeliharaan Tanggul dan Jalan Inspeksi


Berbeda dengan struktur dari beton atau perkerasan jalan, tanggul saluran induk Gegesik umumnya berupa
timbunan yang berada di atas fondasi lunak, mudah sekali mengalami penurunan, erosi oleh arus maupun
curah hujan, dan kerusakan puncak tanggul karena tanggul difungsikan sebagai jalan. Tanggul juga bisa
mengalami kerusakan akibat binatang penggali lubang, rembesan dan erosi-buluh akhirnya terkikis dan
runtuh lerengnya, oleh karena itu pemeliharaan sangat diprioritaskan.
Tanggul saluran yang terkena erosi perlu diperbaiki dan dibentuk kembali (reshaping) seperti bentuk
semula. Demikian juga retak-retak pada tanggul saluran.
Pembuatan manual O.P. adalah tanggungjawab perencana, dan harus disiapkan segera setelah pekerjaan
percobaan pengujian (commissioning) dilaksanakan akan tetapi sebelum penyerahan pekerjaan (PHO)
kepada pemilik pekerjaan.

Pemeliharaan Tanggul
Tanggul harus dipatroli secara periodik segera setelah kejadian banjir. Saluran maupun gorong-gorong
melintas tanggul harus diinspeksi dengan teliti karena daerah ini merupakan titik-titik yang lemah.
Kerusakan-kerusakan kecil bagaimanapun juga harus segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar. Tanggul yang ditutup dengan gebalan rumput dapat mencegah erosi alur (rill erosion) akan
memperingan proses pemeliharaan. Tumbuhan dan semak-semak di atas tanggul tidak boleh dibiarkan
tumbuh. Kerusakan akibat ulah binatang pengerat bisa sangat berbahaya dan harus segera dicegah jangan
sampai melubangi tanggul. Hewan ternak yang merumput di atas tanggul masih dibolehkan apabila slope
tanggul adalah 3:1 atau lebih datar. Rumput-rumput harus dipelihara kalau tidak gebalan akan rusak.
Pengendalian pohon-pohon dan semak-semak menggunakan herbisida yang dianjurkan akan sangat
membantu memelihara gebalan rumput.

Pemeliharaan Jalan Inspeksi


Tujuan pemeliharaan tidak lain adalah melestarikan asset, bukan peningkatan. Tidak seperti pekerjaan jalan
lainnya, pemeliharaan harus dilakukan secara teratur. Pemeliharaan jalan terdiri dari kegiatan: menjaga
perkerasan, bahu jalan, fasilitas drainase, dan struktur lainnya agar terjaga seperti semula terbangun atau
kondisi setelah mengalami peningkatan.
Jalan inspeksi di sisi saluran induk harus dipelihara tidak hanya agar jalan tersebut bisa dilintasi akan tetapi
hal yang sangat penting adalah agar tidak merusak tanggul saluran. Jalan inspeksi harus dibangun dengan
pondasi (subbase) yang kokoh dan dilapisi dengan perkerasan. Jalan tanpa perkerasan tidak boleh dilintasi
kenderaan berat. Cekungan/alur bekas roda kendaraan melintas yang terisi air akan membahayakan

V - 17
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

ketahanan badan jalan. Alur bekas ban kendaraan yang lewat tersebut harus ditutup segera. Bahu jalan harus
segera dibentuk lagi seperti semula agar aliran permukaan (runoff) dapat mengalir menuju parit jalan yang
sudah disediakan.
Semak-semak dan pepohonan terlalu lebat di sisi bahu jalan harus dipotong kalau tidak akan mengganggu
jarak pandang dan bisa menyebabkan bahaya kebakaran.
Parit drainase di tepi jalan harus selalu dipelihara agar tidak tersumbat. Lining parit drain rusak/patah karena
penurunan tanah di bawahnya atau alinyemen drainase yang kurang sesuai, harus segera dilining kembali
dan alinyemennya diatur kembali.

