Oleh:
Nurul Affandi
1911033
Oleh:
Nurul Affandi
1911033
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Nurul Affandi
1911033
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Skripsi ini. Penyusunan laporan Skripso ini berdasarkan atas data
yang penulis peroleh dari hasil kerja praktek di Kayan Patria Pratama Group dan
dengan dukungan data-data kepustakaan. Penulis laporan ini dibuat dalam rangka
untuk memenuhi kelulusan mata kuliah tugas akhir di jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Batam (ITEBA). Pada kesempatan
ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua saya yang sudah memberikan dukungan kepada saya, doa
yang tidak pernah putus dan kasih sayang yang diberikan hingga saat ini.
2. Kampus Institut Teknologi Batam tempat penulis menuntut ilmu.
3. Semua Dosen yang telah memberikan tuntunan, bimbingan. Dalam proses
aktivitas belajar mengajar, terkhusus bapak Dr. Eng. Ansarullah Lawi M. Eng
dan ibu Dr. Reski Septiana, ST., MT yang telah membimbing dalam mata
kuliah Tugas Akhir
4. Rekan-rekan sekelas yang bersama-sama menuntut ilmu di Program studi
Teknik Industri.
5. Pimpinan dan staff dari Kayan Patria Pratama Group yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan penelitian ini hingga dapat terselesaikan dengan
baik
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna.
Besar harapan penulis semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis dan pembaca
Batam, September 2023
iii
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL...............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vii
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................5
1.3 Batasan Penelitian................................................................................................5
1.4 Sistematika Penulisan...........................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI...........................................................................................................7
2.1 Pengertian lean.....................................................................................................7
2.2 Konsep Lean.........................................................................................................7
2.3 Supply Chain........................................................................................................9
2.4 Lean Supply Chain.............................................................................................10
2.5 Jenis Jenis Pemborosan......................................................................................11
2.6 Langkah-Langkah dalam Penerapan Lean Manufacturing.................................14
2.7 Metode yang Digunakan dalam Lean Manufacturing.........................................14
2.7.1 Value Stream Mapping...................................................................................14
2.8 Profil Kayan Patria Pratama Group....................................................................19
2.9 Kerangka Pemikiran...........................................................................................22
BAB III..............................................................................................................................23
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................23
3.1 Objek Penelitian.................................................................................................23
iv
3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................23
3.3 Pengolahan Data.................................................................................................24
3.4 Analisa Data.......................................................................................................25
3.5 Flowchart Penelitian...........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kayan Patria Pratama Group adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
industri karet, yang mana perusahaan ini terdiri dari beberapa perusahaan,
beberapa antaranya adalah PT Kukar Commodities Worldwide (PT KCW), PT
Hanujaya Hutanindo (PT HJH), PT Hanusentra Agro Karet (PT HAK). PT Kukar
Commodities Worldwide (Pabrik Karet Sandaran). Semua perusahaan tersebut
bergerak dalam pengolahan karet murni menjadi bahan baku setengah jadi Ribbed
Smoked Sheet (RSS) dan Lump. Setelah melakukan wawancara dan observasi
pada perusahaan tersebut, ditemukan bahwa PT KCW (Pabrik Karet Sandaran)
tidak dapat berproduksi pada beberapa hari tertentu dikarenakan beberapa hal
seperti kendala transportasi, cuaca, dan jalan yang tidak bisa dilewati. Data
Produksi RSS PT KCW (Pabrik Karet Sandaran) pada bulan Agustus 2023 dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
2
Berdasarkan data Tabel 1.1 diatas, PT KCW sebenarnya tidak dapat
memenuhi target produksi sehingga pabrik tersebut mengambil bahan baku dari
perusahaan lain yang masih satu naungan dalam perusahaan yang sama. Konsep
lean adalah sebuah pendekatan atau filosofi yang digunakan dalam manajemen
produksi untuk mengoptimalkan efisiensi dan menghilangkan pemborosan dalam
proses bisnis. Pendekatan lean bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik
dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. Dalam kajian lean,
beberapa kegiatan menunggu yang tidak sesuai dengan pemanen yang lainnya
untuk melakukan penimbangan merupakan salah satu pemborosan dalam kategori
waiting (menunggu). Waiting (menunggu) adalah berhentinya suatu kegiatan
manusia atau mesin menunggu proses sebelumnya yang terhenti atau tertunda.
