Anda di halaman 1dari 40

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

BAB IV
KONSEP MASTERPLAN

Masterplan adalah panduan rancangan suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan
pedoman pengendalian pelaksanaan (urban design and development guidelines).

IV.1 KONSEP TAPAK KAWASAN


Pola pencapaian diatur sedemikian rupa berdasarkan konsep Master Plan terdahulu dan prediksi volume aksesibilitas masa yang
akan datang. Dalam hal ini main gate merupakan gerbang yang melayani akses secara keseluruhan.

IV-1
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.1
Pintu Gerbang Master Plan Fisik PDD kabupaten Rejang Lebong

IV-2
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

IV.2 Konsep Tapak/Zoning


Secara garis besar rencana pemintakatan Tapak Master Plan Fisik PDD kabupaten Rejang Lebong ini didasarkan atas
pertimbangan berikut :

1. Hubungan kegiatan fungsional dari masing-masing kegiatan dikaitkan dengan Pola kegiatan Kawasan Master Plan PDD
Rejang Lebong.
2. Peraturan bangunan yang diizinkan.
3. Kondisi kontur yang bervariatif dari tanah yang sudah matang hingga topografi lahan yang cukup curam. Kondisi
topografi ini akan disesuaikan dengan persyaratan jalan kendaraan.

1. Zona Administrasi
Merupakan zona yang berfungsi sebagai tempat kegiatan dan aktivitas para pegawai. Zona ini terdiri dari:
- Gedung Direktorat

2. Zona Umum
Merupakan zona yang bersifat umum yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Zona ini terdiri dari:
- Gedung Serba Guna
- Showroom Dan Pusat Inkubasi Bisnis
- Masjid
- Guess House

IV-3
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

- Retail

3. Zona Hunian
Merupakan zona yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi, pengunjung maupun pegawai lain. Zona ini terdiri dari:
- Rumah Jabatan

4. Zona Pendidikan
Merupakan zona yang berfungsi sebagai tempat belajar bagi mahasiswa Politeknik Negeri Lampung. Zona ini terdiri dari:
- Prodi Pariwisata
- Prodi Teknik Elektro
- Prodi Manajemen Informatika
- Prodi Teknik Komputer Dan jaringan
- Prodi Mekanisasi Pertanian
- Prodi Otomotif
- Prodi Prodi Budidaya Perikanan
- Prodi Holtikultura
- Prodi Teknologi Produksi Ternak

IV-4
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

IV.3 Konsep Sirkulasi dan Jalur Penghubung


Sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunaan tanah sehingga merupakan pergerakan
dari ruang satu ke ruang lain. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik, misalnya tidak adanya
pembagian ruang untuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Maka untuk hal itu hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara
kendaraan dengan pejalan kaki.

Memberikan kejelasan alur pencapaian kedalam bangunan sebagai pengarah dalam alur pergerakan, dan juga sebagai pemisah
antara jalur kendaraan dan pedestrian. Pendekatan pada tingkatan ruang luar merupakan satu metode untuk menetapkan batas-
batas penggunaan dan fungsinya secara hirarki.

Pertimbangan dari rencana pengembangan sirkulasi adalah sebagai berikut :


1. Sirkulasi sebagai bagian dari prosesi memasuki kawasan ke berbagai arah.
2. Menerapkan konsep ’TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)’ pada sistem sirkulasi kawasan.
3. Selasar yang menerus dengan peneduh sebagai sistem sirkulasi pejalan kaki yang menerus menuju seluruh fasilitas
utama dan penunjang.
4. Pemisahan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki demi kenyamanan dan keamanan.
Sehingga rencana pengaturan sirkulasinya adalah sebagai berikut :

IV-5
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

1. Sirkulasi Kendaraan
Jalur kendaraan direncanakan akan dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

Gambar IV.2
Konsep Sirkulasi Kendaraan

IV-6
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

o Jalur Publik 1
Jalur ini menghubungkan antara main gate menuju kawasan. Dimana pada jalur ini terdapat fasilitas-fasilitas
publik antara lain gedung Direktorat, GSG, Perpustakaan, dll

o Jalur Internal
Jalur Internal merupakan jalur yang menghubungkan antar gedung atau area fungsi lainnya yang mempunyai
hubungan kedekatan fisik bangunan.

o Jalur Penghubung
Jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan tiap-tiap fungsi di dalam gedung ataupun antar gedung dan
fungsi pelayanan lainnya, yang mempunyai hubungan kedekatan fungsi maupun hubungan kedekatan fisik
bangunan.