5.8 Pemeliharaan Fasilitas Drainase


Permasalahan drainase di lahan beririgasi yang sering dijumpai adalah: i) ketidaktersediaan sistem drainase;
ii) pendangkalan saluran drainase akibat sedimentasi dan pembuangan limbah domestik; iii) saluran
drainase di daerah yang terkena pasang surut akan mengalami hambatan pengaliran; iv) pemeliharaan yang
kurang memadai terhadap fasilitas drainase yang ada.
Berikut merupakan solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan pada sistem
drainase lahan pertanian, yaitu:
- mengadakan penyuluhan akan pentingnya pembuatan saluran drainase yang terpisah dari saluran irigasi,
- membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran drainase dapat dibuang dengan
cepat agar tidak terjadi endapan,
- merancang sistem pengumpulan dan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir,
- peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lahan persawahan,
- mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air
hujan maupun pembuatan fasilitas,
- perbaikan dan normalisasi saluran drainase, serta mengembalikan fungsi drainase yang sesungguhnya,
- membangun sistem pompanisasi dan pintu klep otomatis di muara saluran yang dipengaruhi pasang
surut.

5.9 Pemeliharaan Beton


5.9.1 Umum
Menanggapi penambahan debit pengaliran yang berasal dari bendung Rentang intake kanan, saluran induk
telah mengalami peningkatan berupa pembangunan parapet beton, dan bangunan saluran induk lainnya.
Pada kondisi saluran penuh (full capacity) serta beban berat sendiri konstruksi, parapet akan mengalami
momen lendutan yang cukup besar. Oleh karena itu risiko terjadinya retakan dan bahkan runtuhan sangat

V - 18
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

mungkin terjadi. Konstruksi parapet yang membentang di ruas antara BGs.11 dan BGs.12 menonjol ± 1.50
m di atas permukaan tanah akan mengalami tekanan air sangat besar. Bidang pertemuan antar segmen
parapet akan menjadi titik lemah yang harus dipertimbangkan. Retakan dan deformasi pada konstruksi
beton parapet akibat penurunan pada tanah pondasi lunak.
Perbaikan beton dilakukan dengan pendekatan dan mengikuti urutan langkah sebagai berikut:
- Penentuan penyebab kerusakan,
- Evaluasi volume dan besarnya kerusakan,
- Evaluasi kebutuhan perbaikan,
- Pemilihan metode dan material untuk perbaikan,
- Menyiapkan beton untuk perbaikan,
- Menerapkan metode perbaikan,
- Pemeliharaan pekerjaan perbaikan.
Di samping pelaksanaan konstruksi yang kurang bermutu, kesalahan pengoperasian, dan kurangnya
pemeliharaan, kerusakan beton bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: i) perubahan iklim; ii)
pembebanan melampaui batas; iii) kavitasi; iv) pengikisan (abrasi); v) air/tanah sulfat masam; vi) reaksi
senyawa alkali; vii) proses karbonasi; dan viii) berkaratnya tulangan beton; ix) retakan (crack).

Metode standar perbaikan dan pemeliharaan beton secara garis besar dikategorikan sebagai berikut:
 Penyekatan dan penyaputan, bisa dipergunakan untuk melindungi beton dan memperbaiki permukaan
beton yang rusak dan retakan kecil (sering diterapkan untuk pemeliharaan);
 Perbaikan tipis, ketebalan kurang dari 2 inci (5 cm) akan tetapi tulangan beton belum terekspos;
 Perbaikan tebal, secara tipikal sampai sekurang-kurangnya 1 lapisan tulangan atau sekurang-kurangnya
setebal 6 inci (15 cm), tulangan sudah terekspos;
 Perbaikan retak-retak dan bocor.

5.9.2 Prosedur Perbaikan Kerusakan/retak Beton


- Bersihkan alur retakan dengan kompresor bertekanan rendah sampai tidak ada lagi butiran dan debu
yang tersisa,
- Beri material bonding agent (cairan khusus untuk meningkatkan daya rekat) pada bagian yang retak.
- Tutup semua bagian yang retak dengan bahan epoxy coating (cat yang mengandung dua
komponen, resin dan hardener / pengeras).
- Biarkan material sampai mengeras selama 24 jam
- Bersihkan bagian bekas coating dengan amplas