3
Menurut (Rambe, 2016) Waiting adalah terhentinya kegiatan tenaga kerja atau
mesin akibat komponen yang belum tiba. Sedangkan transportasi kadang mencari
jalan yang jauh untuk pengantaran karena jalan yang biasa dilalui rusak, sehingga
waktu pengiriman menjadi lambat yang menjadi salah satu pemborosan pada
kategori transportasi. Menurut (Puspitasari, 2019) waste transportasi adalah
proses perpindahan baik manusia, material atau produk yang berlebihan sehingga
mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Transportasi merupakan
kegiatan yang membantu manusia dalam memindahkan manusia atau barang
jumlah tertentu dengan menggunakan alat bantu. Menurut
(Kusmayadi & Vikaliana, 2021)
transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
(dari mana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (ke mana kegiatan
pengangkutan diakhiri) serta transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana
untuk mencapai tujuan yang berusaha mengatasi kesenjangan jarak dan waktu.
4
(Rambe, 2016) Value stream mapping adalah alat dari lean untuk memetakan
aliran nilai untuk setiap aktivitas yang terjadi, aliran material dan informasi.
Value Stream Mapping dapat membantu menemukan pemborosan di setiap
langkah produksi sehingga dapat diambil cara atau metode untuk mengurangi
pemborosan tersebut untuk mencapai target produksi setiap harinya.
5
lingkup penelitian untuk menghindari pengembangan yang tidak terkendali.
Batasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan hanya dilakukan pada proses produksi kebun karet dan pabrik
karet di PT KCW, PT HJH, dan PT HAK pada KPP Group
2. Pengamatan hanya dilakukan pada rantai pasok RSS (Ribbed Smoked Sheet)
3. Perhitungan biaya tidak dilakukan.
6
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis jenis data yang digunakan, data primer
maupun data sekunder yang diperlukan, lokasi data dan metode pengumpulan
data. Data primer pada umumnya dikumpulkan pada proses wawancara yang
dilakukan secara langsung. Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data
dari laporan yang ada.
Bab V Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan terhadap data yang telah
diolah dengan menerapkan metode pendekatan yang digunakan dengan
menggunakan teori-teori yang dijadikan landasan untuk pengolahan data.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan saran-saran yang
bermanfaat bagi perusahaan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Lean adalah sebuah konsep dan metodologi yang pertama kali dikembangkan
oleh Toyota dalam industri manufaktur. Lean bermaksud untuk meningkatkan
efisiensi, mengurangi pemborosan (waste), dan meningkatkan nilai bagi
pelanggan. Cara ini sudah diterapkan di berbagai industri di seluruh dunia
termasuk manufaktur, layanan, perawatan kesehatan, konstruksi dan masih
banyak lagi. Menurut (Maulana, 2019) Lean dapat didefinisikan sebagai suatu
upaya upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan
meningkatkan nilai tambah (value added) produk agar memberi nilai kepada
pelanggan (Customer Value). Dari kutipan di atas dapat disimpulkan dengan
menggunakan metode lean maka perusahaan dapat mengurang pemborosan setiap
lini perusahaan dan dapat memberikan nilai tambah pada setiap aktivitas.
8
1. Mengidentifikasi Pemborosan (waste) merupakan salah satu aspek inti dari
lean dengan mengidentifikasi dan mengurangi atau menghilangkan
pemborosan dalam proses perusahaan.
