Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah pada kesempatan ini kami CV. ALAM LEMBAYUNG
sebagai Konsultan Perencana telah dapat menyusun Laporan
Pendahuluan yang merupakan salah satu kewajiban kami sebagai
Konsultan Perencana Sesuai dengan Surat Perjanjian No. ........ tanggal ..
Oktober 2021 antara Pejabat pembuat Komitmen Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Lampung dengan Direktur CV. ALAM LEMBAYUNG
tentang Pelaksanaan Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota
Agung.
Tujuan penyusunan dokumen perencanaan pada
pekerjaan“Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang
Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung” adalah merumuskan
landasan perencanaan dan perancangan sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) yang telah ditetapkan. Laporan pendahuluan merupakan
laporan awal dari rangkaian proses perencanaan. Laporan ini menyajikan
gambaran awal pekerjaan meliputi latar belakang pekerjaan, metodologi
pelaksanaan pekerjaan dan organisasi pekerjaan CV. ALAM
LEMBAYUNG sebagai konsultan perencana menyajikan laporan ini
sebagai landasan dan arahan yang representatif sebelum memulai
perumusan pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung”.
Demikian laporan ini disampaikan dengan penuh tanggung jawab.
Semoga hasil laporan ini dapat menjadi rumusan awal dalam “Belanja
Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan
UPTD PPP Kota Agung” dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-
pihak yang terkait.
Bandar Lampung, Oktober 2021
CV. ALAM LEMBAYUNG

(................, ST)

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP


Kota Agung
i
LAPORAN PENDAHULUAN
Team Leader

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP


Kota Agung
ii
LAPORAN PENDAHULUAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan.................................................................................2

1.4 Keluaran/Output..............................................................................................3

1.5 Sistem Pelaporan............................................................................................4

1.6 Deskripsi Proyek dan Sumber Pendanaan......................................................5

1.7 Lokasi Rencana...............................................................................................6

BAB II KONDISI WILAYAH DAN PENGEMBANGAN..........................................9

2.1. Gambaran Umum............................................................................................9

2.2. Kondisi Geografi dan Batas Wilayah.............................................................10

2.3. Administrasi Daerah......................................................................................11

2.4. Kondisi Topografi dan Iklim...........................................................................13

2.5. Strategi Pengembangan Daerah...................................................................14

2.6. Pendapatan dan Keuangan Daerah..............................................................14

BAB III METODELOGI PEKERJAAN.................................................................19

3.1. Pekerjaan Persiapan.....................................................................................19

3.2. Metode Pengumpulan Data...........................................................................20

3.2.1. Tahapan Pengumpulan Data........................................................................20

3.3. Referensi Dan Peraturan Terkait...................................................................22

3.4. Survey Lapangan dan Topografi...................................................................25

3.5. Metoda Analisa dan Pengujian Data..............................................................27

3.6. Bagan Alir Pelaksanaan................................................................................28

3.7. Parameter Utama dalam Desain...................................................................29

3.8. Metode Penggambaran.................................................................................30

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP


Kota Agung
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
3.9. Perhitungan Volume dan Biaya Pekerjaan....................................................30

3.10. Sistematika Seminar dan Pelaporan..............................................................31

BAB VI RENCANA KERJA.................................................................................33

4.1. Umum............................................................................................................ 33

4.2. Struktur Penugasan Dan Uraian Tanggung Jawab Personil..........................33

4.2.1. Tenaga Ahli...................................................................................................33

4.2.2. Tenaga Pendukung.......................................................................................37

4.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.....................................................................40

BAB V PENUTUP..............................................................................................41

5.1. Kesimpulan....................................................................................................41

5.2. Saran.............................................................................................................41

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP


Kota Agung
iv
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar
muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang perikanan.
Pembangunan prasarana pelabuhan perikanan khususnya di
Kabupaten Tanggamus sangat diperlukan dalam rangka memberikan
pelayanan dan pembinaan terhadap aktivitas kenelayanan, terkait dengan
kelanjutan pembinaan dan pengelolaan pemasaran hasil penangkapan ikan
dalam mendukung kegiatan perekonomian pada sektor perikanan laut.
Undang-Undang Nomor 45/2009 tentang Perikanan menyatakan bahwa
pemerintah berkewajiban menyelenggarakan dan melakukan pembinaan
pelabuhan perikanan yang berfungsi dalam mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran dan Peraturan Gubernur Lampung nomor 31 tahun 2019 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Lampung.

Dalam mendukung pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan


dan lingkungannya pelabuhan perikanan dapat berfungsi sebagai :
1. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
2. Pelayanan bongkar muat;
3. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;
4. Pemasaran dan distribusi ikan;
5. Pengumpulan data tangkap dan hasil perikanan;

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
1
LAPORAN PENDAHULUAN

6. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat


Nelayan;
7. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
8. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan;
9. Pelaksanaan kesyahbandaran;
10. Tempat pelaksanaan fungsi karangtina ikan;
11. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawasan kapal perikanan;
12. Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;
13. Pemantauan wilayaha pesisir dan wisata bahari;
14. Pengendalian lingkungan.
Salah satu pelabuhan perikanan yang menjadi pusat pengelolaan dan
produksi ikan hasil tangkapan di Kabupaten Tanggamus adalah PPP Kota
Agung. PPP Ini merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang terletak di
Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
Upaya pengembangan PPP Kota Agung telah dilakukan baik oleh
Pemerintah Provinsi Lampung sejak tahun 2005, berupa penyusunan
Master Plan dan DED serta pembangunan fisik. Banyak fasilitas pelabuhan
telah dibangun di lokasi ini, dan kondisi sampai saat ini ada yang sudah
rusak sehingga PPP ini belum dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota
Agung ini, adalah untuk;
1. Menata ulang peruntukan lahan yang telah ada untuk meningkatkan
daya jual hasil tangkap.
2. Memberikan Data dan Informasi yang lebih detail mengenai tata letak
fungsi masing masing bangunan utama dan penunjang sebagai
Pelabuhan Perikanan Pantai.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
2
LAPORAN PENDAHULUAN

3. Memberikan gambaran teknis tentang syarat-syarat dan standarisasi


Pelabuhan Perikanan Pantai.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan


Mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Belanja
Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan
UPTD PPP Kota Agung, Rencana pembangunan pelabuhan perikanan
wajib mempertimbangkan;
1. potensi sumberdaya ikan dan pengelolaannya;
2. potensi sumberdaya manusia;
3. dukungan terhadap pengembangan ekonomi wilayah baik regional
maupun nasional;
4. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Nasional;
5. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pelabuhan merupakan elemen yang penting dalam perkembangan
sosial ekonomi suatu daerah dan negara, disamping sebagai mata rantai dari
sistem transportasi. Pada prinsipnya perencanaan pelabuhan harus
mempertimbangkan seluruh aspek yang terkait pada perkembangan daerah
dan negara.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
pelabuhan [The IAPH Guidelines, 2001] antara lain:
1. Kebutuhan akan ruang dan lahan
2. Perkembangan ekonomi daerah hinterland pelabuhan
3. Perkembangan industri yang terkait dengan pelabuhan
4. Arus dan komposisi barang yang ada dan diharapkan
5. Tipe dan ukuran kapal
6. Jaringan transportasi darat dan laut dengan hinterland
7. Akses dari dan menuju laut
8. Potensi pengembangan
9. Aspek hidraulika dan nautika

