Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1 LatarBelakangProyek

Bank Pembangunan Daerah ( BPD ) Kalimantan Barat adalah

Lembaga Keuangan berjenis Perbankan Daerah di Indonesia.Bank ini

berpusat di PontianakKalimantan Baratdidirikan pada tanggal 15 April

1964 berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1963 dengan bentuk

hukum Perusahaan Daerah (PD). Izin usaha dikeluarkan oleh Menteri

Urusan Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan

No. 44/63/Kep/MUBS/G tanggal 28 Nopember 1963. Untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Kalimantan Barat, Bank Kalbar

terus mengembangkan berbagai fitur diantaranya jaringan ATM Bank

Kalbar yang telah terintegrasi dalam jaringan ATM bersama dan juga

MEPS (Malaysian Electronic Payment System ), sehingga kartu ATM

Bank Kalbar dapat digunakan untuk bertransaksi di seluruh Indonesia dan

juga di Malaysia.

Dengan perkembangan yang terus meningkat maka Bank Kalbar

memberikan penambahan nasabahuntuk di setiap Kantor Cabang Bank

Kalbar sehingga memerlukan lebih banyak ruang, maka di buatlah

Perencanaan dan Perancangan ulang, kususnya untuk Kantor Cabang Bank

Kalbar di Pontianak Jl. Prof. M. Yamin Pontianak. BPD Kantor Cabang

ROMARIO 1
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Bank Kalbar Pontianak selain perlunya penambahan nasabah dari segi

pelayanan dapat memberikan pelayanan yang baik untuk masyarat dan

Bank Kalbarsendiri memiliki keinginan untuk membangun bangunan yang

bernilai komersial denganmerenovasi secara keseluruhan sehingga

perlunya penambahan, perubahan ruang dan perbubahan fasad dengan

bentuk yang dapat menarik perhatian masyarakat.

I.2 Lokasi Proyek

Perencanaan Pembangunan Proyek Kantor Cabang Bank

Kalbar yang saya jadikan amatan dalam Praktek Kerja Lapangan 02, lokasi

ini terletak di Jl. Prof. M. Yamin Pontianak, Kalimantan Barat.

- Luas Tanah : 378, 9859 m2

- Luas Bangunan : 10.50 x 20 x 2 Lantai ( 420 m2 )

ROMARIO 2
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 1.1 Block Plan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017 )

I.3 Batasan Pengamatan

Adapun batasan pengamatan dalam pelaksanaan praktek kerja

lapangan 2 ini adalah menganalisa perencanaan dengan tahapan Pra -

Disain yaitu :

- Pengumpulan Data Existing

- Analisa Tapak

- Perencanaan Dan Perancangan Denah dan Tampak

- Mengidentifikasi dan Analis Secara Bentuk Tiga Dimensi (3D)

I.4 Tujuan dan Sasaran

I.4.1 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang birokrasi,

disiplin kerja, dan dunia kerja dalam Prakterk Kerja Lapangan

02 serta standar-staandar yang harus di pahami dalam dunia

kerja.

2. Mendapatkan tambahan pengetahuan serta meningkatkan

wawasan berpikir dalam hal praktek Perencanaan dan

Perancangan Pembangunan Gedung Kantor Cabang Bank

Kalbar Jl. Prof. M. Yamin Pontiank.

ROMARIO 3
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

I.4.2 Sasaran

Pada Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan 02 penulis diharapkan

dapat :

1. Memahami serta menjelaskan proses perencanaan pada industri

konstruksi.

2. Menjelaskan serta memahami tentang pelaksanaan prinsip-

prinsip dan proses perencanaan dalam perancangan gedung.

3. Memahami tentang penelusuran data perencanaan dan

perancangan bangunan gedung.

I.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode yang dilakukan untuk

menyusun laporan pada praktek kerja lapangan 02 yang baik dan benar

dengan pengumpulan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan dalam

pengamatan Perencanaan dan Perancangan Pembangunan Gedung Kantor

Cabang Bank Kalbar Jl. Prof. M. Yamin Pontianak. Adapun beberapa

metode yang dilakukan antara lain :

I.5.1 Metode Literatur

Metode ini merupakan suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan mencari data-data baik dari buku, internet ataupun dari

sumber-sumber lainnya dan dari gambar kerja yang dapat dijadikan sebagai

ROMARIO 4
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

landasan teori dalam analisa yang berhubungan dengan pekerjaan yang

akan diamati.

I.5.2 Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara wawancara dan bertanya

langsung dengan nara sumber yang merupakan ahli atau arsitek yang lebih

memahami prosesdur perencanaan pembangunan dan pembimbing di

lapangan serta orang-orang yang memilikiketerkaitan langsung dalam

perencanaan dan perancangan proyek tersebut, sehingga diperoleh data-

data yang dapat di pertanggung jawabkan.

I.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan ini

disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan

disesuaikan dengan tata cara penulisan laporan yang benar, adapun

sistematika penulisan laporan yang dipakai dalam praktek kerja lapangan

02 ( PKL ) ini adalah :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I ( satu ) berisi pendahuluan yang membahas latar

belakang proyek yang diamati yaitu Gedung Kantor Cabang

Bank Kalbar yang beralamat di Jl. Prof. M. Yamin Potnianak,

Kalimantan Barat. Selain itu juga berisi data teknis laporan yang

ROMARIO 5
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

didalamnya berisikan batasan pengamatan, tujuan dan sasaran,

metode pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.

2. BAB II PENGENALAN INSTITUSI PERENCANAAN DAN

PROYEK.

Bab II (dua) berisi tinjauan umum institusi konsultan

perencana yaitu pada Cv. Jatayu Estetika, yang dimulai dari

sejarah singkat institusi, organisasi institusi perencana dan

pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain. Kemudian berisikan

tinjauan umum proyek yang dimulai dari prosedur mendatakan

proyek, gambaran umum proyek, personil dan organisasi proyek,

lingkup keseluruhan proyek serta jadwal pelaksanaan proyek.

3. BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab III ( tiga ) berisi mengenai pembahasan tentang

tinjauan pustaka umum yang sesuai dengan Praktek Kerja

Lapangan ( PKL ) yang dilaksanakan yaitu bidang perencanaan,

tinjauan umum pustaka pada proyek Pembangunan Gedung

Kantor Cabang Bank Kalbar Pontianak, Kalimantan Barat.

4. BAB IV PEKERJAAN PERENCANAAN PROYEK

PRADESAIN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG

ROMARIO 6
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KANTOR CABANG BANK KALBAR PONTIANAK,

KALIMANTAN BARAT.

Bab IV (empat) berisi mengenai pembahasan tentang

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama masa Praktek Kerja

Lapangan 02 ( PKL ) yang dimulai dari tahapan pekerjaan

keseluruhan, pekerjaan yang dilakukan pada saat Praktek Kerja

Lapangan, dan pekerjaan lainnya selama Praktek Kerja Lapangan

di institusi terkait.

5. BAB V ANALISA PEKERJAAN PERENCANAAN

PROYEK PRADESAIN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG

KANTOR CABANG BANK KALBAR PONTIANAK,

KALIMANTAN BARAT.

Bab V (lima) membahas tentang analisa-analisa mengenai

hasil-hasil pengamatan sesuai dengan bidang Praktek Kerja

Lapangan 02 terhadap Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) atau

TOR dan tinjauan pustaka.

6. BAB VI KESIMPULAN

Bab VI (enam) membahas mengenai kesimpulan yang

didapatkan penulis setelah melakukan perbandingan antara teori

dengan hasil pengamatan di lapangan, dan kemudian

ROMARIO 7
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

memberikan saran tentang apa yang menjadi kekurangan selama

pelaksanaan pada Praktek Kerja Lapangan 02 (PKL) ini

dilapangan.

BAB II.

PENGENALAN KONSULTAN CV. JATAYU ESTETIKA DAN PROYEK

PERENCANAAN GEDUNG KANTOR CABANG BANK KALBAR

PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT.

2.1 Tinjaun Umum Institusi Perencana

CV. Jatayu Estetika merupakan perusahaan yang didirikan oleh

orang-orang yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan jasa terbaik

untuk memuaskan masyarakat umum dan para pelanggannya, dibidang

pembangunan/jasa konstruksi dan penyediaan barang-barang ATK. Untuk

mencapai tujuan tersebut, senantiasa bekerja keras menjadi mitra

terpercaya yang mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Dengan didukung oleh tenaga-tenaga ahli dan profesional dari berbagai

bidang menunjukan keseriusan dalam mencapai tujuan utama tersebut.

2.1.1 Sejarah Singkat Institusi Perencanaan

CV. Jatayu Estetika yang berlokasi di jalan M. Yusuf Gg Kacang

B1/12 Pontianak Barat, Pontianak, Kalimantan Barat didirikan pada

tanggal 23 Januari 2013 yang bergerak dibidang jasa konstruksi,

perdagangan umum, menyediaan ATK dan usaha bidang lainnya. Pada

ROMARIO 8
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

awalnya merupakan studio kecil yang terdiri dari gabungan beberapa

teman satu perkuliah yang mengerjakan proyek-proyek rumah tinggal

dengan nama StudeoQhue (Studio Quality). Dengan semakin banyak dan

meningkatnya permintaan akan jasa desain dan konstruksi, maka muncul

inisiatif untuk membuka perusahan sendiri dibidang konstruksi untuk

mewujudkan desain-desain yang telah dibuat agar hasilnya dapat sesuai

dengan yang diharapkan. Selain itu juga adanya keinginan ikut

meramaikan dan memajukan dunia konstruksi di Kota Pontianak dan

Kalimantan Barat pada umumnya yang berkualitas dan berdaya saing dan

memuaskan klienya, dengan dasar itulah terbentuklah CV. Jatayu Estetika

sebagai langkah awal untuk berkarya dan tampil ke publik memberikan

kemampuan yang terbaik dan memuaskan masyarakat dengan

menggunakan jasa CV. Jatayu Estetika.

2.1.2 Organisasi Institusi Perencana

- Nama dan Alamat Perusahaan :

Nama : CV. Jatayu Estetika

Alamat : Jl. Danau Sentarum Gg. Sentarum Jaya No F 8

Hp : 082157685557

Email : jatayuestetika.cv@Gmail.com

- Manajemen dan Dewan Direksi Perusahaan :

Direktur : Ni Ketut Wuri Handayani, S.E

Komanditer : Dedi Hertriyatna

ROMARIO 9
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Akte Perusahaan

Nomer dan Tanggal : Nomer 11, 23 Januari 2013

Notaris : Riza Emir Cyrillus Caloh, S.H.

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

2.1.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja

Disiplin kerja yang di terapkan di CV.Jatayu Estetika :

ROMARIO 10
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Di perusahaan CV.Jatayu Estetika hari kerja mulai Senin sampai

Jum’at, masuk kerja pada pukul 08.00 wib, kemudian istirahat pada

pukul 12.00 s/d 13.00 wib, dan selesai kerja pada pukul 17.00 wib.

2. Jika karyawan ada yang sakit, maka harus dilakukan pemberitahuan

kepada atasan maupun rekan kerja, melalui telepon dan surat

pemberitahuan.

3. Tugas yang dberikan kepada masing-masing karyawan harus dikerjakan

dengan tanggung jawab tinggi secara profesional dan sesuai dengan

target serta waktu yang telah diberikan.

2.2 Tinjauan Umum Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Kantor Cabang Bank Kalbar di Jl.

Prof. M. Yamin Pontianak, Kalimantan Barat yang akan di bangun atas

dasar keinginan dari pihak Bank Pembangunan Daerah Cabang Pontianak

Jl. Prof. M. Yamin Pontianak untuk merenovasi kantor cabang yang lama,

karena keinginan pihak Bank Kalbar untuk menambah nasabah di Kantor

Cabang Bank Kalbar maka tidak dilakukan renovasi melainkan dilakukan

perancangan ulang secara keseluruhan, mulai dari denah hingga tampak.

Karena adanya penambahan nasabah maka perlu penambahan ruang, jika

ruang sudah bertambah maka akan ada perubahan bentuk secara keseluran.

2.2.1 Prosedur Mendapatkan Proyek

Dalam Perencanaan dan Perancangan Gedung Kantor Cabang

Bank Kalbar Pontianak, awalnya pihak Bank Kalbar hanya mengusulkan

ROMARIO 11
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

untuk merenovasi bangunan tetapi dikarenakan perlunya penambahan

nasabah maka dilakukan perubahan keseluruhan dari denah hingga ke

bentuk bangunan maka prosedur mendapatkan proyek secara penunjukan

langsung.

2.2.2 Gambaran Umum Proyek

Dalam Proyek pembangunan Gedung Kantor Cabang Bank Kalbar,

Cv. Jatayu Estetika merencanakan usulan desain dan menyelesaikan

hingga sampai ke Pra Desain dan setelah selesai maka dari pihak Bank

Kalbar dan Cv. Jatayu Estetika akan melelangkannya untuk melanjutkan

ke Pekerjaan Fisik.

Data Proyek Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Cabang

Bank Kalbar Pointianak Kalimantan Barat :

- Nama Proyek : Kantor Cabang Bank Kalbar

- Lokasi Proyek : Jl. Prof. M. Yamin Pontianak

- Owner : BPD Kantor Cabang Bank Kalbar

- Direktur Perusahaan : Ni Ketut Wuri Andayani, S.E.