2. Aliran nilai (Value Stream) adalah dengan melakukan pemahaman yang
mendalam tentang aliran nilai dalam seluruh proses dalam perusahaan.
3. Peningkatan berkelanjutan yang mendorong budaya perbaikan berkelanjutan
di seluruh lini perusahaan. Padah prinsip ini diberikan tanggung jawab untuk
mengidentifikasi masalah, mencari solusi dan terus memperbaiki proses pada
perusahaan.
Menurut Anthony, Vinodh and Gijo (2016) dalam (Havi et al., 2018) Terdapat
lima prinsip dari lean manufacturing, yaitu:
1. Mengidentifikasi nilai produk (barang dan/atau jasa) berdasarkan perspektif
pelanggan.
2. Mengidentifikasi value stream process untuk setiap produk (barang dan/atau
jasa). Setiap proses yang ada pada value stream harus diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan yang memberikan nilai tambah
(Value Added Activities), kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah (Non-
Value Added), dan kegiatan yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu proses
namun tidak memberikan nilai tambah (Necessary Non-Value Added).
3. Mengeliminasi kegiatan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas
sepanjang value stream process untuk mengurangi lead time.
4. Mengelola agar material, informasi, dan produk itu mengalir secara lancar dan
efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik (pull system).
Pull system berfokus untuk memproduksi produk berdasarkan kebutuhan
konsumen.
5. Terus menerus melakukan improvement dan meminimasi terjadinya waste.
Menurut (Maulana, 2019) Dalam implementasinya, konsep lean didasarkan pada
empat prinsip, yaitu:
9
1. Specify Value
` Mengidentifikasi nilai produk dari sudut pandang pelanggan dan menetapkan
spesifikasi nilai produk yang diinginkan oleh pelanggan secara tepat.
2. Value Stream Analysis
Mengidentifikasi tahapan-tahapan yang diperlukan, mulai dari proses desain,
pemesanan dan pembuatan produk berdasarkan keseluruhan aliran nilai untuk
menemukan pemborosan yang tidak memberi nilai tambah.
3. Flow
Setiap kegiatan yang memberi nilai tambah diatur agar mengalir tanpa
hambatan dari satu proses ke proses yang lain.
4. Pull System
Mengorganisir agar aliran material, informasi maupun produk dapat berjalan
dengan lancar dan efisien sepanjang
10
2.4 Lean Supply Chain
Lean supply chain merupakan metode manajemen rantai pasokan yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan pemborosan dari
proses rantai pasokan. Pendekatan ini berasal dari konsep Lean Manufacturing
yang pertama kali dikembangkan oleh Toyota. Prinsip utama dari rantai pasokan
Lean adalah memberikan produk atau layanan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sekaligus mengurangi biaya dan
pemborosan. Menurut (Nugraha & Sari, 2019) lean supply chain tidak hanya untuk
perusahaan yang memproduksi produk, tetapi oleh bisnis yang ingin menerapkan
proses lean mereka dengan menghilangkan pemborosan dan kegiatan yang tidak
bernilai tambah (non-value added).
beberapa karakteristik inti dari lean supply chain adalah sebagai berikut:
1. Eliminasi pemborosan
Pendekatan ini berfokus pada mengidentifikasi dan menghilangkan berbagai
pemborosan dalam proses produksi dan distribusi. Pemborosan terdapat pada 8
waste salah satunya adalah persediaan berlebih, transportasi dan waktu tunggu.
2. Just In Time
Just in time digunakan dalam lean supply chain untuk mengatur produksi dan
pengiriman sehingga produk atau bahan sampai tepat waktu saat dibutuhkan,
tanpa persediaan yang berlebih.
3. Aliran Nilai
Konsep aliran nilai (value Stream) digunakan untuk mengidentifikasi setiap
langkah dalam proses rantai pasokan yang menambah nilai bagi pelanggan dan
yang tidak.