V - 19
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

5.9.3 Perbaikan Spalling Dengan Metode Grouting


Spalling adalah bagian permukaan beton yang terlepas dalam bentuk kepingan atau bongkahan kecil.
Kerusakan ini disebabkan oleh korosi tulangan, kebakaran dll. Perbaikan spalling dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
 Lakukan chipping untuk melepaskan beton yang rusak dengan menggunakan demolition drill, saat
melakukan chipping jangan sampai merusak tulangan,
 Ratakan pinggiran bagian yang dichipping menggunakan gerinda, kira-kira 90 derajat terhadap
permukaan beton. Jaga agar seluruh tepi ini tetap vertikal,
 Bersihkan material lepas seperti karat, serpihan beton dan kotoran lainnya dengan menyemprotkan air
menggunakan water jet bertekanan 100 – 200 bar. Pembersihan ini bertujuan untuk menjenuhkan beton
sebelum mengaplikasikan material,
 Buat cetakan micro concrete bentuknya sesuai dengan kebutuhan , cetakan tersebut dibuat dari bahan
multiplek lapis film dengan ketebalan 18 mm,
 Pelapisan / pengecoran beton pada bagian beton yang dikupas dengan material grouting,
 Setelah bekisting dibuka pada struktur beton , maka diperlukan coating, untuk melindungi beton baru
dari zat-zat kimia yang merusak konstruksi beton. Untuk itu digunakan materian Curseal. Pelaksanaan
coating dilakukan dengan menggunakan alat kuas yang langsung diapliaksikan pada permukaan beton
secara merata.

5.9.4 Perbaikan Spalling Dengan Metode Patching


Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas dapat
digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara
manual. Yang harus diperhatikan saat pelaksanaan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan
sehingga didapatkan hasil yang benar-benar padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat yang mudah dikerjakan, tidak susut, dan tidak jatuh setelah
terpasang.
Material yang dipakai umumnya adalah monomer mortar, polymer mortar, dan epoxy mortar.

5.10 Pemeliharaan Hidromekanikal


Peralatan hidro-mekanikal yang digunakan untuk bangunan air saluran induk Gegesik dapat dikategorikan
sebagai berikut:

V - 20
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Tabel 5.5 Kategori alat Hidromekanikal


No. Kategori Jenis Fungsi
1 Pintu air dari baja Pintu geser Mengatur tinggi muka air

2 Alat pengangkat pintu Aktuator listrik Mengangkat-menurunkan


pintu menggunakan daya
listrik
Manual Mengangkat-menurunkan
pintu secara manual
3 Alat lainnya Trash rack Struktur dari besi dipasang
di hulu pintu air untuk me
nahan sampah tidak masuk
ke dalam intake
4 Stoplog Dari kayu jati Difungsikan untuk menu
tup dan mengatur debit
aliran (elevasi muka air)

Tujuan pemeliharaan peralatan hidro-mekanikal adalah:


 Melindungi pintu air,
 Memperpanjang umur ekonomis dan mengurangi keausan,
 Memastikan peralatan siap dioperasikan
 Meningkatkan umur manfaat dan mencegah alat berhenti beroperasi sebelum waktunya.

Rencana pemeliharaan (management planning) meliputi:


- membuat daftar peralatan/asset,
- melengkapi gambar-gambar peralatan dan komponennya,
- membuat jadwal pemeliharaan,
- membuat spek pekerjaan pemeliharaan dan estimasi biaya,
- memuat catatan pemeliharaan.

5.10.1 Pemeliharaan Pintu air (gates) dan Alat angkatnya (hoist)

Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran. Bagian yang penting dari pintu
air adalah :
- Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur
dan menutup aliran air.

V - 21
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

- Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)


Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam dinding beton (headwall) yang digunakan
untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
- Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton (headwall) dan digunakan untuk menahan rangka
pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
- Hoist/spindle
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air (arah vertical) agar dapat dibuka dan ditutup dengan
mudah.

Pemeliharaan Triwulanan
Setiap triwulan harus dilakukan pemeliharaan sebagai berikut:
 Semua bagian yang dilas harus diperiksa untuk mengetahui jika ada retakan/kerusakan dan cacat,
 Semua lubang drain harus dibersihkan,
 Jika didapati bagian permukaan yang dekok harus diperbaiki,
 Bagian yang berkarat harus dibersihkan dan dicat ulang sesuai dengan petunjuk pabrikan,
 Roda-roda gigi harus digerak-gerakkan untuk memastikan roda tersebut masih bisa bergerak bebas,
 Perapat karet (Seal) harus diperiksa rusak atau tidak, jika rusak segera diganti,
 Semua mur dan baut harus dikencangkan,
 Alur pintu (guide frame) harus dibersihka dari kersik, pasir, dan kotoran lainnya yang menempel.