- Perencana Proyek : JE Architect

- Luas Tanah : 378, 9859 m2

- Luas Bangunan : 10.50 x 20 x 2 Lantai ( 420 m2 )

- Sumber Dana : BPD. Bank Kalimantan Barat

2.2.3 Personil dan Organisasi Proyek

Struktur Organisasi Perencana Proyek

ROMARIO 12
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perencana

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Personil yang terlibat dalam Perencanaan Proyek Pembangunan Gedung

Kantor Cabang Bank Kalbar Jl. Prof. M. Yamin Pontian :

1. Team Leader: Estar Putra Akbar, S.T, M.Sc

Team Leader adalah Ketua Team yang akan memberikan

gambaran kepada klien/owner yang memberikan konsep desain hingga

ketahapan Pra Desain :

- Penzoningan,

- Sketsa Denah

- Konsep Bentuk,

- Pemilihan Bahan

- Pemilihan Warna

ROMARIO 13
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Team Leader yang akan membuat konsep keseluruhan serta

pengambilan keputusan dalam rancangan.

2. Interior : Anggoro Hastomo Putra, S.T

Interior adalah yang membuat desain ruang dalam desain

yang sudah di buat mengikuti konsep awal dari team leader dan

yang memberikan produk rendering ruang-ruang yang ada di

Kantor Cabang Bank Kalbar Jl. Prof. M. Yamin Pontianak,

Kalimantan Barat.

3. Estimator : I Made Yofi Anggoro, S.T.

Estimator adalah yang menghitung semua anggaran biaya

keseluruhan dan yang memberi masukan untuk penggunaan bahan

material yang lebih ekonomis.

4. Struktur : Ridwan

Struktur yaitu yang mengerjakan dan menghitung beban

pekerjaan struktur keseluruhan dalam proyek Perencanaan

Pembangunan Gedung Kantor Cabang Bank Kalbar di Jl. Prof. M.

Yamin Pontianak, Kalimantan Barat.

5. Drafter : Sabda Rohman

Drafteryaituyang menggambar sebuah denah yang diarahkan

dari team leader untuk di gunakan dalam proses konstruksi untuk

semua jenis pekerjaan bangunan.

6. Surveyor : Zito

ROMARIO 14
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Surveyor yaitu yang membantu kegiatan survey, melakukan

pengukuruan, serta melakukan penyusunan dan penggambaran

data-data di lapangan.

2.2.4 Lingkup Keseluruhan Proyek

Dalam Perencanaan Kantor Cabang Bank Kalbar Jl. Prof. M.

Yamin Pontianak tidak memliki Petunjuk Operasional Rutin(TOR)

danKerangka Acuan Kerja (KAK) jadi TOR yang ada hanya bersifat lisan

secara lisan untuk menyampaikan apa yang akan di butuhkan dan yang

akan di kerjakan dalam Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor

Cabang Bank Kalbar Jl. Prof. M. Yamin Pontianak, Kalimantan Barat.

2.2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek

Tabel 2.1 Time Schedule Perencanaan Kantor Cabang Bank Kalbar

ROMARIO 15
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 16
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB III

TINJAUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRA -

DISAIN

3.1 Pengertian Pra – Disain

Pra – Disain adalahgambar usulan dan gambar konsep rencana awal

yang berupa gambar site plan, denah, tampak, dan bentuk tiga dimensi (3D).

Layanan Utama Jasa Arsitek merupakan pekerjaan perancangan arsitektur

dan pengelolaan proses pembangunan/lingkungan binaan yang dilaksanakan

dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut :

a. Konsep Rancangan

b. Prarancangan (Schematic Design)

c. Pengembangan Rancangan

d. Pembuatan Gambar Kerja

e. Proses Pengadaan Pelaksanaan Kontruksi

f. Pengawasan Berkala (Periodical Inspection)

ROMARIO 17
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.1 Arsitek dan Industri Bangunan 5-10%

(sumber : dokumen IAI)

Gambar 3.2 Arsitek dan Industri Bangunan 2.5-10%

(sumber : dokumen IAI)

3.1.1 Konsep Rancangan

ROMARIO 18
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Sebelum kegiatan Perancangan dimulai, perlu ada kejelasan

mengenai semua data dan informasi dari pengguna jasa yang terkait

tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar supaya

maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna.

2. Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan Perancangan yang

meliputi pemeriksaan seluruh data serta informasi yang diterima,

membuat analisis dan pengelola data yaang menghasilkan:

- Program Rancangan yang disusun Arsitek berdasarkan pengelola

data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai

batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ ketentuan

pembangunan yang berlaku. Setelah program rancangan diperiksa

dan mendapat persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan

sebagai dasar untuk konsep rancangan.

- Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan

pertimbangan-pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur,

mekanikal, elektrikal, dan atau bidang keahlian lain bila

diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang

menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala

proyek.

3.1.2 Prarancangan

1. Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai

dan dapat memenuhi persyaratan program perancangan, arsitek

ROMARIO 19
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan

dalam  gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk

diagram-diagram, aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif

seperti perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem

konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan

dalam bentuk laporan tertulis maupun Gambar-gambar.

2. Sasaran tahap ini adalah untuk:

- Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang

tepat atas program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan 

arsitek.

- Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat,

waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling

ekonomis.

- Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat,

waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling

ekonomis.

- Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep

rancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.

- Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan

terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.

3.1.3 Pembuatan Gambar Kerja

ROMARIO 20
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil

Pengembangan Rancangan yang telah disetujui pengguna jasa,

Arsitek menerjemahkan konsep rancangan yang terkandung dalam

Pengembangan Rancangan tersebut ke dalam gambar-gambar dan

uraian-uraian teknis yang terinci sehingga secara tersendiri maupun

secara keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan

pengawasan konstruksi.

- Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk

gambar-gambar kerja dan tulisan spesifikasi dan syarat-syarat

teknik pembangunan yang jelas, lengkap dan teratur, serta

perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan biaya

pelaksanaan pembangunan yang jelas, tepat, dan terinci.

- Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna

jasa, Gambar Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai

rancangan akhir dan siap digunakan untuk proses selanjutnya.

2. Sasaran tahap ini adalah:

- Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi,

agar supaya konsep rancangan  yang tergambar dan dimaksud

dalam Pengembangan Rancangan dapat diwujudkan secara

fisik dengan mutu yang baik.

ROMARIO 21
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar supaya biaya

dan waktu pelaksanaan pembangunan dapat dihitung dengan

seksama dan dapat dipertanggungjawabkan.

- Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi

pelaksanaan pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis

yang terkandung dalam dokumen pelelangan dan dokumen

perjanjian/kontrak kerja konstruksi.

3.1.4 Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi

1. Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi, Pada tahap

ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam

bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan

Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan

pekerjaan-(RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). Sehingga

secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:

- Pemilihan Pelaksanaan Kontruksi

- Penugasan Pelaksanaan Kontruksi

- Pengawasan Pelaksanaan Kontruksi

- Perhitungan Besaran Luas dan Volume Biaya Pelaksanaan

Bangunan

ROMARIO 22
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2. Pada Tahap Pelelangan Arsitek membantu pengguna jasa secara

menyeluruh atau secara sebagian dalam :

- Mempersiapkan dokumen pelelangan;

- Melakukan prakualifikasi seleksi pelaksana konstruksi;

- Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang;

- Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan;

- Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi;

- Melakukan penilaian atas penawaran tersebut;

- Melakukan nasihat dan rekomendasi pemiliha pelaksana

konstruksi kepada pengguna jasa;

- Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa

dan Pelaksana Konstruksi.

3. Sasaran tahap ini untuk :

Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang

wajar dan memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan

sehingga Konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan

dilaksanakan dengan baik dan benar.

3.1.5 Pengawasan Berkala

1. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala

dilapangan dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan

ROMARIO 23
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

pengguna jasa dan Pelaksana Pengawasan Terpadu atau Manejemen

Kontruksi (MK) yang ditunjuk oleh pengguna jasa.

2. Dalam hal ini, arsitek tidak terlibat dalam kegiatan pengawasan

harian atau menerus.

3. Penanganan pekerjaan pengawasan berkala dilakukan paling banyak

1 kali dalam 2 minggu atau sekurang kurangnya 1 kali dalam

sebulan.

4. Apabila lokasi pembangunan diluar kota tempat kediaman arsitek,

maka biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjalan

arsitek ke lokasi pembangunan, wajib diganti oleh pengguna jasa

sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau yang ditetapkan dan

disepakati bersama sebelumnya.

5. Sasaran tahap ini untuk :

- Untuk membantu pengguna jasa dalam merumuskan

kebijaksanaan dan memberikan pertimbangan-pertimbangan

untuk mendapatkan keputusan tindakan pada waktu

pelaksanaan konstruksi, khususnya masalah-masalah yang erat

dengan hubungannya dengan yang dibuat oleh arsitek.

- Untuk membantu Pengawasan Terpadu atau MK khususnya

dalam menanggulangi masalah-masalah konstruksi yang

berhubungan dengan rancangan yang dibuat oleh arsitek.

ROMARIO 24
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Untuk turut memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi

dilakukan sesuai dengan ketentuan dengan ketentuan mutu

yang terkandung dalam rancangan yang dibuat oleh arsitek.

3.2 Tinjauan Pustaka Proyek

Tinjauan umum yang menjadi acuan kerja dalam Perencanaan dan

Perancangan meliputi tahap :

- Awal (Imput)

- Programming (Definisi Masalah)

- Planning (Usulan-Usulan)

- Designing (Perancangan)

- Akhir (Output)

Tabel 3.1 Tahapan Proses Rancangan Arsitektur

ROMARIO 25
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Snyder1989)

3.2.1 Input (Awal)

Tahap Awal adalah proses konsultasi awal antara arsitek dengan klien,

dimana klien akan memberikan informasi penting mengenai project yang akan

dibuat. Informasi yang dibuat meliputi masalah-masalah atau kebutuhan yang

diinginkan oleh klien, informasi penting seperti menentukan susunan Ruang-

ruang, dan konsultasi mengenai penzoningan hingga pemilihan fasad

bangunan.

Kemudian ditambah dengan persyaratan mengenai project yang akan

dibangun, arsitek akan menyelesaikan rancangan sesuai dengan keinginan

ROMARIO 26
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

klien, maka sebuah komunikasi yang baik antara kedua pihak akan

memberikanhasil rancangan yang baik.

3.2.2 Programming (Definisi Masalah)

Pemrograman/Programming arsitektur adalah suatu proses yang

menuju kepada pernyataan arsitektur dan kebutuhan-kebutuhan yang

harus dipenuhi dalam mengusulkan pemecahan masalah. Tujuan utama

pemrograman adalah untuk menjernihkan, memahami, dan menyatakan

suatu masalah (Penna 1977).

5 Langkah Pemrograman :

1. GOAL adalah TUJUAN AKHIR suatu usaha/proses diarahkan.

Goal hanya dapat dicapai melalui suatu usaha yang terus menerus

tanpa henti serta terarah.Goal suatu proyek menunjukkan apa yang

ingin dicapai klien dan mengapa klien menginginkannya. Namun

Goal sebelum ditetapkan, harus diuji integritasnya terutama

terhadap manfaatnya serta hubungan langsungnya dengan masalah

disain arsitektur. Untuk mengujinya, dibutuhkan pemahaman akan

keterkaitan antara goal dan konsep.

Dalam pemrograman, Goal ditetapkan dengan melihat 4

pertimbangan (yang akan dibahas lebih lanjut pada sesi

selanjutnya) yaitu Fungsi, Bentuk, Ekonomi dan Waktu. Berikut

ROMARIO 27
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ini diberikan tabel indeks akan cakupan goal terhadap 4

pertimbangan diatas.

Gambar 3.3. Tabel indeks pemogramman goal

(sumber: Pengantar Arsitektur 03)

2. FAKTA adalah informasi yang disajikan yang memiliki aspek

realitas obyektif (kebenaran). Informasi adalah pengetahuan yang

diperoleh dari suatu penyelidikan , pengamatan (observasi) dan

studi literal.

ROMARIO 28
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Fakta digunakan untuk menggambarkan kondisi yang ada,

menyangkut pelaku, site, waktu, biaya dan sebagainya. Fakta dapat

menjadi terlalu banyak untuk dapat diperoleh kesimpulan yang

pasti, oleh karena itu penting untuk diketahui akan fakta-fakta yang

dianggap perlu dan fakta-fakta yang dapat diabaikan. Cara paling

sederhana untuk proses pengumpulan fakta adalah carilah fakta-

fakta yang berhubungan langsung dengan Goal dan Konsep.

Dalam proses pengumpulan fakta, seorang programmer harus dapat

bersikap :

- Objektif bukan subjektif

- Realistis bukan optimis atau pesimis

- Memisahkan fakta dengan fantasi

- Dapat menentukan apa yang benar atau apa yang dianggap

benar. Kebenaran adalah kesesuaian dengan pengetahuan,

fakta, kenyataan atau logika.

- Dapat memisahkan fakta yang telah mapan dengan fakta yang

hanya berupa pendapat orang lain.