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
3
LAPORAN PENDAHULUAN

10. Keamanan/keselamatan dan dampak lingkungan


11. Analisis ekonomi dan finansial
12. Struktur dan fasilitas yang sudah ada.

1.4 Keluaran/Output
Keluaran (output) yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini
berupa dokumen Masterplan yang berisikan :
1. Menyajikan gambar kondisi existing kawasan Ruang PPP Kota
Agung
2. Mendapatkan gambaran rinci tetantang rencana pengembangan
pangkalan pendaratan ikan di masa yang akan datang baik sarana
pokok maupun penunjang dari berbagai stake holder
3. Menyajikan rencana fasilitas pengembangan pangkalan pendaratan
ikan yang dibutuhkan dalam bentuk Lay out
4. Tahapan dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
5. Rencana fasilitas yang akan dibangun;
6. Perkiraan kebutuhan anggaran;
7. Tersusunnya konsep perencanaan pengelolaan Pangkalan
Pendaratan Ikan secara terpadu dengan unsur yang terdiri dari :
- Nelayan dan Pengolah Hasil Perikanan serta masyarakat pesisir
sebagai subjek dan objek utama pembangunan dan pengelolaan
kawasan PPP Kota Agung
- Lokasi fisik tempat subjek dan objek diatas dalam melakukan
aktivitas/kegiatan usaha
- Tata guna lahan atau aktivitas yang terkait dengan kegiatan
perikanan tangkap .

1.5 Sistem Pelaporan.


Setiap laporan disusun dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
berdasarkan Ejaan Yang Telah Disempurnakan (EYD). Jumlah dan
pengiriman laporan ditetapkan sebagai berikut :

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
4
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Laporan Pendahuluan/Inception Report;


Laporan ini berisi latar belakang kegiatan, gambaran kondisi lapangan
dan gambar pra design PPP Kota Agung. Laporan ini disusun setelah
konsultan melakukan pengumpulan data, studi awal permasalahan,
metodologi dan rencana kerja. Laporan pendahuluan disusun dan
diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu setelah dikeluarkan
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar
terdiri dari 1 (satu) set asli (berwarna) dan 2 (dua) set salinan.
Sebelum menyampaikan Laporan Pendahuluan, Penyedia Jasa
Konsultansi terlebih dahulu melaksanakan Diskusi Pendahuluan untuk
mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa yang akan menilai Metode
Kerja dan kecakapan Tenaga Ahli dalam memahami masalah dan
menyelesaikan pekerjaan.

2. Laporan Akhir/Final Report;


Laporan Akhir, memuat informasi :
- Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lingkup dan Lokasi
Pekerjaan;
- Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana Dasar Gedung;
- Metode pelaksanaan pekerjaan (jadwal pelaksanaan dan tenaga
ahli);
- Identifikasi permasalahan dan masukan terhadap kesesuaian
metode kerja dengan kondisi aktual lapangan;

1.6 Deskripsi Proyek dan Sumber Pendanaan


1.6.1.Pengguna Jasa
Pengguna Jasa adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Lampung :

- Nama : Ahmad Darma Habibillah, S.Pi, M.E


- Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
5
LAPORAN PENDAHULUAN

- Alamat
- Alamat Kegiatan : Jl. Samudra No.1, Desa Baros, Kecamatan
Kota Agung Kabupaten Tanggamus
Lampung

1.6.2.Penyedia Jasa
Data Administrasi Penyedia Jasa sebagai berikut:
Nama Perusahaan : CV. ALAM LEMBAYUNG.
Alamat Perusahaan: Jl. ..............., Kota Bandar Lampung, Provinsi
Lampung.
Direktur Utama : .............., ST.

1.6.3.Nama Kegiatan
Nama Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan
UPTD PPP Kota Agung
Nomor Kontrak : .................
Tanggal Kontrak : .......................
Lokasi Pekerjaan : PPP Kota Agung Kecamatan Kota Agung
Kab. Tanggamus
Waktu Pelaksanaan : 2,5 (Dua koma lima) Bulan kalender.
Tanggal Mulai : ... Oktober 2021
Tanggal Selesai : ... Desember 2021

1.6.4.Sumber Pendanaan
Nilai Kontrak : Rp ...............,- (Empat Ratus Delapan Puluh
Tujuh Juta Empat Ratus Enam Puluh Lima Ribu
Rupiah)
Sumber Dana : APBD Tahun 2021
Tahun Anggaran : 2021

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
6
LAPORAN PENDAHULUAN

1.7 Lokasi Rencana


Lokasi rencana kegiatan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung terletak di
PPP Kota Agung Kecamatan Kota Agung Kab. Tanggamus. Untuk Lebih
jelas kita dapat lihat dari lokasi gambar-gambar berikut ini.

Gambar 1.1. Peta Provinsi Provinsi Lampung

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
7
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar1.2 Peta Kabupaten Tanggamus

Lokasi Kegiatan

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
8
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB II
KONDISI WILAYAH DAN PENGEMBANGAN

2.1. Gambaran Umum


Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung yang terbentuk melalui pemekaran Kabupaten Lampung Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997
dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri,
yang secara geografis terletak pada posisi 104° 18’ - 105° 12’ Bujur Timur
dan 05° 05’ - 05° 56’ Lintang Selatan.
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat
dan Kabupaten Lampung Tengah
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
d. Sebelah Barat berbataasan dengan Kabupaten Lampung Barat
Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah daratan seluas 2.855,46
km2 dan wilayah laut seluas 1.799,50 km2 di sekitar Teluk Semangka,
dengan panjang pesisir 210 km, topografi wilayah darat bervariasi antara
dataran rendah dan dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah
berbukit sampai bergunung, yaitu sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan
ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter dari permukaan laut.
Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2012, Kabupaten
Tanggamus berpenduduk sebesar 536.613 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Pugung dengan jumlah penduduk 51.832 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Kelumbayan
dengan jumlah penduduk sebesar 10.746 jiwa (Tanggamus Dalam Angka
2011).

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
9
LAPORAN PENDAHULUAN

2.2. Wilayah Administrasi


Secara administratif ketika terbentuk, Kabupaten Tanggamus terdiri
dari 11 (sebelas) Wilayah Kecamatan dan 6 (enam) Wilayah Perwakilan
Kecamatan, dan pada tanggal 19 Juni 2000 disahkan Peraturan Daerah
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Tata Kerja
Pemerintahan Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tanggamus. Dengan
adanya pengesahan Peraturan Daerah tersebut jumlah kecamatan
bertambah sebanyak 6 (enam) kecamatan sehingga menjadi 17 (tujuh
belas) kecamatan.
Pada tahun 2005 dilaksanakan pemekaran beberapa kecamatan di
Kabupaten Tanggamus. Dan pada tanggal 23 Juni 2005 disahkan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005. Dengan disahkannya Peraturan
Daerah tersebut, banyaknya kecamatan di Kabupaten Tanggamus
bertambah sebanyak 7 (tujuh) kecamatan sehingga secara keseluruhan
berjumlah 24 (dua puluh empat) kecamatan.
Seiring dengan peningkatan pelayanan kepemerintahan di
Kabupaten Tanggamus, pada tanggal 21 Desember 2006 ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2006 tentang pembentukan 4 (empat)
kecamatan hasil pemekaran. Dan sampai dengan tahun 2009 banyaknya
kecamatan di Kabupaten Tanggamus sejumlah 28 kecamatan. Kemudian
berdasarkan Undang–undang No 48 tahun 2008 tentang pembentukan
Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, maka cakupan wilayah
Kabupaten Tanggamus berkurang sebanyak 8 kecamatan yaitu :