Sistem perparkiran karyawan akan ditata serta tersebar sesuai dengan kedekatan bangunan yang dituju dalam
zona yang disebar di masing-masing blok unit pelayanan fungsional. Sedangkan untuk parkir kendaraan
pengunjung disediakan kantong-kantong parkir yang tersebar secara linier mengikuti jalur publik yang
diletakan berdekatan dengan gabungan beberapa zona pelayanan.

IV-7
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.3
Sistem Parkir Dan Pedestrian

IV-8
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

2. Sirkulasi Pejalan Kaki


o Sirkulasi pejalan kaki dipisahkan dengan sirkulasi kendaraan yang terhubung dari tiap-tiap fungsi pelayanan
menuju ke kantong-kantong parkir yang disediakan.
o Pola sirkulasi pejalan kaki antar bangunan dalam keseluruh zona menggunakan jalur pedestrian.

IV.4 Konsep Massa Bangunan


1. Perletakan massa bangunan baru mengikuti pola ruang kondisi eksisting dengan pertimbangan efisiensi.
2. Massa bangunan akan dihubungkan dengan jalur pedestrian yang dijadikan sebagai elemen penunjang lansekap dan
orientasi dari pembentukan ruang luar.
3. Ketinggian bangunan 2-3 lantai

IV.5 Konsep Ruang Terbuka Dan Tata Hijau


 Konsep Tata Hijau
Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Hard Matrial/elemen keras, perkerasan, bangunan dan sebagainya.
2. Soft Matrial/elemen lembut, tanaman.

Adapun fungsi tanaman antara lain :


1. Visual Control / kontrol pandangan

IV-9
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

2. Physical Barriers / pembatas fisik


3. Climate Control / pengendali iklim
4. Erotion Control / pencegah erosi
5. Wild Life habitat / habitat binatang
6. Aesthetic values / nilai estetika.

Tanaman sebagai kontrol pandangan berfungsi menahan silau yang ditimbulkan sinar matahari, lampu dan pantulan sinar,
tanaman dapat dimanfaatkan menciptakan ruang luar tanaman dapat membentuk kesan privacy yang dibutuhkan.
Tanaman dapat digunakan pula sebagai penghalang pandangan (green screen) terhadap hal-hal yang kurang
menyenangkan untuk dilihat seperti sampah bau, ruang servis dan sebagainya.

IV-10
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.4
Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau

IV-11
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Tanaman sebagai pengendali pergerakan (physical barriers) berfungsi sebagai penghalang gerak manusia dan kendaraan
selain itu juga dapat berfungsi untuk mengarahkan sirkulasi. Tanaman sebagai pengendali iklim berguna sebagai penahan,
penyerap dan mengalirkan angin, pengendalian kelembaban, pengendalian suara dan sebagai filter atau penyaring debu dan
suara.
Tanaman juga bisa berfungsi sebagai pencegah erosi (erotion control). Dan yang terakhir tanaman dapat memberikan nilai
estetika (aestetic values) dan menambah kualitas lingkungan. Tanaman dapat memberikan nilai estetika melalui :
Warna ; warna suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada
tanaman.
Bentuk ; bentuk tanaman dapat digunakan untuk menonjolkan bentuk-bentuk tiga dimensional, juga memberikan kesan
dinamis, indah, lebar atau luas.
Tekstur ; tekstur tanaman ditentukan oleh cabang, batang, ranting, daun, tunas dan jarak pandang terhadap tanaman itu.
Skala ; skala atau proporsi tanaman adalah perbandingan tanaman dengan tanaman

Kriteria dan Fungsi Elemen Lansekap


1. Fungsional, dalam arti memenuhi dari segi fungsi dan optimal dalam pemanfaatannya.
2. Kuat, tahan terhadap vandalisme, maksudnya agar terhindar dari coretan atau gangguan-gangguan buatan
maupun alam.
3. Efisien, memanfaatkan keterbatasan lahan, oleh karena terletak pada lahan yang terbatas sehingga dalam
tata letaknya optimal.

IV-12
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

4. Estetika, enak dipandang, diingat dan menjadi landmark bagi kawasan tersebut.

5. Perlu suatu kajian khusus agar tercipta keunikan dari elemen lansekap pada Master Plan Fisik PDD
kabupaten Rejang Lebongini agar mempunyai ciri khas berbeda dari kampus lainnya.