Setelah fakta-fakta ditemukan maka ia dapat menjadi data bagi

proses analisis fakta. Data adalah material faktuil yang digunakan

sebagai landasan untuk penalaran, diskusi dan pengambilan

keputusan. Namun harus diingat bahwa programming harus lebih

ROMARIO 29
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dari sekedar hanya menemukan fakta-fakta, namun juga

menganalisa fakta-fakta tersebut.

Dalam pemrograman, fakta diuraikan dengan melihat 4

pertimbangan (yang akan dibahas lebih lanjut pada sesi

selanjutnya) yaitu Fungsi, Bentuk, Ekonomi dan Waktu. Berikut

ini diberikan tabel indeks akan cakupan fakta terhadap 4

pertimbangan diatas.

Gambar 3.4. Tabel indeks pemogramman fakta

(sumber: Pengantar Arsitektur 03)

3. Konsep dapat dimaknai sebagai bagaimana klien mencapai goal

yang telah ditetapkan diatas. Konsep adalah sesuatu yang

ROMARIO 30
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

terbayang dalam bathin seperti ide atau pendapat. Terdapat dua

kategori konsep yaitu :

- Konsep Programmatik. Konsep programmatik adalah konsep

yang berhubungan dengan ideide pemecahan fungsional dan

organisasional bagi masalah-masalah perilaku klien. Ciri

konsep programmatik adalah abstrak dan general (umum).

- Konsep Disain adalah konsep yang berhubungan dengan ide-

ide pemecahan fisik bagi masalah-masalah arsitektural klien.

Ciri konsep Disain adalah Nyata dan Spesifik (Khusus).

Bila Goal adalah tujuan akhir, konsep programmatis adalah cara,

sementara konsep disain adalah tanggapan fisik terhadapnya dan

terhadap premis (dugaan-dugaan) disain terhadap pernyataan

masalah. Dalam proses pemrograman, konsep yang diuraikan

adalah konsep programmatik. Sementara dalam proses disain,

konsep yang diuraikan adalah konsep perancangan/disain.

Dalam pemrograman, konsep programmatik diuraikan

dengan melihat 4 pertimbangan (yang akan dibahas lebih lanjut

pada sesi selanjutnya) yaitu Fungsi, Bentuk, Ekonomi dan Waktu.

Berikut ini diberikan tabel indeks akan cakupan konsep

programmatik terhadap 4 pertimbangan diatas.

ROMARIO 31
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.5. Tabel indeks pemogramman konsep

(sumber: Pengantar Arsitektur 03)

4. Kebutuhan/keperluan adalah sesuatu yang diperlukan, sesuatu atau

kualitas yang memiliki kepentingan untuk dipenuhi. Dalam tahap

ini, harus dapat dibedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Tidak seluruh keinginan harus dipenuhi, namun upayakan

memenuhi seluruh kebutuhan klien. Untuk itu hendaknya didalam

menetapkan suatu kebutuhan, arsitek dan klien harus bekerja sama

dalam menetapkan kriteria kualitas yang dapat

ROMARIO 32
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dipertanggungjawabkan terhadap aspek fungsi, bentuk, biaya dan

waktu.

Terdapat tiga macam kebutuhan :

- Kebutuhan perilaku. Kebutuhan yang tumbuh dari keperluan-

keperluan unik pengguna dalam hal fisik, sosial dan psikologis

yang harus disediakan. Hal ini mencakup kualitas ruang,

kecukupan ruang dan organisasi ruang.

- Kebutuhan Fungsional. Kebutuhan fungsional adalah

kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan bagaimana

orang-orang menggunakan proyek itu dengan nyaman, efisien

dan efektif. Hal ini mencakup kualitas ruang, kecukupan ruang

dan organisasi ruang.

- Kebutuhan Manusiawi. Kebutuhan manusiawi adalah

kebutuhan yang tumbuh dari keperluan manusiawi yang

umum dalam hal lingkungan fisik, sosial dan psikologis.Yang

tergolong dalam kebutuhan manusiawi adalah kebutuhan akan

perlindungan diri, kenyamanan fisik, aktualisasi diri dan

kehidupan sosial.

ROMARIO 33
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.6. Tabel indeks pemogramman kebutuhan

(sumber: Pengantar Arsitektur 03)

5. Pernyataan masalah adalah suatu uraian mengenai kondisi-kondisi

kritis dan premis-premis disain yang menjadi titik tolak bagi disain

skematis. Kondisi-kondisi adalah sesuatu yang ditetapkan atau

disepakati sebagai syarat untuk berlakunya sesuatu yang lainnya.

Premis-premis adalah kondisi yang dinyatakan sebagai pengarah

pada suatu kesimpulan. Premis disain adalah kondisi khusus yang

membawa pada sebuah pengarahan disain umum.

Paling tidak terdapat empat buah pernyataan yang berkaitan

dengan empat pertimbangan utama yaitu fungsi (program

ROMARIO 34
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

fungsional), bentuk (tapak), ekonomi (budget/biaya) dan waktu

(tenggat waktu).

Gambar 3.7. Tabel indeks pemogramman pernyataan masalah

(sumber: Pengantar Arsitektur 03)

3.2.3 Planning (Usulan-Usulan)

Perencanaan sebagai pedanan kata asing “Planning”, dapat

diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan Persepsi-

persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rancangan yang

berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (A. William, 1974).

ROMARIO 35
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan

yang tepat di masa depan melalui Pilihan-pilihan yang skematik.

Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu

rencana yang meliputi Kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi, menentukan Komponen-komponen yang

menunjang terhadap objek yang merupakan kompleksitas Fakta-

fakta yang memiliki kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.

2. Mengadakan studi, mencari Hubungan-hunbungan dari Faktor-

faktor terkait, yang memiliki pengaruh spesifik.

3. Mendeterminasi, menentukan setepat mungkin Faktor-faktor yang

dominan dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan

yang spesifik yang memberikan perubahan terhadap faktor lain.

4. Memprediksi, mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan

beerubah sehingga mencapai keadaan yang lebih baik di masa

depan.

5. Melakukan tindakan, berdasarkan prediksi di atas, melakukan

tindakan terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan (William

1977).

Berdasarkan Teori-teori yang dikemukakan di atas tersebut dapat

disimpulkan bahwa perencanaan dalam arsitektur adalah suatu pemikiran

untuk melakukan proses pemecahan suatu masalah yang terdapat pada

kondisi lingkungan sekitar yang akan dilakukan pekerjaan konstruksi

ROMARIO 36
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan dari Fakta-fakta yang telah

didapatkan dilapangan melalui analisa atau observasi yang telah dilakukan

dilakukan sebelumnya.

Perencanaan berdarakan metode dapat dibagi menjadi 2 metode yaitu

metode Top Down Planning dan metode Bottom Up Planning. Metode

Top Down Planning yaitu metode disusun menyeluruh kemudian dirinci

kepada tingkat yang lebih rendah sedangkan metode Bottom Up Planning

yaitu metode disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam

tingkat tertentu (William, 1977). Lingkup perencanaan dalam arsitektur:

1. Perencanaan dapat mempunyai arti dan makna yang sangat luas,

yaitu mulai dari kehidupan individu, keluarga, kelompok

masyarakat, sampai negara dan bahkan sampai antar negara.

2. Perencanaan tergantung pada sudut pandang, kepentingan dan

masalah yang bersangkutan.

3. Terdapat Unsur-unsur yang memberikan arti dan makna yang sama

yakni bahwa perencanaan merupakan kegiatan merumuskan

keinginan dan Cita-cita yang lebih baik atau lebih berkembang di

masa yang datang (William 1977).

Didalam perencanaan terdapat faktor-faktor yang sangat menentukan

didalam perencanaan yaitu landasan filsafat dan ideology, motivasi dan

tujuan yang merupakan dasar kebijaksanaan, sumber daya (alam, manusia,

ROMARIO 37
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

modal dan informasi), teknologi dan ilmu pengetahuan, personil terampil

serta ruang dan waktu.

3.2.4 Designing (Rancangan)

Designing merupakan aktivitas kreatif, melibatkan proses untuk

membawa kepada sesuatu yang baru dan bermanfaat yang sebelumnya

tidak ada (JB, 1985). Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah

sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga

proses yaitu: mengidentifakasi masalah-masalah, mengidentifikasi metode

untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan

kata lain adalah pemrograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan

rancangan.

Rancangan Arsitektur adalah hasil penysusunan perencanaan (mulai

dari proses pembuatan sampai tahap penjabaran TOR atau KAK

(Kerangka Acuan Kerja) dan perancangan (konsep rancangan,

prarancangan, pengembangan rancangan dan gambar kerjaa, penyapan

dokumen pelaksanaan dan proses pengadaan pelaksanaan konstruksi, serta

pengawasan berkala) sampai terbentuknya karya arsitektur. Proses

rancangan arsitektur secara umum:

1. Usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi

sesuatu yang lebih baik.

ROMARIO 38
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2. Proses tiga bagian yang terdiri dari keadaan mula, suatu metode

atau proses transformasi dan suatu keadaan masa depan yang

dibayangkan.

Gambar 3.8. Proses rancangan arsitektur

(sumber: Harimurti)

Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan dalam arsitektur adalah

suatu tindakan atau upaya dalam membuat suatu bentuk fisik dari

pekerjaan konstruksi yang dapat berupa sebuah gambar kerja, struktur

bangunan dan sebagainya sesuai dengan ketentuan yang telah dilakukan

sebelumnya.

Berikut ini ada beberapa tahapan untuk menyusun suatu proses

Perancancangan (Designing) yang meliputi :

- Survey Lapangan

- Analisis Tapak

ROMARIO 39
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Program Ruang

- Transformasi Bentuk.

3.2.4.1 Survey Lapangan

Survey Lapangan adalah salah satu metode pengumpulan datayang

tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang

digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Survey

Lapangan biasanya dilakukan untuk proses ke arah mana peneliti

berdasarkan konteksnya. Ketika peneliti melakukan Survey Lapangan,

ada jumlah hal yang perlu dipersiapkan:

a. Mengamati kejadian-kejadian sehari yang biasa atau tidak biasa

dalam setting kehidupan sehari-hari, terlibat langsung dalam

penelitian.

b. Memperoleh sudut pandang yang diteliti sekaligus

mempertahankan perspektif analisis luar.

c. Menggunakan beragam teknik dan keterampilan secara luas.

d. Menghimpun data berbentuk catatan rincian, bagan, peta,

maupun gambar untuk keperluan deskripsi (Neuman, 2006).

3.2.4.2 Analisis Tapak

Perencanaan tapak atau site plan adalah suatu proses perencanaan

tapak, site untuk mengolah tapak, bentang dan fasilitas, bangunan yang

ROMARIO 40
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

saling berkesesuaian. Kondisi tapak atau site condition adalah kondisi

tapak yang berdiri unsur positif dan unsur negatif. Dibawah ini

merupakan tujuan analisa tapak:

a. Menilai dan mengevaluasi kondisi tapak, baik positif dan

negative.

b. Merencanakan tatanan fisik fasilitas, fungsi, bangunan dalam

tapak:

- Pengolahan tapak (land development) dan sistem utilitas

tapak.

- Site Entrance, sistem dan konfigurasi sirkulasi.

- Posisi, komposisi, orientasi dan konfigurasi masa dan ruang

terbuka(T. White).

Didalam analisa tapak terdapat banyak sekali analisa yang dapat

dilakukan sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada tapak

tersebut,sebagai contohnnya antara lain sebagai berikut:

a. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan (land use) adalah suatu upaya

merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan atau

yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-

fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan,

industri, dll. Rencana tata guna lahan merupakan kerangka

ROMARIO 41
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang

lokasi, kepastian dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih

dan air kotor atau dreinase, gedung sekolah, pusat kesehatan,

taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya

(T. White).

Gambar 3.9. Tata guna lahan

(sumber: T. White)

ROMARIO 42
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.10. tata guna lahan

(sumber: T. White)

b. Sirkulasi Pejalan Kaki

Pola sirkulasi pejalan kaki dicirikan oleh kelonggaran dan

fleksibilitas dari gerakan, berkecepatan rendah, menggunakan

skala manusia, dan relatif kecil jalannya.

Di bandingkan dengan sistem sirkulasi lainnya, sistem

sirkulasi pejalan kaki memberikan kebebasan paling banyak

dalam perancangan.. hal ini disebabkan oleh kemampuan

manusia untuk memanjat tanjakan-tanjakan yang curam,

membelok disudut-sudut yang tajam, dan berubah arah atau

berhenti semaunya. Meskipun ada kebebasan semacam itu,

tetap harus ada kendali yang cukup dalam perancangan sistem

ROMARIO 43
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

sirkulasi pejalan kaki. Terlalu sedikit kendali akan

menyebabkan munculnya jalan-jalan pintas yang merusak

penampilan tapak, sementara terlalu banyak kekakuan akan

menyebabkan pejalan kaki merasa terhambat (T. White).