Tabel 2-1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tanggamus

NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS (KM2) 1 Wonosobo Tanjung


Kurung 209,63 2 Semaka Sukaraja 170,90 3 Bandar Negeri Semuong
Sanggi 98,12 4 Kota Agung Kota Agung 76,93 5 Pematang Sawa Way
Nipah 185,29 6 Kota Agung Timur Kagungan 101,30 7 Kota Agung Barat

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
10
LAPORAN PENDAHULUAN

Negara Batin 73,33 8 Pulau Panggung Tekad 437,21 9 Air Naningan Air
Naningan 186,35 10 Ulu Belu Ngarip 323,08 11 Talang Padang Talang
Padang 45,13 12 Sumberejo Margoyoso 56,77

2.3. Kondisi Geografi dan Batas Wilayah

2.4. Administrasi Daerah


Dengan Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor I/ Missi /
1957, lahirlah Propinsi Daerah Istimewa Provinsi Lampung. Dengan
sendirinya Kabupaten Provinsi Lampung Utara masuk dalam wilayah
Propinsi Daerah Istimewa Provinsi Lampung. Berdasarkan Undang Undang
Nomor I tahun 1957 dan Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1959.
Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus terbagi dalam 3 (tiga)
Kewedanaan yaitu :
1. Kewedanaan Bireuen terdiri atas 7 kecamatan
2. Kewedanan Lhokseumawe terdiri atas 8 Kecamatan
3. Kewedanaan Lhoksukon terdiri atas 8 kecamatan
Dua tahun kemudian keluar Undang Undang Nomor 18 tahun 1959
tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Berdasarkan UU tersebut
wilayah kewedanaan dihapuskan dan wilayah kecamatan langsung di
bawah Kabupaten Daerah Tingkat II. Dengan surat keputusan Gubemur
Kepala Daerah Propinsi Daerah Istimewa Provinsi Lampung Nomor: 07 /
SK / 11 / Des/ 1969 tanggal 6 Juni
1969, wilayah bekas kewedanaan Bireuen ditetapkan menjadi daerah
perwakilan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus yang dikepalai
seorang kepala perwakilan yang kini sudah menjadi Kabupaten Bireun.
Hampir dua dasawarsa kemudian dikeluarkan Undang Undang Nomor 5
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, sebutan
Kepala Perwakilan diganti dengan Pembantu Bupati Kepala Daerah Tingkat

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
11
LAPORAN PENDAHULUAN

II, sehingga daerah perwakilan Bireuen berubah menjadi Pembantu Bupati


Kepala Daerah Tingkat II Tanggamus di Bireuen.
Dengan berkembangnya Kabupaten Tanggamus yang makin pesat, pada
tahun 1986 dibentuklah Kotif (Kota Administratif) Lhokseumawe dengan
peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1986 yang
membawahi 5 kecamatan. Dan berdasarkan Kep Mendagri Nomor 136.21-
526 tanggal 24 Juni 1988 tentang pembentukan wilayah kerja pembantu
Bupati Pidie dan Pembantu Bupati Tanggamus dalam wilayah Propinsi
Daerah Istimewa Provinsi Lampung, maka terbentuklah Pembantu Bupati
Tanggamus di Lhoksukon, sehingga pada saat ini Kabupaten Tanggamus
terdiri dari 2 Pembantu Bupati, 1 kota administratip, 26 wilayah kecamatan
yaitu 23 kecamatan yang sudah ada ditambah dengan 3 kecamatan
pemekaran baru. Sebagai penjabaran dari UU nomor 5 tahun 1974 pasal
11 yang menegaskan bahwa titik berat otonomi daerah diletakkan pada
daerah tingkat II maka pernerintah melaksanakan proyek percontohan
otonomi daerah. Provinsi Lampung Utara ditunjuk sebagai daerah
tingkat II percontohan otonomi daerah.
Pada tahun 1999 Kabupaten Provinsi Lampung Utara yang terdiri dari
26 Kecamatan dimekarkan lagi menjadi 30 kecamatan dengan menambah
empat kecamatan baru berdasarkan PP Republik Indonesia Nomor 44
tahun 1999.Seiring dengan pemekaran kecamatan baru tersebut,
Tanggamus harus merelakan hampir sepertiga wilayahnya untuk menjadi
kabupaten baru, yaitu Kabuparten Bireuen berdasarkan Undang Undang
nomor 48 tahun 1999. Wilayahnya mencakup bekas wilayah Pembantu
Bupati di Bireuen.
Kemudian pada Oktober 2001, tiga kecamatan dalam wilayah Tanggamus,
yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, dan Kecamatan
Blang Mangat dijadikan Kota Lhokseumawe. Saat ini Kabupaten
Tanggamus dengan luas wilayah sebesar 3.296,86 Km2 dan berpenduduk
sebanyak 602.554 jiwa membawahi 27 kecamatan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
12
LAPORAN PENDAHULUAN

2.5. Kondisi Topografi dan Iklim

Kabupaten Tanggamus merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-


rata + 125 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 04.46.00o
Lintang Utara dan 05.00.40o Lintang Utara, serta 96.52.00o dan
97.31.00o bujur Timur. Luas wilayah Tanggamus, adalah berupa daratan
seluas 3.296,86 km2. Akhir tahun 2017, wilayah administrasi Kabupaten
Tanggamus terdiri dari 27 wilayah Kecamatan, berdasarkan Peraturan
Daerah no. 2 tahun 2008 luas daratan masing-masing kabupaten/kota,
yaitu: Sawang (384,65 Km2), Nisam (114,74 Km2), Nisam Antara
(84,38 Km2), Banda Baro (42,35 Km2), Kuta Makmur (151,32 Km2),
Simpang Keuramat (79,78 Km2), Syamtalira Bayu (77,53 Km2),
Geureudong Pase (269,28 Km2), Meurah Mulia (202,57 Km2),
Matangkuli (56,94 Km2), Paya Bakong (418,32 Km2), Pirak Timu (67,70
Km2), Cot Girek (189,00 Km2), Tanah Jambo Aye (162,98 Km2),
Langkahan (150,52 Km2), Seunuddon (100,63 Km2), Baktiya (158,67
Km2), Baktiya Barat (83,08 Km2), Lhoksukon (243,00 Km2), Tanah Luas
(30,64 Km2), Nibong (44,91 Km2), Samudera (43,28 Km2) Syamtalira
Aron(28,13 Km2), Tanah Pasir (20,38 Km2), Lapang (19,27 Km2), Muara
Batu (33,34 Km2), dan Dewantara (39,47 Km2).
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di
Kabupaten Tanggamus terdiri dari:
0 m - 100 m = 4,69 %
101 m - 500 m = 3,52 %
501 m -1000 m = 84,98 %
1.001 m keatas = 6,81 %