Pemeliharaan Tahunan
Semasa pemeliharaan tahunan pemeriksaan tambahan dan pemeliharaan berikut ini harus dilakukan:
- Bagian-bagian yang tertanam dalam tembok beton harus diperiksa ada kecacatan/rusak atau tidak.
Segera diperbaiki jika ada,
- Ambang dan guideframe harus dibersihkan dari kersik dan pasir,
- Siku bagian penumpu roda gigi harus diteliti setiap adanya tanda-tanda tekuk,
- Penyetop pintu harus diteliti untuk menjamin agar tetap pada kedudukan yang benar pada setang
pengangkat,
- Setang penggerak harus diteliti setiap adanya tanda-tanda tekuk atau keausan,
- Siku bagian pengangkat pintu horisontal diteliti terhadap tekuk,
- Pinion dan Roda gigi penggerak pintu harus diteliti untuk setiap tanda-tanda kesalahan pemeliharaan
dan gerakan pintu ke atas dan ke bawah dijamin halus, suara gigi halus dan kerja pintu secara umum
baik,

V - 22
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

- Daun pintu harus terangkat penuh di atas permukaan air, sehingga seluruh daun pintu dapat diperiksa
terhadap kerusakan mekanis, korosi dan keadaan lapisan cat,
- Daun pintu sampai kaitan ke setang penggerak harus diperiksa terhadap keausan dan korosi dan diteliti
terhadap gerak bebas.

5.10.2 Pemeliharaan Trashrack

Trashracks adalah peralatan yang digunakan untuk menahan sampah, kotoran, puing, rongsokan dan benda
lain yang tidak dikehendaki masuk dan menutup aliran air ke dalam intake.
Trashrack biasanya akan mengalami penyumbatan karena bukaannya (opening) terlalu kecil, atau karena
berkuranya tinggi tekanan pada inlet menyebabkan benda-benda seperti sedimen akan mengendap dan
lama-lama menumpuk. Bukaan yang terlalu kecil menyebabkan sampah sisa tumbuhan seperti ranting dan
daun akan tersangkut pada batangan trashrack. Tumpukan sampah seperti ini akan mempercepat
tertahannya sedimen yang berukuran lebih besar. Akhirnya trashrack akan mengalami penyumbatan total.

Prosedur Pemeliharaan
Pemeliharaan harus meliputi kegiatan: pemeriksaan berkala, apakah terjadi kerusakan, bila demikian harus
segera diperbaiki. Trashrack harus sering dicek sebelum, selama, dan setelah terjadi hujan deras untuk
memastikan ianya tetap berfungsi dengan baik, dan membuang sampah yang menumpuk. Selalu waspada
dan hati-hati ketika membersihkan sampah pada saat muka air tinggi.
Trashracks harus diperiksa sekurang-kurangnya: i) sebelum terjadi hujan lebat; ii) selama musim hujan; iii)
setelah hujan lebat, dan iv) dua kali seminggu.
Pemeiksaan harus termasuk, tapi tidak terbatas dengan hal-hal sebagai berikut ini:
- Periksa semua koneksi mekanis seperti baut dan engsel yang terpasang terhadap kerusakan dan karatan.
- Coba tarik keluar trashrack untuk memastikan ia masih erat terpasang.
- Periksa batang besi (vertical maupun horizontal) apakah ada yang rusak,
- Periksa sambungan yang dilas apa ada yang retak atau rusak,
- Periksa engsel-engsel apakah masih terpasang erat,
- Periksa lobang inlet di mana trashrack terpasang, jika telah tersumbat copot trashrack lalu bersihkan
dari dari sampah,
- Bersihkan semua sampah dan puing-puing menggunakan tangan atau alat penggaruk,
- Buang sedimen yang mengendap di muka intake agar tidak menyumbat bangunan intake.