Gambar 3.11. Sirkulasi Pejalan Kaki

(sumber: T. White)

c. Sirkulasi Kendaraan

Pola sirkulasi kendaraan adalah sistem yang paling rumit

dibandingkan dengan sistem sirkulasi lainnya. Selain itu,,

sistem kendaraaan bermotor maupun mobil memerlukan

infrastruktur penunjang yang tidak sedikit. Sistem ini dicirikan

oleh variasi kecepatan dan ukuran kendaraan yang menentukan

besar ruang yang akan dilalui dan untuk menyimpan kendaraan

ROMARIO 44
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(tempat parkir). Karena ukurannya yang tidak tentu,

persyarataan teknis yang tidak sederhana, dan biaya yang tidak

sedikit yang diperlukan untuk membangun sistem ini, maka

seringkali perancangan sistem kendaraan bermotor maaupun

mobil menentukan susunan elemen tapaak lainnya (T. White).

Gambar 3.12. sirkulasi kendaraan

(sumber: T. White)

ROMARIO 45
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.13. sirkulasi kendaraan

(sumber: T. White)

d. Pola Drenase Permukaan Tanah

Dreinase didefinisikan sebagai pembuangan air permukaan,

baik secara gravitasi maupun dengan pompa dengan tunjuan

untuk mnecegah terjadinya genangan, menjaga dan

menurunkan permukaan air sehingga genangan air dapat

dihindarkan. Dreinase perkotaan berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan masyarakat

dan dapat meberikan manfaat bagi kehidupan bermasyarakat

maupun manusia. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan,

air limbah domestik maupun air limbah industri. Oleh karena

ROMARIO 46
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

itu dreinase perkotaan harus teradu dengn sanitasi, sampah,

pengenadali perkotaan dan lain-lainnya.

Gambar 3.14. Pola Dreinase Permukaan Tanah

(sumber: T. White)

e. Vegetasi

Dalam sebuah perancangan, arsitek mesti memperhatikan

hal-hal yang menyangkut dalam segala aspek termasuk

vegetasi, agaar terciptanya bangunan yang baik serta dapat

memberikan fingsi dan estetika dalam hasil perancangan. Harus

juga diketahui bahwa Arsitek itu bukan hanya memahami

bangunan saja, namun Arsitek harus juga bisa memahami

lingkungan bangunan serta vegetasi yang ada di dalam atau

ROMARIO 47
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

luarnya. Layaknya seperti ahli kebun, paling tidak Arsitek bisa

mengetahui apa-apa saja jenis-jenis tanaman itu serta fungsi

atau memanfaatnya.

Diera industri seperti saat ini meningkatnya pencemaran

dilingkungan kita ini berdampak negatif pada kesehatan yang

diakibatkan oleh banyaknya radikal bebas. Sseperti kita ketahui

bahwa polutan tersebut merupaka suatu yang dapat merugikan

kesehatan kita. Kita tidak dapat menghindari dari masalah

tersebut tetapi kita dapat meredamnya dengan berbagai cara.

Salah satunya ialah mendekorasi ruang terbuka hijau atau

tanaman dengan berbagai jenis taman yang dapat meredam

radikal bebas disekitar dalam rumah. Sehingga terciptanya

keadaan rumah yang lebih fresh dan sterill bebas dari radikal

bebas. Sering kali rumah-rumah modern sekarang dirancang

tanpa memperhatkan sistem ventilasi yang tepat. Sehingga

udara ruangan tercemari oleh akumulasi bau yang keluar dari

partikel karpet, mabel, cat, thiner, penyegar udara lain

sebagainya.

ROMARIO 48
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.15. Vegetasi

(sumber: T. White)

Gambar 3.16. Vegetasi

(sumber: T. White)

ROMARIO 49
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

f. View (Pandangan)

Analisa view dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara

dalam pembuatan tampilan site semenarik mungkin bagi

pengamat (view to site) agar dapat memberikan pandangan

untuk luar site (view from site) ( Wahyuda Tri Arizal, 2010,

View dalam Arsitektur).

Gambar 3.17. View

(sumber: T. White)

g. Kebisingan

Analisa kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa

besar intensitas suara yang sesuai dengan batas yang ditentukan

dan disesuaikan dengan fungsi kawasan untuk tingkat

ROMARIO 50
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

kebisingannya. Dalam analisis kebisingan juga terdapat 3

klasifikasi kebisingan, yaitu: kebisingan tinggi, kebisingan

sedang, dan kebisingan rendah (T. White).

Gambar 3.18. Kebisingan

(sumber: T. White)

h. Aromatik

Analisa aromatik dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar intensitas aroma yang sesuai dengan batas yang

ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan untuk

tingkat aromanya (T. White).

ROMARIO 51
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.19. Aromatik

(sumber: T. White)

3.2.4.3 Program Ruang

Pemrograman dalam arsitektur dapat dikatakan sebagai proses

menggali fakta-fakta hingga menetapkan kebutuhan-kebutuhan klien.

Didalam proses ini terdapat sejumlah pertimbanganpertimbangan seperti

fungsi (ruang termasuk didalamnya), bentuk, ekonomi hingga waktu

(William1977).

Berbicara mengenai pertimbangan fungsi, berarti secara tidak

langsung berkenaan dengan masalah ruang. Maka program ruang pada

dasarnya adalah menetapkan kebutuhan ruang yang dapat memenuhi

kebutuhan dan tuntutan klien. Lima (5) Tahanpan Penyusunan Program

Ruang :

- Penetapan Pelaku dan Pengguna

ROMARIO 52
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Penetapan Kebutuhan Ruang

- Penetapan Besaran Ruang

- Penetapan Pola Hubungan Ruang

- Zoning Mikro

1. Penetapan Pelaku dan Pengguna

Pelaku dalam hal ini adalah orang atau sekelompok orang yang

akan beraktifitas dan menggunakan suatu ruangan. Pelaku dapat

dikategorikan atas :

- Pelaku internal (privat)

- Pelaku eksternal (publik)

Besaran antropomorfik menunjuk pada besaran tubuh seorang

pelaku. Besaran ini dapat berbeda untuk satu orang terhadap lainnya.

Namun untuk dapat memudahkan perhitungan, umumnya dapat digunakan

standar besaran antropomorfik yang telah distandarisasikan. Besaran ini

dapat mengacu pada besaran antropomorfik yang pada Data Arsitektur

(standar Eropa) ataupun Time Saver Standart (Standar Amerika). Pada

besaran antropomorfik, dapat dilihat luasan area seorang pelaku pada

kondisi berdiri, duduk hingga tidur.

 Klasifikasi Pelaku Pengguna

ROMARIO 53
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3.20. Klasifikasi Pelaku

(sumber: Harimurti)

- Pelaku internal/privat adalah pelaku individu maupun

kelompok yang berhubungan langsung dengan aktifitas,

pemilikan serta pengelolaan suatu ruang. Kelompok ini pula

yang secara legalitas formal berhak menggunakan ruangan

tersebut.Pelaku internal/privat inipun dapat dibagi atas

hirarki/tingkatan privasinya, dari suatu tingkat privasi rendah

hingga tinggi.

- Pelaku eksternal/publik adalah pelaku individu maupun

kelompok yang berhubungan langsung dengan aktifitas suatu

ruang, namun tidak secara langsung berhubungan dengan

kepemilikan maupun pengelolaan ruang tersebut.

 Karakteristik/Sifat Pelaku/Pengguna

 Penetapan Jumlah Pelaku/Pengguna yang diakomodir

ROMARIO 54
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Tabel 3.2 Karakteristik & Jumlah Pelaku

(sumber: Harimurti)

2. Penetapan Kebutuhan Ruang

Tahap akhir dari proses ini adalah dengan menetapkan ruang-ruang

yang dibutuhkan. Mengingat bahwa terdapat pola-pola aktifitas yang

serupa namun tidak diakomodir dalam sebuah ruangan, maka perlu pula

dicatatkan akan jumlah ruang yang akan dibuat. Untuk memudahkan

proses menetapkan kebutuhan ruang ini, dapat dibuat sebuah tabel yang

menggambarkan seluruh data yang telah didapatkan.

Tabel 3.3Penetapan Kebutuhan Ruang

(sumber: Harimurti)

ROMARIO 55
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Penetapan Besaran Ruang

Pada dasarnya ruang adalah tempat aktifitas manusia, oleh karena

itu untuk dapat menghitung besaran suatu ruang, terdapat sejumlah

pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan dalam menghitung besarnya

suatu ruang adalah :

- Pelaku (menyangkut besaran antropormorfik dan jumlah

pelaku)

- Aktifitas (jenis ,karakteristik dan macam aktifitas)

- Furniture (peralatan yang mendukung suatu aktifitas)

a. Besaran Pelaku

Pelaku dalam hal ini adalah orang atau sekelompok orang yang

akan beraktifitas dan menggunakan suatu ruangan. Besaran pelaku dapat

diprediksikan besarnya dengan melihat besaran antropomorfik dan jumlah

pelaku yang akan menggunakan suatu ruang.

Besaran antropomorfik menunjuk pada besaran tubuh seorang

pelaku. Besaran ini dapat berbeda untuk satu orang terhadap lainnya.

Namun untuk dapat memudahkan perhitungan, umumnya dapat digunakan

standar besaran antropomorfik yang telah distandarisasikan. Besaran ini

dapat mengacu pada besaran antropomorfik yang pada buku Data

Arsitektur (standar Eropa) ataupun Time Saver Standart (Standar

ROMARIO 56
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Amerika). Pada besaran antropomorfik ini, dapat dilihat luasan area

seorang pelaku pada kondisi berdiri, berjalan, duduk hingga tidur.

Jumlah Pelaku umumnya dapat diperhitungkan dengan

membandingkan jumlah pelaku suatu ruang dengan ruang lainnya yang

memiliki fungsi dan aktifitas yang serupa. Selain itu jumlah pelaku dapat

pula dihitung besarnya melalui suatu prediksi aktifitas ruang kedepan

(lihat penjelasan mengenai pola aktifitas pada bagian sebelumnya). Proses

ini membutuhkan kejelian dan ketelitian di dalam melakukannya. Karena

tidak jarang suatu ruang ternyata dinyatakan gagal dikarenakan kesalahan

perencana didalam melakukan prediksi jumlah pelaku.

b. Besaran Aktifitas

Aktifitas suatu ruangan berarti seluruh kegiatan yang dilakukan di

dalam ruangan tersebut. Jenis aktifitas dapat digolongkan atas 2 macam

yaitu aktifitas kelompok dan individu. Karakteristik suatu aktifitas terbagi

atas aktifitas formal dan informal. Sedangkan macam aktifitas dapat

berupa aktifitas bekerja, bermain, ibadah, istirahat, dan sebagainya.

Besar area aktifitas yang dapat ditampung dalam suatu ruang dapat

dihitung sebesar 20 – 30 % dari luas ruang yang digunakan untuk pelaku

dan furniture. Dalam nilai ini tercakup pula besarnya sirkulasi

(pergerakan) yang terjadi dalam ruangan tersebut. Nilai 20 – 30% ini

didasrkan atas efisiensi ruang terhadap faktor ekonomi kontruksi

bangunan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa besarnya aktifitas

ROMARIO 57
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dapat mencapai lebih dari nilai 20 – 30% ini. Hal tersebut dapat

dikarenakan faktor ekonomi tidak menjadi prioritas utamanya.

c. Besaran Furniture

Furniture atau perlengkapan ruang, ditetapkan sesuai dengan

macam aktifitas serta jumlah pelaku yang menggunakannya. Sebagai

acuan guna memudahkan mendapatkan besar luasan area yang akan

digunakan untuk suatu furniture, dapat digunakan standar-standar besaran

yang telah ada (data Arsitektur, Neufert).

Tabel 3.4 Besaran Ruang ( contoh untuk rumah tinggal )

(sumber: Harimurti)

Contoh : Sebuah rumah direncanakan akan dibangun. Rumah ini diharapkan akan

dapat menampung sebuah keluarga kecil (bapak : pekerja kantor, ibu : ibu rumah

tangga dan anak : pelajar smp), dan tamu-tamu yang akan berkunjung.

Rencanakan ruang-ruang yang harus disediakan untuk rumah tersebut!

Tabel 3.5 Kebutuhan Ruang

ROMARIO 58
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Harimurti)

Dari daftar kebutuhan ruang yang telah didapatkan, dapat dibuat

penyederhanaan ruang dengan cara menggabungkan ruang-ruang yang memiliki

fungsi dan karakteristik yang sama. Namun harus dicermati bahwa tidak seluruh

ruang ynag memilik kesamaan harus disatukan, karena dimungkinkan pula untuk

dipisahkan seperti kamar mandi untuk bapak dan ibu terhadap anak, ruang tidur

bapak dan ibu terhadap anak dsb. Sehingga total kebutuhan ruang yang harus

disediakan adalah :

a. R. Tidur Bapak/Ibu

ROMARIO 59
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

b. R. Tidur Anak

c. R. Makan

d. R. Cuci pakaian dan seterika

e. R. Dapur dan cuci

f. R. Istirahat/keluarga

g. R. Audio Visua

h. R. Tamu

i. R. Kerja dan Belajar

j. Kamar Mandi/lavatori khusus Bapak/Ibu

k. Kamar mandi/lavatory

Tabel 3.6 Besaran Ruang Terhadap Pelaku

(sumber: Harimurti)

ROMARIO 60
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Tabel 3.7 Besaran Ruang Terhadap Furniture

(sumber: Harimurti)

Tabel 3.8 Besaran Ruang Terhadap Aktifitas

ROMARIO 61
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Harimurti)

Tabel 3.9 Total Luas Keseluruhan Ruang

(sumber: Harimurti)

4. Penetapan Pola Hubungan Ruang

Bermacam-macam konfigurasi bentuk yang dapat dimanipulasi

untuk memberntuk suatu daeerah atau volume ruang sendiri, dan

bagaimana pola-pola bantuk dan kosong mempengaruhi kulitas visual daru

ROMARIO 62
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ruang-ruang yang terbentuk. Beberapa bangunan sebenarnya terdiri dari

beberapa ruang mandiri. Ruang-ruang tersebut pada umumnya tersusun

atas sejumlah ruang yang berkaitan satu sama laian menurut fungsi, jarak,

atau alur gerak. Jadi, pola hubungan ruaang merupakan sautu konfigurasi

bentuk yang memebentuk sesuatu daerah yang mempengaruhi kualitas

visual dengan cara-cara dasar menghubungkan ruang-ruang suatu

bangunan satu sama lain dan diorganisir menjadi pola-pola bantuk dan

ruang yang saling terkait.