2.6. Strategi Pengembangan Daerah

Tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah peningkatan


pendapatan riil per kapita serta adanya unsur keadilan atau pemerataan
dalam penghasilan dan kesempatan berusaha. Dengan mengetahui
sasaran dan tujuan pembangunan, serta kelemahan dan kelebihan yang

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
13
LAPORAN PENDAHULUAN

dimiliki oleh suatu daerah, maka strategi pengembangan potensi yang ada
akan lebih terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi
pemerintah daerah yang akan melaksanakan kegiatan usaha didaerah
yang bersangkutan.
Dalam penerapan strategi pembangunan ekonomi daerah, tentunya
peran pemerintah cukup penting dan menonjol, paling tidak ada beberapa
peran yang dapat dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan
ekonomi daerah.
Pertama, sebagai pelopor dan koordinator dalam pemanfaatan
sumber daya ekonomi. Sebagai pelopor, pemerintah daerah melalui BUMD,
dituntut untuk mempelopori penggalian sumber daya alam yang bernilai
ekonomis yang belum tersentuh oleh pihak lain. Selain itu, pemerintah
daerah harus mengkoordinasikan di antara berbagai pihak yang
mengusahakan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah.
Sebagai koordinator pemerintah daerah harus dapat melibatkan dan
mengkoordinasikan berbagai dinas terkait, pengusaha swasta, UMKM
(usaha mikro, kecil dan menengah) serta masyarakat dalam pemanfaatan
sumber daya ekonomi daerah
2.7. Pendapatan dan Keuangan Daerah
Sumber-sumber keuangan daerah atau pendapatan asli daerah (PAD)
adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan
daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah. Sumber Keuangan
Daerah terdiri dari:
1) Pendapatan Asli daerah (PAD) yang berdasarkan UU No.22/ 1999
Pasal 79 terdiri dari: a) Hasil pajak daerah; b) Hasil retribusi daerah.
2) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan milik daerah
yang dipisahkan.
3) Pinjaman daerah.
4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Adapun yang termasuk dana perimbangan adalah

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
14
LAPORAN PENDAHULUAN

a) Dana Alokasi Umum(DAU); yaitu sejumlah dana yang dialokasikan


kepada setiap Daerah Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia
setiap tahunnya sebagai dana pembangunan.
b) Dana Bagi Hasil (dana perimbangan), yaitu dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan
angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. DBH dilakukan berdasarkan prinsip by
origin (daerah penghasil) dan penyaluran bedasarkan realisasi
penerimaan (UU No.33/2004 Pasal 1)
c) Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu alokasi dari APBN kepada provinsi/
kabupaten/ kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan PemDa dan sesuai dengan prioritas
nasional
Pajak dapat diartikan sebagai iuran wajib yang dikenakan kepada
wajib pajak untuk sumber pendapatan negara (kas negara)
berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan
tiada mendapat balas jasa secara langsung. Contoh : PPH, PPN,
PPn, PBB dan Bea Materai.
Sedangkan yang dimaksud Retribusi ( bukan restribusi atau restibusi )
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (UU
no. 28 tahun 2009) .
Perbedaan antara pajak dan retribusi adalah
a) Pajak merupakan pungutan yang bersifat memaksa berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku sedangkan retribusi lebih spesifik
kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan pelayanan tertentu
b) Untuk pajak tidak ada timbal balik langsung kepada para pembayar
pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung dari
penerima retribusi kepada penerima retribusi

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
15
LAPORAN PENDAHULUAN

c) Selain itu, pajak biasanya dikeloa oleh pemerintah pusat maupun


pemerintah daerah, sedangkan Retribusi (atau disebut juga pajak
daerah) dikelola pemerintah daerah.
Pengelompokkan atau jenis pajak
A. Jenis pajak berdasarkan pihak yang menanggung, yakni 1) Pajak
Langsung adalah pajak yang pembayarannya ditanggung sendiri oleh
wajib pajak atau tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh :
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dam Pajak Penghasilan ; 2) Pajak
Tidak Langsung, adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan
kepada pihak lain. Contoh : Pajak Kendaraaan Bermotor, Bea Materai
dan Cuka, Pajak Penjualan, PPN.
B. Jenis pajak berdasarkan pihak yang memungut, meliputi 1) Pajak
Negara atau Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat. Contoh: PPN, PPh, PPn dan Bea Materai. 2) Pajak Daerah
adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah.
Pajak pusat merupakan sumber keuangan negara (pemerintah pusat)
sedangkan pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintahan daerah. Contoh pajak daerah: Pajak tontonan, pajak
reklame, PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) PBB, Iuran kebersihan,
Retribusi terminal, Retribusi parkir, Retribusi galian pasir.
Pajak daerah terbagi 2 yakni a) Pajak Provinsi: pajak kendaraan
bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor; pajak air
permukaan; dan pajak rokok; b) Pajak Kabupaten/Kota: pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan,
pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah,
pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
C. Jenis pajak berdasarkan sifatnya, meliputi 1) Pajak Subjektif adalah
pajak yang memperhatikan kondisi keadaan wajib pajak. Dalam hal ini
penentuan besarnya pajak harus ada alasan-alasan objektif yang
berhubungan erat dengan kemampuan membayar wajib pajak.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
16
LAPORAN PENDAHULUAN

Contoh : PPh; 2) Pajak Objektif adalah pajak yang berdasarkan pada


objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh :
PPN, PBB, PPn-BM.

Adapun Fungsi Pajak adalah untuk:


1. Sumber Pendapatan Negara
2. Pengatur Kegiatan Ekonomi
3. Pemerataan Pembangunan dan Pendapatan Masyarakat
4. Sarana Stabilitas Ekonomi
Dalam pemungutan pajak, ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan, yakni
a. Prinsip Keadilan ( Equity Equity)
b. Prinsip Kepastian (Certainty)
c. Prinsip Kecocokan/Kelayakan ( Convience Convience)
d. Prinsip Ekonomi ( Economy Economy)
Jenis retribusi daerah dapat dikelompokkan menjadi
1. Retribusi Jasa Umum (retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan),

2. Retribusi Jasa Usaha (retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemda
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya disediakan
oleh sektor swasta),
3. Retribusi Perizinan, seperti Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin
Gangguan, Retribusi Izin Trayek dan Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
17
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB III
METODELOGI PEKERJAAN

Pada suatu pekerjaan perencanaan dibutuhkan metodologi


kerja yang terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Metode kerja
dijabarkan dalam tahapan pelaksanaan, sehingga setiap pekerjaan
dapat dievaluasi. Tahapan pekerjaan perlu dibuat sebagai pedoman
kerja untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan harapan.

3.1. Pekerjaan Persiapan


Konsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum
dimulainya kegiatan utama berupa pengumpulan dan analisis data –
data sekunder maupun primer untuk kemuadian disortir dan dianalisis
guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder yang
dimaksud adalah semua data dan hasil studi terdahulu yang ada dari
berbagai instansi pemerintah/ lembaga terkait yang berkaitan dengan
studi.

1. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi lebih banyak berkaitan dengan
penyelesaian administrasi dengan pemberi tugas, perizinan yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, kerja sama dengan
perusahaan dan instansi lain dan sebagainya. Pekerjaan administrasi
yang dipersiapkan adalah:
a) Legalisasi pelaksanaan pekerjaan.
b) Penjajakan kerjasama dengan instansi lain yang
terkait.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
18
LAPORAN PENDAHULUAN

c) Persiapan administrasi dan finansial.


d) Persiapan peralatan dan peminjaman (bila ada).
e) Pembuatan rencana kerja.
f) Dan penjadwalan personil dan koordinasi pelaksanaan.

2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis merupakan persiapan yang harus dilakukan
sebelum kegiatan pengumpulan data (primer dan sekunder)
dilaksanakan, lebih banyak berkaitan dengan hal mobilisasi personil,
mobilisasi peralatan dan bahan. Persiapan teknis mencakup beberapa
hal sebagai berikut:
Mobilisasi personil :
a) Jumlah dan kualifikasi personil yang diperlukan berdasarkan
pengalaman dan pendidikan.
b) Kemampuan fisik personil terutama untuk personil pada pelaksanaan
survei lapangan.
c) Penyusunan deskripsi tugas dan tanggung jawab personil.

Persiapan/mobilisasi bahan dan peralatan yang akan digunakan :


a) Persiapan peralatan yang akan digunakan.
b) Persiapan bahan dan data yang akan digunakan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Tahapan Pengumpulan Data


Metodologi dalam pengumpulan data kegiatan perencanaan yang
dimaksud antara lain:

a. Metodologi Analisis
Yaitu menganalisa data-data yang diperoleh di lapangan,
menghubungkan dengan kajian teoritis, untuk kemudian dianalisis, dari

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
19
LAPORAN PENDAHULUAN

hasil analisis ini kemudian menghasilkan alternatif - alternatif desain,


yang selanjutnya disimpulkan menjadi suatu kesimpulan desain.

Gambar 5.1 Diagram Metode Survei

Pengumpulan
Data

Reduks Sajian
i Data Data

Penarikan
simpulan /verifikasi

Analisa kebutuhan dilakukan untuk menentukan bagian-bagian dan


porsi yang memerlukan pekerjaan perencanaan gedung, karena
pekerjaan perencanaan gedung bukan semata-mata melakukan
perencanaan terhadap fisik saja melainkan perlu dilakukan analisa
sesuai kebutuhan.

b. Metodologi Observasi
Yaitu mengadakan observasi secara langsung atau tidak langsung
dengan studi pengamatan lapangan, wawancara dan studi literature
melalui buku-buku, referensi, majalah, surat kabar, konsultasi, serta
media lainnya yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
sehingga mampu menyelesaikan permasalahan.
 Studi Literatur : Melalui buku-buku referensi, internet, arsip yang
berhubungan dengan proyek yang diambil

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
20
LAPORAN PENDAHULUAN

 Wawancara : Mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan


dengan proyek yang di ambil
 Studi Lapangan: Melakukan studi banding pada obyek yang sejenis
sebagai dasar perbandingan dalam menyusun
konsep perancangan.

Tahapan pengumpulan data meliputi proses persiapan pengumpulan


data dan kegiatan survey lapangan.
3.3. Referensi Dan Peraturan Terkait
Proses pekerjaan perencanaan harus mengacu pada kriteria dan
standard perencanaan yang berlaku di Indonesia, disamping harus
memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini :
a) Building Code/Standar Teknis yang dikeluarkan oleh Pemdadan Bappeda
b) Pedoman Penyusunan Program Pembangunan yang dikeluarkan oleh
Bapenas Dan Departemen Pekerjaan Umum
c) Standar-Standar Keamanan Bangunan Terhadap resiko bencana alam.
d) Standar di indonesia tentang perhitungan harga satuanpekerjaan bangunan
yang digunakan adalah daftar analisa SNI 2013
e) Standar di indonesia tentang bangunan, diantaranya :
 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
 Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Kepelabuhan Perikanan.
 Peraturan Menteri PU No.60/PRT/1992 tentang persyaratan teknis
pembangunan
 Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Kepmen PU No. 441/KPTS/1998).
 Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Umum dan
Lingkungan (Kepmen PU No. 468/KPTS/1998).
 Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan (Kepmen PU No 10 /KPTS/2000).
 Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD
PPP Kota Agung
21
LAPORAN PENDAHULUAN

 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 91/M-DAG/PER/12/2014


Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015
 KepMen Kimpraswil No.332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis
Pengembangan Bangunan Gedung Negara
 Peraturan Pembebanan Indonesia 1983
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI) 1992
 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung (SNI : 03-1726-2002)
 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI: 03-
1729-2002)
 Data arsitek/ time saver standard untuk mengetahui program ruang secara
komprehensif.
 Peraturan Menteri PU No.60/PRT/1992 tentang persyaratan teknis
pembangunan
 Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Kepmen PU No. 441/KPTS/1998).
 Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Umum dan
Lingkungan (Kepmen PU No. 468/KPTS/1998).
 Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan (Kepmen PU No 10 /KPTS/2000).
 Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 91/M-DAG/PER/12/2014
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015
 KepMen Kimpraswil No.332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis
Pengembangan Bangunan Gedung Negara
 Peraturan Pembebanan Indonesia 1983
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI) 1992
 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung (SNI : 03-1726-2002)

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
22
LAPORAN PENDAHULUAN

 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI: 03-
1729-2002)
 Data arsitek/ time saver standard untuk mengetahui program ruang secara
komprehensif.

Persyaratan Teknis Bangunan pada kegiatan Pembangunan


PPP Kuala Cankoy Kabupaten Tanggamus ini harus tertuang secara
lengkap dan jelas pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam
Dokumen Perencanaan, yaitu :
1. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan, harus sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Tanggamus atau Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung Kabupaten
Tanggamus, tentang peruntukan lokasi, jarak antar blok/massa bangunan,
ketinggian bangunan, ketinggian langit-langit, Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Koefisien Daerah Hijau (KDH), Garis
Sempadan Bangunan, Wujud Arsitektur, Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Lingkungan Bangunan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan
Asuransi;
2. Persyaratan Bahan Bangunan, diupayakan menggunakan bahan bangunan
setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian
dari sistem fabrikasi komponen bangunan. Spesifikasi teknis bahan bangunan
gedung meliputi ketentuan-ketentuan Bahan Penutup Lantai, Bahan Dinding,
Bahan Langit-langit, Bahan Penutup Atap, Bahan Kusen dan Daun
Pintu/Jendela dan Bahan Struktur;
3. Persyaratan Struktur Bangunan, harus memenuhi persyaratan keselamatan
(safety) dan kelayanan (serviceability) dan standar konstruksi bangunan yang
berlaku. Spesifikasi teknis struktur Bangunan Universitas Samudera Langsa di
Kabupaten Tanggamus ini meliputi ketentuan- ketentuan tentang Struktur
Pondasi, Struktur Lantai, Struktur Lantai Beton, Struktur Kolom dan
Struktur Rangka Atap dan kemiringan atap;
4. Persyaratan Utilitas Bangunan yang berada di dalam dan di luar bangunan
gedung harus sesuai dengan SNI yang berlaku. Spesifikasi teknis utilitas yang

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
23
LAPORAN PENDAHULUAN

harus diperhatikan menyangkut air bersih, saluran air hujan, pembuangan air
kotor, pembuangan limbah, pembuangan sampah, sarana pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran, instalasi listrik, penerangan
alam/pencahayaan, tata udara, sarana transportasi dalam bangunan, sarana
komunikasi, penangkal petir, instalasi gas, kebisingan dan getaran serta
aksesibilitas bagi penyandang cacat; dan
5. Persyaratan Sarana Penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat harus
dipenuhi dengan standar yang berlaku yaitu yang menyangkut dengan jalur
evakuasi, tangga penyelamatan, penerangan darurat dan tanda penunjuk arah
ke luar, pintu darurat, koridor/selasar dan sistem peringatan bahaya

Konsultan juga diwajibkan untuk mengkonsultasikan setiap


pelaksanaan dari tahap-tahap pekerjaan perencanaan tersebut
dengan pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan.