4. Fleksibilitas
lean supply chain juga mengedepankan fleksibilitas dalam merespons
perubahan kebutuhan pelanggan atau perubahan dalam lingkungan bisnis.
11
5. Kolaborasi
Kolaborasi yang baik antara semua pihak yang bersangkutan dalam rantai
pasokan (dari supplier sampai dengan konsumen) sangat penting dalam lean
supply chain.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip lean supply chain perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan, mengoptimalkan proses rantai pasokan,
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas dan merespons
dengan lebih baik terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.
12
3. Extra Processing (Pengolahan berlebihan) adalah suatu kegiatan yang
melebihi langkah atau proses dari yang diperlukkan untuk menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasinya.
4. Inventory (Persedian Berlebihan) adalah kegiatan menyimpan barang yang
berlebihan yang mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi dan
berpotensi terjadi kerusakan barang akibat penumpukan barang.
5. Motion (Gerakan berlebihan) adalah Gerakan yang tidak diperlukan dalam
bekerja selama proses produksi
6. Defects (kekurangan atau kecacatan produk) adalah produk yang dihasilkan
perusahaan tidak memenuhi standar atau kualitas yang dibutuhkan perusahaan
sehingga mengakibatkan sumber daya dan waktu terbuang untuk
memperbaikinya
7. Transportation (Transportasi) adalah kegiatan transportasi yang
mengakibatkan lamanya barang yang akan dikirim karena layout produksi
yang tidak sistematis.
8. Non utilized talents (Pemborosan Potensi Karyawan) adalah tidak
memanfaatkan keahlian, keterampilan, pengetahuan, pengalaman kerja
karyawan secara efektif.
Menurut J.K Liker (2006) dalam (Rambe, 2016) JIT mendefinisikan 8 (delapan)
jenis waste yang tidak memberikan nilai tambah pada bisnis atau proses proses
produksi, antara lain:
1. Produksi yang berlebih (overproduction). kriteria overproduction adalah:
a. Memproduksi sesuatu lebih awal dari yang dibutuhkan
b. Memproduksi dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang dibutuhkan
oleh pelanggan. Memproduksi lebih awal atau lebih cepat dari yang
dibutuhkan pelanggan menciptakan pemborosan lain seperti biaya kelebihan
tenaga kerja, penyimpanan dan transportasi karena persediaan berlebih.
Persediaan dapat berupa fisik atau antrian informasi.
2. Waktu menunggu (waiting time). kriteria waktu menunggu adalah:
a. Pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan
13
b. Pekerja berdiri menunggu tahap selanjutnya dari proses baik menunggu
alat,pasokan, komponen dan lain sebagainya, atau menganggur karena
kehabisan material, keterlambatan proses, kerusakan mesin dan bottleneck.
Waktu menunggu informasi
c. material yang keluar dari satu proses dan tidak langsung dikerjakan di
proses selanjutnya.
3. Transportasi (transportation), kriteria transportasi adalah:
a. Memindahkan barang dalam proses (WIP) dari satu tempat ke tempat yang
lain dalam satu proses, bahkan jika hanya dalam jarak dekat.
b. Menciptakan angkutan yang tidak efisien.
c. Pemindahan yang repetitif dan menempuh jarak jauh.
4. Proses yang berlebih (processing), kriteria proses berlebih adalah:
a. Melakukan langkah yang tidak diperlukan untuk memproses komponen.
b. Melaksanakan pemrosesan yang tidak efisien karena alat dan rancangan
produk yang buruk, menyebabkan gerakan yang tidak perlu sehingga
memproduksi barang cacat.
5. Persediaan berlebih (inventory)
Salah satu kriteria persediaan berlebih adalah persediaan yang dapat
meningkatkan resiko barang kadaluarsa, barang rusak. Menurut Toyota
persediaan adalah pemborosan. Bahan baku, barang dalam proses atau barang
jadi yang berlebih menyebabkan lead time yang panjang, peningkatan biaya
pengangkutan dan penyimpanan, serta keterlambatan. Persediaan berlebih
juga menyembunyikan masalah seperti ketidakseimbangan produksi,
keterlambatan pengiriman dari pemasok, produk cacat, mesin rusak, dan
waktu sit up yang panjang.