Gambar 3.21. Pola Hubungan Ruang

(sumber: Harimurti)

ROMARIO 63
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

5. Zoning Mikro

Untuk menyamakan persepsi maka terbelih dahulu perlu

disampaikan beberapa definisi tentang apa yang dimaksud dengan

zoning.Zoning adalah peta atau pemaparan ringkasan dari seluruh hasil

proses analisis, yang memberikan masukan pada Konsep Desain. Zoning

biasanya diperlihatkan dalam bentuk denah (pengeplotan), atau denah

(pengeplotan dalam tapak, meskipun pada kasus tertentu) kasus tapak

dengan bangunan berlantai sedang dan banyak perlu memperlihatkan

potongan (pengeplotan),dan pengelompokan sejumlah ruang dalam

beberapa kelompok fungsi ruang (privat, service, dan public).

Gambar 3.22. Zoning

(sumber: Harimurti)

- Ruang Privat adalah ruang dimana aktifitas yang berlangsung

didalamnya bersifat privat dan hanya digunakan oleh

ROMARIO 64
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

kelompok atau individu yang tergolong kelompok privat.

Contoh suatu ruang privat adalah kamar tidur, ruang kerja,

ruang kelas dan sebagainya. Karakter suatu ruang Privat

adalah sebagai berikut

- Ruang Publik adalah ruang dimana seluruh kelompok

masyarakat dapat menggunakannya (menjangkaunya).

- Ruang Service atau pelayanan adalah ruang yang berfungsi

melayani seluruh ruang yang ada dalam bangunan atau

kompleks bangunan.

3.2.4.4 Transformasi Bentuk

Beberapa tahap untuk menyusun konsep Transformasi bentuk

arsitektur, berikut 5 Jenis Konsep Terhadap Bentuk Arsitektur :

a. Konsep Analogi

Analogi adalah saran yang paling sering digunakan untuk

merumuskan konsep. Analogi mengidentifikasikan hubungan harfiah

yang memungkin diantara benda-benda. Sebuah benda

diidentifikasikan dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan

dan dengan demikian ia menjadi model untuk proyek yang ada

(McGinty Tim). Dua macam analogi :

1. Analogi langsung

semua arsitek agung dunia Sudah Diciptakan, arsitek

hanyalah menetapkan bangunan mana sebelumya yang akan

ROMARIO 65
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ditetapkan sebagai Model yang tepat bagi bangunan baru yang

akan ia ciptakan. Contohlain: Model Gothik, tepat sebagai

model gereja, doreis yunani adalah model yang tepat untuk

bank. Basilik St. Peter adalah model yang serasi untuk gedung

DPR.

Gambar 3.23. Model Gothik

(sumber: Mark 1979)

2. Analogi tidak langsung

Contoh konsep analogi Louis I. Kahn memandang gedung

penelitian sebagai sebuah bentuk komunitas, tempat orang

saling bertemu dan bertukar informasi. Kahn menyamakan

kegiatan-kegiatan dan pemikiran imajinatif para seniman dalam

studio mereka. Citra konsep Louis I. Kahn untuk fasilitas

ROMARIO 66
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

kedokteran di Univercitas Pensylvania sebagai suatu komunitas

studio para artis yang di isi oleh para peneliti kreatif.

b. Mataphora atau Perumpamaan

Methapora (kiasan) mengidentifikasi hubungan di antara benda-

benda. Tetapi hubungan-hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang

nyata. Perumpamaan adalah methafora yang menggunakan kata-kata

“seperti” atau “bagaikan” untuk mengungkapkan suatu hubungan.

Methapora atau perumpamaan adalah mengidentifikasi pola hubungan

sejajar sedangakn analogi mengidentifikasi hubungan harifiah yang

mungkin. Contoh: Le Corbusier dalam karyanya Notre Deme du Haut,

yang mengambil bentuk Daun.

Gambar 3.24. Notre Deme du Haut

(sumber: Mark 1979)

ROMARIO 67
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

c. Hakikat

Hakikat menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang

lebih rumit menjadi menjadi keterangan-keterangan yang gemblang

yang ringkas. Hakikat mengandung pengertian-pengertian dan intrinsik

dari benda yang dianalisis. Suatu pernyataan tetang hakikat sesuatu

juga dapat merupakan hasil penemuan dan identifikasi akar-akar suatu

pokok persoalan.

Hakikat adalah sebuah Gagasan Pokok yang dapat menjelaskan

seluruh aspek persoalan. Dalam Arsitektur, Hakekat adalah sebuah

gagasan pokok yang dapat mempersatukan seluruh proyek (McGinty,

Tim, 1979: 321).

d. Konsep Progrematik (Konsep Tanggapan Langsung dan

Pemecahan Masalah)

Konsep dikembangkan berdasarkan pada persoalan-persoalan

desain yang lebih bersifat pragmatis atau secara sederhana, konsep

dikembangkan berdasarkan pada permasalahan yang telah

diidentifikasikan dalam pemrograman arsitektur (McGinty, Tim, 1979:

321).

e. Cita-Cita

Berbeda dengan golongan-golongan konsep yang terdahulu, uany

mengemukakan bahwa arsitek memperhatikan bagian dalam masalah

atau pada suatu masalah yang serupa untuk menemukan konsep-

ROMARIO 68
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

konsep yang tepat, konsep yang ideal adalah konsep yang dibawa para

arsitek kepada masalah yang bersangkutan. Cita-cita dapat mempunyai

pengaruh positif dan bila para arsitek tidak memilikinya untuk acuan

dan menggunakan dalam mengkonsep tualisasi dan mengembangkan

rancangan-rancangan mereka, tugas mereka akan menjadi sulit.

Suatu konsep yang bersifat ideal dari kaca mata sang arsitek, yang

mengemukakan aspirasi-aspirasi dan cita-cita tertinggi dari sang

arsitek (McGinty, Tim, 1979: 321).

3.2.5 Output (Akhir)

Tahapan Output merupakan proses akhir dari suatu rangkaian kegiatan

perancangan dalam arsitektur dan merupakan proses pada tahap-tahap

yang sudah dijelaskan di atas yang kemudian ditemukan titik akhir menuju

pemecahan masalah.

Tahap akhir (output) disini adalah penerapan dari pemecahan masalah

yang berupa analisis yang diterjemahkan ke dalam penggambaran desain,

yakni berupa gambar kerja dua dimensi(2D), gambar arsitektur, gambar

tiga dimensi (3D) bangunan, pada tahap akhir sudah adanya solusi untuk

pemecahan masalah mengenai proyek yang akan di rancang.

ROMARIO 69
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB IV

PEKERJAAN PERENCANAAN PRA – DISAIN

4.1 Tahapan Pekerjaan Keseluruhan

Pada tahap ini yang dilakukan pada Pekerjaan Perencanaan Kantor

Cabang Bank Kalbar di Jl.Prof. M. Yamin Pontianakadalah :

a. Pembuatan Denah

b. Pembuatan Fasad (Tampak Bangunan)

c. Pembuatan Gambar Tiga Dimensi (3D)

ROMARIO 70
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Terjadinya perencanaan pada proyek Pembangunan Gedung

Kantor Bank Kalbar Jl.Prof. M. Yamin Pontianak ini karena beberapa

alasan, pertama karena adanya keinginan dari pihak Bank Kalbar untuk

menambah nasabah yang banyakmaka diperlukan penambahan ruang

sehingga Bangunan Kantor Cabang Bank Kalbar yang lama akan di

renovasi secara keseluruhan dari denah hingga ke bentuk, dan yang kedua

adalah ingin memberikan fasad bangunan yang menarik agar masyarakat

tertarik untuk melihat dan mengunjunginya.

4.2 Pekerjaan yang dilakukan Pada Saat PKL 02

Pekerjaan yang dilakukan pada saat praktek kerja lapangan 02, di

lapangan sesuai dengan pengamatan yang di kerjakan di kantor konsultan

Cv.Jatayu Estetika yaitu mengidentifikasi dan menganalisis Proses

Perencanaan Pembangunan Kantor Cabang Bank Kalbar di Jl. Prof. M.

Yamin Pontianak mulai dari tahap awal hingga tawap akhir perencanaan

secara keseluruhan yaitu :

- Input / Awal

- Programming /Definisi Masalah

- Planning / Usulan- usulan

- Designing / Rancangan

- Output Akhir

ROMARIO 71
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar Arsitek melakukan

tahapan Input , namun pada tahapan Programming, Planning, Designing,

dilakukan secara bersamaan yaitu tidak berdasarkan urutan adapun rincian

tahapan awal hinggga akhir contoh seperti gambar diagram di bawah ini.

Gambar 4.1. Proses Rancangan

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

4.2.1 Identifikasi Tahapan Input / Awal

Pada tahapan Awal dalam Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar

Arsitek mencaritahu masalah-masalah dan kebutuhan klien dengan

melakukan wawancara secara langsung, dari hasil wawancara yang sudah

ROMARIO 72
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dilakukan Arsitek dapat mengetahui kebutuhan klien seperti kebutuhan

ruang ruang apa saja yang nantinya akan diperlukan. Setelah kebutuha

klien dapat diketahui Arsitek mempertimbangkan yang terkait dengan data

existing dan masalah-malasah site serta peraturan-peraturan persyaratan

Bangunan Gedung berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomer: 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung

Negara yang menjadi acuan sebagai Persyaratan-persyaratan Bangunan

Gedung, adapun Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negarayang di

jadikan acuan sebagai berikut :

1. Tata Bangunan dan Lingkungan

- Jarak antar bangunan, KDB, KLB, Ketinggian dan GSB :

sesuai Perda Setempat.

- Ketinggian langit-langit: 2,60 m’.

- Kelengkapan S&P: parkir, aksesibilitas, air bersih,

persampahan dan limbah serta Tata Hijau.

2. Bahan Bangunan

- Lantai: keramik, vinil, tegel PC.

- Dinding Luar: bata, batako diplester & dicat, dan kaca.

- Dinding dalam: bata, batako diplester & dicat, dan kaca, serta

partisi kayu lapis.

- Plafond: kayu lapis dicat.

- Atap: genteng, asbes gelombang, seng atau sirap.

ROMARIO 73
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Kosen/Daun Pintu: kayu klas II dicat, atau aluminium.

3. Struktur Bangunan

- Pondasi: batu belah, kayu, beton bertulang.

- Struktur Lantai: beton bertulang, baja, kayu klas kuat II.

- Kolom/Balok : beton bertulang, baja, kayu klas kuat II.

- Rangka Atap: kayu klas kuat II, baja.

4. Utilitas Bangunan

- Air Bersih: PAM; Mandiri/sumur.

- Drainase dan Pembuangan Kotoran: sesuai kebutuhan lokasi

dengan rencana kota/lingkungan.

- Sarana PPB Kebakaran: sesuai Kepmen PU 02/85 dan SNI

yang berlaku.

- Penerangan: 100-215 lux/m2.

- Ventilasi 6-10% luas dinding.

- Penangkal Petir: lokal.

5. Sarana Penyelamatan

- Tangga penyelamatan: lebar min. 1,20 m’.

- Tanda Penunjuk Arah Keluar: jelas dasar putih huruf hijau.

- Pintu: lebar min. 0,90 m’, satu ruang minimal 2 pintu dn

membuka keluar.

- Koridor/selasar: lebar min. 1,80 m’.

ROMARIO 74
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Setelah Arsitek mendapatkan acuan Persyaratan Teknis Bangunan

Gedung Arsitek kembali memerpertimbangkan kebutuhan apa nantinya

yang digunakan pada Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar terkait

kebutuhan klien Arsitek menyesuaikan akan kebutuhan dan keinginan

klien.

4.2.2 Identifikasi Tahapan Programming, Planning, Designing

Tahapan ini dilakukan Arsitek secara bersamaan atau suatu proses

yang dilakukan secara berputar baik itu dimulai dari Designing,

Programming, Planning, dan berputar hingga dapat menetapkan masalah

sampai ke tahapan rancangan.

Designing / Rancangan yang dilakukan Arsitek dalam proses

Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar di Jl. Prof. M. Yamin Pontianak

sebagai berikut.