3.4. Survey Lapangan dan Topografi


Tahap survey lapangan pada dasarnya mencakup kegiatan
pengumpulan data. Data yang diperlukan pada proses perencanaan
gedung antara lain:
a) Data primer, berupa data yang berhubungan dengan data teknis
kondisi fisik tapakdankawasan.Data primer diperoleh dari studi
lapangan melalui observasi dan pengamatan visual dengan membuat
deskripsi lokasi, sketsa, foto dan lain-lain untuk memperoleh data-data
terkait. Selain itu juga dilakukan wawancara secara terbatas dengan
pihak-pihak yang dianggap perlu untuk memnambah
informasiberkaitandenganlokasidanobjek perencanaan.
Pengumpulan data primer dapat berupa;
 Data Visual
Kegiatan ini berupa pendokumentasian/ foto yang menunjukkan
visualisasi lokasi perencanaan. Data visual ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran nyata kondisi eksisting di lingkungan lokasi
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Review

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
24
LAPORAN PENDAHULUAN

Masterplan UPTD PPP Kota Agung terutama mengenai potensi


dan masalah yang ada.

 Data Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada lokasi perencanaan untuk mendapatkan
data ukur sebagai dasar Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung.
- Survey pengukuran site lapangan dengan mempergunakan alat
ukur waterpas dan alat theodolite guna mengetahui elevasi titik
spot height di lokasi Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung.
- Survey Geological dan Geoteknical sederhana guna mengetahui
daya dukung tanah dilokasi perencanaan (Bila diperlukan).
- Survey hidro-oseanografi atau sering disebut site-survey
merupakan salah satu kegiatan survey kelautan yang bertujuan
untuk mengetahui topografi dasar laut, kenampakan bawah dasar
laut dan mengetahui ada tidaknya objek-objek yang berbahaya di
dasar laut.

b) Data sekunder, berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh


dari kajian literatur. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan
dengan mencatat hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan kegiatan perencanaan.
Pengumpulan data sekunder dapat berupa:
a. Peraturan Pemda setempat, yang meliputi:
1) Peraturan yang terkait dengan Penataan Ruang;
 Peruntukan lahan.
 KDB (Koefisien dasar bangunan).
 KDH (Koefisien dasar hijau).
 KLB (Koefisien lantai bangunan).
 KB (Ketinggian bangunan).

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
25
LAPORAN PENDAHULUAN

 Tipe bangunan.
 GSB (garis sepadan bangunan).
2) Peraturan mengenai persyaratan bangunan berupa persyaratan:
 Desain.
 Struktur.
 Instalasi mekanikal/ elektrikal.
 Kebakaran.
 Aksesibilitas.
3) Peraturan dan standar perencanaan lainnya yang secara
langsung ataupun tidak langsung terkait dengan kegiatan
perencanaan tersebut.
b. Gambar peta situasi eksisting.
c. Studi literatur
d. Sistem jaringan utilitas yang ada dilingkungan tersebut.
e. Melakukan Sondir dan membuat laporan hasil sondir (bila perlu).
f. Pengumpulan data harga upah dan bahan setempat yang
dikeluarkan pemerintah daerah.

3.5. Metoda Analisa dan Pengujian Data


Tahapan analisis merupakan tahapan pekerjaan berupa penguraian
dan pengkajian data yang telah diperoleh sebagai acuan rumusan
perencanaan. Rincian kegiatan pada tahapan analisis ini meliputi:
1. Analisis fungsional terhadap fungsi bangunan, berupa analisis pemakai
dan pola kegiatan, kebutuhan ruang dan organisasi ruang.
2. Analisis kondisi lingkungan, berupa analisis kondisi dan potensi lahan,
prasarana lingkungan dan organisasi lahan.
Analisis tapak (in site) dilakukan untuk melihat potensi dan kendala yang
mungkin timbul dari perencanaan yang akan dilakukan. Analisis selalu
mengarah kepada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Analisis terhadap aktivitas dan fungsi adalah untuk menentukan
kebutuhan dan ruang aktivitas yang diperlukan berdasarkan pola tingkah

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
26
LAPORAN PENDAHULUAN

laku manusia (pemakai) dan tingkat sosialnya. Selanjutnya dapat


ditentukan bagaimana pola hubungan ruangnya.
Analisa dilakukan untuk menentukan bagian-bagian dan porsi yang
memerlukan pekerjaan perencanaan. Karena pekerjaan perencanaan
bukan semata-mata melakukan perencanaan terhadap semua bagian di
lokasi pertapakan sehingga perlu dilakukan analisa sesuai kebutuhan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
27
LAPORAN PENDAHULUAN
3.6. Bagan Alir Pelaksanaan
Gambar 5.6 Bagan Alir Pelaksanaan

PERSIAPAN SURVEI LAPANGAN ANALISA DATA PENYUSUNAN PENYUSUNAN PEKERJAAN AKHIR


SURVEI MASTER PLAN DETAIL
ENGINEERING
DESIGN (DED)
MOBILISASI PERSONIL SURVEI ANALISA DATA PENENTUAN PEMILIHAN BENTUK NOTA DESAIN
PENGUMPULAN DATA TOPOGRAFI/BACHI SURVEI TOPOGRAFI TARGET PROYEK BANGUNAN GAMBAR KONSTRUKSI
AWAL METRI ANALISA DATA (PENDEK, PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN
MEMBUAT LAPORAN SURVEI KONDISI BORING DAN MENENGAH, STRUKTUR BIAYA
PENDAHULUAN FISIK SONDIR PANJANG BANGUNAN RENCANA KERJA DAN
LAHAN(BORING LAPORAN PROSEDUR SISTEM ELEKTRIKAL SYARAT
DAN SONDIR) PENUNJANG PENYUSUNAN DAN MEKANIKAL SPESIFIKASI TEKNIS
SURVEI SOSIAL DAN RENCANA DRAFT LAPORAN DOKUMEN TENDER (BOQ
EKONOMI BENTUK RENCANA AKHIR DAN SPESIFIKASI TEKNIS
INDUK (LAPORAN
RENCANA INDUK MANUAL OPERASI DAN
DAN GAMBAR SITE PEMELIHARAAN
MAP LAPORAN AKHIR
EXECUTIVE SUMMARY

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung


28
LAPORAN PENDAHULUAN

3.7. Parameter Utama dalam Desain


Para Parameter utama dalam desain untuk pekerjaan “pekerjaan

Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Review

Masterplan UPTD PPP Kota Agung” adalah sebagai berikut ;

1. Dermaga Baru

2. Breakwater

3. TPI (Tempat Pelelangan Ikan)

4. Gedung Admistrasi (Rehab)

5. Gedung Panglima Laot (Rehab)

6. Workshop Perbengkelan (Rehab)

7. Docking Kapal (Rehab)

8. Mushalla (Rehab)

9. Box Listrik

10. Gapura

11. Pos Jaga

12. Tower Air Bersih

13. Tempat Reparasi Alat Tangkap

14. Drainase

15. MCK/Toilet

3.8. Metode Penggambaran


Metode yang akan dilakukan harus melihat dari aspek-aspek yang
meliputi seperti :

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
29
LAPORAN PENDAHULUAN

 Arsitektural yaitu merencanakan bangunan dengan menggunakan


seni sehingga bangunan tersebut tertata dan indah dipandang sesuai
dengan kebutuhan dilapangan
 Struktural yaitu mengambar desain rencana bangunan dengan
menggunakan struktur yang baik sehingga bangunan dapat bertahan
lama dan kokoh.
 Mekanikal yaitu mengambar rencana desain sistem mekanis
pendukung bangunan
 Elektrikal yaitu menggambar rencana seluruh sistem pendukung listrik
yang ada dibangunan
 Tata Lingkungan yaitu menggambar desain lingkungan sekitar
sehingga dapat mendesain rencana tata lingkungan yang indah dan
efisien.
3.9. Perhitungan Volume dan Biaya Pekerjaan
Pada tahap perhitungan volume dilakukan oleh Ahli Cost Estimator
dengan menggunakan rumus-rumus yang biasa digunakan seperti ;
 Rumus dalam menghitung luasan bangunan
 Rumus menghitung berat penggunaan bahan pada bangunan
 Rumus menghitung jumlah bahan yang diperlukan dalam bangunan

Biasanya perumusan perhitungan volume diatas dituangkan dalam


Back Up data perhitungan, sedangkan Biaya Pekerjaan dihitung
menggunakan analisa harga dan satuan tahun 2013 dengan biaya atau
harga upah bahan menurut daerah masing-masing berdasarkan buku
pedoman harga satuan yang dikeluarkan oleh provinsi.
3.10. Sistematika Seminar dan Pelaporan
Laporan merupakan salah satu dokumen yang dibutuhkan pada
pekerjaan perencanaan. Adapun laporan-laporan yangdibuat pada
pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang
Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
30
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi latar belakang kegiatan, gambaran kondisi lapangan dan
gambar pra design DED Kampus Universitas Samudera Langsa di Kabupaten
Tanggamus. Laporan ini disusun setelah konsultan melakukan pengumpulan
data, studi awal permasalahan, metodologi dan rencana kerja. Laporan
pendahuluan disusun dan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu
setelah dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dibuat sebanyak 3
(tiga) eksemplar terdiri dari 1 (satu) set asli (berwarna) dan 2 (dua) set salinan.
Sebelum menyampaikan Laporan Pendahuluan, Penyedia Jasa Konsultansi
terlebih dahulu melaksanakan Diskusi Pendahuluan untuk mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa yang akan menilai Metode Kerja dan
kecakapan Tenaga Ahli dalam memahami masalah dan menyelesaikan
pekerjaan

2. Laporan Akhir
Laporan Akhir, memuat informasi :
- Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lingkup dan Lokasi Pekerjaan;
- Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana Dasar Gedung;
- Metode pelaksanaan pekerjaan (jadwal pelaksanaan dan tenaga ahli);
- Identifikasi permasalahan dan masukan terhadap kesesuaian metode kerja
dengan kondisi aktual lapangan;
- Inventarisasi data primer maupun sekunder (studi literatur) secara
lengkap sebagaimana ditentukan dalam arahan keluaran;
- Analisa Perhitungan Perencanaan Detail;
- Hasil Sondir
- Perhitungan volume dan back up perhitungan;
- Rencana Anggaran Biaya (EE);
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) .
- Gambar Rencana;

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
31
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar Rencana berisi Gambar perencanaan yang menampilkan Site


Plan, Detail Engineering Design, Gambar Struktur dan asesoriesnya.
Gambar Rencana diserahkan dalam ukuran A3 sebanyak 3 set.

3. Seminar
Disetiap penyusunan laporan, perlu dilakukan seminar agar hasil
laporan dapat optimal dalam penyusunan. Seminar dilakukan dalam ruang
tertutup dan dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
32
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB VI
RENCANA KERJA

4.1. Umum
Dalam melaksanakan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota
Agung diperlukan suatu organisasi kerja konsultan beserta uraian
tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing anggota tim.
Konsultan menyediakan tenaga personil yang berkualitas dan
berpengalaman serta memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan
pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
4.2. Struktur Penugasan Dan Uraian Tanggung Jawab Personil.
4.2.1. Tenaga Ahli
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) tenaga ahli yang
dibutuhkan dalam pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung terdiri dari:
1. Team Leader
Team Leader mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
 Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
 Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan
tenaga ahli.
 Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam
membina kerja sama team yang solid.
 Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan aturan.
 Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh
kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
 Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan
terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
 Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam
mempersiapkan semua laporan yang diperlukan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
33
LAPORAN PENDAHULUAN

 Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.


 Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi
terkait.

2. Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
 Mengendalikan Perancangan Arsitektur
 Melakukan pendalaman pengetahuan arsitektur
 Melakukan pendalaman seni
 Mengendalikan perencanaan dan perancangan kota
 Melakukan pendalaman hubungan antara manusia, bangunan,
dan lingkungan
 Melakukan pendalaman pengetahuan daya dukung lingkungan
 Melakukan pendalaman peran arsitek di masyarakat
 Mengendalikan persiapan pekerjaan perancangan
 Melakukan pendalaman pengertian antar disiplin
 Melakukan pendalaman fisik dan fisika bangunan
 Menerapkan batasan anggaran dan peraturan bangunan
 Melakukan pendalaman pemahaman industri konstruksi dalam
perencanaan
 Melakukan pendalaman manajemen proyek

3. Ahli Teknik Bangunan Gedung;


Ahli Teknik Bangunan Gedung mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut ;
 Menerapkan SMM, SMK3-L, Bangunan Hijau, dan peraturan
yang berkaitan dengan bangunan gedung
 Mengumpulkan data geoteknik dan parameter tanah pada lokasi
yang dipilih
 Melakukan perhitungan struktur atas dan struktur bawah
bangunan gedung

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
34
LAPORAN PENDAHULUAN

 Membuat gambar rencana struktur bangunan gedung


 Membuat gambar rencana detail struktur bangunan gedung
 Menyiapkan data teknis untuk penyusunan spesifikasi teknis
bangunan gedung
 Melakukan kegiatan staking out bangunan gedung
 Melakukan persiapan pelaksanaan konstruksi
 Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai gambar rencana
 Menyiapkan kegiatan uji fungsi bangunan dan sarana dalam
bangunan gedung
 Menyiapkan data serah terima pekerjaan
 Membuat laporan pekerjaan.