6. Gerakan yang tidak perlu (motion). Kriteria gerakan yang tidak perlu adalah:
a. Gerakan tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi produk seperti
mencari, memilih atau menumpuk komponen, alat dan lain sebagainya.
b. Berjalan juga merupakan pemborosan.
Produk cacat (product defect)
14
7. Memproduksi komponen cacat (Defects) atau yang memerlukan perbaikan.
Perbaikan atau pengerjaan ulang,scrap, memproduksi barang pengganti, dan
inspeksi berarti tambahan penanganan, waktu, dan upaya yang sia-sia.
8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan(Non-Utilized).
Kehilangan waktu, gagasan, keterampilan, peningkatan, dan kesempatan
belajar karena tidak melibatkan atau mendengarkan karyawan.
15
menentukan peluang untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan pengiriman
produk atau layanan kepada customer. Pada proses value stream mapping bisa
sebagai tim atau individu bekerja sama untuk menggambarkan aliran nilai dari
awal sampai dengan akhir produksi dalam setiap proses. Menurut (Padang, 2019)
Value stream Mapping adalah sebuah metode visual untuk memetakan jalur
produksi dari sebuah produk yang di dalamnya termasuk material dan informasi
dari masing-masing stasiun kerja. Metode ini melibatkan pemetaan langkah-
langkah yang ada di perusahaan yang dilakukan dalam proses, termasuk dalam
menganalisis waktu yang dihabiskan selama produksi, inventory yang terbentuk,
waktu menunggu, dan informasi yang didapat dari perusahaan. Dengan
menganalisis proses yang diterapkan perusahaan value stream mapping dapat
membantu mengetahui pemborosan (waste) yang terjadi dalam suatu proses.
(Padang, 2019) Dalam membuat Value Stream Mapping melakukan klasifikasi
terhadap kegiatan dengan cara menanyakan serangkaian pertanyaan antara lain
sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan penambahan nilai kepada konsumen
(Customer Value Added) ataupun disebut juga value added (VA). Value
Added merupakan setiap aktivitas dalam suatu proses yang sangat penting
untuk memberikan layanan atau produk kepada pelanggan. Aktivitas Value-
added antara lain:
a. Harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
b. Menambah bentuk atau fitur untuk layanan.
c. Meningkatkan kualitas layanan, memungkinkan tepat waktu atau
pengiriman lebih kompetitif, atau memiliki dampak positif pada
persaingan harga.
d. Pelanggan akan bersedia membayar untuk pekerjaan ini jika mereka tahu
Anda melakukannya.
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan penambahan nilai dari segi bisnis yaitu
business non-value-added (BNVA). Business Non-value-added merupakan
aktivitas yang diperlukan pada bisnis untuk melaksanakan kegiatan value-
16
added tetapi tidak menambahkan nilai riil dari sudut pandang pelanggan,
antara lain:
a. Mengurangi risiko keuangan
b. Mendukung kebutuhan pelaporan keuangan
c. Membantu dalam pelaksanaan kegiatan value added
d. Diwajibkan oleh hukum atau peraturan.
Menurut (Rambe, 2016) ada dua langkah utama dalam pemetaan Value Stream
Mapping, yaitu:
1. Pembuatan Current State Map untuk memetakan kondisi di lantai pabrik saat
ini, sehingga dapat mengidentifikasi pemborosan apa saja yang terjadi.
2. Pembuatan Future State Map sebagai usulan rancangan perbaikan dari
current state map yang ada.