- Servey Lapangan

- Analisis Tapak

- Program Ruang

- Transformasi Bentuk

4.2.2.1 Survey Lapangan

Pada tahapan survey lapangan Arsitek dan Team Surveyor melakukan

pengamatan dan pengambilan data lapangan, sebelum terjun ke lapangan

team surveyor menyiapkan peralatan survey seperti :

ROMARIO 75
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Alat ukur meteran tali dan meteran sorong

- Theodolitee

- Camera Digital

- Kompas

- Buku catatan, Pesil, dan Pulpen

Pada saat survey lapangan team surveyor dan Arsitek melihat

kondisi lapangan dan kondisi bangunan yang ada di lapangan, dan

melakukan pengamatan hingga selesai, saat melakukan survey lapangan

Arsitek diberikan gambar denah bangunan lama oleh Pimpinan cabang

Bank Kalbar, Arsitek melakukan wanwancara dengan Pimpinan cabang

mengenai masalah dan kebutuhan ruang yang nantinya akan ada di dalam

Perencanaan kantor cabang ini, mengenai jumlah pegawai dan ruang apa

saja yang ada di dalam kantor cabang Bank Kalbar Pempinan cabang yang

memberitahukan secara langsung bahwa harus adanya ruang sortir, ruang

kluis, ruang arsip, ruang akuntansi, ruang umum, maka dengan informasi

ini Arsitek lebih mudah untuk menetapkan kebutuhan ruang karena

memang sudah ditentukan oleh Pimpinan cabang dan untuk ruang

penunjang lainya barulah Arsitek yang menambahkan, seperti area parkir,

ruang genset, ruang panel, toilet, pantry, mushola, atm, ruang teller, ruang

slipan setoran, pos security, ruang costumer service, dan ruang rapat.

ROMARIO 76
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.2. Denah Awal Kantor Cabang Bank Kalbar Pontianak

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Keterangan Ruang:

1. Atm 7. Kasir

2. Teras 8. R. Manajer

3. R. Security 9. R. Brankas

4. R.Slip Setoran 10. R. Staf

5. R. Tunggu 11. Mushola

6. Customer Service 12. R. Tunggu

(CS) 13. Dapur

ROMARIO 77
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

14. Wc/Toilet 16. Garasi

15. R. Genset

Semua data yang didapat dari survey lapanganakan di olah dalam suatu proses

Programming, dan proses ini juga dilakukan dengan proses Desgning dan

Planning secara bersasamaan karena dari ketiga tahapan ini Arsitek memberikan

tanggapan mengenai masalah masalah ruangan hingga mengeluarkan produk

rancangan yang berupa Site Plan, Denah, Tampak, dan 3D (Tiga Dimensi).

Adapun sketsa lapangan mengenai luasan lahan 378, 9859 m2. ( sisi timur 12,73

m, sisi barat 12,86 m, sisi selatan 30,00 m, sisi utara 28, 65 m).

ROMARIO 78
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.3. Data existing

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Tabel 4.1 Foto kondisi bangunan interior eksterior

ROMARIO 79
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Pengamatan Lapangan 2017)

ROMARIO 80
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Tabel 4.2. Foto kondisi bangunan interior eksterior

(sumber: Pengamatan Lapangan 2017)

ROMARIO 81
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.2.2.2 Analisis Tapak

Pada tahapan analisis tapak, arsitek melakukan beberapa hal yang

berkaitan dengan kondisi tapak. Adapun tahapan yang dilakukan arsitek

adalah.

- Arsitek melihat kondisi tapak dan

- Arsitek membuat analisis orientasi site

- Arsitek membuat analisis sirkulasi

- Arsitek membuat analisi perletakan

- Arsitek membuat analisis pencahayaan

Form Follow Fuction adalah konsep yang di gunakan arsitek. Form

Follow Fuction adalaharsitektur Modern yang menyatukan Bentuk,

Fungsi, dan Strukturnya memiliki keselarasan bentuk yang muncul dengan

sendirinya atau bentuk yang mengikuti fungsinya. Sebelum membuat

analisis tapak, arsitek mencaritahu tentang tata guna lahan apakah berada

di kawasan Pemerintahan, Pariwisata, Peribadatan, Pendidikan, Pelabuhan,

Industri Pergudangan atau Perdagangan dan Jasa ini dilihat dari Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2011 – 2030.

ROMARIO 82
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.4. Peta tata guna lahan

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 83
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.5. Peta tata guna lahan

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Tata guna lahan kantor cabang Bank Kalbar berada di wilayah Perdagangan dan

Jasa yang tergolong dalam bangunan komersial, analisis yang digunakan pada

Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar.

1. Orientasi Site

Orientasi site terkait keberadaan site yang memang berada di

kawasan perdagangan maka untuk arah orientasi site menghadap ke Jl.

Prof. M. Yamin dimana memang letak site yang strategis di pinggiran

jalan memberikan nilai tambah pada saat pembentukan fasad hingga

memberikan bentuk bangunan komersial yang akan menarik perhatian

masyarakat untuk mengunjunginya.

ROMARIO 84
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.6. Orientasi site

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

2. Sirkulasi

Pada tahapan analisis sirkulasi, arsitek mempertimbagkan

bagaimana sirkulasi dari dalam site yang menuju keluar site terhadap

Jl. Prof. M. Yamin dan bagaimana sirkulasi dari luar site yang masuk

ke dalam site. Pada tahapan ini, terkait analisis juga dengan analisis

perletakan bangunan dan data luasan site yang di dapatkan berdasarkan

dari survey lapangan. Dari hasil survey yang di dapatkan, area parkir

saat ini memang persentasenya kecil, karena sering terjadi kepadatan

kendaraan yang berada didalam site, sehingga sirkulasi untuk masuk

dan keluar menuju site sangat terganggu. Jadi pada Perencanaan ini,

ROMARIO 85
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

akan dibuatkan bangunan 2 lantai, untuk area lantai 1 atau ground

floor akan di jadikan arean kusus parkir, dan lantai 2 pada bangunan

iniakan menjadi kantor atau ruang-ruang yang mewadahi kebutuhan

pelaku pengguna, sehingga sirkulasi yang terjadi saat kendaraan yang

akan masuk dan yang akan keluar memiliki ruang yang cukup untuk

sirkulasi itu sendiri.

Gambar 4.7. Sirkulasi

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

3. Perletakan

Pada analisis perletakan pertimbangan arsitek untuk meletakkan

bangunan dan luas bangunan membuat beberapa modul hingga

ROMARIO 86
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

mendapatkan luasan masing-masing grid dan ini juga berpengaruh

tentang struktur bangunan nya.

Gambar 4.8. Rencana denah

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 87
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.9. Rencana denah

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Membuat rencana denah atau perletakan dilakukan Arsitek dengan

berkali-kali dengan mesketsanya menyesuaikan grid-grid yang

nantinya juga bersangkutan dengan struktur sehingga jika rencana ini

sudah fix maka dalam penyusuna struktur pola grid lebih mudah.

4. Pencahayaan

Analisis pencahayaan digunakan untuk mendapatkan pencahayaan

alami yang maksimal maka akan banyak memberikan bukaan ke arah

Jalan, karena bangunan ini posisinya berdekatan dengan bangunan

lain, untuk itu arsitek mengandalkan bukaan pada satu arah.

ROMARIO 88
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.10. Pencahayaan

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Dari ke empat analisis ini akan berpengaruh terhadap bentuk yang

nantinya akan muncul mengikuti fungsi, di perencanaan ini Arsitek

meletakan beberapa ruang terhadap pencahayaan alami untuk

memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruangan, maka

perkiraan arsitek untuk meletakan ruang ruang yang berada diutara

dimana cahaya yang akan masuk yaitu ruang tunggu, ruang slip

setoran, teras, tangga, dan toilet.

ROMARIO 89
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar yang dilakukan

Arsitek yaitu nenetapkan masalah berdasarkan data awal dari

wawancara dengan Pimpinan cabang Bank Kalbar Kemuning awalnya

hanya ingin merenovasi bangunan tapi tidak jadi, karena adanya

keinginan Direktur cabang Bank Kalbar untuk menambah nasabah

maka bangunan ini perlu perbaikan dan akan di bangun ulang.

Dalam tahapan Programming, Planning, Designing, Arsitek

sudah menetapkan pelaku, yaitu pelaku yang ada di kantor cabang

Bank Kalbar, selain melihat pelaku dan jumlah pelaku berdasarkan

Struktur Organisasi Bank Kalbar, Arsitek memberikan usulan-usulan

mengenai pelaku pengguna yang di mulai dari Pengelola hingga ke

Pengunjung/Nasabah. Adapun usulan yang dilakukan Arsitek dalam

tahap yang termasuk dalam proses Program Ruang yaitu :

1. Penetapan Pelaku dan Kebutuhan Ruang

Tabel 4.3 Penetapan pelaku dan pengguna

ROMARIO 90
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Pada tahap ini Arsitek menetapkan kebutuhan pelaku dan kebutuhan

ruang di dapatkan dari wawancara arsitek dengan pimpinan cabang Bank

Kalbar, bahwa pimpinan cabang menginginkan ruang-ruang yang harus

ada di dalam Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar yaitu :

- Teras

- ATM

- Slipan Setoran

- Teller

- R. Security

ROMARIO 91
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- R. Pimcapem

- R. Rapat

- R.Customer Service

- R. Sortir

- R. Kluis

- R. Arsip

- R. Akuntansi

- R. Umum

- Toilet

- Pantry

- R. Panel

- Mushola

- Pos Security

- Area Parkir

Adapun ruang- ruang yang tidak tertera didalam tabel pelaku dan

pengguna tetapi ruang-ruang yang ada di atas adalah ruang yang sudah di sepakati

oleh Arsitek dan Klien/ Pimpinan cabang bahwa ruang itulah yang akan

digunakan dalam Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar di Jl.Prof. M. Yamin.

Pontianak.

2. Besaran Ruang

ROMARIO 92
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Penetapan besaran ruang yang dijadikan acuan

Arsitek dalam nenetapkan besaran ruang yaitu Arsitek

mempertimbangkan besaran pelaku, jumlah pelaku, dan

jumlah furniture yang ada terhahadap aktifitas pelaku, dan

untuk aktifitas pelaku yang arsitek gunakan sebagai gerak

atau sirkulasi pelaku adalah 30%. Dapat dilihat pada

contoh.

Gambar 4.11. Keterangan Ruang

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Pada gambar diatas contoh bagaimana Arsitek

mendapatkan besaran ruang rapat yaitu mengetahui berapa jumlah

pelaku yang ada diruangan, furniture dan jumlah furnitureyang

ROMARIO 93
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

akan ditempatkan di dalam ruangan dan ini ditetapkan juga

berdasarkan pengalaman Arsitek bahwa 7 orang pelaku, 7 kursi,

dan 1 meja rapat yang sudah di pertimbangkan Arsitek dengan

Aktifitas Sirkulasi 30%, aktifitas 30% yang digunakan Arsitek

pada bangunan Bank Kalbar karena memang suasana ruangan itu

formal tidak terlalu banyak pergerakan yang berlebihan sehingga

dengan luasan 14, 535 m2 (Lebar 5.10 m x Panjang 2.85m) sudah

cukup untuk mewadahi 7 pelaku pengguna ruang rapat ini. Maka

pada besaran ruang lainya seperti itulah Arsitek menetapkan

besaran suatu ruangan.

3. Pola Hubungan Ruang dan Zoning

Pada penetapan hubungan ruang yang di kantor

cabang Bank Kalbar, Arsitek melihat suatu kondisi dimana

ini terkait dengan orientasi bangunan, penzoningan untuk

mencari perletakan posisi ruang seperti Ruang Publik,

Ruang Privat, Ruang Service, dan dengan acuan arah mata

angin maka dapat menentukan penzoningan, seperti pada

sisi depan bangunan menghadap ke jalan Prof. M. Yamin

dan disisi utara menghadap ke Gg.BARU sedangkan sisi

selatan bangunan berdempetan dengan bangunan

disebelahnya (rumah toko).

ROMARIO 94
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.12.Penzoningan ground floor

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 95
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.13.Penzoningan lantai 2

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Perletakan zona public, privat, dan service berada

didepan dan menghadap ke barat karena memang dari arah

itulah pelaku baik itu pengelola atau pengunjung akan

masuk ke dalam site, sedangkan zona privat di letakan ke

arah belakang atau pertengahan antara zona service dan

zona public karena ini adalah sebuah kantor perbankan

dimana didalamnya ada beberapa ruang yang memang

tidak boleh untuk di jangkau oleh pengunjung dapat dilihat

dari gambar zoning lantai 2.

ROMARIO 96
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dalam penetapan ini Arsitek menetapkan ruang

berdasarkan hirarki ruang atau tingkatan kedudukan ruang

yang ada, seperti contoh pada gambar dibawah :

Gambar 4.14. Hubungan ruang ground floor & lantai 2

(sumber: Cv.Jatayu Estetika 2017)

Penempatan R. Pimcapem (Pimpinan Cabang) berada di belakang

atau di berada di sekitar R. Akuntansi dan R. Umum agar Pimpinan cabang

dapat mengawasi aktifitas-aktifitas yang sedang berlangsung saat jam

kerja, pengaruh dari orientasi juga terkait ruang privat yang seharusnya

memang berada di tempat yang tidak mudah dijangkau dan jauh dari area

umum, seperti R. Akuntansi, R. Arsip, R. Kluis, dan R. Sortir, dan Arsitek

menggunakan suplemen hubungan ruang dalam ruang untuk R. Kluis yang

berada didalam ruang R.Sortir, jadi untuk masuk ke R. Kluis pegawai

ROMARIO 97
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

harus terlebih dahulu masuk ke R. Sortir, pertimbangan ini juga di kaitkan

dengan tingkat keamanan ruang berdasarkan fungsi ruang. Sehingga

tanggapan dari semua permasalahan di gambar kan dalam sketsa.