 Fungsi alamiah
Dapat dibentuk oleh adanya vegetasi, tektur yang alami dan penerapannya dapat difungsikan untuk mempertegas arah
pergerakan sirkulasi manusia maupun kendaraan, pelingkup ruang, dan memberikan kenyaman bagi karyawan. Vegetasi
dapat pula difungsikan secara ekologis arsitektural.

Sirkulasi sebagai pengarah Sirkulasi sebagai penutup efektif


IV-13
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

1. Fungsi Arsitektural
Screening, soft edge, pengarah dan estetika.

A. Rencana Material Lansekap


o Menggunakan material POROUS sebagai penunjang citra kawasan Kampus yang berwawasan ekologi/ lingkungan.
o Pola paving block, dan grass block pada perkerasan untuk memperkaya apresiasi dan estetika suasana. Selain itu
berfungsi untuk menyerap air, sehingga tidak menyebabkan banjir.
o Pengolahan pola pada titik- titik simpul tertentu sebagai orientasi dan ’meeting point’.
o Gubahan tata letak lansekaping dengan sentuhan citarasa khas tropis dan berwawsan lingkungan.

B. Rencana Citra Kawasan


o Citra bagunan dan kawasan sebagai ekspresi identitas kawasan Pendidikan yang berwawasan lingkungan, dengan
apresiasi teknologi terkini.

o Pola ruang dalam dan ruang luar sebagai wadah aktivitas yang terintegrasi.

o Penerapan transpormasi arsitektur kontekstual kedalam disain bangunan dan kawasan.

IV-14
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

o Perwujudan kontekstual dari bangunan tropis modern sebagai acuan citra bangunan dan kawasan dengan tetap
memperhatikan unsur regionalisme pada atap disetiap bangunan baru dan bangunan yang di rehabilitasi
o Disain yang diwujudkan merupakan perpaduan ’past & present’ dengan transisi lingkungan, back to nature.
o Diciptakan landmark pada tiap-tiap simpul jalur publik (node) untuk menciptakan image kawasan yang kuat.

C. Signage
o Signage dimaksudkan untuk memberikan tengeran atau landmark tamu atau pengunjung yang bukan anggota civitas
akademik Politeknik. Signage dapat berupa spanduk, papan nama, ataupun prototype lainya.
o Pada tiap-tiap Gedung atapun fungsi pelayanan lainnya diberikan signage yang besar dan menjadi satu kesatuan
dengan gedung ataupun terpisah, hal ini dimaksudkan agar tamu yang datang dapat langsung menuju fasilitas
tersebut.
o Signage di dalam bangunan juga harus diletakan di tempat-tempat strategis untuk menunjukan arah dan orientasi
para tamu.
o Diarea ruang publik seperti ruang tunggu dan lobby signage yang memberikan informasi pelayanan area tersebut.
o Signage yang dirancang harus impresif yang merefleksikan teknologi sebagai identitas atau citra kampus yang juga
berwawsan teknologi.
o Signage kontekstual dan harmonis dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.

IV-15
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

D. Konsep Ruang Terbuka


Ruang terbuka difungsikan sebagai community centre antar pengunjung dan karyawan yang memungkinkan saling
berinteraksi. Ruang terbuka yang terbentuk difungsikan sebagai area taman yang mengelilingi gedung maupun fasilitas
lainnya.
Ruang terbuka yang terbentuk harus menciptakan suasana pendidikan yang rekreatif dengan memperhatikan elemen
furniture lansekap yang memadai untuk kenyamanan kawasan secara mikro.

IV-16
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.5
Konsep Pemanfaatan Ruang Terbuka

IV.6 KONSEP DASAR UTILITAS

A. Sistem Air Bersih


1. Standar- standar yang digunakan

 Standar Plumbing Indonesia (SPI)


 Standar Industri Indonesia (SII)
 American Water Association (AWA)
 American Society for Testing Material (ASTM)
 British Standard (BS)
 Japan Industrial Standard (JIS)

2. Dasar-Dasar Perencanaan

Dalam memenuhi kebutuhan air bersih terhadap penghuni setiap gedung di kampus Politeknik, maka digunakan bak
penampung (ground reservoir) sebagai cadangan air bersih yang besumber dari sumur dangkal atau dari jaringan distribusi
PDAM, ataupun kombinasi dari kedua alternatif diatas.
Dari ground reservoir air bersih didistribusikan melalui pipa tegak air bersih ke tangki atap bangunan (Roof tank), kapasitas
roof tank ditentukan kemudian berdasarkan pada jumlah penghuni gedung.