17
Tabel 2. 1 Simbol-Simbol dalam Pembuatan Value Stream Mapping
Pada pembuatan aliran material yang dilakukan perusahaan maka peta alur
value stream harus mencakup semua yanga ada dalam peta. Selain aliran material
yang terdapat pada value stream maka ada juga hal terpenting yang harus
dilakukan dengan cara menjaga aliran informasi yang di dapat di setiap proses
supaya tidak terjadi miskomunikasi yang terjadi antar departemen dan bagian
yang lain yang ditunjukkan dengan simbol-simbol di bawah ini. Pada tahap ini,
maka gambar yang dibuat sebelumnya disempurnakan dengan lambang-lambang
yang dapat membantu aliran material yang bisa dilihat pada Tabel 2.1.
18
Tabel 2. 2 Simbol-Simbol dalam Pembuatan Value Stream Mapping
19
memberikan gambaran aliran fisik dan informasi, waktu yang dibutuhkan
untuk setiap aktivitas, jarak yang ditempuh serta tingkat persediaan produk
dalam tiap tahap produksi. Menurut (Rambe, 2016) proses activity mapping
menggolongkan aktivitas menjadi 5 (lima) jenis yaitu operasi, transportasi,
inspeksi, delay dan penyimpanan. Operasi dan inspeksi adalah aktivitas yang
bernilai nilai tambah sedangkan transportasi dan penyimpanan berjenis
penting tetapi tidak bernilai tambah dan delay adalah aktivitas yang dihindari
yang tidak memberikan nilai tambah. Menurut (Maulana, 2019) process
active mapping (PAM) digunakan untuk mengetahui segala aktivitas-aktivitas
yang berlangsung selama proses produksi kemudian mengklasifikasi aktivitas
tersebut berdasarkan jenis wastenya. process activity mapping memiliki 5
langkah yang diperlukan:
1. Mempelajari aliran proses
2. mengidentifikasi pemborosan
3. Mempertimbangakan kemungkinan penataan ulang pola aliran termasuk
layout dan penataan ulang.
4. Mempertimbangkan apakah semua aktivitas yang dilakukan diperlukan
atau tidak.
5. mempertimbangkan dampak bila ada aktivitas yang tidak diperlukan itu
ditiadakan.
20
Ketiga perusahaan tersebut bergerak dalam bidang perkebunan industri karet.
Penanaman karet yang dilaksanakan pada 2016 sekarang telah menghasilkan karet
berstandar perusahaan yang diekspor keluar negeri. Karena telah menjadi
perusahaan yang sudah lama dalam industri karet maka salah satu perusahaan
tersebut mendirikan pabrik karet yang menghasilkan Ribbed Smoked Sheet yang
dihasilkan dengan proses pengasapan dan Lump yang terletak di Kec. Sandaran,
Kab. Kutai Timur, Prov. Kalimantan Timur. Dalam menjalankan produksi karet
di dalam proses produksi karet maka membutuhkan bahan baku lateks murni yang
dipasok dari perusahaan yang di sekitar pabrik tersebut. Terdapat 3 perusahaan di
bawah naungan KPP Group yang menjadi supplier dari pabrik karet PT KCW
yaitu PT KCW itu sendiri, PT HAK dan juga PT HJH agar target produksi dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan konsumen. Berikut adalah letak perusahaan-
perusahaan yang berada dalam naungan KPP Group:
21
2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya telah menggunakan standar untuk melakukan
penelitian. Di bawah ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan topik penelitian menghilangkan waste dengan metode Lean.