4. Ahli Pantai/Pelabuhan
Ahli Pantai/Pelabuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut ;
 Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder yang ada yang
berkaitan dengan hidrooceanografi, seperti angin, pasang surut,
arus dan gelombang.
 Merencanakan dan melaksanakan survai topografi dan bathimetri
serta hidrooceanografi.
 Mempelajari dan menganalisa data hasil survai untuk dijadikan
bahan dalam perencanaan dan penyusunan laporan.
 Memberikan saran dan masukan kepada tenaga ahli lain tentang
kondisi hidrooceanografi dan karakteristik pantai, dalam
kaitannya dengan perencanaan detail fasilitas laut pelabuhan
perikanan.
 Bersama-sama dengan tenaga ahli lain membuat perencanaan
detail fasilitas laut seperti dermaga, kolam pelabuhan,
breakwater, dll.
 Membuat spesifikasi teknis untuk pelaksanaan konstruksi fasilitas
laut yang direncanakan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
35
LAPORAN PENDAHULUAN

 Membantu Team Leader dalam penyusunan laporan

5. Ahli Geodesi
Ahli Geodesi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
 Melaksanakan SMK3-L
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.

6. Ahli Perikanan Tangkap ;


Ahli Perikanan Tangkap mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut ;
 Melakukan identifikasi, merencanakan dan melaksanakan survai
yang diperlukan.
 Mempelajari dan menganalisa data dan informasi tentang
fasilitas pelabuhan perikanan, jumlah armada, jumlah nelayan,
produksi dan produktifitas, daerahpenangkapan dan potensi
sumberdaya perikanan, serta merencanakan
kebutuhanfasilitasnya.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
36
LAPORAN PENDAHULUAN

 Menyusun dan merencanakan kegiatan pengolahan hasil


perikanan dan pemasaran hasil perikanan.
 Mengarahkan pelaksanaan pengolahan hasil perikanan dan
pemasaran hasil perikanan.
 Mengatur kegiatan kelembagaan usaha perikanan.
 Membimbing tehnis pelaksanaan kegiatan pengolahan hasil
perikananda pemasaran hasil perikanan.
 Mengevaluasi pelaksanaan program pengolahan hasil perikanan
dan pemasaran hasil perikanan.
 Mengevaluasi pelaksanaan program pengolahan hasil perikanan
dan pemasaran hasil perikanan.
 Mengevaluasi pelaksanaan program pengolahan hasil perikanan
dan pemasaran hasil perikanan.
 Mengevaluasi pelaksanaan program pengolahan hasil perikanan
dan pemasaran hasil perikanan.

4.2.2. Tenaga Pendukung

Untuk mendukung lancarnya pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi


Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota
Agung” ini, diperlukan tenaga pendukung dengan posisi sebagai berikut:
a. Asisten Teknik;
Asisten teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
 Membantu Tim Konsultan Pusat dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
 Membantu Satker PKPAM di Provinsi dalam melakukan
monitoring dan evaluasi.
 Melakukan koordinasi dengan Tim Konsultan Supervisi, dan
Konsultan lainnya yang relevan serta memastikan bahwa
konsultan supervisi dapat menjalankan fungsi supervisi di
propinsi.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
37
LAPORAN PENDAHULUAN

 Mengumpulkan informasi SPAM terbangun di masing- masing


paket pekerjaan di tiap provinsi berupa skematik sistem,
progres pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan upaya
penyelesaiannya serta informasi terkait lainnya.
 Mengumpulkan foto-foto dokumentasi (0%, 50%, 100%) terkait
dengan persiapan dan pelaksanaan konstruksi.
b. Operator AutoCad;
Operator AutoCAd mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut ;
 Membantu Tugas Arsitek dalam menyiapkan gambar rancangan
dan gambar kerja
 Membuat gambar rancangan dan gambar kerja arsitektur sesuai
dengan persyaratan dan spesifikasi teknis
 Melakukan Penggambaran Secara Manual dan Komputer
 Memberikan daftar bahan dan alat yang dibutuhkan pada atasan
langsung

c. Office Boy
Operator AutoCAd mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut ;

 Membersihkan dan merapikan meja, kursi, komputer dan


perlengkapan lainnya.
 Menyediakan minuman untuk karyawan maupun tamu.
 Mengirim/mengambil dokumen antar Divisi/Bagian.
 Melayani permintaan fotokopi/faksimili.
 Membelikan dan menyiapkan makan siang karyawan.(tidak
wajib)
 Membereskan piring, gelas, & perlengkapan makan karyawan.
 Mencuci piring, gelas dan perlengkapan makan/minum
karyawan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
38
LAPORAN PENDAHULUAN

Adapun struktur organisasi proyek CV. ALAM LEMBAYUNG pada

pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang

Review Masterplan UPTD PPP Kota Agung” adalah seperti pada

diagram berikut ini;.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pekerjaan

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
39
LAPORAN PENDAHULUAN

4.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota

Agung” ini direncanakan selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender.

Rincian kegiatannya dapat dilihat pada tabel jadwal pelaksanaan pekerjaan

di berikut ini.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
40
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
41
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB V
EKSPOSE PENDAHULUAN

5.1. Rapat Koordinasi

Rapat Koordinasi awal dilakukan di Singapore Hotel, Jalan Merdeka


Barat No. 11-13, Mon Geudong, Kota Lhokseumawe dan dihadiri oleh
Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Selaku Owner,
Pihak PPP Kota Agung, Poltek Lhokseumawe, Dinas Kelautan dan
Perikanan Tanggamus dan Pihak CV. ALAM LEMBAYUNG selaku
Konsultan Perencana.

Gambar 5.1 Foto Rapat Koordinasi

Gambar 5.2 Foto Absensi

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
42
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
43
LAPORAN PENDAHULUAN

5.2. Tinjauan Lapangan

Setelah melakukan koordinasi antara pihak PPP Kota Agung dan


Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung dengan pihak dari
Konsultan Perencana. Tim Konsultan langsung melakukan tinjauan
lapangan bersama pihak tim Universitas untuk meninjau lokasi-lokasi yang
akan dimasukkan kedalam pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota
Agung”. Berikut foto dokumentasi yang diambil saat meninjau lokasi atau
lapangan.

Gambar 5.3 Foto Dokumentasi Tinjauan Lapangan

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
44
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
45
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
1. Luas area dalam desain untuk pekerjaan “Belanja Jasa Konsultansi

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD PPP Kota

Agung” adalah sekitar ± 5 Hektar.

2. Parameter utama dalam desain untuk pekerjaan “Belanja Jasa

Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD

PPP Kota Agung” yaitu, Dermaga Baru, Breakwater, TPI (Tempat

Pelelangan Ikan), Gedung Admistrasi (Rehab), Gedung Panglima Laot

(Rehab), Workshop Perbengkelan (Rehab), Docking Kapal (Rehab),

Mushalla (Rehab), Box Listrik, Gapura ,Pos Jaga, Tower Air Bersih,

Tempat Reparasi Alat Tangkap, Drainase dan MCK/Toilet

3. Lokasi Pekerjaan terletak di PPP Kota Agung Kecamatan Lapang


Kabupaten Tanggamus.

6.2. Saran
1. Pedoman regulasi pada perencanaan DED ini
harus dipertimbangkan serta dilakukan berdasarkan Peraturan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Kepelabuhan Perikanan.

Perencanaan Penataan Ruang Review Masterplan UPTD


PPP Kota Agung
46

Anda mungkin juga menyukai