IV-17
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Khusus bangunan-bangunan yang lebih dari 1 lantai, sistem pendistribusian air bersih disalurkan melalui pompa-pompa
didistribusi secara bergantian. Dari roof tank air bersih didistribusikan ke masing- masing lantai dengan menggunakan
system gaya tarik bumi (gravity flow), sedangkan untuk lantai teratas karena tekanan air relative kecil maka dapat
digunakan tangki penekan (expansion tank) sehingga tekanan yang diinginkan dapat tercapai.
Untuk memudahkan pemeliharaan setiap percabangan dari pipa tegak air bersih yang menuju ke masing- masing lantai,
maka perlu atau harus menggunakan katup penutup (gate valve), sehingga jika terjadi gangguan/kebocoran maka lantai
yang mengalami kebocoran tersebut dapat diisolasi sehingga tidak mengganggu terhadap lantai-lantai yang lain, sehingga
kontinuitas pelayanan akan tetap terjaga dengan baik.

l l
l l l
l
l
l
l

SUMUR BOR
SALURAN AIR BERSIH

IV-18
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.6
Konsep Sistematis Air Bersih

Jaringan air bersih ini berupa jaringan pipa- pipa, dimana biasa digunakan pipa galvanized iron pipe (gip) atau polyvynil
chloride pipe (pvc) untuk menyalurkan pipa air bersih dari sumbernya ke tempat-tempat yang membutuhkan. Kebutuhan
air bersih ini bervariasi, dan untuk kebutuhan per orang per hari dari berbagai jenis hunian/ bangunan adalah sebagai
berikut:

 Flat/ rumah tinggal : 200 liter/orang


 Sekolah : 75 liter/orang
 Industri : 150 liter/orang
 Instansi/kantor : 100 liter/orang
 Rumah sakit : 300 liter/orang
 Hotel : 1500 liter/orang

B. Sistem Air Kotor


1. Standar-standar yang digunakan

 Standar Plumbing Indonesia (SPI)


 Standar Industri Indonesia (SII)

IV-19
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

 American Water Association (AWA)


 American Society for Testing Material (ASTM)
 British Standard (BS)
 Japan Industrial Standard (JIS)
 Peraturan / perundang-undangan lingkungan hidup.

2. Dasar-dasar perencanaan
Sama seperti pekerjaan instalasi air bersih, pada pekerjaan instalasi plumbing untuk air bekas dan air kotor, air dialirkan
dengan gaya tarik bumi(gravyti flow) dan dengan kemiringan antara 1 hingga 1,5 persen terhadap panjang horizontal
instalasi perpipaan tersebut.

Instalasi perpipaan untuk instalasi air bekas maupun air kotor menggunakan pipa- pipa PVC yang diameternya
disesuaikan dengan sanitair atau peralatan plumbing tersebut.

Definisi air kotor : air limpasan septic tank yang berasal dari buangan WC / kamar mandi.

Definisi air bekas : air buangan dari wastafel, tempat wudhu atau tempat-tempat lain selain kamar mandi.

Definisi air limbah: air buangan selain air kotor dan air bekas, dimana pada laboratorium kimia ataupun di rumah sakit
dapat berupa limbah cair infeksius (limbah klinis).

IV-20
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Pada dasarnya air bekas dapat disalurkan langsung kesaluran kota setelah dilewatkan sumur resapan. Sedangkan
untuk air kotor dan air limbah harus diproses secara khusus dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

C. Sistem Limbah Padat


1. Standar-standar yang digunakan
a) peraturan perundang-undangan lingkungan hidup
b) Standar Industri Indonesia (SII)

2. Dasar-dasar perencanaan
Penangan limbah padat pada kampus ditekankan penanganan khusunya pada rencana pembangunan rumah sakit
pendidikan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. pemisahan limbah infeksus/klinis dari limbah padat lainnya
b. penerapan program minimalisai limbah rencana rumah sakit
c. pengadaan incinerator sesuai dengan kapasitas produksi limbah padat yang baru.