5.11 Pengamanan Jaringan Irigasi Saluran Induk

V - 23
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

Pengamanan jaringan irigasi adalah upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan, atau manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi.
Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan kegiatan preventif untuk menjaga kondisi dan atau
fungsi Jaringan Irigasi serta mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan dan fasilitas
jaringan, yang diakibatkan oleh ulah manusia maupun hewan dan proses alami yang semestinya dapat
dicegah.
Kegiatan pengamanan dilakukan setiap hari bahkan setiap saat oleh Dinas yang membidangi irigasi
bersama-sama dengan komunitas petani pemakai air (P3A) dan bahkan seluruh masyarakat petani yang
bersangkutan.
Setiap aktivitas yang membahayakan atau merusak jaringan irigasi dilakukan tindakan pelarangan atau
pembatasan. Selain pelarangan atau pembatasan, dilakukan pula tindakan pencegahan dengan memasang
papan larangan, papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya guna mencegah tindakan yang
membahayakan.
Tindakan pengamanan dan pencegahan dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a) Tindakan pengamanan
1) Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan memasang papan
larangan.
2) Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan di dalam garis
sempadan saluran. Kelompok Pembina Lapangan (KPL) harus mengontrol patok-patok batas tanah
pengairan, supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
3) Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi yang melebihi kelas jalan.
4) Melarang mandi di sekitar bendung atau lokasi-Iokasi yang berbahaya.
5) Melarang mendirikan bangunan yang mengganggu tanggul saluran irigasi.
6) Melarang menanam pohon di atas dan sekitar saluran irigasi.
7) Mengatur lokasi galian golongan C sesuai dengan ketentuan Perda, yaitu, antara lain: 1.500 m sebelah
hulu bendung dan 1000 m sebelah hilir bendung tidak boleh ada pengambilan batu atau pasir. (mengacu
SK Dirjen Pengairan No. 471 Tahun 1998 tentang Penyesuaian lokasi galian C).
b) Tindakan pencegahan
1) Membuat bangunan pengaman di tempat-tempat yang berbahaya, misalnya disekitar bangunan, ruas
saluran yang sangat dalam, daerah perkampungan dan lain sebagainya.
2) Membuat jembatan penyeberangan.
3) Memasang peralatan peringatan dini untuk menyampaikan adanya bahaya banjir.
4) Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci di saluran sesuai kebutuhan.

V - 24
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

5) Pemasangan penghalang (portal).


6) Memasang papan larangan mencoret-coret pada bangunan pengairan.
7) Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang pengamanan fungsi
jaringan irigasi.

5.12 Pengendalian Sampah dan Polusi


5.12.1 Asal dan Penyebab Sampah
Sampah di saluran irigasi telah menimbulkan permasalahan bagi petani. Jumlah, jenis dan frekuensi sampah
yang meningkat dan mencemari saluran irigasi menjadi sebab terganggunya pengaliran air di saluran dan
petak sawah (Arif, 2015).
Penyebab utama timbulnya sampah di daerah pertanian (cultivated area) maupun di daerah pedesaan
(rural/sub urban) adalah:
- sampah berasal/terbawa dari aliran sungai dan sampah yang dibuang langsung ke saluran irigasi,
- minimnya tingkat layanan persampahan (termasuk penyediaan infrastruktur persampahan),
- pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan volume sampah rumahtangga,
- keanekaragaman aktivitas produksi yang menghasilkan limbah,
- belum ada otoritas dominan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan sampah di daerah pedesaan.
Dari hasil observasi di lapangan di sepanjang saluran induk Gegesik, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar sampah itu berasal dari sampah buangan rumah tangga (domestic), terutama disebabkan oleh
kebiasaan dan respon masyarakat terhadap kurang memadainya infrastruktur persampahan yang ada di
daerah pedesaan.

5.12.2 Strategi Penanganan Sampah


Faktor faktor dominan yang penting dipertimbangkan dalam merumuskan strategi penanganan sampah di sepanjang
aliran saluran induk Gegesik antara lain adalah:
 Faktor manusia (masyarakat), karena manusialah produsen utama sampah, dan masyarakat pulalah yang paling
menderita akibat sampah,
 Faktor lokasi (hulu-hilir), masyarakat di bagian hulu membuamg sampah di saluran, maka masyarakat di bagian
hilir yang terkena dampaknya,
 Untuk menangani sampah semua pihak harus ikut berpartisipasi dan berkoordinasi,
 Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan sehat,
 Investasi sangat penting untuk membangun infrastruktur layanan persampahan.

Strategi Penanganan Sampah secara komprehensif yang bisa diterapkan adalah:

V - 25
Supervisi Konstruksi Modernisasi Jaringan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Irigasi D.I. Rentang (S.I. Gegesik)

- Mengelola sampah di tempat asalnya (lokasi produsen sampah): menyiapkan fasilitas penampungan di
dekat pemukiman masyarakat;
- Sistem regulasi pengelolaan sampah: menyiapkan perangkat hukum dan sistem tata aturan yang
mengikat dan melindungi semua pihak yang berkepentingan;
- Penyiapan dana pembiayaan baik berupa retribusi maupun subsidi dari pemerintah untuk menangani
pengelolaan sampah;
- Peran Serta Masyarakat: termasuk kampanye penyadaran masyarakat tentang perubahan sikap dan
perilaku yang mendukung pelestarian lingkungan sehat;
- Teknik dan metode pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

V - 26

Anda mungkin juga menyukai