Gambar 4.15. Sketsa denah ground flour & lantai 2

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Penyempurnaan rancangan denah dilakukan menggunakan aplikasi

penggambaran secara grafis.

ROMARIO 98
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.16. Site plan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 99
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.17. Denah ground flour

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 100
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.18. Denah lantai 2

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

4.2.2.3 Transformasi Bentuk

ROMARIO 101
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada tahap iniarsitek tidak terlalu banyak mengubah bentuk dari

perencanaan kantor cabang Bank Kalabar Jl. Prof. M. Yamin Pontianak,

karena memang sebenarnya Bank Kalbar sudah memiliki bentuk atau

identitasnya sendiri.Arsitek hanya sedikit memodifikasi bentuk namun tetap

memunculkan identitas dari bangunan Bank Kalbar yang serupa tapi tidak

sama,dari bangunan Bank Kalbar yang sudah ada bahwa hampir semua

bangunan memiliki kesamaan, maka konsep yang arsitek gunakan dalam

bangunan ini juga berkaitan dengan Form Follow Function.Jenis konsep yang

digunkanan yaitu konsep programatik dan pemecahan masalah karena konsep

muncul dari hasil proses pemrogramman dan proses perencanaan, sudah di

identifikasi arsitek yang semuanya didapatkan dari rumusan masalah, usulan ,

hingga penerapan yang terkait dalam analisis tapak yang digunakan seperti,

orientasi, sirkulasi, perletakan, dan pencahayaan dalam pembuatan analisis

tapak arsitek sudah mempertimbangkan bentuk yang akan muncul dari

tanggapan analisis tapak.

ROMARIO 102
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.19. Sketsa Tampak

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Dikarenakan bangunan yang posisinya berdekatan dengan bangunan di

sebelahnya dan hanya mengadalkan bukaan pada satu arah, arsitek

memberikan bukaan pada bagian utara yang memang pada arah utara

bangunan tidak terhalang oleh bangunan lain.

Sehingga pada sisi utara arsitek memberikan bukaan dengan desain yang

menarik selain dapat memaksimalkan pencahayaan alami, arsitek juga

memberikan warna yang memang pada umumnya untuk bangunan komersial

memiliki karakter dengan ciri-ciri warna yang mecolok agar dapat menarik

perhatian masyarakat.

ROMARIO 103
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Untuk warna yang di gunakan pada kantor cabang Bank Kalbar, Bank

Kalbar sendiri sudah memiliki karakter warna pada bangunannya, adapun

warna yang menjadi ciri khas Bank Kalbar adalah warna biru, warna hijau,

warna merah.

Gambar 4.20. Sketsa Tampak

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

4.2.3 Output / Akhir

Pada tahap akhir arsitek sudah menanggapi semua persoalan-

persoalan mengenai permasalahan dan keinginan klien (Pimpinan cabang),

arsitek sudah melakukan proses, programming, planning, designing dan

semua proses itu menjadi satu dalam menetapkan persoalan masalah-

masalah yang sudah dilakukan dengan proses perencanaan hingga

ROMARIO 104
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

munculah produk hasil tanggapan dari proses programming, planning,

designing, mulai dari site plan, denah, tampak , hingga tiga dimensi (3D).

Berikut gambar produk rancangan proyek kantor cabang Bank

Kalbar di Jl. Prof. M. Yamin Pontianak yang sudah di gambarkan oleh

pihak perencana arsitek Cv. Jatayu Estetika.

Gambar 4.21. Block plan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 105
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.22. Site Plan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 106
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.23. Denah ground floor

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Gambar 4.24. Denah lantai 2

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 107
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.25. Roof plan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Gambar 4.26.Tampak depan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

ROMARIO 108
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.27.Tampak belakang

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Gambar 4.28.Tampak samping kanan

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

Gambar 4.29.Tampak samping kiri

(sumber: Data Lapangan)

ROMARIO 109
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.30.Tampak tiga dimesni

(sumber : Cv.Jatayu Estetika 2017)

4.3 Pekerjaan Lainnya Selama Praktek Kerja Lapangan 02 (PKL)

Pekerjaan lainnya selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di

Cv.Jatayu Estetika membuat gambar sketsa atau gambaran hasil Analisa

penyusun terhadap Pekerjaan Perencanaan yang tidak ada di lapangan

maka penyusun sedikit menerjemahkannya dalam suatu gambaran, adapun

perkerjaan lain yaitu dalam bentuk sketsa antara lain :

- Sketsa Analisis Tapak

- Sketsa Program Ruang

- Sketsa Transformasi Bentuk

ROMARIO 110
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.3.1 Analisis Tapak (Tata Guna Lahan)

Menjelaskan mengenai tata guna dan letak bangunan Bank Kalbar

yang berada di wilayah perdagangan & jasa.

Gambar 4.31.Tata Guna Lahan

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

4.3.2 Analisis Tapak (Sirkulasi)

Menjelaskan mengenai pertimbangan arsitek terhadap sirkulasi dari

luar site masuk ke dalam site dan sirkulasi dari dalam site menuju keluar

site dengan tujuan menghindari permasalahan kecametan yang terjadi baik

itu di dalam site maupun diluar site.

ROMARIO 111
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.32.Data Sirkulasi Kendaraan

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Gambar 4.33.Respon Sirkulasi Kendaraan

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

4.3.3 Analisis Tapak (Pencahayaan)

ROMARIO 112
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Menjelaskan mengenai keterkaitan analisis tapak terhadap bentuk

karena bentukan yang didapatkan berdasarkan dari tanggapan masalah

tapak.

Gambar 4.34.Respon Matahari Pencahayaan Alami

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

4.3.4 Penetapan Pola Hubungan Ruang

Menjelaskan hubungan ruang yang ada didalam tapak berdasarkan

hirarki ruang serta penempatan zona ruang dan , seperti pada ruang sortir

dan ruang kluis termasuk dalam hubungan ruang dalam ruang.

ROMARIO 113
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.35.Sketsa Pola hubungan ruang ground floor

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Gambar 4.36.Sketsa Pola hubungan huang lantai 2

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

ROMARIO 114
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.37. Pola hubungan huang

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

4.3.5 Zoning

ROMARIO 115
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.38.Zoning ground floor

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

ROMARIO 116
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.39.Zoning Lantai 2

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Penzoningan terkait menjelaskan tentang dimana posisi zona ruang public,

ruang privat, dan ruang sevice.

4.3.6 Transformasi Bentuk

ROMARIO 117
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.40.Bangunan Kantor Cabang Bank Kalbar

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Gambar 4.41.Bentuk 3 dimensi kantor cabang Bank Kalbar Kemuning

ROMARIO 118
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Gambar 4.42.Pembandingan kantor cabang Bank Kalbar Kemuning

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

ROMARIO 119
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.43.Pembandingan kantor cabang Bank Kalbar Kemuning

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

ROMARIO 120
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.44.Pembandingan kantor cabang Bank Kalbar Kemuning

(sumber: Hasil amatan analisa penyusun 2017)

Transformasi bentuk menjelaskan konsep bentuk yang digunakan arsitek

dalam rancangan yaitu programatik hasil dari tanggapan masalah-masalah hingga

bentuk yang yang muncul mengikuti fungsi.Tidak menghilangkan identitas dari

bangunan Bank Kalbar sendiri dan Bank Kalbar yang ada di Kalimantan Barat

memang memiliki bentuk yang serupa tapi tidak sama dalam desainnya.

Pada Perencanaan kantor cabang Bank Kalbar kemuning indentitas nya

adalah bentuk bangunan yang seperti perisai seperti logo identitas Bank Kalbar.

ROMARIO 121
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB V

ANALISIS HASIL PEKERJAAN

PRA – DISAIN

Dari hasil amatan yang penyusun amati selama pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan pada proyek Perencanaan Kantor

Cabang Bank Kalbar di Jl. Prof. M. Yamin Pontiank. Tentunya ada

tahapan yang menjadi perbandingan.

5.1 AnalisisTahapan Pemilihan Langsung Proyek

Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 Pasal 1 no. 27 didalamnya

beriksikan tentang seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa

ROMARIO 122
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

konsultansi untuk pekerjaan yang dapat di ikuti oleh semua penyedia jasa

konsultansi yang memenuhi syarat. Tetapi dalam Perencanaan

Pembangunan Gedung Kantor Cabang Bank Kalbar yaitu penunjukan

langsung dari Pimpinan cabang Bank Kalbar kepada Cv. Jatayu Estetika

untuk mengerjakan Perencanaan Proyek Kantor Cabang Bank Kalbar di Jl.

Prof. M. Yamin. Pontianak.

5.2 Analisis Tahapan Input / Awal

Tahapan awal proses perancangan berdasarkan teori perancangan

arsitektur yaitu proses konsultasi awal antara arsitek dengan klien, dimana

klien akan memberikan informasi penting mengenai project yang akan

dibuat. Informasi yang dibuat meliputi masalah-masalah atau kebutuhan

yang diinginkan oleh klien, informasi penting seperti menentukan susunan

ruang-ruang, konsultasi mengenai penzoningan hingga pemilihan fasad

bangunan.

Sedangkan tahapan awal yang terjadi dilapangan pada proyek

perencanaan kantor caang Bank Kalbar yaitu arsitek melakukan tahapan

wanwancara untuk mendapatkan informasi mengenai proyek rancangan, di

lapangan arsitek melakukan proses tahapan awal juga berdasarkan teori

perancangan arsitektur. Adapun informasi yang arsitek dapatkan dari

tahapan awal antara lain.

ROMARIO 123
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Informasi yang berupa alasan bangunan kantor cabang Bank

Kalbar akan di bangun ulang, selain memang bangunan ini

sudah tidak layak, klien juga menginginkan bangunan ini

dapat menampung nasabah lebih banyak lagi.

- Informasi mengenai lokasi bangunan yang akan dibangun.

- Mengetahui letak dan tata guna wilayah dimana bangunan ini

berada.

- Mengetahui kondisi tapak yang ada di lapangan dengan servey

lapangan.

- Mengetahui luasan site yang akan di bangun.

- Mendapatkan data amatan berupa foto-foto kondisi bangunan.

Dengan wawancara dan konsultasi dengan klien arsitek dapat

memahami kebutuhan yang di inginkan klien dalam perencanaan ini.

Adapun kebutuhan klien seperti.

- Klien ingin memiliki bangunan yang bernilai komersial

- Klien ingin bangunan kantor cabang Bank Kalbar yang di

rencanakan ini memiliki bentuk yang serupa dengan bangunan

kantor cabang lainnya yang ada di Kalimantan barat, namun

tidak sama dan harus tetap memunculkan identitas dari Bank

Kalbar.

ROMARIO 124
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Klien menginginkan bangunan ini harus lebih baik dari

bangunan sekitarnya yang dapat dilihat dari fasad hingga

pelayanan.

- Klien menginginkan dalam bangunan ini harus adanya ruang

sortir, ruang arsip, ruang akuntansi, ruang kluis, ruang

pimpinan cabang, ruang rapat, ruang umum, ruang teller,

ruang cs, ruang slip setoran, dan untuk ruang penunjang

lainnya di tambahka oleh arsitek sendiri seperti, ruang panel,

ruang genset, post security, ruang parkir, ruang pantry, atm,

mushola, dan toilet.

- Klien ingin ruang kluis berada di dalam ruang sortir, jadi saat

akan menuju ruang kluis, pegawai harus masuk dulu ke ruang

sortir dimana ruang kluis ini nantinya akan berada di dalam

ruang sortir.

- Klien menginginkan area parkir yang cukup untuk

menampung kendaraan pegawai dan nasabah.

- Klien ingin untuk perletakkan ruang rapat, ruang pimpinan

cabang berada di belakang dan berdekatan.

- Klien menginginkan ruang sortir, ruang kluis, ruang arsip, dan

ruang teller harus berdekata.

- Klien menginginkan untuk ruang akuntansi dan ruang umum

tidak bersifat kaku.

ROMARIO 125
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

sehingga nantinya perencanaan ini akan berjalan dengan baik sesusai

keinginan klien dan kebutuhan klien akan terpenuhi.

5.3 Analisis Tahapan Programming, Planning, Designing

Pada tahapan ini dalam proses perancangan arsitektur tahapan ini

merupakan proses yang menuju kepada pernyataan arsitektur dalam

mengusulkan tanggapan untuk pemecahan masalah yang ada pada klien.

Tahapan ini berdasarkan teori proses perancnagan arsitektur yaitu

harus malakukan secara bertahap berurutan dari awal hingga akhir, seperti

tahapan.