Untuk semua fasilitas dilingkungan Politeknik Negeri Lampung, pipa-pipa instalasi menggunakan pipa PVC dan pipa
GIP medium class yang ukurannya bervariasi tergantung dari laju aliran yang diinginkan dat tergantung juga terhadap
unit-unit beban plumbing pada masing-masing lantai kerja. Kecuali terdapat hal-hal yang diminta khusus dari pemilik

IV-21
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

bangunan yang berupa spesifikasi khusus, baik peralatan maupun material seperti pada instalasi pembangunan zat cair
dan zat padat (faeces), air bekas ditempat tertentu, perencana berkonsultasi dengan owner ataupun pengguna ruangan tersebut.

IV-22
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Tempat Pembuangan Sementara


Gambar IV.7
Konsep Sistematis Limbah Padat

D. Sistem Drainase
1. Standar-standar yang di guanakan:

 Standar Plambing Indonesia (SPI)


 Standar Industri Indonesia (SII)
 American Waste Water Society (AWWS)
 British Standar (BS)

2. Dasar-dasar perencanaan
Jaringan drainase ini berupa saluran- saluran pembuangan air hujan dimana dimensi di hitung berdasarkan metode
nasional sebagai berikut :

Q = 0.278 C . I . A

Dimana :

Q = debit air hujan, m3

IV-23
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

C = koefisien saluran

I = curah hujan maksimum tahunan, mm/ m2/ jam

A = luas area, km2

Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah sebagai berikut :
Padang rumput/ taman = 0.05- 0.10
Pedesaan = 0.10- 0.25
Permukiman = 0.25- 0.5
Daerah sedang = 0.50- 0.70
Daerah padat = 0.70- 0.60
Atap = 0.70- 0.95

IV-24
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.8
Konsep Sistem Drainase
E. Sistem Tata Udara
System tata udara (air conditioning system ) mengacu pada peraturan- peraturan antara lain :
SMACNA – 1985
ASHARE – Guide And Data Book
NFPA – 90A

Dan sfesipikasi teknis dari pabrik pembuat serta ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tetapi tidak bertentangan
dengan teknis pelaksanaanya.

F. Sistem Telekomunikasi
1. Instalasi telepon (telephone system)
Dalam masterplan instalasi telepon ini mengacu pada standard an peraturan- peraturan sebagai berikut :
 peraturan PT.TELKOM (persero)
 CCITT
 IEC
 Peraturan- peraturan serta petunjuk teknis dari pabrik

IV-25
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

 Pembuatan peralatan.

Fungsi Dari system telepon adalah sebagai berikut :


 Alat komunikasi bagi sesame penghuni gedung
 Komunikasi intern ataupun extern
 Lalu lintas data.

2. Spesifikasi umum instalasi telepon


Kabel menggunakan jenis ITC dengan diameter 0,6 mm2, sedangkan terminal box telepon menggunakan dari jenis
metal dengan ukuran dan kapasitas yang ditentukan kemudian
Semua kabel dilindungi dengan pipa conduit dengan diameter sebesar 20 mm2. Sedangkan kabel yang
megghubungkan gedung kantor dan laboratorium menggunakan kabel jenis outdoor telephone cable, pada kabel yang
melintasi jalan harus dilindungi dengan pipa GIP medium class.

G. Sistem Proteksi Petir dan Pentanahan


Disamping system- system utilitas tersebut diatas, beberapa system yang seharusnya diterapkan pada bangunan-
bangunan modern pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Sistem proteksi petir


System proteksi petir untuk seluruh bangunan terdiri dari dua katagori sebagai berikut :

IV-26
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

 System proteksi petir luas, system yang melindungi bangunan dan penghuninya dari ancaman petir langsung maupun
tidak langsung yang berpotensi menyambar bangunan.
 System proteksi petir dalam, system yang melindungi seluruh peralatan elektronik dan penghuninya didalam bangunan
dari tegangan induksi akibat aliran arus konduktor terkena sambaran petir.

2. Sistem Pertanahan (Grounding System)


Berbagai area didalam gedung-gedung di Kawasan Master Plan, system pertanahan yang baik, guna menghindarkan
pengunjung maupun karyawan dari bahaya sengatan listrik (Electrical Hazard). Untuk itu, berbagai persyaratan yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Tidak lebih dari dua stop kontak dalam satu sirkuit cabang.
 Transformer, saklar-saklar, circuit breaker harus ditempatkan dilokasi aman.