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu
No Penulis Tahun Judul Objek Hasil
Penerapan Lean Manufacturing untuk Waste paling dominan berdasarkan Waste Assesment Model adalah
Epiphanie Aprianti mereduksi Waste Pada Produksi Filter defect. Perbaikan yang diberikan untuk mengatasi defect . Perbaikan yang
1 Sigalingging, Ishardita Pambudi 2014 Rokok Dengan WAM dan Metode PT Essentra diberikan untuk mengatasi defect ini yaitu mengatur level optimal yang
Tama, dan Lely Riawati Taguchi (Studi kasus Pada PT Essentra diperoleh menggunakan perhitungan metode Taguchi. Perhitungan ini
Sidoarjo) terbukti meningkatkan kekakuan filter serta mengurangi defect pada filter
Analisis Penerapan Lean Didapatkan tiga jenis pemborosan terbesar yaitu defect (24,735),
PT Adi Satria Abadi
Muhammad Shodiq Abdul Manufacturing untuk menghilangkan Inventory (18,80%) serta Motion (15,44%). Hasil dari penelitian ini
2 2015 (Divisi Sarung Tangan
Khannan dan Haryono pemborosan di Lini Produksi PT Adi yakni waktu pengiriman yang berkurang menjadi 62,22 menit serta output
Golf)
Satria Abadi produksi yang meningkat hingga 77 unit.
penerapan Lean Manufacturing untuk Waste tertinggi yang didapati yaitu inventory sebesar 19,6% serta
mengidentifikasi pemborosan (waste ) 19428,8 detik. Berdasarkan diagram fishbone hasil yang didapatkan yaitu
Pada Produksi Wajan menggunakan Perusahaan Primajaya penyebab pemborosan ini menghasilkan Future Value Stream Mapping .
5 Imas Komariah 2022
Value Stream Mapping (VSM ) Pada Aluminium Industri Rekomendasi yang diberikan yaitu penempatan operator dibagian
Perusahaan Primajaya Alumunium pengemasan, penggunaan alat mover serta mengeliminasi aktivitas yang
Industri Ciamis tidak bernilai tambah(NVA)
22
gambaran proses dari supplier ke konsumen dan juga dapat memperhatikan
aktivitas setiap kegiatan dalam proses sehingga dapat menganalisis kegiatan yang
memberikan tidak memberikan nilai tambah. Sedangkan untuk persamaan pada
penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama bertujuan untuk
mengeliminasi waste yang ada dan mengidentifikasi aktivitas yang bernilai
tambah dan tidak bernilai tambah serta menentukan perbaikan waste yang
ditemukan.
23
produksi dan juga meningkatkan produktivitas perusahaan dengan menerapkan
lean supply chain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
24
dipercaya. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
25
c. Waiting (menunggu)
d. Non-Utilized Talent (keahlian yang tidak digunakan maksimal)
e. Transportation (Transportasi yang tidak perlu)
f. Inventory (Persediaan berlebihan)
g. Motion (gerakan yang tidak perlu)
h. Overproduction (produksi yang berlebih)
2. Value Stream Mapping
Value Stream Mapping adalah teknik untuk memetakan aliran nilai dari awal
sampai akhir proses produksi untuk mengidentifikasi pemborosan dan
perbaikan sistem.
a. Current State Value Stream Mapping.
langkah-langkah untuk membuat pada tahap ini adalah dengan pembentukan
diagram SIPOC dan membuat peta keseluruhan.
b. Analisa Current State Value Stream Mapping.
analisis yang dilakukan pada Current State dengan melakukan identifikasi
pemborosan-pemborosan apa saja yang terdapat pada current state value
stream. Kemudian akan dicari akar permasalahan dan cara mengatasinya
dengan cara perincian Proses Activity Mapping, identifikasi value added dan
non-value-added activity, analisa pemborosan yang dapat dihilangkan dan
pemecahan masalah dengan 5W+1H.
c. Pembentukan Future Value Stream Mapping.
gambaran yang akan dicapai oleh perusahaan setelah dianalisa pada current
state map dengan cara penyusunan tindakan, menerapkan lean
manufacturing, penggambaran future state map dan analisa future state
map.
26
1. Menganalisa aktivitas untuk mengidentifikasi waktu Value Added dan Non-
Value Added
2. Identifikasi pemborosan dalam rantai pasokan
3. Metode dalam pemecahan masalah
4. Penggambaran future State Map
27
6. Pengolahan Data
Setelah data yang dikumpulkan sudah mencukupi, maka akan diolah dengan
menggunakan data yang didapatkan dari perusahaan pada karyawan dan juga
atasan-atasan pada perusahaan tersebut. Pengolahan data menggunakan Value
Stream Mapping.
28
Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Havi, N. F., Lubis, M. Y., & Yanuar, A. A. (2018). PENERAPAN METODE 5S UNTUK
MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI KERUDUNG
INSTAN DI CV XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING.
Jurnal Integrasi Sistem Industri, 5(2), 55–62.
29
Khunaifi, A., Primadasa, R., & Sutono, S. B. (2022). Implementasi Lean Manufacturing
untuk Meminimasi Pemborosan (Waste) Menggunakan Metode Value Stream
Mapping di PT. Pura Barutama. Jurnal Rekayasa Industri (JRI), 4(2), 87–93.
Kusmayadi, B., & Vikaliana, R. (2021). Pendekatan Konsep Lean untuk Mengurangi
Waste Transportasi dengan Optimasi Truk (Studi Kasus Di Perusahaan Distributor
PT. XYZ). Jurnal Manajemen Logistik, 1(1), 20–28. http://ojs.stiami.ac.id
Maulana, Y. (2019). IDENTIFIKASI WASTE DENGAN MENGGUNAKAN METODE
VALUE STREAM MAPPING PADA INDUSTRI PERUMAHAN. JURNAL
JIEOM, 2(02), 12–19.
Nugraha, E., & Sari, R. M. (2019). Analisis Defect dengan Metode Fault Tree Analysis
dan Failure Mode Effect Analysis. Jurnal Saintifik Manajemen Dan Akuntansi, 2(2),
62–72. https://doi.org/10.35138/organu
Padang, I. (2019). ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS CRUDE PALM OIL (CPO)
DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT TALES INTI SAWIT-BANGUN PURBA\
[Program Studi Teknik Industri]. Universitasa Medan Area.
Pradana, A. P., Chaeron, M., & Shodiq Abdul Khanan, M. (2018). IMPLEMENTASI
KONSEP LEAN MANUFACTURING GUNA MENGURANGI PEMBOROSAN DI
LANTAI PRODUKSI. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 11(1), 14–18.
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsiTelp.
Puspitasari, V. D. (2019). MINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SARI APEL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA (STUDI KASUS PT
BATU BHUMI SURYATAMA) [Jurusan Teknik Industri]. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Rambe, H. C. (2016). PENERAPAN SUPPLY CHAIN PADA RANTAI PASOK MINYAK
SAWIT DI PT PN IV ADOLINA [Jurusan Teknik Industri]. Universitas Medan Utara.
Rohmah, W., Vindari, Z. I., Azzahra, A. G., Khan, S. P., & Ayuningtyas, S. M. (2023).
Analisis Risiko Supply Chain pada Material Part Joint Brake Rod di PT XYZ. Jurnal
Serandi Engineering, 7(1), 4430–4437.
Rohmatil Maulidah, A., & Utomo, Y. (2023). Penerapan Metode Objective Matrix
(OMAX) dalam Mengukur Produktivitas (Studi Kasus: Departemen Servis PT. Tri
Mitra Lestari). Jurnal Teknik Industri, 9(2), 371–378.
Wijaya, H. (2023). Penerapan Lean Service Dalam Meningkatkan Tingkat Kepuasan
Konsumen Di PT Honda KJM (Cabang Ahmad Yani). Jurnal Rekayasa Sistem
Industri, 8(2), 39–42.
30
Zaenab, S., Hasanah, N., Oetomo, S., Fawa, A., & Fata, I. (2023). PEMETAAN
PENCIPTAAN NILAI PADA AKTIVITAS PENGADAAN DAN PENJUALAN
SKRAP LOGAM KALENG MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING
UNTUK MENGURANGI WASTE DI PT ANISA JAYA UTAMA. JUIT, 2(3).
31