- Input

- Programming

- Planning

- Designing

- Output

Pada tahapan programming dilakukan setelah tahapan awal dan

berdasarkan teori dalam proses perancangan arsitektur harus melakukan

proses lima langkah, yaitu :

- Goal

- Fakta

- Konsep

- Kebutuhan

ROMARIO 126
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Pernyataan Masalah

Setelah melakukan proses programming maka akan di lanjutkan

dengan proses planning dan designing.

Pada tahapan planning berdasarkan teori perancangan arsitektur

harus melakukan.

- Perencanaan dapat mempunyai arti dan makna yang sangat

luas, yaitu mulai dari kehidupan individu, keluarga, kelompok

masyarakat, sampai negara dan bahkan sampai antar negara.

- Perencanaan tergantung pada sudut pandang, kepentingan dan

masalah yang bersangkutan.

- Terdapat Unsur-unsur yang memberikan arti dan makna yang

sama yakni bahwa perencanaan merupakan kegiatan

merumuskan keinginan dan Cita-cita yang lebih baik atau

lebih berkembang di masa yang datang (William 1977).

Pada tahapan designing berdasarkan teori perancangan arsitektur

melibatkan proses untuk membawa kepada sesuatu yang baru dan

bermanfaat yang sebelumnya tidak ada (JB, 1985) seperti.

- Usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada

menjadi sesuatu yang lebih baik.

- Proses tiga bagian yang terdiri dari keadaan mula, suatu

metode atau proses transformasi dan suatu keadaan masa

depan yang dibayangkan.

ROMARIO 127
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dan melakukan beberapa tahapan untuk menyusun suatu proses

perancangan (Designing) yang meliputi :

- Survey Lapangan

- Analisis Tapak

- Program Ruang

- Transformasi Bentuk

Proses programming, planning, dan designing di lakakukan setelah

tahapan input, pada akhirnya akan menuju kepada proses output/akhir

dimana proses output sudah mengeluarkan produk rancangan proyek, yang

di dapatkan dari melakukan proses input, programming, planning, dan

designing. Kelima proses tersebut berdasarkan teori proses perancangan

arsitektur di lakukan secara berurutan.

Sedangkan yang terjadi di lapangan pada perencanaan kantor

cabang Bank Kalbar arsitek melakukan proses rancangan arsitektur tidak

berurutan namun melakukan secara bersamaan dengan tahapan yaitu

programming, planning, designing di lakukan dengan pola yang selalu

berputar dalam mencari permasalahan dan kebutuhan pada rancangan.

Dari proses tersebut arsitek mendapatkan tanggapan terhadap masalah

yang di inginkan klien.

1. Survey lapangan,

Pada tahapan survey lapangan, ada jumlah hal yang perlu

dipersiapkan dalam teori survey lapangan.

ROMARIO 128
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Mengamati kejadian-kejadian sehari yang biasa atau tidak

biasa dalam setting kehidupan sehari-hari, terlibat

langsung dalam penelitian.

- Memperoleh sudut pandang yang diteliti sekaligus

mempertahankan perspektif analisis luar.

- Menggunakan beragam teknik dan keterampilan secara

luas.

- Menghimpun data berbentuk catatan rincian, bagan, peta,

maupun gambar untuk keperluan deskripsi (Neuman,

2006).

Pada survey lapangan yang terjadi di lapangan yaitu

arsitek mendapatkan informasi melalui wawancara dan terjun

langsung ke lapangan untuk melihat kondisi di lapangan,

mendapatkan data yang berupa data eksisting, data luasan site,

foto-foto lapangan, arsitek dapat mengetahui keinginan klien

dalam wawancara pada saat survey lapangan, sebelum

melakukan survey lapangan team surveyor sudah memperiapkan

peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan survey hasil

survey lapangan agar mendapatkan data data falid atau akurat.

2. Analisis Tapak

Pada teorianalisis tapak terdapat banyak sekali analisis

yang dapat dilakukan sesuai dengan permasalahan yang terdapat

ROMARIO 129
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

pada tapak tersebut,sebagai contohnnya antara lain sebagai

berikut:

o Tata guna lahan

o Sirkulasi pejalan kai

o Sirkulasi kendaraan

o Pola drainase

o Vegetasi

o View

o Kebisingan

o Aromatik

Dari semua analisis tapak yang ada, berdasarkan teori

untuk mempermudah dalam memahami permasalahan tapak

harus membuat sketsa mengenai lokasi site yang akan di analisis

dengan mengikuti semua analisis yang ada.

Sedangkan analisis tapak yang terjadi di lapanganpada

proses perencanaan kantor cabang Bank Kalbar, analisis

tapakadalah salah satu tahapan yang dilakukan sebelum

mendesain sebuah karya seperti yang di jelaskan dalam teori

bahwa tahapan ini merepakan tahapan untuk menganalisis

kelebihan dan kekurangan tapak terkait tapak yang akan di olah

hingga akhirnya memunculkan sebuah karya dari tanggapan

permasalah tapak tersebut.

ROMARIO 130
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada pekerjaan ini memang arsitek tidak melakukan

pembuatan sketsa dalam membuat analisis tapak tapi sudah di

jelasnkan pada bab IV mengenai bagaimana cara arsitek

membuat analisis tapak, walaupun arsitek tidak membuat sketsa

analisis tapak tetapi adanya persoalan-persoalan pada tapak

tentunya sudah di pikirkan oleh arsitek bagaimana penyelesai

menangasi masalah tapak. Dan dari analisis tapak inilah Arsitek

juga dapat memberikan tanggapan terhadap rancangan baik itu

dari site plan, denah, tempak, dengan bentuk bangunan yang

muncul juga didapat dari analisis tapak.

3. Analisa Program Ruang

Pada tahapan program ruang terdiri beberapa tahapan-

tahapan dalam penyusunan program ruang yang terdapat pada

teori perancangan, yaitu :

- Penetapan Pelaku dan Pengguna

- Penetapan Kebutuhan Ruang

- Penetapan Besaran Ruang

- Penetapan Pola Hubungan Ruang

- Hingga ke Penzoningan

ROMARIO 131
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dan yang terjadi di lapangan arsitek menetapkan pelaku,

menetapkan kebutuhan ruang, menetapkan besaran ruang,

menetapkan pola hubungan ruang, menetapkan zoning tidak

berurutan seperti pada teori perancangan, meskipun arsitek tidak

melakukan proses secara berurutan namun hasil dari proses yang

arsitek lakukan tidak berbeda dengan teori yang sudah ada.

Dengan adanya wawancara arsitek dengan pimpinan cabang

Bank Kalbar dari wawancara itu arsitek mudah untuk menetapkan

kelima tahapan itu, karaena dalam penetapan pelaku dan

kebutuhan ruang pimpinan cabang memberitahukan ruang ruang

yang harus ada di butuhkan dalam perencanaan kantor cabang

Bank Kalbar secara langsung kepada arsitek sehingga

memudahkan pekerjaan arsitek dalam menentukan pelaku dan

kebutuhan ruang.

4. Analisis Transformasi Bentuk

Dalam tahapan proses pembuatan transformasi bentuk

berdasarkan teori perancangan arsitektur, ada dua tahap kajian

mengenai proses transformasi bentuk yaitu terdiri dari, lima jenis

teori terhadap bentuk arsitektur dan lima jenis konsep arsitektur.

Pada proses lima jenis kosep arsitektur terbagi lagi menjadi

5 konsep yaitu:

ROMARIO 132
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Analogi - Programatik

- Metaphora - Cita-Cita.

- Hakikat

Pada tahapan analisa transformasi bentuk, berdasarkan dari

praktek kerja lapangan, bahwa dalam pekerjaaan perencanaan

bangunan kantor cabang Bank Kalbar arsitek mengggunakan

konsep programatik. Adapun kesamaan bentuk pada bangunan

kantor cabang yang di rancang dengan bangunan kantor cabang

Bank Kalbar yang sudah ada di Kalimantan Barat selain memang

Bank Kalbar memiliki standar bentuk sendiri arsitek juga

memodifikasi bentuk kantor cabang yang di rancang dengan

konsep bentuk berdasarkan fungsi atau bentuk yang muncul dari

tanggapan analisis tapak yang di buat oleh arsitek sehingga tampa

disadari memunculkan bentuk yang menyesuaikan fungsi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Akhir kata laporan Praktek Kerja Lapangan 02 ini penyusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikulum Program Studi

Arsitektur Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak.

ROMARIO 133
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Setelah melakukan pengamatan dalam Pekerjaan Perencanaan Pra -

Disain Kantor Cabang Bank Kalbar di Jl. Prof. M. Yamin Pontianak,

penyusun dapat menyimpulkan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Cv.

Jatayu Estetika dalam perencanaan ini meliputi beberapa tahapan.

6.1.1 Tahapan Pemilihan Langsung Proyek

Pada tahapan ini, Proyek Perencanaan Kantor Cabang Bank Kalbar

yang dilakukan dengan pemilihan langsung dari Pimpinan Cabang kepada

Cv.Jatayu Estetika sebagai perencana proyek tanpa adanya pelelangan.

6.1.2 Tahapan Input / Awal

Pada tahap awal ini bertemunya arsitek dengan klien,arsitek

danklien saling berkomunikasi untuk tujuan bersama, yaitu arsitek harus

memenuhi keinginan klien, setelah keinginan klien terpenuhi sesuai

kebutuhan klien maka akan menguntungkan arsitek kerena telah berhasil

mencapai keberhasilan dalam sebuah rancangan. Dan pada proyek

perencanaan kantor cabang Bank Kalbar arsitek juga melakukan proses

tahapan awal berdasarkan teori perancangan arsitektur meskipun dalam

proses tersebut arsitek melakukannya dengan cara arsitek sendiri.

6.1.3 Tahapan Pemrogramman, Planning, Designing

ROMARIO 134
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada tahap ini survey lapangan menjadi tahapan awal dalam proses

pemrogramman, planning dan designing. Dari ketiga tahapan ini arsitek

dapat memberikan produk rancangan kepada klien dan cara arsitek

menggunakan proses tiga tahap ini sesusai dengan apa yang ada di teori.

Hanya saja mengenai urutan langkahnya arsitek melakukan secara

bersamaan atau tidak teratur tetapi hasil yang didapatkan dari proses

tersebut sama dengan teori yang sudah dijelaskan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penyusun berikan, bersangkutan dengan

pekerjaan yang di amati saat Praktek Kerja Lapang 02 adalah.

6.2.1 Tahapan Pemilihan Langsung Proyek

Tahapan pemilihan langsung proyek perencanaan kantor cabang

Bank Kalbar,langsung di berikan kepada Cv. Jatayu Estetika oleh

pimpinan cabang, karena pimpinan cabang memperyai pihak Cv. Jatayu

Estetika untuk melakukan pekerjaan perencanaannya.

Dengan penunjukan langsung ini, penyusun mengharapkan Cv.

Jatayu Estetika dapat memberikan pelayanan jasa konsultan dengan lebih

baik lagi dan dapat memuaskan pengguna jasa konsultan agar Cv. Jatayu

Estetika selalu mendapatkan kepercayaan dari pengguna jasa konsultan.

ROMARIO 135
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

6.2.2 Tahapan Input / Awal

Pada tahapan awal dalam perencanaan kantor cabang Bank Kalbar,

penyusun tidak terlalu banyak memberikan saran hanya saja penyusun

mengharapkan Cv. Jatayu Estetikaterus meningkatkan kinerja dalam

mengerjakan suatu proses rancangan yang lebih baik lagi dari yang

sebelumnya.

6.2.3 Tahapan Pemogramman, Planning, Designing

Pada proses tahapan ini penyusun mengharapkanCv. Jatayu

Estetika pertahankan dan terus meningkatkan kinerja dalam melakukan

pekerjaan perencanaan, agar pada saat mendapatkan proyek lain Cv.

Jatayu Estetika mampu melakukan perkerjaan perencanaan dengan lebih

baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

AIA, Persetujuan Pemilik-Arsitek, dokumen AIA, Washington DC, 1970.

ROMARIO 136
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Catabese, Anthony J. & Snyder, James C. 1988. Pengantar Arsitektur. Penerbit

Erlangga

Harimurti R. Puspito. Materi Kuliah Pengantar Arsitektur 01 dan Perancangan

Arsitektur 02, Politeknik Negeri Pontianak

JB. Reswick. 1985, dalam M.S.Berliana.,2011.

Mark Gelernter. 1995. Source of Architectural Form : A Critical History of

Wetern Design Theory. New York

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Nurian Ifan. 2016. Laporan Praktek Kerja Lapangan 02. Politeknik Negeri

Pontianak 2016.

P Benevolo. 19.66. History of Modern Architecture, Cambridge

Penna William, 1977, dalam Durk, 2011 .

Shrode. AWilliam. 1974. Planning Organizing. New York

T. WhiteEdward. 1985. Buku Pedoman Konsep, Sebuah Kosakata BentukBentuk

Arsitektural, Intermedia : Bandung

T. WhiteEdward. 1985. Buku Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi

Bagi Perancangan Arsitektur, Intermedia : Bandung

Ventury Robert. 1966. Complexity and Contradiction, Nehara

Webster, 1966, dalam Durk, 2011.

William Lassey.L.1977, dalam Yogi Bahana, 2012.

W Neuman.Lawrence. 2006, dalam Hedi Sasrawan, 2012

ROMARIO 137
3201407068
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ROMARIO 138
3201407068

Anda mungkin juga menyukai