Untuk mencegah terjadi sambaran petir langsung terhadap gedung ini, baik sambaran petir terhadap manusia ataupun
terhadap gedung itu sendiri, maka dalam master plan ini tim mengusulkan system instalasi penangkalan petir.

Dengan mempertimbangkan segi teknis berupa ketinggian rata-rata bangunan di lingkungan Master Plan Fisik PDD
kabupaten Rejang Lebong tidak lebih dari 4 lantai, maka untuk system instalasi penangkal petir (lighting system)
menggunakan system konvensional dengan menggunakan air terminal (Arrester) yang terbuat dari tembaga (Cu),
sedangkan untuk kawat- kawat penghantar arus petir digunakan kawat BC diameter 50mm yang terhubung ke electrode

IV-27
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

pembumian yang berupa copper rod (tembaga majal) sehingga akan didapat nilai resistansi yang sewsuai dengan
standar peraturan yang berlaku.
System penangkal petir menggunakan metode franklin yang dipadukan dengan metode sangkar faraday (faraday cage)
yang mana pada tiap sisi bangunan dan titik tertinggi dari bangunan akan dipasang air terminal (Arrester) ataupun
spitzen dengan jarak tinggi tertentu sehingga didapat sudut proteksi terhadap sambaran petir yang optimal.

H. Instalasi Isyarat dan Pemadam Kebakaran


Peraturan dan persaratn yang digunakan dalam master plan sistem isyarat kebakaran ini adalah :
 Lampiran No. 13 keputusan menteri pekerjaan umum No. 378/ Kpts/ 1978 tertanggal 31 agustus 1987
 Puil 1987
 NFPA 1978
 Petunjuk Dan Spesifikasi Teknis Dari Pabrik

Pemasangan instlasi isyarat kebakaran ini bertujuan untuk mengetahui secara dini apabila terjadi kebakaran disuatu
tempat atau ruangan yang bekerja secar otomatis. Setiap ruang baik pada ruang kuliah atupun ruang lainnya
direncanakan dipasang alat pendeteksi kebakaran yang jenisnya dipilih berdasarkan jenis ruang atau fungsi ruang
tersebut.

Spesifikasi umum instalasi fire alarm :

IV-28
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Kabel menggunakn dari jenis NYA dengan diameter 1,5 mm2, sedangkan terminal bos sound system alarm
menggunakan dari jenis metal dengan ikuran yang akan ditentukan kemudian.Semua kabel dilindungi dengan pipa
counduit clamp untuk membedakan dengan instalasi yang lainya
Instalasi pemadam kebakaran hanya terdiri dari instalasi fire hydrant. Instalasi pemadam kebakaran ini direncanakan
untuk dapat menanggulangi dan menghadpi bahaya kebakaran yang muncul tiba- tiba baik didalam gedung maupun
luar gedung. Sehingga semaksimal mungkin dapat mengatasi kebakaran selama 30 hingga 45 menit.

Untuk menanggulangi kebakaran kecil dalam gedung maka harus disediakan tabung- tabung pemadam api ringan (fire
extinguiser) yang diletakan menempel pada dinding serta mudah dilihat dan di jangkau. Untuk jenisnya disesuaikan
dengan kebutuhan,

Sistem instalasi pemadam kebakaran fire hydrant mengacu pada peraturan- peraturan sebagai berikut
- NFPA- 1987
- Lampiran No. 13 keputusan menteri pekerjaan umum No. 378/ Kpts/ 1978 tertanggal
31 agustus 1987
- Serta ketentuan teknis dari pabrik.

Spesifikasi umum instalasi pemadam kebakaran :


Pipa- pipa instalasi menggunakan pipa black steel Sch.40 dengan diameter bervariasi (antara 65 mm dan 150 mm)
tergantung dari losses dan lain- lain. Pipa instalasi di cat dengan warna merah, pegitu juga untuk peralatan- peralatan
utama seperti indoor/outdoor hydrant box serta simesse connection dan hydrant pillar. Pada indoor/outdoor hydrant box

IV-29
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

dilengkapi dengan landing valve serata nozzle dan hoze reel dengan panjang selang 30meter. Untuk pompa- pompa
pemadam kapasitas dan jenis pompa hydrant ditentukan oleh konsultan perencana berdasarkan tinggi bangunan,
losses pada instalasi perpipaan dan lain-lain.

I. Sistem Kelistrikan
Yang dimaksud instalasi listrik dalam master plan ini adalah seluruh pekerjaan electrikal yang terdiri dari kabel-kabel
electrical dan electronik, atupun peralatan utama berupa panel-panel penerangan, panel tenaga serta terminal box-
teminal box electronok berupa peralatan bantu ataupun peralatan-peralatan utama yang dipakai sehingga membentuk
suatu system instalasi.

1. Standar-standar yang digunakan :


a) PUIL 1978 – indonesia standar (perat. umum instalasi listrik)
b) JIS – Japanese standard
c) VDE / DIN – german standard
d) NEMA- USA standard
e) BS- british standard
f) NFC – French standar
g) NCFA- national code fire alarm standar
h) NEC- national electric codes
i) NFPA- national fire protection association

IV-30
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

2. Dasar- dasar perencanaan


Kriteria penting yang harus dipenuhi dalam perencanaan system kelistrikan fasilitas kampus adalah kualitas dan
kontiniutas dalam penyediaan daya listriknya. Selain itu sistem kelistrikan tersebut harus memenuhi berbagai
persyaratan dan kriteria sebagai berikut:

a. Kendala system
Tata cara pengoperasian pelayanan pendidikan di perguruan tinggi menghendaki keandalan tinggi dalam penyedian
daya listrik, aman dari kegagalan dan sedikit mungkin gangguan terhadap system secara keseluruhan.

b. Kemudahan dalam operasional dan pemeliharaan


system kelistrikan harus direncanakan sesederhana mungkin untuk memudahkan dalam operasional dan
pemeliharaan.

c. Pengaturan tegangan
mengingat banyaknya peralatan elektronik dengan batas oleransi tegangan tertentu, maka tegangan sumber listrik
harus dapat dipertahankan pada berbagai macam beban.

d. Pemeliharaan
system distribusi kelistrikan harus direncanakan dengan berbagai kemudahan bagi periksaan dan perbaikan jika
terjadi gangguan atau kerusakan.

e. Fleksibelitas

IV-31
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

system kelistrikan harus direncanakan dengan cukup fleksibel, yang berarti tanggap terhadap kemungkinan
terjadinya penambahan dan perluasan bangunan serta peralatan. Harus diperhatikan perubahan tegangan listrik,
rating peralatan, penambahan ruangan peralatan baru bahkan kemungkinan penambahan beban kelistrikan.

f. Biaya imvestasi dan operasional


system kelistrikan harus direncanakan dengan menekan serendah mungkin biaya investasi dan biaya pengoperasian.

l l
l l l
l
l
l
l

IV-32
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Sirkuit Lokal (A dan B)

Panel Utama Pemasok PLN Gambar IV.9


Konsep Sistem Kelistrikan

System kelistrikan yang akan digunakan dalam master plan ini di klasifikasikan menjadi 3 (tiga) subsistem, yaitu :
 source (power supply) atau catu daya
 transmisi / system penyaluran
 system distribusi.

spesifikasi umum instalasi listrik :


 beban daya listrik
o beban penerangan
o beban peralatan
o beban lain- lain

IV-33
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

 kategori pembebanan
 jaringan ditribusi dan sumber daya cadangan
o generator set (genset)
o unit terruuptible power suplly (UPS)

IV.7 KONSEP MASSA


A. Site Plan
Site Plan yang tercipta merupakan gambaran awal untuk menjadi arahan pembangunan jangka pendek. Hasil desain ini
diharapkan menjadi konsep awal untuk dapat dikembangkan pada kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan penyusunan
masterplan FISIK PDD REJANG LEBONG, BENGKULU.

IV-34
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.10
Site Plan
B. Konsep Massa bangunan
Massa bangunan yang diamati sesuai dengan hasil analisis yang melalui proses desain adalah sebagai berikut :

IV-35
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.11
Gedung Serba Guna

IV-36
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.12 Gambar IV.13


Rumah Jabatan Guess House

IV-37
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.14 Gambar IV.15


Show Room Dan Inkubasi Bisnis Bengkel

IV-38
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.16 Gambar IV.17


Gedung Direktorat Gedung Perkuliahan

IV-39
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG LAPORAN AKHIR

Gambar IV.18
Gambar IV.19
Green House
Lapangan Basket

IV-40
PEMBUATAN MASTER PLAN FISIK PDD KABUPATEN REJANG LEBONG
BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai